You are on page 1of 11

Laporan Praktikum Hari/ Tanggal : Kamis/ 21 Maret 2013

Peralatan Industri Pertanian Golongan : P2


Dosen : Dr. Ir. Ade Iskandar, M.Si.
Asisten :
1. Raysa (F34090159)
2. Alzara Zetiara (F34100052)
3. Rhama Rakhmatullah (F34100057)

Spray Drying dan Drum Drying

Oleh

Suwindi Saragih F34110035


Desta Aldinu Pratiwi F34110053

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengawetan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik
menggunakan teknologi yang tinggi maupan sederhana. Misalnya, dengan teknik
pengolahan pengeringan proses pengeringan selain untuk mengawetkan makanan
(bahan pangan) yang mudah rusak atau busuk pada kondisi penyimpaan sebelum
digunakan, pengeringan pangan juga menurunkan biaya, mengurangi kesulitan dalam
pengemasan, pengangkutan, maupun penyimpanan,dan juga mengurangi kadar air
bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang
dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan
yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama. Sehingga proses
pengeringan sangat penting peranannya di dalam suatu industri pertanian. Pemilihan
dengan cara pengeringan (drying) suatu produk biasanya berdasarkan pada kualitas
produk terhadap penghematan energi yang dipakai. Pengeringan dapat diartikan pula
sebagai proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan
energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Bentuk
alat pengering beraneka ragam disesuaikan dengan bahan hasil pertanian yang akan
dikeringkan.
Salah satu contoh klasifikasi alat pengering yang akan dipelajari dalam
praktikum ini adalah berdasarkan jenis bahan yang dikeringkan, antaralain pengering
bahan padat seperti pengering bahan cair seperti spray dryer dan drum dryer.

1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati secara langsung alat pengering
bahan cair spray dryer dan drum dryer. Sehingga, diharapkan dengan pengamatan
secara langsung pada peralatan alat pengering, dapat diketahui bagian-bagian dan
cara dan prinsip kerja dari masing-masing alat.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
[ terlampir ]

