You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar,
dan jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap
payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa
fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk
struktur payudara.
Fibroadenoma mammae (FAM)merupakan tumor jinak pada payudara
yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara
pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya
bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile,
tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm.
FAM umumnya terjadi pada wanita muda, terutama wanita dengan
usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita
postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun
tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau
hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat
digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja
pada saat pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama
kehamilan dan menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan
estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis ini tidak ditemukan
lagi.Penanganan fibroadenoma adalah melalui pembedahan pengangkatan
tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat
dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi
dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang
menjadi kanker ganas.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomidan fisiologi payudara


A. Anatomi payudara
Kelenjar susu merupakan sukumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral
atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah axial, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12-20
lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mama,
yang disebut duktus laktiferus. Di antara kelenjar susu dan fasia pektoralis,
juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di
antara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamen cooper yang
memberi rangka untuk payudara.
Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior
dari a.mamaria interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris dan
beberapa a.interkostalis.
Persarafan kulit payudara diatur oleh cabang plexus servikalis dan
n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diatur oleh saraf simpatik.
Saraf pektoralis yang mengatur m.pektoralis mayor dan minor,
n.torakodorsalis yang mengatur m.latissimus dorsi dan n.torakalis longus
mengatur m.serratus anterior.
Penyalian limfe dari payudara + 75 % ke axial, sebagian sebagian lagi ke
kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial, dan ada
pula penyaliran ke arah kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata
50 (10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan
vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok
anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang
lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal
bagian kaudal dalam di fossa supraklavikuler.
Jalur limfe lain berasal dari daerah sentral dan medial yang selain menuju
ke kelenjar sepanjang pembuluh mamaria interna, juga menuju ke aksila

2
kontralateral, ke m.rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatic ke
hati, pleura, dan payudara kontralateral.

Gambar 1. Anatomi payudara


B. Fisiologi payudara
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.
Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,
masa fertilitas, sampai klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga
hormone hipofise, telah mengakibatkan duktus berkembang dan timbul asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai daur haid. Sekitar hari ke 8
haid, payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi tidak bisa dilakukan. Pada waktu
itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi pada hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofise anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke putting susu.

3
2.2 Definisi fibroadenoma mammae .
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor
ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana
kemari. Biasanya FAM tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.
Pertumbuhan FAM bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau
menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi.

Gambar 2. Gambaran Fibroadenoma mammae

2.3 Epidemiologi fibroadenoma mammae


FAM merupakan penyakit payudara tersering kedua yang menyebabkan
benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang
dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9%
populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western
Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur
antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami
fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi
pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause,
tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecildibanding pada usia muda.

4
2.4 Etiologi fibroadenoma mammae
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa
penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui
bahwa pengaruh hormonal berpengaruh. Peningkatan aktivitas estrogen yang
absolut atau relative sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari
fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat
berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Selain itu
fibroadenoma mammae dapat juga dipengaruhi genetik dan juga faktor
predisposisi berupa :

a. Usia : < 30 tahun


b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Diet
e. Stress

2.5 Patofisiologi fibroadenoma mammae


Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel. Peningkatan
mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya.
Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya
dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai
diameter 2–3 cm. Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.
Fibroadenoma jarang ditemukan pada wanita yang telah mengalami
postmenopause dan dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya,
fibroadenoma dapat berkembang dengan cepat selama proses kehamilan, pada
terapi pergantian hormon, dan pada orang – orang yang mengalami penurunan
kekebalan imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat menyebabkan

5
keganasan. Pada pasien – pasien yang mengalami penurunan kekebalan tubuh,
perkembangan fibroadenoma berkaitan dengan infeksi virus Epstein-Barr.
Fibroadenoma terbagi atas Juvelline Fibroadenoma, yang terjadi pada
wanita remaja dan Myxoid Fibroadenoma yang terjadi pada pasien dengan
Carney complex. Carney complex merupakan suatu sindrom neoplasma
autosomal dominan yang terdiri atas lesi pada kulit dan mukosa, myxomas
dan kelainan endokrin.

