Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu adsorben yang banyak digunakan adalah silika gel. Silika banyak
digunakan sebagai adsorben dalam proses adsorpsi. Hal ini terjadi karena silika
mudah diproduksi dan juga beberapa kelebihan yang lain, yaitu sangat inert,
hidrofilik, mempunyai kestabilan termal dan mekanik yang tinggi. Kualitas yang
berkaitan dengan pemanfaatannya ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu struktur
internal, ukuran partikel, porositas, luas permukaan, ketahanan dan polaritasnya.
Sifat sebagai penjerap yang disebut juga sifat adsorptif dikarenakan adanya situs
aktif pada permukaan.
Daun bambu yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai
sampah ternyata memiliki kandungan senyawa yang masih bisa dimanfaatkan,
salah satunya yaitu silika. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa kandungan silika
pada jenis batang bambu petung mencapai 3,51% jauh lebih banyak dari pada
kelima jenis bambu lainnya, yaitu bambu tali 1,10 %, bambu hitam 2,93 %, bambu
kuning 1,05 %, bambu andong 1,2 %, dan bambu ampel 1,01 %. Kandungan silika
pada bambu terus meningkat dari akar, batang hingga daun. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka daun bambu petung memiliki potensi untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan silika gel.
Proses pembuatan silika dari abu daun bambu petung menggunakan metode
sol-gel. Metode sol-gel merupakan salah satu metode pembuatan silika yang banyak
dikembangkan pada saat ini. Prinsip dari metode sol gel yaitu penambahan bahan
yang dimobilisasikan yang dilakukan pada saat matriks berbentuk sol, kemudian
menuju ke arah pembentukan padatan (gel) bersamaan dengan terbentuknya
padatan pendukung. Metode sol-gel relatif mudah dilakukan, tidak memerlukan
waktu yang lama dan interaksi antara padatan dan bahan yang diimobilisasikan
relatif mudah.
Pada penelitian ini dilakukan uji adsorpsi material silika gel dari abu daun
bambu petung sebagai adsorben ion logam Cd2+. Uji adsorpsi dilakukan dengan
melakukan variasi pH, variasi konsentrasi dan variasi waktu kontak.
3