You are on page 1of 6

Daftar Isi

A. Nutrisi Pada Tumbuhan

B. Peran Nutrien Pada Tumbuhan

C. Gejala Kekurangan Unsur Hara

D. Mekanisme Penyerapan Hara Pada Tumbuhan


A. Nutrisi Pada Tumbuhan
Berbeda dengan organisme heterotrof yang kelangsungan hidupnya tergantung pada
molekul-molekul organic kaya energy hasil sintesis organisme lain, tumbuhan harus bertahan
hidup pada lingkungan anorganik. Organisme autotrof harus mengambil CO2 dari atmosfer
dan air + nutriem mineral dari dalam tanah dan dari komponen anorganik ini dibuatlah semua
molekul kompleks organisme hidup. Oleh karena itu, nutrisi tumbuhan terdiri dari nutrisi
organik (produk-produk senyawa berkarbon) dan nutrisi an-organik (terkait dengan elemen-
elemen mineral yang didapat dari tanah, larut di air dan diserap oleh akar). Pada kondisi
tanah pada umumnya ketersediaan nutrien mineral merupakan factor pembatas pertumbuhan
dan produktivitas tumbuhan.
Berdasarkan konsentrasi relatif di dalam jaringan tumbuhan nutrien mineral dibagi menjadi
dua, yaitu makronutrien dan mikronutrien.
 Makronutrien (> 10 mmol/kg BK atau > 1.000 ppm) terdiri dari nutrien primer dan
sekunder. Nutrien primer adalah nitrogen (N), phosphor (P), dan potassium (K).
Nutrien ini biasanya cepat ‘habis’ di tanah karena tanaman menggunakannya dalam
jumlah besar untuk pertumbuhan dan pertahanannya. Nutrien sekunder adalah
kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Nutrien ini umumnya tersedia cukup
di tanah sehingga pemupukan tidak selalu dibutuhkan. Kalsium dan magnesium
dalam jumlah banyak ditambahkan pada tanah asam. Sulfur biasanya dijumpai dalam
jumlah cukup dari dekomposisi bahan organic di tanah yang berlangsung secara
perlahan. Hydrogen (H), oksigen (O) dan karbon (C) juga termasuk makronutrien
esensial tetapi termasuk kelompok nutrien nonmineral yang banyak terdapat di udara
dan air. Senyawa-senyawa makroorganik adalah C, H, O, N, P dan S.
 Mikronutrien adalah elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (< 10 mmol/kg
BK atau < 1.000 ppm). Mikronutrien adalah boron (B), copper (Cu), besi (Fe),
chloride (Cl), manganese (Mn), molybdenum (Mo) and zinc (Zn). Mikronutrien
sebagian besar berperan sebagai kofaktor reaksirekasi enzimatik.
B. Peran Nutrien Pada Tumbuhan
Berdasarkan peran biokimia dan fungsi fisiologisnya elemen esensial dikelompokkan
menjadi empat kategori dasar, yaitu :
1. Membentuk komponen organik tumbuhan atau sebagai bagian unit struktur atau
senyawa berkarbon (N, S). Tanaman mengasimilasi elemen ini melalui reaksi
biokimia yang melibatkan oksidasi dan reduksi untuk membentuk ikatan kovalen
dengan karbon dan menciptakan senyawa organik.
2. sebagai penyimpan energi atau integritas struktur (P, Si, B yang terikat secara kovalen
dengan molekul organic, contohnya gula phosphat)
3. sebagai ion-ion bebas terlarut dalam air tumbuhan atau ion-ion yang secara
elektrostatik terikat pada asam pektat di dinding sel (K, Ca, Mg, Cl, Mn, Na). Elemen
pada grup ini berperan penting sebagai kofaktor enzim dan dalam regulasi potensial
osmotic.
4. Kelompok logam yang berperan pada reaksi-reaksi yang melibatkan transfer electron
(Fe, Zn, Cu, Ni, Mo).
C. Gejala Kekurangan Unsur Hara
1. Definisi Seng (Zn)
Gejala pada daun sangat spesifik. Gejala ditandai dengan pola kuning pada helai
daun, klorofil diantara tulang-tulang utama dan tulang ke Ova sekunder daun. Jadi
tulang daun utama dan kedua hijau kontras dan terlihat tebal sedang tulang daun
ketiga/tersier ikut menguning. Pola gejala sangat tegas antara bagian kanan dan kiri
daun atau bisa dikatakan pola gejalanya teratur. Pada tahap awal ukuran daun normal,
tetapi pada difisiensi lebih parah ukuran daun mengecil dan lebih kuning sangat