2.6 Menifestasi klinis fibroadenoma mammae


Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan
ditemukan secara kebetulan. Pada 10-15% kasus, fibroadenoma mammae
bersifat majemuk. Benjolannya bersifat keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan,
bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. Pemikiran kita yang
pertama, adalah untuk membedakan fibroadenoma dengan kanker. Diperlukan
eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus.
Umumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh menginvasi
fibroadenoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu) untuk menemukan
kanker yang berasal dari jaringan fibroid (sebagian besar karena kanker in
situ).

Gambar 3. Kelainan pada mammae

6
2.7 Diagnosis fibroadenoma mammae
Dari gambaran kliniknya fibroadenoma pada sebagian besar
penderita tidak menunjukkan gejala dan terdeteksi setelah dilakukan
pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif lambat dan hanya
menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam beberapa
bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan permukaan
yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang
dirasakan nyeri bila ditekan
Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan
inspeksi pada saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat
benjolan, kerutan pada kulit payudara (peau d’orange), dan dengan
palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui ukurannya,
jumlahnya, apakah mobile atau tidak, kenyal atau keras, bernodul atau
tidak, dan mengeluarkan cairan dari putting susu atau tidak.
Diagnosa fibroadenoma mamae bisa pula melalui teknik
pemeriksaan payudara sendiri dengan menggunakan jari ke 2-3-4
memutar keseluruh lapang payudara diakhiri dengan memencet puting
payudara atau sering disebut sebagai SADARI. Teknik ini dilakukan
sebulan sekali secara teratur, sebaiknya dilakukan di kamar mandi,
dengan waktu tetap ( 2-7 hari setelah hari haid pertama ). Apabila ada
perubahan, segera periksakan kerumah sakit.

Ada lima langkah dalam melakukan SADARI, yaitu :


1. Mulailah dengan mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan
lengan di pinggang. Disini, yang harus diamati adalah bentuk payudara,
ukuran dan warna. Karena rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari.
Perubahan-perubahan yang perlu diwaspadai adalah : berkerut, cekung
kedalam, atau menonjol kedepan karena ada benjolan. Puting yang
berubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik
kedalam. Warna memerah, kasar dan sakit.

7
2. Kemudian angkat kedua lengan untuk melihat apakah ada kelainan pada
kedua payudara
3. Sementara masih didepan cermin, tekan puting apakah ada cairan yang
keluar. ( bisa berupa cairan putih seperti susu, kuning atau malahan darah).
4. Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan dengan tangan kiri untuk
merasakan perubahan yang ada di payudara sebelah kanan dan sebaliknya.
Tekan secara halus dengan jari-jari secara datar & serentak. Selubungi
dengan jari payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari tulang
selangka ke bagian atas perut,dari ketiak ke leher bagian bawah. Ulangi
pola ini sehingga yakin bahwa seluruh payudara telah tercover. Kini mulai
pada puting. Buat lingkaran yang makin lama makin besar hingga
mencapai seluruh tepi payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan
keatas dan kebawah berpindah secara mendatar/menyamping seperti
sedang memotong rumput. Sambil rasakan seluruh jaringan payudara,
dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan yang sedikit lebih
menekan.
5. Terakhir, rasakan payudara anda ketika sedang berdiri atau duduk. Bagi
kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan payudaranya adalah
ketika payudaranya sedang basah dan licin, sehingga paling cocok adalah
ketika sedang mandi dibawah shower. Lakukan seperti pada langkah ke-4,
dan yakinkan bahwa seluruh payudara sudah tercover oleh rabaan tangan.

8
Gambar 4. Teknik SADARI
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai
gantinya digunakan USG, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal,
sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.

