Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Report
mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang mengambil judul “Seni Dalam Islam”. Penulis
berterima kasih kepada Bapak Dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan
bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 11
3.2 Saran……………………………………………………………………………... 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat bagi alam semesta dan selalu
membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1. Agar mengetahui tentang segala yang berhubungan dengan pokok materi bahasan
Seni Dalam Islam
2. Untuk dapat membandingkan kedua buku
3. Sebagai sumber informasi bagi pembaca
4. Untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam
1.3 Identitas Buku
-Buku Pertama
1. Judul Buku : Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi
2. Pengarang : Wahyuddin
3. Penerbit : Kata Pena
4. Tahun Terbit : 2016
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Tebal Buku : 152 halaman
7. ISBN : 978-602-1296-27-1
-Buku Kedua
1. Judul Buku : Pendidikan Agama Islam
2. Pengarang : Prof.H. Mohammad Daud Ali, S.H
3. Penerbit : Kencana Pramedia Group
4. Tahun Terbit : 2015
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tebal Buku : 160 Halaman
7. ISBN : 978-661-3321-18-1
4
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Sumber Buku Pertama:
2.1 Sejarah Seni Dalam Islam
Seni dalam Islam muncul seiring dengan diutusnya Rosulullah SAW. Hal ini bisa kita
jumpai dalam hadist nabawi yang diriwayatkan didalam shahih Bukhori dan Muslim : bahwa
Abu Bakar pernah masuk ke rumah Aisyah untuk menemui Nabi SAW. Ketika itu ada dua
gadis disisi Aisyah yang sedang bearnyanyi, lalu Abu Bakar menghardiknya seraya berkata:
“Apakah pantas ada seruling syetan dirumah Rosulullah?” kemudian Rosulullah SAW.
Menimpali : “Da’huma ya Aba Bakrin, fainnaha Ayyamu ‘idin”-biarkanlah mereka wahai
Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari raya”. Dimasa generasi tabi’in, teori musik
juga dikenal dikalangan kaum muslimin mereka mempelajari buku-buku musik yang
diterjemahkan dari bahasa Yunani dan Hindia. Diantara para ahli musik yang muncul dikala
itu adalah Ibnu Misyah (wafat tahun 705 M), Yusuf bin Sulaiman al-Khotib (wafat tahun 785
M), Kkhalil bin Ahmad yang telah mengarang buku teori musik mengenai note dan irama .
Perhatian cukup besar terhadap seni musik diberikan dimasa akhir Daulah Umayyah,
kemudian juga dimasa Daulah Abbasiah. Salah satu pendorong didirikannya sekolah musik
dimasa kekuasaan daulah Abbasiah karena keahlian seni musik dan menyanyi merupakan
salah satu syarat bagi pelayan (budak), pengasuh, dayang-dayang di Istana dan di Rumah-
rumah para pejabat.
Meskipun seni telah dikenal sejak awal kemunculan Islam, namun perdebatan
mengenai batasan-batasan yang membolehkan maupun tidak membolehkan hingga saat ini
masih terus tumbuh berkembang, seiring dengan beragamnya alat musik yang diproduksi.
Bahkan, pembahasan mengenai hukum memperdagangkan alat-alat musik masih terus
menjadi diskusi yang cukup menarik, termasuk mengenai batasan-batasan yang
diperbolehkan secara syar’i dalam mengekspresikan seni.
2.2 Konsep Seni Menurut Perspektif Islam
Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam dan perbedaan antara seni
islam dengan bukan islam ialah dari segi niat atau tujuan dan nilai akhlak yang terkandung
dalam hasil seni islam. Pencapaian yang dibuat oleh seni islam itu juga merupakan
sumbangan daripada tamadun islam di mana tujuan seni islam ini adalah kerana allah swt.
Walaupun seni merupakan salah satu unsur yang disumbangkan tetapi Allah melarang
5
penciptaan seni yang melampaui batas. Firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas."