kontras dengan tulang daunnya. Pada perkembangan selanjutnya daun menjadi kecil,
sempit dan kuning seluruhnya.
Gejala yang terjadi pada awal pertumbuhan menyebabkan kualitas buah kurang
baik. Yang sangat perlu diperhatikan adalah gejala defisiensi Zn sangat mirip dengan
gejala pada CVPD terutama pada jeruk Siam. Tetapi biasanya terdapat gejala belang-
belang tidak merata pada CVPD yang tidak terlihat pada gejala defisiensi Zn.
2. Defisiensi Besi (Fe)
Gejala defisiensi Fe pada daun sangat khas dan berpola teratur yaitu semua tulang
daun mulai dari tulang daun utama (primer), tulang daun kedua (sekunder) dan tulang
daun ketiga (tersier) hijau pucat sedang helai daun kekuningan. Apabila dilihat secara
keseluruhan daun seperti terlihat kerangkanya yang berupa seluruh tulang daun
menghijau. Ukuran daun cenderung masih normal. Gejala pertama terlihat pada daun-
daun muda. Jika kondisi semakin buruk, helai daun semakin pucat dan tulang-tulang
daun semakin jelas terlihat bahkan daun menjadi memutih. Gejal defisiensi Fe sering
muncul pada awal musim penghujan.
3. Defisiensi Mangan (Mn)
Gejala Sama dengan gejala defisiensi Zn dan Fe, pola gejala di Mn berpola
teratur. Gejala defisiensi Mangan (Mn) biasanya gejalanya hubungan dengan
defisiensi Zn, tetapi defisiensi Mn tidak jelas karas perubahan warnanya. Gejala
ditandai dengan adanya daerah hijau pucat diantara tulang daun sekunder pada
daun muda, sedangkan daerah sepanjang tulang daun berwarna hijau, dan lebih
jelas terlihat pada daun yang terkena cahaya matahari. Umumnya gejala menjadi
hilang setelah daun menjadi tua. Kebalikan dengan defisiensi Zn, daun tidak
berubah ukurannya, jadi tetap berukuran normal. Tidak pernah dilaporkan
terjadinya kasus defisiensi Mn berat yang menyebabkan ranting-ranting ‘dieback’.
4. Defisiensi Tembaga (Cu)
Gejala awal defisiensi ditandai dengan warna daun hijau gelap, seperti
kelebihan N, tunas-tunas sangat viqour dan besar. Kadang-kadang daun berbentuk
mangkuk (’cuppedleaves’), tunas kadang-kadang berbentuk S. Gejala defisiensi
sedang ditandai dengan adanya batang atau ranting mengeluarkan getah coklat,
berkerak, daun rontok dan mati pucuk. Gejala lanjut atau parah ditandai dengan
adanya buah yang mempunyaikantong getah, retakan-retakan kecil kandungan
buah rontok. Gejala kekurangan Cu sering terjadi pada jeruk manis. Bila terjadi
pada jeruk nipis menyebabkan kadar air buah rendah, kadang-kadang bentuk buah
tidak normal, ranting selalu kecil, warna coklat kandungan mati pucuk.
5. Defisiensi Boron (B)
Gejala Defisiensi Boron menyebabkan berbagai gejala pada daun, ranting dan
buah. Gejala pada daun ditandai dengan layu, mengkerut (daun tertarik ke
belakang) dan keriting. Tulang daun utama dan sekunder membesar menjadi
khlorotik dan pecah (corky). Beberapa daun gugur, ranting-ranting mati ujung dan
terdapat gum pada ranting-ranting. Akibat defisiensi B, tanaman cenderung
membentuk bunga berlebihan, tetapi hanya sedikit yangmembentuk buah. Buah-
buah yang terbentuk cenderung gugur pada sebelum waktunya. Buah menjadi
keras dan asimetris. Jika dipotong terdapat gum pada axis tengah yaitu pada
bagian kulit albedo (bagian dalam). Biji-biji juga menjadi abortus. Gejala
defisiensi B sering muncul pada musim kemarau yang panjang.
6. Defisiensi Molybdenum (Mo)
Gejala dapat ditandai dengan belang-belang bulat kuning terang seperti
terbakar pada daun. Pada musim hujan daun dapat menjadi gugur sedang pada
musim kemarau kembali normal atau hijau kekuningan.
D. Mekanisme Penyerapan Unsur Hara Pada Tumbuhan
DAFTAR PUSTAKA

Mutia E. Dwiastuti dan Sutopo. 2006. Jurnal Mengenal Penyakit Noninfeksius:Kekurangan


Definisi Hara Mikro Pada Tanaman Jeruk. Balit Jeruk

You might also like