Gambar 5. Teknik Mammography


Mammography ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak
teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Hanya saja untuk
skrining masal cara ini adalah cara yang mahal dan dianjurkan digunakan secara
selektif saja misalnya pada wanita dengan adanya faktor resiko. Ketetapan 83-
95%, tergantung dari teknis dan ahli radiologinya. Sedangkan dengan
pemeriksaan USG hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

9
Gambar 6. Hasil mammography

Pada FNAC (Fine Needle Aspiration Cytology) kita akan mengambil sel
dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang
dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang
terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke
laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop
tumor tersebut tampak seperti berikut:
a) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat
fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-
lobus;
b) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang
berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar
pendek uniform.

2.8 Diagnosa banding fibroadenoma mammae


a. Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan
diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil,
sekitar 3 – 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar
sehingga menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada
semua usia, namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran

10
radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan
berbatas tegas. Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoechoic
dengan batas yang masih tegas, echo-internal dapat homogen atau sedikit
inhomogen serta adanya penyangatan akustik posterior lemah, hal ini
mungkin disebabkan struktur kistik pada tumor tersebut
b. Kista Payudara. Kista payudara dapat berasal dari adenosis, ketika lamina
duktus dan acini mengalami dilatasi dan dibatasi oleh jaringan epitel.
Gambaran mamografinya berupa massa bulat atau oval yang berbatas
tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik
sebagian maupun seluruhnya. Gambaran USG pada kista adalah lesi
dengan bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, an-
echoic dan adanya penyangatan akustik posterior.
c. Papilloma. Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan
75% tumbuh di bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala
berupa sekresi cairan serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil
dengan diameter beberapa milimeter atau retraksi puting payudara (jarang
ditemukan). Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa
milimeter, sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit
pengembungan atau normal dari duktus retro-areolar. Gambaran USG
kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran duktus
laktiferus

2.9 Penatalaksanaan fibroadenoma mammae

Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk


fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk
memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan
tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu

1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.


2. Circumareolar Incision

11
3. Curve/Semicircular Incision

Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi
hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar
batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat
tumor yang besar dan berada di daerah lateral payudara.
Dengan pembiusan general, punggung penderita diganjal bantal tipis,
sendi bahu diabduksikan ke arah kranial. Lokasi tumor ditandai dengan
spidol/tinta. Desinfeksi lapangan operasi (dibawah klavikula), midsternal,
linea aksilaris posterior sela iga torakal 8, dengan larutan desinfektan
povidone iodine 105. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
Bila memungkinkan insisi dikerjakan sirkumareolar, tetapi bila lokasi
tumor cukup jauh dari areola (>4 cm), maka insisi dikerjakan di atas tumor
sesuai dengan garis Langer atau diletakkan pada daerah-daerah yang
tersembunyi. Untuk insisi sirkumarelar maka puting susu dipegang dengan jari
telunjuk dan ibu jari, dilakukan marker insisi.
Dengan pisau dilakukan insisi periareolar sampai fasia superfisialis
subkutan. Flap kulit diangkat ke atas dengan bantuan hak tajam, dengan
gunting dilakukan undermining sepanjang fasia superfisial kearah lokasi
tumor. Rawat perdarahan lalu identifikasi tumor. Jepit jaringan sekitar tumor
pada 3 tempat dengan kocher, lalu dilakukan eksisi tumor sesuai tuntunan
kocher. Rawat perdarahan lagi, orientasi seluruh bed tumor lalu dipasang
redon drain dengan lubang di kuadran lateral bawah (bila menggunakan
penrose drain, darin dikeluarkan di garis insisi). Jahit subkutan fat dengan
plain cat gut 3.0. Jahit kulit dengan prolene 4.0. Luka operasi ditutup dengan
kasa betadine. Dilakukan dressing luka operasi dengan teknik suspensi
payudara (BH buatan) tanpa mengganggu gerakan sendi bahu.

