You are on page 1of 14

TANAMAN HERBAL DALAM KEPERAWATAN

HERBAL

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Herbal


Keperawatan Semester Lima.

Disusun Oleh :

Shyffa Arrizqi G2A016051


Dhia Ramadhani Wijayanti G2A016052
Shinta Mayang Sari G2A016053
Lia Anis Syafa’ah G2A016054
Benny Kaesha A. G2A016062

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Tanaman Herbal Dalam Keperawatan Herbal”

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Herbal di Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada :
1. Tim Keperawatan Herbal selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Keperawatan Herbal.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Keperawatan Herbal.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Tanaman Herbal
Dalam Keperawatan Herbal yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 21 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………...……………………………………………… ii
Daftar Isi………………….. ...………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN……….....………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…….…………………………………………………… 1
B. Tujuan …..………………………………………………………………1
C. Metode …………………………………………………………………..2
D. Sistematika ……..……………………………………………………...2
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………...…………...………3
A. Pengertian ……………………………………..………………………. 3
B. Jenis Tanaman…….………………….............................................. 3
C. Mekanisme Fisiologi…..………………………………………….…….3
D. Cara Pemakaian………………………………………………………...4
BAB III PENUTUP …………….………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak zaman dahulu kala, tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman
obat, walaupun penggunaanny a disebarkan secara turun menurun maupun
dari mulut ke mulut. Tumbuhan merupakan keragaman hayati yang ada
disekitar kita, baik itu yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja
dibudidayakan. Dengan adanya penelitian ilmiah, tumbuhan secara fungsional
tidak lagi dipandang sebagai bahan konsumsi maupun penghias saja, tetapi
juga sebagai tanaman obat yang multifungsi.
Para pengobat tradisional pun telah banyak mengetahui tumbuhan obat
yang beracun, namun tetap menggunakannya karena mereka mengetahui cara
pengolahannya. Dengan demikian racun bisa dieliminasi terlebih dahulu,
misal dengan cara mengukus, menggongseng, atau merebus dengan api kecil
selama 4-5 jam, sebelum digunakan. Mengingat biaya pengobatan yang tidak
terjangkau oleh semua orang, maka pengobatan alamiah tradisional
dipandang sebagai alternative yang terjangkau. Ketergantungan masyarakat
terhadap obat konvensional kedokteran diharapkan bisa diganti dengan
masuknya obat herbal.
Dengan dilatarbelakangi keadaan diatas, penulis berharap mahasiswa
keperawatan secara perlahan mulai membuka diri menerima herbal sebagai
pilihan untuk pengobatan dan dapat melihatnya sebagai peluang untuk
menjadi alternative perawatan klien.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum : Mahasiswa mampu memahami peran obat herbal dalam
pengobatan berbagai penyakit infeksi.
Tujuan Khusus :

1
1. Mahasiswa mampu menjelaskan peran obat herbal dalam pengobatan
berbagai penyakit infeksi

C. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka yang
diambil dari beberapa sumber.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu:
Bab I. Pendahuluan berisikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan dan Sistematika Penulisan.
Bab II. Tinjauan teori berisi Pengertian, Jenis Tanaman, Mekanisme
Fisiologi, Cara Pemakaian.
Bab III. Penutup yang berisi Kesimpulan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Penyakit yang akan kami bahas adalah dibawah ini :
1. Gastritis
Maag atau radang lambung atau gastritis adalah rasa sakit akibat
peradangan atau luka di lambung. Gastritis dapat menyerang setiap orang
tanpa batas usia. Gastritis ada dua yaitu gastritis akut dan gastritis kronis.
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dan terjadi secara
tiba-tiba. Sedangkan gastritis kronis adalah proses peradangan yang
menahun dan ter1adi secara perlahan-lahan. (Kusyati,E, 2018: 13)

2. Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang pada selaput
lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata (Ilyas, 2014).
Konjungtivitis adalah proses inflamasi akibat infeksi atau non-infeksi pada
konjungtiva yang ditandai dengan dilatasi vaskular, infiltrasi seluler, dan
eksudasi (Vaughan & Asbury’s, 2010). Konjungtivitis (belekan) juga dapat
diobati dengan menggunakan pengobatan konvensional. Salah satunya
yaitu menggunakan air rebusan daun sirih.

3. Stomatitis Aftosa
Stomatitis aftosa rekuren yanh dikenal juga sebagai sariawan, recurrent
aphthae, atau recurrent oral ulceration. Stomatitis aftosa rekuren
merupakan radang yang terjadi di daerah mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan dapat tunggal maupun kelompok dengan
permukaan yang agak cekung (Harsini dan Hertama, 2016 : 6).

3
B. Jenis Tanaman
Di bawah ini terdapat ilustrasi tumbuhan obat dengan foto berwarna disertai
uraiannya. Hal ini perlu diperhatikan karena banyak tumbuhan yang mirip
tapi tidak berkhasiat atau mempunyai khasiat yang berbeda.
1. Lidah Buaya
(Aloe Vera)
Famili: Xanthorrhoeaceae
Nama Sinonim: Aloe barbadensis Mill.