2.2 Pembahasan
Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi
dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan
air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan
penerima uap cairan (Treybal 1980).
Pengeringan semprot (spray drying) adalah suatu metode pengeringan yang
unk karena meliputi dua unsur yaitu formasi partikel dan pengeringan. Karakteristik
dari bubuk yang dihasilkan dapat dikntrol, dan property bubuk dapat dijaga konstan
selama operasi berlangsung. Dengan desain pengeringan semprot (spray dryer) yang
tersedia, dimungkinkan untuk memilih tipe alat untuk menghasilkan baik bubuk yang
halus maupun kasar, aglomerat, maupun granula (Fikri 2008). Spray Drying adalah
metode pengeringan dengan penyemprotan larutan atau suspense dari moncong ke
dalam udara panas atau gas lain yang mengalir ke atas sehingga zat cair menguap
seketika, lalu zat padat yang kering jatuh ke dalam bilik pengumpul (Pudjaatmaka
2002). Cara spray drying telah banyak diterapkan, dengan mengalirkan udara panas
baik secara co-current (aliran searah) maupun counter current (aliran berlawanan).
Temperatur produk biasanya berkisar 60-80oC (Wahjono 2000). Prinsip kerja dari alat
ini adalah melakukan pengeringan atau penguapan air hanya berlangsung dalam
waktu yang singkat (beberapa detik saja), sehingga pada saat jatuh ke lantai ruangan,
sudah dalam kondisi kering (berupa butiran) (Suprapti 2002). Dari pengamatan yang
dilakukan didapatkan bahwa prinsip kerja dari spray dryer ini sendiri adalah dengan
melakukan pengeringan pada suhu yang tinggi dan waktu pengeringan yang
sesingkat-singkatnya. Spray dryer menggunakan tenaga penggerak dengan mesin
lintrik.
Komponen - komponen dasar dari spray dryer adalah Atomize, Chamber, Heater,
Cyclone, dan Bag Filter. Atomizer merupakan bagian terpenting pada spray dryer
dimana memiliki fungsi untuk menghasilkan droplet dari cairan yang akan
dikeringkan. Droplet yang terbentuk akan didistribusikan (disemprotkan) secara
merata pada alat pengering agar terjadi kontak dengan udara panas. Chamber
merupakan ruang dimana terjadi kontak antara droplet cairan yang dihasilkan oleh
atomizer dengan udara panas untuk pengeringan. Kontak udara panas dengan droplet
akan menghasilkan bahan kering dalam bentuk bubuk. Bubuk yang terbentuk akan
turun ke bagian bawah chamber dan akan dialirkan dalam bak penampung. Heater
berfungsi sebagai pemanas udara yang akan digunakan sebagai pengering. Panas
yang diberikan harus diatur sesuai dengan karakteristik bahan, ukuran droplet yang
dihasilkan dan jumlah droplet. Suhu udara pengering yang digunakan diatur agar
tidak terjadi over heating. Cyclone berfungsi sebagai bak penampung hasil proses
pengeringan. Bubuk yang dihasilkan akan dipompa menuju Cyclone. Bag Filter
berfungsi untuk menyaring atau memisahkan udara setelah digunakan pengeringan
dengan bubuk yang terbawa setelah proses (Anonim 2012).
Spray Drying mengandung empat tahapan proses yaitu atomisasi sampel bahan
menjadi spray, kontak spray dengan udara atau dinamakan mixing and flow,
pengeringanpada spray (moisture atau volatile evaporation), dan pemisahan produk
kering dari udara (Fikri 2008). Pertama-tama seluruh bahan dalam bentuk cair yang
akan dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan
menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut
kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan
air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk.
Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan
cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan
suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengeringan dengan
menggunakan spray drying antara lain adalah suhu udara pengering, perbedaan suhu
inlet dan outlet produk, berat produk, kandungan air dalam udara pengering, serta
rasio kelembaban udara pengering. Misalnya saja pada susu encer, parameter
operasinya adalah kelembaban udara masuk 45-55%, kelembaban udara keluar 4%,
temperature udara yang masuk <250 oC, dan suhu udara keluar 95-100% (Dittman
1977). Pada perhitungan rendemen susu bubuk pada saat praktikum didapatkan hasil
yang tidak sesuai. Karena masih banyak sisa-sia hasil bubuk yang tidak tertimbang
dan banyak juga bahan yang terbuang dan terambil oleh praktikan. Selain itu sisa
hasil pengeringan sebelumnya masih tertinggal didalam berbagai bagian dari alat
tersebut. Hasil rendemen yang didapatkan 5,95 %.
Kelebihan dari Spray Drying yang pertama adalah bubuk yang dihasilkan
memiliki ukuran partikel dan kadar kelembaban yang spesifik tanpa mengacu pada
kapasitas pengeringan dan heat sensitivity dari produk. Kelebihan yang kedua adalah
spesifikasi kualitas bubuk tetap konstan selama operasi pengeringan berlangsung
tanpa bergantung dari lama pengeringan selama dijaga konstan. Kelebihan yang
ketiga adalah operasi spray dryer berlanjut dan mudah, operasi sangat fleksibel
dengan control otomatis, dan waktu respon sangat cepat. Seorang operator dapat
menjalankan lebih dari satu pengering jika letaknya berdekatan. Kelebihan yang
keempat adalah desain pengering yang sangat banyak dan cukup tersedia, spesifikasi
produk yang diinginkan mudah untuk ditemui. Kelebihan yang kelima adalah spray
drying dapat digunakan baik dari material yang mempunyai heat sensitive dan heat
resistant tertentu. Lalu kelebihan yang keenam adalah sampel bahan yang berbentuk
gel, emulsi, pasta, atau kental dapat ditangani asal mudah untuk dipompa (Fikri
2008). Kekurangan dari spray dryer adalah biaya pemasangan yang mahal dan
memiliki efisiensi termal yang buruk (Fikri 2008). Menurut pengamatan praktikan
terhadap spray drying, kelebihan dari sistem Spray Drying adalah dari jumlah
kapasitas pengeringan yang besar dan proses pengeringan terjadi dalam waktu yang
sangat cepat. Kapasitas pengeringan bias mencapai mencapai 100 ton/jam. Lalu tidak
terjadinya kehilangan senyawa volatile dalam jumlah besar (aroma). Alat ini juga
cocok untuk produk yang tidak tahan pemanasan (tinggi protein) sehingga kandungan
protein dari produk yang diolah tetap terjaga. Mampu memproduksi partikel kering
dengan ukuran, bentuk, dan kandungan air serta sifat-sifat lain yang dapat dikontrol
dengan yang diinginkan. Alat ini pun mempunyai kapasitas produksi yang besar dan
merupakan system kontinyu yang dapat dikontrol secara manual maupun otomatis.
Sedangkan kekurangan sistem Spray Drying adalah diperlukannya biaya yang cukup
tinggi dalam melakukan proses produksi, hanya dapat digunakan pada produk cair
dengan tingkat kekentalan tertentu, dan tidak dapat diaplikasikan pada produk yang
memiliki sifat lengket karena akan menyebabkan penggumpalan dan penempelan
pada permukaan alat.
Saat ini peggunaan spray dryer secara komersial banyak digunakan untuk
pengeringan produk-produk agrokimia, bioteknologi, bahan-bahan kimia dasar dan
berat, susu, zat pewarna, konsentrat mineral dan bahan farmasi (Fikri 2008).
Teknologi spray dryer dalam dunia industry biasanya digunakan dalam pembuatan
susu bubuk, kopi bubuk, minuman rasa dalam bentuk bubuk atau serbuk yang
memanfaatkan teknologi semprot dari alat tersebut yang dapat mengubah bahan dasar
yang berupa cairan menjadi serbuk kering.

