You are on page 1of 13

Dosen pengampu : Nurmaya Effendi

MAKALAH KIMIA MEDISINAL

METODE OPTIMASI SENYAWA PENUNTUN

OLEH :

NAMA : NURFAIDAH UMAR

NIM : 15031014083

KELAS : VB

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAM ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Tujuan
C.Rumusan Masalah

BAB II:TINJAUAN PUSTAKA

BAB III: PENUTUP


A.Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa
ilmu dan amal. dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat
menyelesaikan makalah Kimia Medisinal yang berjudul “Metode Optimasi
Senyawa Penuntun ”yang insha Allah tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas
tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada dosen pembimbing mata kuliah Kimia Medisinal,dan teman-teman yang
membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat
banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun
sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amiin.

Makassar, 3 Februari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia Medisinal atau Kimia Farmasi merupakan disiplin ilmu


gabungan dari kimia dan farmasi yang terlibat dalam desain, sintesis dan
pengembangan obat farmaseutika. Kimia Medisinal terlibat dalam
identifikasi, sintesis dan pengembangan entitas kimia baru (new chemical
entity) yang dapat diguanakan untuk terapi. Kimia Medisinal merupakan
bidang ilmu yang sangat melibatkan bidang ilmu lain, dengan
menggabungkan kimia organik, biokimia, farmakologi, kimia komputasi,
biologi.

Menurut IUPAC, 1974 Kimia Medisinal adalah ilmu pengetahuan


yang mempelajari penemuan, pengembangan, identifiksi dan interpretasi
cara kerja senyawa aktif biologis (obat) pada tingkat molekul dan juga
melibatkan studi, identifikasi dan produk metabolisme obat dan senyawa
yang saling berhubungan.

Metode optimasi senyawa penuntun (senyawa induk, lead


compound, parent compound) adalah cara modifikasi struktur senyawa
penuntun atas dasar pemilihan gugus atau substituen secara rasional
dengan tujuan mendapatkan senyawa dengan aktivitas yang lebih tinggi,
menggurangi faktor coba-coba seminimal mungkin sehingga lebih
ekonomis.
B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Metode Optimasi Senyawa


Penuntun...?

C. Tujuan

Untuk mengetahui Metode Optimasi Senyawa Penuntun


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metode optimasi senyawa penuntun adalah cara memodifikasi


struktur seenyawa penuntun atas dasar pemilihan gugus atau subtituen
secara rasional dengan tujuan mendapatkan senyawa yang aktifitasnya
lebih tinggi.Beberapa metode yang sering digunakan untuk optimasi
senyawa penuntun adalah modifikasi struktur model Topliss, metode
pencarian Fibonacci, metode optimasi rangkaian simpleks dan analisis
klaster.

a. Modifikasi Struktur Model Pendekatan Topliss


TOPLISS (1974), telah mengembangkan petunjuk yang non
matematik, non statistik dan non komputer, dengan menggunakan
prinsip dasar pendekatan hubungan struktur dan aktivitas model Hansch
untuk memodifikasi molekul suatu struktur senyawa penuntun yang sudah
di ketahui aktivitasnya, dalam usaha mengoptimalkan aktivitas obat
dengan lebih efisien.
Modifikasi struktur model pendekatan Topliss adalah memasukkan
gugus-gugus yang mempunyai sifat lipofilik, elektronik dan sterik tertentu,
pada posisi yang tertentu struktur senyawa penuntun, dengan ramalan akan
menghasilkan snyawa yang memberikan aktivitas lebih tinggi, sama atau
lebih rendah dibanding aktivitas senyawa penuntun dan kemudian dicari
jalur sintesis yang paling menguntungkan. Modifikasi struktur pada cincin
aromatik dan pada rantai samping gugus alkil.
- Modifikasi Struktur pada Cincin Aromatik
Dasar modifikasi ini adalah bahwa strutuk penuntun yang telah
diketemukan. Pada umumnya mengandung cincin benzen dan dalam
kenyataannya sekitar 40% molekul organik dan 50% dari semua paten
termaksud kategori ini. Pada modifikasi struktur cincin aromatik yang
diperhatikan adalah sifat lipofilik dari substituen-substituen yang
dimasukkan dalam struktur penuntun dan pengaruhnya terhadap aktivitas
biologis.
Gambar 1. Skema oprasional subtitusi aromatik model pendekatan topliss

Gambar 2. Nilai tetapan subtituen yang digunakan subtitusi aromatik model pendekatan
topless

- Modifikasi pada Rantai Samping Gugus Alkalil


Metode pendekatan pada modifikasi rantai samping gugus-gugus
alkalil yang terdapat pada senyawa ester, keton, amin, dan amida. Pada
subtitusi ini perubahan aktivitas dipengaruhi oleh sifat lipofilik, elektronik,
dan sterik, subtituen.
Gambar 3. Nilai tetapan subtituen pada Rantai Samping Gugus Alkalil