Uraian Tumbuhan : Lidah buaya ciri-cirinya biasa hidup di tempat yang


memiliki suhu panas atau baiasa di tanam di dalam pot ataupun di
pekarang rumah untuk dijadikan tanaman hias. daunnya agak runcing
berupa taji, tidak tipis, getas, pinggirnya bergerigi/ berduri kecil,
permukaannya berbintik-bintik, panjangnya mencapai 15-36 cm, lebar 2-
6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya mencapai 60-90 cm, bunga
berwarna kuning kemerahan ( jingga ), banyak di afrika sisi utara, hindia
barat.

2. Daun Sirih Hijau

(Piper betle L)
Famili: Piperaceae
Nama Sinonim:

Uraian Tumbuhan :
Sirih (piper betle) termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar
pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai
puluhan meter. Bentuk daunya pipih menyerupai jantung dan tang2a5nya
agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan

4
batang pohonnya berwarna hijau agak kecoklatan, dan permukaan
kulitnya kasar serta berkerut-kerut. (Thomas, A.N.S, 2002: 69)

3. Batang Jambu Mete

(Anacardium Occidentale Linn)


Famili : Anacardiaceae
Nama sinonim : Cashew, jambu monyet, jambu
mede, gaju.

Uraian Tumbuhan :
Jambu monyet (Anacardium Occidentale) termasuk tumbuhan berkeping
biji dua atau juga disebut tumbuhan berbiji belah. Nama yang tepat untuk
mengklasifikasi tumbuhan ini adalah tumbuhan yang berdaun lembaga
dua atau disebut juga dikotil. Jambu monyet dapat mencapai ketinggian
pohon 9-12 meter, memiliki banyak cabang dan ranting. Selain dapat
tumbuh di daerah kering atau panas, jambu monyet juga dapat tumbuh
subur di daerah yang mempunyai ketinggian 1000 meter di atas
permukaan air laut. Jambu monyet mempunyai batang pohon yang tidak
rata dan berwarna coklat tua. Daunnya bertangkai pendek dan berbentuk
lonjong (bulat telur) dengan tepian berlekuk-lekuk, dan guratan rangka
daunnya terlihat jelas. Bunganya berwarna putih. Bagian buahnya yang
membesar, berdaging lunak, berair dan berwarna kuning kemerah-
merahan adalah buah semu. Bagian itu bukan buah yang sebenarnya,
tetapi merupakan tangkai buah yang membesar. Buah jambu monyet
yang sebenarnya biasa disebut mete (mente) yaitu buah batu yang
berbentuk ginjal dengan kulit keras dan bijinya yang berkeping dua
tersebut terbungkus oleh kulit yang mengandung getah (Thomas A.N.S,
2012 : 96).

5
C. Mekanisme Fisiologi
1. Lidah buaya
Terapi pendamping dapat digunakan mendampingi pengobatan
yang telah dilakukan dengan farmakologi. Konsentrat aloe vera
mempunyai manfaat untuk memelihara sistem pencernaan,
membersihkan dan melancarkan sistem pencernaan serta memiliki
manfaat pendingin. Kandungan saponin dan tenin dalam aloe vera dapat
memperbaiki peradangan sehingga tidak menjadi lebih buruk. Kemudian
zat bradykinase, karbiksipeptidase serta salisilatnya dapat mengurangi
ketidaknyamanan yang berupa mual, kembung, muntah, sakit atau nyeri
pada lambung yang disebabkan peradangan tersebut (Kusyati,E, 2018:
16)

2. Daun sirih
Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri pada ekstrak
daun sirih hijau (pipir betle L.) adalah fenol dan derivatnya, terutama
saponin, tannin dan flavonoid. Mekanisme kerja flavonoid sebagai
antimikrobra dapat dibagi menjadi 3 yaitu menghambat sitesis asam
nukleat, menghambat fungsi membrane sel dan menghambat
metabolisme energi. Mekanisme antibakteri flavonoid menghambat
sintesis asam nukleat adalah cincin A dan B yang memegang peran
penting dalam proses interkelasi atau ikatan hydrogen dengan menumpuk
basa asam nukleat yang menghambat pembentukan DNA dan RNA.
Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel
bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid
dengan DNA bakteri. (Carolia, N. 2016: 144)
Mekanisme antibakteri senyawa fenol dalam membunuh
mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel. Ikatan hydrogen
yang terbentuk antara fenol dan protein mengakibatkan struktur protein
menjadi rusak. Ikatan hydrogen tersebut akan mempengaruhi
permeabilitas dinding sel dan membrane sitoplasma sebab keduanya

6
tersusun atas protein. Permeabilitas dinding sel dan membrane sitoplasma
yang terganggu dapat menyebabkan ketidakseimbangan makromolekul
dan ion dalam sel sehingga sel menjadi lisis. Mekanisme kerja antibakteri
tannin mempunyai daya antibakteri dengan cara prepitasi protein. Efek
antibakteri tanin melalui reaksi dengan membrane sel, inaktivasi enzim
dan inaktivasi fungsi materi genetic. Mekanisme kerja tanin sebagai
antibakteri adalah menghambat enzim reverse transcriptase dan DNA
topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk. (Carolia, N.
2016: 144)