12
2.10 PROGNOSIS
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko
yang tinggi untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat
harus diperiksa secara teratur

13
BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas pasien

Nama : Ni Nengah Widiari


Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Br. Suluhan
Suku : Bali
Agama : Hindu
No. Rekam Medis : 277787
Masuk rumah sakit : 24 september 2018

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama :
Benjolan pada payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dalam keadaan sadar diantar oleh keluarganya dengan
keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan bagian samping atas baru disadari
pasien sejak ± 1 minggu yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan kecil tapi
lama kelamaan semakin membesar. Pasien tidak merasakan nyeri pada payudara
kanan tapi nyeri hanya dirasakan saat benjolan ditekan. benjolan dapat digerakan
dan berbatas tidak tegas. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kiri dan
kanan disangkal. Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 12 tahun.
Riwatar datang bulan dirasakan teratur setiap bulannya.

Riwayat Penyakit dahulu


Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi, riwayat diabetes
militus, penyakit jantung, asma dan .riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama
Riwayat Penyakit Keluarga

14
Pasien menyakal memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes militus, penyakit
jantung, asma dan riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama

3.3 Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Baik


- Kesadaraan : compos mentis
- GCS : E4 V5 M6
Tanda vital :
- Nadi : 80 x/menit
- Tekanan darah : 100/ 70 mmhg
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 360C (axilla)
 Kepala : Normochepali
 Mata : Anemis (-/-), ikterus (-/-), Reflek pupil (+/+) isokor kiri
dan kanan
 THT : kesan normal
 Leher : Pembesaran kelenjar getah beninh (-/-), deviasi trakea (-)
 Thorax :
o Inspeksi : dada tampak simetris, kuat angkat, sikatrik (-)
o Palpasi : nyeri tekan (-/-), vocal primitus (+/+)
o Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler +/+, ronchi basah halus -/-,
wheezing (-/-)
 Cor :
o Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5 mid clavicula sinistra
o Perkusi : Atas ICS 2 sternalis line sinistra
Kiri ICS 5 mid clavicula sinistra
Kanan ICS 5 mid clavicula dekstra

o Auskultasi : S1S2 reguler, mur-mur negative

15
 Abdomen :
Inspeksi : distensi (-), massa (-), sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus 5x/menit
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen
Palpasi : nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : akral hangat dan edema (-).
 Status lokalis
Pada regio mammae dextra :
 Inspeksi : Payudara simetris, retraksi puting susu (-), edema (-),
ulserasi (-), discharge (-), kulit hiperemis (-).
 Palpasi :
 Kuadran lateral atas teraba 1 buah massa berukuran ± 2cm , batas
tidak tegas, mobile, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)
3.4 Planning
a. USG mammae

b. Darah lengkap
 Hasil pemeriksaan penunjang :
a. Darah lengkap
Hematologi Hasil Nilai rujukan
WBC 8,0 3,5-10,0
Lym 2,8 0,5-5,0
Lym% 36,0 11,5-15,5
HGB 12,4 11,5-16,5
MCV 74,5 75-100
MCH 23,6 27-32
MCHC 31,7 31-38
RBC 5,24 3,5-5,5
MPV 7,8 8,0-11,0
PLT 292 100-400
HCT 39,1 35-55

16
b. Hasil USG mammae
Mammae dextra:
- Jaringan fibroglandular relatif tebal. Tampak lesi solid isoechoic batas
tegas ukuran ± ( 01,4x1) cm di jam 9 sekitar 6 cm dari nipple, tidak
tampak kalsifikasi di dalamnya.
- Tidak tampak dilatasi ductus laciferus
- Jaringan lemak pre dan retromamma dalam batas normal

Mammae sinistra

- Jaringan fibroglandular area lain dalam batas normal. Tidak tampak


lesi kistik maupun solid
- Tidak tampak dilatasi ductus laciferus
- Jaringan lemak pre dan retromamma dalam batas normal

Kedua aksila: tidak tampak gambaran lympadenopati


Kesan: gambaran lesi solid mamma dextra jam 9 mammae dextra
(BIRADS 3) mungkin FAM

3.5 Diagnosa banding

Fibroadenoma mammae
Tumor filoides
Kista payudara

3.6 Diagnosa kerja

Tumor payudara dextra dd/ fibroadenoma mammae

3.7 Penatalaksanaan :
Umum :Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat
dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada payudara.