Keindahan merupakan salah satu ciri keesaan, kebesaran dan kesempurnaan Allah swt
lantas segala yang diciptakanNya juga merupakan pancaran keindahanNya. Manusia
dijadikan sebagai makhluk yang paling indah dan paling sempurna. Bumi yang merupakan
tempat manusia itu ditempatkan juga dihiasi dengan segala keindahan. Allah swt bukan
sekadar menjadikan manusia sebagai makhluk yang terindah tetapi juga mempunyai naluri
yang cintakan keindahan. Di sinilah letaknya keistimewaan manusia yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain seperti malaikat, jin dan hewan. Konsep kesenian dan kebudayaan dalam Islam
berbeda dengan peradaban Islam yang lain.
2.3 Prinsip-Prinsip (Ciri-Ciri) Kesenian Islam
1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan
nilai-nilai yang ada disekelilingnya, manakala manusia menjadi seniman yang
menggarap segala unsur kesenian untuk tunduk serta patuh kepada keridhaan Allah
swt.
2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang menyentuh aspek-aspek
estetika, kemanusiaan, moral dan lain-lain lagi.
3. Kesenian islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung kepada
keseluruhan kesahihan islam itu sendiri. menurut islam, kesenian yang mempunyai
nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan dan
budi yang mantap.
4. Kesenian islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti undang-undang Allah
dan syariatnya. maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyu.
ini yang membedakan kesenian islam dengan kesenian bukan islam.
5. Kesenian islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam sekitar dan sesama
manusia Dan juga makhluk. Terdapat lima hukum dalam seni dapat diperincikan.di
antaranya:
a. Wajib : jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana tanpanya
individu tersebut boleh jatuh kepada mudarat seperti keperluan manusia untuk
membina dan untuk memperindah bentuk masjid yang dimaksudkan untuk menarik
hati orang agar ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut.
b. Sunnah : jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau menaikkan semangat
penyatuan umat islam seperti dalam nasyid, qasidah dan shalawat kepada Rasulullah
6
saw yang diucapkan beramai-ramai dalam sambutan maulid rasul atau seni lagu Al-
Quran (tilawah).
c.Makruh : jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia seperti karya seni yang
tidak diperlukan oleh manusia.
d. Haram : jika kesenian itu berbentuk hiburan yang : Melengahkan manusia sehingga
mengabaikan kewajiban-kewajiban yang berupa tanggung jawab asas terhadap Allah
swt khasnya seperti ibadah dalam fardhu ain dan kifayah. Memberi khayalan kepada
manusia sehingga tidak dapat membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil
(salah). Dicampuri dengan benda-benda haram seperti arak, judi, narkotika dan
berbagai kemaksiatan yang lain. Ada percampuran antara lelaki dan perempuan yang
bukan mahram seperti pergaulan bebas tanpa batas dalam bentuk bersuka-suka yang
melampaui batas. Objek atau arca dalam bentuk ukiran yang menyerupai patung sama
ada yang dibuat dari kayu, batu dan lain-lain. Seni yang merusak akhlak dan
memudaratkan individu atau yang berbentuk tidak bermoral seperti tarian terkini
(kontemporari). Jenis-jenis seni yang dipertontonkan sebagai maksud atau niat untuk
memamerkan dengan sikap kesombongan.
e. Mubah : apa saja bentuk seni yang tidak ada nash yang mengharamkannya.
2.4 Pandangan Ulama Islam Tentang Seni
Seni musik: Jumhur ulama sepakat bahwa bentuk seni musik (nyanyian) yang
memalingkan dari dzikrullah hukumnya haram, namun kemudian berbeda pandangan
mengenai seni musik yang tidak memalingkan daridzikrullah. Pendapat pertama yang
menyatakan bahwa nyanyian dan seni musik merupakan seruling syaitan yang dilarang.
