You are on page 1of 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri telah mengalami perkembangan yang pesat Seiring dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta telah memberikan manfaat yang
besar bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, dibalik keuntungan yang didapat
ternyata juga memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan manusia akibat dari
limbah industri yang mencemari lingkungan. Hal ini terjadi karena kontrol yang
hampir tidak pernah dilakukan terhadap buangan atau limbah. Pencemaran yang
diakibatkan oleh industri adalah limbah yang mengandung berbagai macam logam
berat (Palar, 2008).
Logam berat adalah suatu logam dengan berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3.
Unsur yang termasuk logam berat adalah Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Logam
berat memiliki sifat fisik berkilau, lunak atau dapat ditempa, serta mempunyai daya
hantar panas dan listrik yang tinggi. Logam berat juga memiliki sifat kimia yaitu
dapat larut dalam pelarut asam. Berbeda dengan logam biasa, logam berat dapat
menimbulkan keracunan pada makhluk hidup jika melebihi konsentrasi 0,05 ppm.
Beberapa jenis logam berat masih dibutuhkan oleh makhluk hidup, namun dalam
jumlah yang sangat sedikit (Palar, 2008). Logam Cd termasuk dalam kategori
logam berat. Logam Cd banyak berasal dari limbah industri yang jika terpapar dapat
bersifat akut dan kronis yang sangat mengganggu kesehatan dan sangat berbahaya.
Untuk dapat mengurangi pencemaran logam berat, dibutuhkan suatu solusi
alternatif salah satunya yaitu metode adsorpsi. Adsorpsi merupakan suatu teknik
yang efisien untuk menghadapi masalah kontaminasi limbah cair domestik dan
industri, karena dapat menghilangkan bau serta menurunkan kadar zat warna dari
larutan dengan sempurna tanpa mengubahnya menjadi senyawa yang lebih
berbahaya. Selain itu penggunaan adsorben memiliki beberapa keuntungan
diantaranya: memiliki pori-pori yang luas, hidrofobik, stabil dalam temperatur
tinggi dan mudah diregenerasi (Wahab et al, 2005).
2

Salah satu adsorben yang banyak digunakan adalah silika gel. Silika banyak
digunakan sebagai adsorben dalam proses adsorpsi. Hal ini terjadi karena silika
mudah diproduksi dan juga beberapa kelebihan yang lain, yaitu sangat inert,
hidrofilik, mempunyai kestabilan termal dan mekanik yang tinggi. Kualitas yang
berkaitan dengan pemanfaatannya ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu struktur
internal, ukuran partikel, porositas, luas permukaan, ketahanan dan polaritasnya.
Sifat sebagai penjerap yang disebut juga sifat adsorptif dikarenakan adanya situs
aktif pada permukaan.
Daun bambu yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai
sampah ternyata memiliki kandungan senyawa yang masih bisa dimanfaatkan,
salah satunya yaitu silika. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa kandungan silika
pada jenis batang bambu petung mencapai 3,51% jauh lebih banyak dari pada
kelima jenis bambu lainnya, yaitu bambu tali 1,10 %, bambu hitam 2,93 %, bambu
kuning 1,05 %, bambu andong 1,2 %, dan bambu ampel 1,01 %. Kandungan silika
pada bambu terus meningkat dari akar, batang hingga daun. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut, maka daun bambu petung memiliki potensi untuk dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan silika gel.
Proses pembuatan silika dari abu daun bambu petung menggunakan metode
sol-gel. Metode sol-gel merupakan salah satu metode pembuatan silika yang banyak
dikembangkan pada saat ini. Prinsip dari metode sol gel yaitu penambahan bahan
yang dimobilisasikan yang dilakukan pada saat matriks berbentuk sol, kemudian
menuju ke arah pembentukan padatan (gel) bersamaan dengan terbentuknya
padatan pendukung. Metode sol-gel relatif mudah dilakukan, tidak memerlukan
waktu yang lama dan interaksi antara padatan dan bahan yang diimobilisasikan
relatif mudah.
Pada penelitian ini dilakukan uji adsorpsi material silika gel dari abu daun
bambu petung sebagai adsorben ion logam Cd2+. Uji adsorpsi dilakukan dengan
melakukan variasi pH, variasi konsentrasi dan variasi waktu kontak.
3

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik silika gel dari abu daun bambu petung?
2. Bagaimana kondisi optimum adsorpsi ion logam Cd2+ oleh silika gel dari abu
daun bambu petung?
3. Bagaimana kemampuan adsorpsi dari silika gel dari abu daun bambu petung?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik silika gel dari abu daun bambu petung.
2. Mengetahui kondisi optimum adsorpsi ion logam Cd2+ oleh silika gel dari abu
daun bambu petung.
3. Mengetahui kemampuan adsorpsi dari silika gel dari abu daun bambu petung.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat memberikan informasi mengenai karakteristik silika gel dari abu daun
bambu petung
2. Dapat memberikan informasi terhadap masyarakat bahwa abu daun bambu
dapat dimanfaatkan menjadi silika gel yang digunakan untuk adsorpsi ion
logam.
3. Dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya mengenai
pengembangan silika gel dari abu daun bambu petung.

You might also like