3. Batang Jambu Mete


Jambu mete mempunyai nama latin Anacardium occidentale Linn
merupakan salah satu tanaman yang banyak manfaatnya mulai dari akar,
batang, daun dan serta buahnya. Kulit batang pohon jambu mete dapat
digunakan sebagai bahan kumur untuk mengobati sariawan.8 Kulit
batang jambu mete mengandung senyawa fenolik.9 Penyusun getah kulit
batang jambu mete terdiri dari asam anakardat dan kardol. Senyawa
fenolik dengan rantai samping yang relative panjang mempunyai sifat
iritan pada kulit. Senyawa fenolik dapat mendenaturasi protein dari
membran sel sehingga menyebabkan perubahan permeabilitas. Perubahan
permeabilitas menyebabkan air masuk ke dalam sel yang akan
mengakibatkan hidrolisis sel dan sel mati. Profil sitotoksikitas dari
tanaman selalu menjadi pertimbangan dalam pemakaian tanaman sebagi
obat, terutama dalam penentuan dosis (Harsini dan Hertama, 2016 : 7).
Kulit batang jambu mete mengandung senyawa antara lain :
avonoid, tanin, saponin dan penyusun getah kulit batang jambu mete
terdiri dari asam anakardat dan kardol. Tanin dan avanoid dalam ekstrak
kulit batang jambu mete merupakan golongan fenol. Senyawa fenol dan
turunannya bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel di membran
sel. Denaturasi protein di membran sel menyebabkan perubahan
permeabilitas sel. Hal ini mengakibatkan membrane sel tidak dapat

7
mempertahankan komponen-komponen di dalam sel dan mengacaukan
aliran bahan yang keluar masuk sel sehingga mengakibatkan sel mati.
Menurut Juliantina, toksikitas tanin dapat merusak membran sel dengan
cara mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu
permeabilitas dinding sel. Terganggunya permeabilitas sel, sel tidak
dapat melakukan aktivitas hidup sehingga sel mati (Harsini dan Hertama,
2016 : 10).

D. Cara Pemakaian
Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehingga didapat hasil pengobatan yang maksimal.
1. Cara penggunaan dan aturan pakai lidah buaya.
Ambil beberapa tangkai lidah buaya, kupas kulitnya untuk diambil
dagingnya. Cuci daging lidah buaya, potong-potong agar mudah
dihaluskan, masukan kedalam blender, dapat ditambahkan gula
secukupnya, kemudian haluskan, konsumsi jus lidah buaya ¼ gelas 30
menit sebelum makan.

2. Cara penggunaan dan aturan pakai daun sirih.


3 helai daun sirih diletakkan diatas piring kecil yang berisi air bening
sebanyak ¼ gelas (ukuran belimbing) diamkan kira-kira 1 menit, setelah
itu air tersebut digunakan untuk mencuci mata.(Thomas, A.N.S.2002:69).

3. Cara penggunaan dan aturan pakai batang jambu mete.


Kulit batang jambu mete diiris kecil-kecil dan dikeringkan menggunakan
oven dengan suhu 40-50 0C selama kurang lebih 1 jam. Setelah kering,
kulit batang jambu mete dibuat menjadi serbuk dengan menggunakan
blender kecil dan ditimbang. Serbuk seberat 300 g dilarutkan dalam
etanol/alkohol 70% sebanyak 1 liter dan didiamkan selama 24 jam.
Selanjutnya dipisahkan dengan cara disaring sehingga diperoleh ampas.
Tambahkan air secukupnya kemudian gunakan untuk berkumur.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanaman herbal umumnya adalah pengobatan tradisional. Tidak hanya
sebagai pengobatan gejala penyakit namun tanaman herbal juga dapat
digunakan sebagai pengobatan penyakit akbat infeksi. Penyakit gastritis dapat
diobati dengan daun lidah buaya yang dibuat jus, penyakit konjungtivitis
dapat diobati dengan air rebusan daun sirih selain itu penyakit stomatitis
dapat diobati dengan air ekstrak batang jambu mete. Pengobatan herbal
tentunya lebih murah, mudah didapat, dan mempunyai banyak khasiat jika
diolah dengan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carolia, N. 2016. Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) sebagai
Alternatif Terapi. Vol 5 no 1. Jurnal. Fakultas Kedokteran. Universitas
Lampung

Harsini dan Hertama. 2016. Pengaruh Variansi Konsentrasi Ekstrak Kulit Batang
Jambu Mete Terhadap Sitotoksikitas Sel Fibroblas. Vol.2 No.1.
Jurnal. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Gajah Mada

Kusyati, E. 2018. Aloe Vera Efektif Sebagai Terapi Pendamping Nyeri Gastritis.
Vol.5 . no.1. Jurnal Keperawatan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karya Husada.

Thomas A.NS. 2002. Tanaman Obat Tradisional. Vol 1. Yogyakarta: Kannisius.

Ilyas S, Yulianti SR. 2014. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Fakultas Kedokteran.
Universitas Indonesia.

Vaughan, Asbury ,Biswell, R. 2010. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC

You might also like