You are on page 1of 3

Nama: Azira Natasya

NIM : 2173311007
Kelas : Reguler A 2017

DONGENG MELATIH IMAJINASI ANAK

Dongeng memiliki banyak manfaat untuk anak. Salah satunya adalah untuk
meningkatkan keterampilan bicara anak. Karena melalui dongeng anak akan mengenal banyak
kosakata baru. Selain itu, dongeng dapat melatih imajinasi dan kreativitas anak. Dongeng
melatih imajinasi anak usia dini. Imajinasi merupakan kemampuan berpikir seseorang yang
dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya, dalam merespon suatu stimulasi. Kemampuan ini sangat
berguna untuk mengembangkan kreatifitas anak . dengan imajinasianak dapat mengembangkan
daya piker dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas sehari-hari. Imajinasi anak
berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreatifitas dalam diri anak. Imajinasi sangat besar
manfaatnya bagi perkembangan anak usia dini. Setiap anak diciptakan dengan karakteristik yang
berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia dini tumbuh dan berkembang dengan banyak
cara dan berbeda pula.

Karakteristik anak usia dini dikemukakan oleh Sofia Hartati (2005:8-9) sebagai berikut:
a. memiliki rasa ingin tahu yang besar, b) merupakan pribadi yang unik, c) suka berfantasi dan
berimajinasi, d) masa potensial untuk belajar, e) memiliki sikap egosentris, f) memiliki rentan
daya konsentrasiyang pendek, g) merupakan bagian dari makhluk sosial. Dari penjelasan di atas
maka perlu kiranya sebagai seorang pendidik perlu memberikan sebuah stimulus untuk
mengasah imajinasi anak didiknya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pada penjelasan
sebelumnya disebutkan bahwa dongeng merupakan sarana berkomunikasi bagi anak dengan
objek, dengan orang, dengen lingkungan dari kegiatan ini diharapkan muncul pembelajaran yang
bermakna pada diri anak. Mendongeng termasu aktifitas berkomunikasi yang mudah dan murah.
Mendongeng pada anak bisa dilakukan dimana saja, dongeng membantu anak dalam
berimajinasi. Dengan mendengarkan dongeng anak tidak merasa dinasehati orantuan maupun
guru.
Menurut Priyono (2006:9) dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang mengada-ada
serta tidak masuk akal dan dapat ditarik manfaatnya. Jadi, cerita yang terdapat di dalam dongeng
adalah cerita khayalan yang terkadang di luar akal sehat. Seperti, cerita Timun Mas ketika
menebar biji buah timun yang seketika berubah menjadi hutan lebat. Walaupun cerita dongeng
tidak masuk akal tetapi cerita dalam dongeng memiliki informasi yang dapat ditarik manfaatnya.
Seperti, pesan moral agar menghormati dan menyayangi orang tua pada kisah Malin Kundang
atau cerita Roro Jograng yang berkisah tentang asal mula berdirinya Candi Prambanan.

Menurut Carr Lemon dan Cannadine (2010) dongeng adalah cerita sejarah yang berisi
pengalaman tentang kejadian masa lampau (past human events) dan merupakan salah satu
sumber sejarah berupa tradisi lisan. Menurut Sawyer dan Comer (1996) dongeng pada umumnya
adalah “The common man’s fairy tale. They are unadorned stories. Folk tales common plots
where good overcomes evil and justice served”. Menurutnya, dongeng merupakan cerita biasa
yang mengisahkan tentang cerita peri. Dongeng adalah cerita yang tidak indah. Dongeng
mengisahkan tentang kebaikan yang akan selalu menang melawan kejahatan. Cerita ini secara
turun-temurun disampaikan sejak dulu dan merupakan kebudayaan.

Brancato (2011) menjelaskan bahwa dongeng anak-anak dapat mengembangkan


kepekaan sosial serta imajinasi dengan mengikuti alur yang diberikan. Sedangkan, berdasarkan
Media Indonesia (2006) menyatakan bahwa dalam bahasa Inggris, dongeng berarti story telling,
yang mampu mengembangkan daya piker dan imajinasi, kemampuan berbicara anak, daya
sosialisasi anak, dan sebagi sarana komunikasi yang harmonis antara anak dengan orang tua, atau
murid dengan guru.

Manfaat sebuah dongeng yang ditanamkan pada diri seorang anak berkaitan erat dengan
pengembangan daya imajinasinya. Dunia anak adalah dunia imajinasi. Cerita atau dongeng
merupakan media efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk
menumbuhkan rasa empati, misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan kerja
keras, maupun tentang beebagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayut dan
menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai dengan tidak
bersikap memerintah atau menggurui. Sebaliknya, para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah
yang iharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Jadi, anak mempunyai dunianya sendiri dan tidak jarang mereka berbicara dengan teman
khayalan. Dengan daya imajinasi yang masih sangat bagus ini, orang tua harus bisa
mengarahkannya kearah positif dan tetap terkontrol. Dongeng anak-anak merupakan cara terbaik
untuk mengembangkan kreatifitas anak dalam berimajinasi.

Dari Pemaparan diatas dongeng sebaiknya tetap dipertahankan mengingat manfaat


dongeng sangat banyak untuk membangun karakter dan kepribadian anak serta melatih imajinasi
anak. Dengan dongeng anak akan dapat mengasah kratifitas anak dalam berkreasi yang akan
membuat anak kritis dan aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Ardini, Pupung Puspa. 2012. Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap


Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun. Jurnal Pendidikan Anak. PAUD FIP Universitas
Negeri Gorontalo. Volume 1, Edisi 1, Juni 2012.

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpa/article/view/2905 diakses pada tanggal 19 oktober 2018.

Soetikno1 , Naomi. Verauli, Roslina dan Agustina. 2017. Pengaruh Mendongeng


Terhadap Kemampuan Adaptif Anak Keterbelakangan Mental. Jurnal Pendidikan Dasar.
Universitas Tarumanegara. Vol. 9. No.2 Juli 2017.

https://media.neliti.com/media/publications/240802-pengaruh-mendongeng-terhadap-
kemampuan-a-ad20160d.pdf diakses pada tanggal 19 oktober 2018.

Sophya, Ida Vera. Membangun Kepribadian Anak Dengan Dongeng. Jurusan Tarbiyah
STAIN Kudus. Vol. 2 No. 1 Januari-Juni 2014. Diakses pada tanggal 19 oktober 2018.

You might also like