Gambar 4. skema oprasional pada Rantai Samping Gugus Alkalil

b. Metode Pencairan Fibonacci


Metode ini relatif sederhana, non computer dan pada umumnya
digunakan untuk modifikasi molekul pada rantai samping senyawa
penuntun dalam usaha mendapatkan senyawa dengan aktivitas biologis
yang optimum. Modifikasi melibatkan suatu seri homolog C-alkil, O-alkil,
atau N-alkil. Skema Fibonacci berdasarkan urutan 1,2,3,5,8,13,21,34 dan
seterusnya., dimana urutan setelah kedua adalah jumlah dari angka
terakhir.
Mula-mula dipilih interval jumlah rantai atom C yang diinginkan
dan ditentukan titik tengahnya. selanjutnya dipilih dua turunan senyawa
berdasarkan dua titik ditengah interval sesuai urutan nomor Fibonacci
untuk disintesis dan di evaluasi. Dari hasil evaluasi dibuat interval baru
dimulai dari snyawa yang kurang aktif sampai ujung urutan Fibonacci.
Interval baru tersebut diselidiki lagi pada cara yang pertama. Oleh karena
salah satu analog telah disintesis pada langkah sebelumnya hanay
diperlukan satu tambahan turunan yand dibuat untuk tiap-tiap langkah,
kecuali langkah pertama. Pada langkah terakhir akan didapatkan satu
turunan yang memppunyai aktivitas optimum.

c. Metode Rangkaian Optimasi Simpleks


Darvas (1974) memperkenalkan metode optimasi untuk
merancang analog obat dengan dasar pengaturan tertentu dari struktur
senyawa yanag mempunyai aktivitas biologi sama. Hal ini memerlukan
bantuan komputer kecuali dala kasusu dua dimensi.
Prinsip utama metode ini, dimana kelompok senyawa hipotetik
diplot dalam sistem koordinat tiga dimensi. dua koordinat horizontal (x
dan z) menggambarkan nilai substituen. Koordinat vertikal (y)
menggambarkan aktivitas biologis senyawa yang tersubstitusi.
Seperti halnya metode Topliss, metode optimasi rangkaian
simpleks sangat cocok untuk modifikasi suatu seri senyawa yang
sintesisnya memerlukan waktu relatif lama sedang diuji aktivitas
biologisnya relatifi cepat.

Langkah-langkah pada metode optimasi simpleks adalah sebagai berikut :


1. Satu kelompok senyawa hipotetik diletakan dalam system

koordinat .

2. Diplih salah satu senyawa penuntun yang menpunyai aktivitas biologis


tertentu untuk dikembangkan lebih lanjut, dan kemudian diletakan
dalam system koordinat.
3. Dipilih dua senyawa, kemudian disintetis dan di uji aktivitasnya.
Pemilihan senyawa sebaiknya menggunakan metode Topliss
4. Titik ketiga senyawa dihubungkan, kemudan dibuat garis dari tujuan
yang mempunyai aktivitas rendah (B) menuju ketitik tengah sisi yang
berlawanan (A-C), kemudian dipilih senyawa yang terletak paling
dekat dengan titik B, yaitu senyawa D, yang kmudian di sintetis dan di
uji aktivitasnya. Hasil uji menunjukan bahwa senyawa D lebih aktif
dibanding A dan C.
5. Senyawa B kemudian dikeluarkan dan dibuat segitiga simpleks yang
baru yaitu dari titik A,C dan D.
6. Ulangi langkah 4 dibuat garis dari turunan yang memounyai aktivitas
terendah (C) menuju kesisi A-D dan seterusnya sehingga mencapai
senyawa dengan aktivitas maksimal.
d. Analisis Klaster
Hansch, Unger dan Forsythe (1973) mengelompokan substituen-
substituen pada sistem aromatik berdasarkan persamaan nilaa-nilai
parameter kimia fisika yang telah diketahui. Analisis klaster digunakan
untuk pengembanagan suatu senyawa penuntun dengan melalui langkah
berikut:
- Memilih senyawa yang akan diteliti dengan memperhitungkan agar
korelasi sifat kimia fisika dari masing-masing substtituen yang terpilih
minimum sehingga ada perbedaan substansial dari variabel sifat-sifat
kimia fisika masing-masing substituen.
- Untuk mengetahui korelasi sifat-sifat kimia fisika masing-masing variabel
substituen dilakukan perhitungan matriks dengan bantuan komputer. bila
dari hasil perhitungan matriks masih ada hubungan yang bermakna antar
variabel substituen maka dilakukan pergantian substituen dengan
memperhatikan sifat fisika kimia dari substituen. dilakukan analisis
matriks lagi sehingga didapat korelasi sifat-sifat kimia fisika dari masing-
masing substituent yang minimum.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode optimasi senyawa penuntun adalah cara memodifikasi
struktur seenyawa penuntun atas dasar pemilihan gugus atau subtituen
secara rasional dengan tujuan mendapatkan senyawa yang aktifitasnya
lebih tinggi.
Beberapa metode yang sering digunakan untuk optimasi senyawa
penuntun adalah modifikasi struktur model Topliss, metode pencarian
Fibonacci, metode optimasi rangkaian simpleks dan analisis klaster.
B. Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-
kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor
keterbatasan waktu, pemikiran dan pengetahuan penulis yang terbatas,
oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah ini penulis sangat
membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun
kepada semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Siswandono soekardjo, Bambang.2008.kimia medisinal 1.Airlangga University


Press.Surabaya

You might also like