Seni Pahat/ Seni Patung/ Seni Lukis: ulama berpendapat bahwa tingkat pengharaman
itu semakin bertambah manakala patung tersebut berbentuk orang yang diagungkan seperti
Al-Masih. Sedang boneka untuk mainan anak-anak diperbolehkan.
Seni Tari: Seni tari sudah dikenal dimasa Rasulullah, di kalangan ulama persoalan
seni tari ini masih menjadi perdebatan antara yang membolehkan dengan syarat sesuai
dengan adab-adab Islam, ataupun yang sama sekali tidak membolehkan. Hal ini berdasarkan
fenomena yang ada di masyarakat bahwa seni tari yang dikenal saat ini cenderung mengarah
kepada tindakan tabarruj (memamerkan diri di kalangan yang bukan mahrom), maupun
ikhthilath (campur baur laki-laki dan wanita dalam satu majelis tanpa mengindahkan adab-
adab Islam).
Seni Penulisan (Sastera): Seni kesusasteraan memang mendapat sambutan yang
sangat hangat di kalangan umat Islam dan itu terjadi karena kesusateraan Islam bersumberkan
7
Al-Quran dan al-Sunnah yang mana kesusasteraan Al-Quran dapat dilihat dari dua aspek
yaitu keindahan bahasa dan dari segi isinya. Di sini dapat dilihat bahwa hasil atau sumbangan
kesusateraan yang berteraskan al-Quran dan al-Sunnah telah menyebabkan kaum musyrikin
memeluk agama Islam hanya apabila mendengar al-Quran.
2.5 Bentuk Dan Korelasi Karya Seni Islam
Seni Islam bukanlah seni yang berfokus pada agama saja tetapi juga merangkumi
kebudayaan Islam yang kaya dan berbagai macam. Ia seringnya menggunakan unsur sekular
serta juga unsur yang tidak disukai oleh ahli teologi Islam, walau jika tidak diharamkan.
Seni Islam berkembang daripada banyak sumber, dengan gaya-gaya seni Roma, seni Kristen
awal, dan seni Romawi Timur diserap ke dalam seni dan seni bina Islam yang awal,
khususnya seni Sassanid Persia pra-Islam.
Secara harfiah, seni merupakan bentuk dari karya manusia yang mengandung keindahan;
mengandung pesona karya dan rasa jika diamati dan dinikmati. Kemudian memberikan
kepuasan dan kesenangan pada setiap jiwa manusia dan seni adalah keindahan yang
memberikan kepuasan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka seni dan kesenian adalah
suatu jelmaan dari rasa keindahan yang wujud dari kerja manusia untuk mencapai
8
kesejahteraan hidupnya. Disusun berdasarkan pemikiran-pemikirannya sehingga ia menjadi
suatu karya yang indah dan menimbulkan kesenangan untuk dinikmati.
Secara filsafat, kalau segala sesuatu yang baik dan buruk dapat dinilai dengan dimensi
etika, maka seni dan keindahan ini selalu dibahas dengan dimensi estetika yaitu melalui
penghayatan dan pengalaman-pengalaman indra manusia.
2.7 Sejarah Dan Perkembangan Seni
Kesenian Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam yang
telah berkembang dan dicorakkan oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah S.W.T.
Kesenian Islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Kesenian Islam
dikatakan telah berkembang sejak zaman Nabi Daud A.S dan puteranya Nabi Sulaiman A.S
dan terus berkembang di zaman Nabi Muhammad S.A.W dan di zaman selepas kewafatan
Baginda sehingga kini. Kesenian Islam terus berkembang di dalam bentuk dan falsafahnya
yang berorientasikan sumber Islam yang menitikberatkan kesejajaran dengan tuntutan tauhid
dan syara’.
2.8 Hukum Seni Dalam Islam
Jika olah raga merupakan kebutuhan jasmani, beribadah sebagai kebutuhan rohani,
ilmu pengetahuan sebagai kebutuhan akal, maka seni merupakan kebutuhan rasa (intuisi )
yaitu : seni yang dapat meningkatkan derajat dan kemulyaan manusia, bukan seni yang dapat
menjerumuskan manusia dalam kehinaan.
