Professional Documents
Culture Documents
Saya setuju dengan artikel yang ditulis oleh Anne Avantie mengenai “ gereja
bukan fashion show”. Saya mengambil salah satu tulisan beliau yang berbunyi ” Trend
berbusana memberikan pengetahuan serta pemahaman tentang tata cara dan
membeli busana yang tepat untuk dipakai pada suatu kesempatan. Tentu ada banyak
pertimbangan seorang perempuan memilih cara berbusana. Salah satunya,
‘mencuri’ perhatian orang. Namun, gereja bukan tempat yang pantas untuk
menerapkan tujuan tersebut!”
Menurut saya, terkhusus pada wanita sendiri, gaya bebusana yang baik adalah
berpakaian yang sopan ke gereja artinya kita sebagai perempuan harus menjaga tata
busana kita yang tidak mengundang hawa nafsu seperti pakaian yang ketat, rok yang
terlalu pendek, dan baju yang menampakkan aurat wanita yang semestinya ditutupi.
Memang perkembangan tren mode semakin pesat, gaya berbusana orang luar juga bisa
masuk dengan mudah yang di dukung oleh pesatnya kemajuan teknologi khususnya.
Saya sendiri lahir ditengah tengah keluarga dan lingkungan yang kurang
mengajarkan Tuhan dengan baik, setiap minggu saya memang pergi kegerja. Dari awal
memang bisa dikatakan sayalah orang yang paling cuek dalam hal berbusana kegereja
karena pemikiran saya itu kita kegereja itu hanya untuk bertemu dengan Tuhan, bukan
untuk pamer baju. Karena itu lah setiap minggu saya selalu diomelin oleh mama saya
karna gaya berbusana saya yang apa adanya, tapi saya tidak pernah mendengarkan
karena menurut saya itu aku itu dating sama Tuhan bukan unuk memamerkan kekayaan
ataupun pakaian mahal. Saya perhatikan, jemaat yang beribadah itu hanya untuk
memamerkan apa yang mereka miliki. Berlomba dalam menunjukkan tas mahal mereka,
sepatu, gaun, emas, gelang,bahkan cincin mereka. Jemaat di gereja saya itu berlomba
lomba berdandan paling cantik dan disukai oleh banyak orang dan setiap hari minggu
itu pasti banyak orang yang berfoto dan berselfie ria digereja yang menurut saya itu
menunjukkan bahwasanya “ saya kegereja loh memuji Tuhan” seperti itu. Padahal pada
saat pendeta sedang berkhotbah banyak yang saya perhatikan memainkan hapenya,
membuka media social ataupun sibuk bermain game. Mereka tidak mendengar dengan
baik apa yang disampaikan oleh pendeta dan ajaran yang perlu dipahami. Terkhusus
pada remaja, memakai gaun dan tas yang paling mahal itu seolah menjadi daya tarik
tersendiri bagi mereka. Padahal dalam 1 Timotius 2:9-10 dikatakan bahwa “
demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas,
dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang kepang, jangan
memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi
hendaknya ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi
perempuan untuk beribadah.”
Adapun point yang dapat saya tangkap dari nats itu adalah :
Yang bisa saya tangkap dari ayat itu adalah bahwasanya Tuhan tidak mengingini wanita
untuk berpakaian yang mengundang hawa nafsu dunia karena ada tertulis dalam 1
Korintus 6:19-20 yang berbunyi “ Atau tidak taukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yag diam didalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh
dari Allah,-dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli
dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!”. Jadi maksudnya adalah bahwasanya kita itu harus menjaga aurat kita
khususnya wanita. Jika kita memakai pakaian yang tidak senonoh seperti pakaian yang
menunjukkan lekukan tubuh, pakaian yang menunjukkan bagian dada, dan juga rok rok
pendek yang membuat aurat kita terbuka, maka akan mengundang hawa nafsu dunia.
Perhatian lelaki akan otomatis mengarah pada kita, apalagi lelaki khusus nya jikalau
pendeta yang menyampaiakan isi firman Tuhan adalah lelaki, maka tidak mungkin hawa
duniawi nya akan keluar karena ia juga lelaki ciptaan Tuhan. Oleh karenanya, alangkah
baiknya yang kita tampilkan pertama kali itu adalah hati yang disiapkan ketika datang
kepada Tuhan, bukan untuk memamerkan harta dan kekayaan kita kepada orang lain.
Pandangan Alkitab Dalam Hal Berpakaian Ketika Beribadah.
“tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik ,seperti yang layak bagi
perempuan yang beribadah”
Persembahan kita yang sejati kepada Allah adalah tubuh kita.untuk itu menjadi
kewajiban kita untk menjaga kekudusan tubuh kita dengan memakai pakaian
yang sopan.
Selama ini ,apakah kita dibuat sibuk dengan memperbaiki penampilan atau sibuk
memperbaiki hati dan karakter kita? Jika kita sibuk dengan penampilan luar saja
,kita perlu mengevaluasi diri. Apakah kita telah menunjukkan keindahan yang
sesungguhnya.
3. Apakah kita menjadi diri sendiri atau hanya mengikuti trend fashion?
(Roma 12:2)
“janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini ,tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu,sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah ,apa yang baik,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Seringkali ,jika kita menjadikan seorang model atau artis menjadi kiblat dalam
berpenampilan ,hal ini dapat membuat kita meninggalkan karakter kita sendiri
dan justru menjadi orang lain. Bisa disebut bahw kita telah menjadi budak tren
fashion .jadilah diri sendiri karna kita adalah ciptaan palin indah dan unik.
Kesopanan bukan berarti anti-mode. Namun ,kita juga perlu mengetahui budaya
sopan santun dalam berpakaian ,bukan mengikuti gaya barat.
Seperti yang telah disebutkan diatas. Jika kita datang kepada orang-oran yang
kita hormati ,kita pasti akan menggunakan pakaian yang sopan. Apalagi kepada
Allah yang melebihi orang-orang penting tersebut.pakaian yang kita kenakan
pun harus menghormati Alla.