Drum Dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk


larutan, bubur maupun pasta. Bagian utama dari alat ini adalah silinder logam yang
berputar, dan bagian dalamnya berlubang. Sebagai media pemanas digunakan cairan
atau uap air kemudian dialirkan ke bagiann dalam silinder, pemanasan berlangsung
secara konduksi. Alat jenis ini ada yang menggunakan satu buah silinder dan ada pula
uang menggunakan dua buah silinder. Bahan basah diisikan dengan cara
menyemprotkannya secara kontinyu ke permukaan luar silinder sebelah atas.
Disamping itu ada juga yang dengan jalan mengalirkan bahan basah tersebt akan ikut
terbawa pada permukaan luar silinder yang bersuhu tinggi sehingga bahan mengering.
Bahan basah yang akan dikeringkan dimasukkan ke dalam alat melalui pipa dan
dialirkan pada drum yang berputar. Dinding drum yang panas akan menguapkan air
bahan sehingga bahan menjadi kering menurut apa yang diinginkan. Uap panas
keluar dari alat melalui saluran sebelah atas. Sedangkan bahan yang telah kering
dilepaskan dari drum dengn menggunakan pisau kikis yang diatur jaraknya terhadap
drum. Kemudian bahan kering ini akan mengalir ke bawah dan ditampung dengan
menggunakan wadah yang tlah disediakan (Daulay 2005). Melalui pengamatan yang
praktikan yang dilakukan didapatkan bahawa mesin drum dryer ini mengeringkan
produk yang bahan awalnya pasta menjadi bentuk serpihan. Prinsip kerja alat ini
adalah menggilas bahan dengan suhu tinggi dan menjadikan lempengan tipis seperti
serpihan dan kering.
Cara kerja dari alat ini adalah drum yang terbuat dari logam (stainless steal)
dihembuskan udara panas dari dalam, pada saat bersamaan bahan yang akan
dikeringkan dimasukkan ke permukaan drum yang berputar. Panas yang ada di
permukaan drum akan menurunkan kadar air dalam bahan, air dibuang melalui
pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut dapat mengering. Aplikasi
penggunaan metode ini biasanya digunakan dalam pengeringan larutan atau suspensi
(Hajare 2009). Dari percobaan yang dilakukan, cara kerja dari alat ini adalah bahan
yang dibutuhkan disiapkan, sebaiknya dalam kondisi matang, karena alat ini bukan
berfungsi untuk mematangkan bahan, tapi untuk mengeringkan bahan. Lalu
dimasukkan secara teratur ke bagian diantara kedua drum. Lalu bahan yang
dikeringkan akan mongering diatas drum dan sudah kering diatas drum dan akan
terkikis dan jatuh ke dalam bak penampung bahan yang berada dibawah alat tersebut.
Diameter drum biasanya bervariasi antara 2 sampai 10 ft dan panjangnya
anatara 2 sampai 14 ft dengan kecepatan berputar 1 sampai 10 rpm. Alat pengering ini
juga dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200 sampai
1800°F. Kadang-kadang pengering ini digunakan pada suhu 400 sampai 900°F
misalnya untuk mengeringkan arang (Sumarsono 1988).
Drum Dryer memiliki tiga komponen utama yaitu, yang pertama adalah
Tangki yang berfungsi sebagai tempat produk yang akan dikeringkan. Produk yang
akan dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki dibuat
sedemikan rupa agar semua produk dapat dikeringkan sempurna. Komponen yang
kedua adalah Drum yang berfungsi sebagi alat pengering dimana ditempatkan uap
panas dalam drum. Drum mempunyai konstruksi sedemikan ruapa sehinggga dapat
dimasukkan uap panas kedalamnya. Saat drum berputar maka proses pengeringan
yang dilakukan pada drum ini merupakan proses pengeringan lapis batas dimana
prooduk akan bersinggungan dengan permukan panas dan menempel pada drum
sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum. Selama pengangkutan ini
kandungan air dalam produk akan menguap sehingga saat drum berputar
menyelesaikan siklus putarannya produk telah mencapai kadar air yang diinginkan.
Putaran drum dan panas uap yang masuk diatur sedemikan rupa untuk mendapatkan
produk dengan kadar air yang ditetapkan. Lalu komponen drum dryer yang ketiga
adalah Pisau Skarp yang berfungsi untuk memisahkan produk yang telah kering.
Produk yang diinginkan dan masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke
dalam tangki keluaran. Proses pemisahan ini dilakukan dengan sebuah pisau skrap
yang dibentuk sedemikan rupa sehingga dapat memisahkan produk dari drum degan
sempurna. Aliran massa pada system drum dryer dapat dianalisa untuk mendapatkan
besarnya total energy yang digunakan. Pemasukan material ke system dapat dianggap
sebagai pemasukkan dua jenis aliran massa, yaitu aliran massa produk dan aliran
massa air. Disaat berada dalam system kedua aliran terpisah dan kemudaian keluar
kelingkungannya dengan cara berbeda sesuai dengan sifat-sifat zatnya.
Drum Dryer ini memliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Kelebihan drum dryer adalah produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik
sehingga sifat rehidrasi tinggi, bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat
kental, seperti pasta dan pati, efisiensi/hemat energi dan kecepatan yang tinggi,
produk atau hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis, mudah untuk
mengoperasikan dan memelihara, dan fleksibel dan cocok untuk beberapa
pengeringan tapi dalam jumlah kecil. Sedangkan Kelemahan dari drum dryer ini
sendiri adalah tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk film (lapisan
tipis) yang bagus, hanya dapat digunakan utnuk produk yang mengandung kadar gula
tinggi seperti tomat murni tidak mudah dipisahkan dari drum karena thermo plasticity
dari suhu bahan, kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu relatif rendah
dibandingkan dengan spray drying, biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum
karena presisi mesin sangat dibutuhkan, kemungkinan panas produk dapat
memberikan rasa masak dan pudarnya warna karena kontak langsung dengan suhu
tinggi di permukaan drum, tidak dapat memproses bahan atau material yang
mengandung garam tinggi (asin) atau bersifat korosif karena berpotensi terjadi
pitting pada permukaan drum, dan luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih
rendah dibandingkan dengan jenis pengeringan lainnya seperti spray drying.
Alat pengering drum dryer, terutama dipakai untuk mengeringkan biji kedelai,
namun tidak menutup kemungkinan model tersebut dapat dipakai atau diterapkan
untuk mengeringkan biji kedelai hasil pertanian yang berbentuk biji- bijian pada jenis
komoditi yang lain seperti, jagung, gabah, kopi, dan lain- lain (Sumarsono 2004).
Drum dryer biasanya digunakan pada pengeringan produk pangan seperti, susu,
makanan bayi, sereal, buah dan sayuran, ubi, singkong, dan lain-lain.