Khusus : Eksisi massa tumor

17
3.8 FOLLOW UP

Tanggal 24 september 2018


S Benjolan pada payudara kanan. Nyeri (-). Berbatas tidak tegas dan
dapat digerakkan.
O Status Present :
TD: 100/70 mmhg
S : 360 C
Mata: anemis -/- , ikt -/-
Thorax :
cor: S1S2 tunggal murmur
pulmo: ves +/+ rh -/- wh-/-
Abdomen: distensi (+) BU (+) normal 5x/m
Ekstremitas : hangat (+) edema (-)
St. lokalis: Kuadran lateral atas teraba 1 buah massa berukuran ±
2cm , batas tidak tegas, mobile, nyeri tekan (-)
A Tumor payudara dextra susp FAM
P IVFD RL 20 tpm
Pre medikasi anestesi
Cefotaxim 2gr iv pra bedah
Ranitidin 1x 50 mg iv
Puasa 8 jam
Berdoa dan informed consent

Tanggal 25 september 2018


S Nyeri pada luka operasi. Keluhan lain (-)
O Status Present :
TD: 120/70 mmhg
S : 36 0C
Mata: anemis -/- , ikterik -/-
Thorax :

18
cor: S1S2 tunggal murmur (-)
pulmo: ves +/+ rh -/- wh-/-
Abdomen: distensi (-), BU (+) normal 5x/m
Ekstremitas : hangat (+) edema (-)
A Post eksisi tumor payudara dextra susp FAM
P IVFD RL 20 tpm
Cefotaxime 2 x 1gr
Ranitidin 3x50 mg
Diet bertahap
Pemeriksaan patologi anatomi tumor

Tanggal 26 september 2018


S Keluhan (-)
O Status Present :
TD: 110/70 mmhg
S : 36,6
Mata: anemis -/- , ikt -/-
Thorax :
cor: S1S2 tunggal murmur (-)
pulmo: ves +/+ rh -/- wh-/-
Abdomen: distensi (-) BU (+) normal 4x/m
Ekstremitas : hangat (+) edema (-)
Post eksisi tumor payudara dextra susp FAM
P BPL
Rawat luka
Cefixime 2 x 100mg
Asam mefenamat3 x 500mg

19
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari anamnesa di dapatkan seorang perempuann berusia 17 tahun datang
dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kanan bagian samping atas baru
disadari pasien sejak ± 1 minggu yang lalu, tidak merasakan nyeri pada payudara
kanan tapi nyeri hanya dirasakan saat benjolan ditekan. benjolan dapat digerakan
dan berbatas tidak tegas. Riwayat keluar cairan dari puting payudara kiri dan
kanan disangkal. Riwayat datang bulan pertama kali sekitar umur 12 tahun.
Riwatar datang bulan dirasakan teratur setiap bulannya.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatka keadaan umum baik, tanda vital
dalam batas normal, pemeriksaan fisk generalis masih dalam batas normal, status
lokalis didapatkan massa pada payudara kuadran lateral atas teraba 1 buah massa
berukuran ± 2cm , batas tidak tegas, mobile, konsistensi keras, nyeri tekan (-).
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan dapat
diperkirakan kemungkinan penyakit pada pasien. Diagnosis banding yang
mungkin pada pasiendiantaranya fibroadenoma mammae, kista payudara dan
tumor filoides. Untuk memastikan diagnosa pada pasien dilakukan pemeriksaan
penunjang USG dan didapatkan adanya massa solid di payudara dextra arah jam 9
mungkin FAM. Dari hasil pemeriksaan diatas diputuskan pada pasien tersebut
dilakukan eksisi tumor. Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara
fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka

20
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak payudara dengan
gambaran massa keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas
dan pada palpasi terkesan mobile. Penyebab fibroadenoma mammae belum
diketahui secara pasti. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan
peunjang seperi mamografi, USG dan FNAC (Fine Needle Aspiration
Cytology). Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk
memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka.

21

You might also like