Seni adalah perasaan dalam menikmati keindahan, dan inilah yang diungkapkan
dalam al quran untuk di perhatiakan dan di renungkan, yaitu merenungkan keindahan
makhluq ciptaan Allah, dan mengambil manfaat yang di kandungnya.
Jika kita mentadaburi ayat-ayat al quran akan terlihat jelas bahwa al quran ingin
menggugah akal dan hati setiap mukmin untuk menyelami keindahan alam semesta, di
angkasa, dasar samudra dan seisinya, bumi, langit, flora, fauna dan manusia
9
4. Al-Quran Mukjizat yang Indah
2.9 Seni Yang Diperbolehkan dan Seni Yang Dilarang Dalam Islam
Seni yang diperbolehkan dalam islam : seni membaca Al – Qur’an (tilawatil atau
qiro’atil qur’an), seni kaligrafi/tulis, seni beladiri, seni melipat kertas, seni merajut, seni
arsitektur, dan lain sebagainya. Sedangkan seni yang dilarang dalam Islam yaitu: seni rupa,
menyanyi, seni pahat, patung, tindik, tarian dan lain sebagainya.
1. Isi dan materi yang disampaikan pada buku pertama ini berkesinambungan
2. Cover bukunya terlihat menarik pembaca dilihat dari segi warnanya
3. Di dalam buku ini dijelaskan isi atau materinya dengan menggunakan point-point
sehingga memudahkan dan pembaca merasa tertarik untuk membacanya
4. Bahasa dalam buku ini mudah untuk dimengerti oleh pembaca
5. Buku ini disertai dengan budaya dalam pandangan islam.
6. Setiap ada kata-kata yang dianggap penting selalu diberikan tanda miring
Buku Pertama Kelemahannya :
1. Buku ini di setiap lembaran halamannya tidak berwarna sehingga membuat pembaca
merasa bosan
Buku Kedua Kelebihannya :
1. Isi dari materi di dalam buku ini berkesinambungan
2. Setiap ada kata-kata yang dianggap penting selalu diberikan tanda miring
3. Cover buku ini menarik dilihat dari segi warnanya
4. Di dalam buku ini dijelaskan isi atau materinya dengan menggunakan point-point
sehingga memudahkan dan pembaca merasa tertarik untuk membacanya
Buku Kedua Kelemahannya :
1. Bahasa yang digunakan sulit dimengerti bagi para pembaca
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesenian dalam Islam bertunjangkan tauhid, iaitu keEsaan Tuhan yang bertolak dari
pengajaran al-Quran dan as-Sunnah. Di dalam menjaga keseimbangan antara keperluan jasad
dan jiwa, Islam telah menganjurkan sikap sederhana dalam semua perkara dan membawa
kepada bakat-bakat alami di dalam jurusan-jurusan yang benar dan telah mencuba untuk
mengembangkan suatu keseluruhan yang harmonis dalam diri manusia.
Sebagian orang menggambarkan umat islam sebagai masyarakat ahli ibadah dan kerja
keras, maka tak ada tempat bagi orang-orang lalai dan bermain-main, tertawa, Bergembira
ria, bernyanyi atau bermain musik. tak boleh bibir tersenyum, mulut tertawa, hati senang dan
tak boleh kecantikan terlukis pada wajah-wajah manusia.
Maka tidak ada salahnya jika manusia memiliki seni dalam hidupnya tetapi harus
sesuai dengan syariat islam dan tidak melanggar kaidah atau aturan islam.
3.2 Saran
Kedua buku ini membahas tentang Seni Dalam Islam. Buku ini sama-sama
mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing, namun mahasiswa harus lebih
banyak mengetahui dari sumber-sumber lainnya agar dapat membandingkan sumber-sumber
itu untuk dapat menambah wawasan kita.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Daud. 2016. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Kencana Premadamedia Group
Wahyuddin. 2015.Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kata Pena
12