Pengering spray dryer dan drum dryer bila dibandingkan dengan alat
pengering biasa lainnya atau system pengeringan sederhana biasa jauh lebih efektif
dan efisien. Waktu pengeringan yang relative lebih cepat dan hasil yang stabil bila
dibandingkan dengan pengeringan biasa yang memerlukan waktu lama dan hasilnya
relative berbeda-beda satu sama lainnya. Namun kalau dibandingkan dari segi harga,
pengeringan dengan menggunakan alat ini jauh lebih mahal daripada dengan
pengeringan biasa. Kebanyakan industry besar yang menggunakan pengeringan
dengan alat ini, kebanyakan industry kecil masih menggunakan pengeringan dengan
system biasa dikarenakan belum bisa membeli alat pengering yang relative mahal ini.
Pengeringan dengan spray dryer dapat mempertahankan kualitasnya, karena
pengeringannya dilakukan pada waktu singkt sehingga kandungan gizinya masih bisa
dipertahankan.

III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pengeringan semprot (spray drying) adalah suatu metode pengeringan yang
unk karena meliputi dua unsur yaitu formasi partikel dan pengeringan. Karakteristik
dari bubuk yang dihasilkan dapat dikntrol, dan property bubuk dapat dijaga konstan
selama operasi berlangsung. Sedangkan mesin drum dryer adalah mesing yang
mengeringkan produk yang bahan awalnya pasta menjadi bentuk serpihan. Prinsip
kerja alat ini adalah menggilas bahan dengan suhu tinggi dan menjadikan lempengan
tipis seperti serpihan dan kering. Komponen - komponen dasar dari spray dryer
adalah Atomizer, Chamber, Heater, Cyclone, dan Bag Filter. Sedangkan drum dryer
memiliki tiga komponen utama yaitu, yang pertama adalah Tangki, Drum¸Pisau
Skarp. Pengering spray dryer dan drum dryer bila dibandingkan dengan alat
pengering biasa lainnya atau system pengeringan sederhana biasa jauh lebih efektif
dan efisien.

III.2 Saran
Hendaknya alat-alat yang ada dijaga dengan baik, karena harga yang relative
mahal dan kegunaannya yang sangat dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Metode Pengeringan dengan Menggunakan Spray Dryer. [terhubung


berkala]. http://www.tsffarmasi.co.id. [23 Marte 2013].
Daulay SB. 2005. Pengeringan Padi. [terhubung berkala].
http://www.library.usu.ac.id. [23 Maret 2013].
Dittman FW. Analysing a Spray Dryer. Jurnal Chemical Engineering edisi Januari
1977.
Fikri IA. 2008. Pengaruh Variasi Literatur. [terhubung berkala].
http://www.lontar.ui.ac.id . [23 Maret 2013].
Hajare A. 2009. Vaccum Foam Drying. India: Departement Of Biotechnology.
Pudjaatmaka AH. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suprapti L. 2002. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius.
Sumarsono. 2004. Kajian Perilaku Suhu Udara Dalam Ruang Pengering. Malang:
UNIBRAW
Treybal RE. 1980. Mass Transfer Operations. New York: Hill Book Company.
Wahjono E. 2000. Mengebunkan Lidah Buaya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN
Gambar Spray Dryer :

Sumber :
http://www.niro.com/NIRO/cmsdoc.nsf/webdoc/ndkk5hvds3

Sumber :
http://class.fst.ohio-state.edu/Dairy_Tech/14Spraydrying.htm
Gambar Drum Dryer :

Sumber :
http://home.howstuffworks.com/how-to-repair-a-dryer1.htm

Sumber :
http://www.n-refine.co.jp/index.php/eng/Product-Information/Recycle-plant/Vacuum-
drum-dryer

You might also like