Professional Documents
Culture Documents
NIM: 1617.01.1.025
Abstrak
Guru yang profesional berperan besar dalam menentukan nilai atau hasil dari
pendidikan. Dalam Islam pendidikan dilihat sebagai media yang penting bahkan sentral
dalam membentuk individu muslim yang, yang sejalan dengan tujuan dari Islam itu
sendiri. Karena itu Islam memiliki mekanisme mengajar yang harus dimiliki oleh
seorang guru, tentunya pengajaran ini juga dilihat sebagai bentuh ibadah. Karena
profesi mengajar sebagai guru adalah ibadah, maka dalam proses mengajar dibutuh
sikap yang baik dan ikhlas. Profesionalisme guru atau guru yang profesional dalam
perspektif pendidikan Islam memiliki kreteria tertentu, paling tidak memiliki kapasitas
ilmu yang memadai, bertakwa dan berahlak mulya.
A. Pendahuluan
Dalam dunia keilmuan islam, pendidikan merupakan bagian terpenting dalam
kehidupan manusia, karena dengan pendidikanlah manusia akan bisa eksis dan
berjaya di muka bumi ini. Melalui tindakan-tindakan guru, nasib pendidikan kita
bergantung kepadanya. Sementara itu, diketahui bahwa dewasa ini tugas guru
semakin berat. Hal ni terjadi antara lain karena kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta perubahan cara pendang dan pola hidup
masyarakat yang menghendaki strategi pendekatan dalam proses belajar mengajar
yang berbeda-beda, disamping materi pengajaran itu sendiri. Dengan keadaan
perkembangan masyarakat yang sedemikian itu, maka mendidik merupakan tugas
berat dan memerlukan seseorang yang cukup memiliki kemampuan yang sesuai
dengan jabatan tersebut.
Mendidik adalah pekerjaan profesional yang tidak dapat diserahkan kepada
sembarang orang, karena hal ini akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam kehidupannya,
begitu juga terhadap lembaga pendidikan di mana ia mengabdikan dirinya untuk
profesi yang diembannya. Profesionalitas seorang guru berkaitan dengan upaya
penyiapan peserta didik menjadi manusia yang ulul albab yang nantinya diharapkan
bisa mengangkat dunia keilmuan islam yang selama ini “mandeg” merupakan
sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi dan harus segera maju dan dapat
mempengaruhi terhadap semua bangsa seperti pada masa kejayaan islam dahulu
kala. Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pribadi seseorang guru tidaklah
mudah, karena hal tersebut memerlukan proses yang cukup panjang dan biaya yang
cukup banyak. Disamping itu, diperlukan pula penyadaran akan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai cita-cita dari masyarakat terhadap hasil pembelajarannya yang
dilakukan bersama muridnya dapat tercapai, sehingga tercipta kualitas dan mutu out
put yang bisa dipertanggung jawabkan secara intelektual, memiliki keterampilan
yang tinggi dan memiliki akhlaqul karimah yang mapan.
Islam sebagai agama memiliki banyak khazanah yang bisa kita kaji untuk
mencetak guru-guru profesional. Dalam Islam pendidikan bertujuan untuk
mencetak manusia yang sejalan dengan tujuan Islam, selamat dunia dan akherat.
Terkait dengan profesionalisme guru ini, dalam khazanah intlektual Islam
ditemukan suatu acuan pendidik yang bisa kita kaji untuk diterapkan dalam
mencetak guru profesional, yakni mekanisme hubungan mursyid dengan murid.
Karena itu dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah satu bentuk profesionalisme
guru dalam bidang kemampuan mengajar.
B. Pembahasan
1. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya riwayat, pekerjaan,
pekerjaan tetap, pencaharian, pekerjaan yang merupakan sumber penghidupan.
Sedangkan Menurut bahasa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran, dsb.) sedang menurut istilah bahwa
profesi adalah merupakan seorang yang menampilkan suatu tugas yang
mempunyai tingkat kesulitan dan mempersyaratkan waktu persiapan dan
pendidikan cukup lama untuk menghasilkan pencapaian pendidikan kemampuan
ketrampilan dan pengetahuan berkadar tinggi.
Sedangkan menurut pendapat Ahmad Tafsir (2004), bahwa
profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus
dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah orang yang
memiliki profesi.1 Istilah profesionalisme berasal dari profesion. Profession
mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.
Dengan kata lain, profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang
1
Suroyo Agus, “Pengelolaan pendidikan di marasah” dalam
http://suroyoagus.blogspot.com/2011/12/pengelolaan-pendidikan-di-madrasah.html, diakses pada hari
sabtu, tanggal 5 Oktober 214.
khusus untuk menangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya.
Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahliaan tertentu
diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh
melalui pendidikan khusus atau latihan khusus.2
Selanjutnya istilah profesionalisme memang juga merupakan bentuk kata
kerja dari kata benda profesi (profesion), hanya saja berikut maknanya
selama ini jarang dikemukakan, terutama pada saat di Indonesia masih
banyak orang yang berpendapat bahwa ilmu itu bebas nilai (seperti
keyakinan yang pernah dianut orang barat). Oleh karena itu, profesi adalah
jabatan atau pekerjaan yang diakibatkan oleh penguasaan suatu ilmu bebas
nilai yang mengandung makna seolah-olah seorang profesional tidak
bertanggung jawab atas penggunaan hasil kerjanya karena hal itu menjadi
tanggung jawab dan resiko pemesannya. Hal itu juga ternyata merupakan
pendapat usang, bahkan tidak berlaku lagi.3
Sedangkan profesionalisme adalah proses usaha menuju ke arah
terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal berkemampuan,
mendapat perlindungan, memiliki kode etik profesionalisasi, serta upaya
perubahan struktur jabatan sehingga dapat direfleksikan model profesional
sebagai jabatan elit. Sedangkan profesi itu sendiri pada hakekatnya adalah sikap
bijaksana (informed responsiveness) yaitu pelayanan dan pengabdian yang
dilandasi oleh keahlian, kemauan, teknik dan prosedur yang mantap diiringi
sikap kepribadian tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan Islam seorang pendidik
dituntut keahliannnya (skill) agar bersifat profsional dan berhati-hati dalam
suatu pekerjaannya. Didalam Al-Qur’an dijelaskan dalam beberapa surat yaitu:
Q.S Al-An’am ayat 135.
Artinya: “Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu,
Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah
(di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini.
Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan
keberuntungan”.
2
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di sekolah. (Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2010)
3
Bahwa pekerjaan itu harus dilakukan berdasarkan kesadaran dan
pengetahuan yang memadai, terdapat pada Q.S Al-Isra: 36. Allah SWT
berfirman:
Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.
C. Penutup
D. Pendapat saya
E. Daftar pustaka
Suroyo Agus, “Pengelolaan pendidikan di marasah” dalam
http://suroyoagus.blogspot.com/2011/12/pengelolaan-pendidikan-di-
madrasah.html, diakses pada hari sabtu, tanggal 5 Oktober 214.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2010.