You are on page 1of 9

Prosiding

Seminar Nasional Sains Antariksa


Homepage: http//www.lapan.go.id

ANOMALI ELEKTROMAGNETIK DAN TOTAL ELECTRON CONTENT SEBAGAI


PREKURSOR GEMPABUMI DI PELABUHAN RATU
(ELECTROMAGNETIC AND TOTAL ELECTRON CONTENT ANOMALIES AS
EARTHQUAKE PRECURSORS AT PELABUHAN RATU)

Sulastri1, Buldan Muslim2, Supriyanto Rohadi1, Angga Setiyo Prayogo1, Bambang Sunardi1,
Suliyanti Pakpahan1, Pupung Susilanto1, Drajat Ngadmanto1
1Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
2Pusat Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

e-mail: sulastri@bmkg.go.id

ABSTRAK
Riwayat Artikel: Penelitian tanda-tanda awal sebelum gempabumi melalui pengamatan
multi-parameter menjadi bahasan yang menarik untuk diteliti. Fokus
Diterima: 22-11-2016
Direvisi: 20-02-2017 penelitian ini adalah identifikasi keberadaan anomali elektromagnet (EM)
Disetujui: 02-03-2017 dan Total Electron Content(TEC) sebelum gempabumi di sekitar Pelabuhan
Diterbitkan: 22-05-2017 Ratu dari bulan Januari sampai April 2016. Anomali EM dilihat pada
variabel polarisasi magnet Hz/Hh dan Hh/Hht, serta impedansi
Kata kunci: elektromagnet E/H dari data magnetotellurik di Pelabuhan Ratu. Anomali
Anomali elektromagnet, TEC ditentukan menggunakan korelasi data TEC Global Ionosphere Map
anomali TEC, (GIM) selama 31 hari sebelum kejadian gempabumi. Anomali EM
prekursor gempa, terindikasi muncul pada kejadian gempabumi tanggal 16 Februari 2016 (M
Pelabuhan Ratu. 4.9), 3 Maret 2016 (M 4.2), 27 Maret 2016 (M 3.4), dan 13 April 2016 (M 4.7).
Anomali EM muncul sebelum gempabumi yang berjarak relatif lebih deka
tdengan lokasi pengamatan. Anomali TEC yang teridentifikasi, bukan
merupakan prekursor gempabumi diatas, namun anomali TEC muncul
sebelum gempabumi dengan magnitude lebih besar dan jarak episenter yang
relatif lebih jauh.

ABSTRACT
Keywords: Researches on earthquake precursor through multi parameter observations
Electromagnetic became interesting discussion to be examined. This research focus is to
anomaly, identify existency of electromagnetic (EM) and Total Electron Content (TEC)
TEC anomaly, anomalies before earthquakes around Pelabuhan Ratu from January to April
earthquake precursor, 2016. EM anomaly could be seen in magnetic polarization variables Hz/Hh
Pelabuhan Ratu. and Hh/HHT, also electromagnetic impedance E/H, which were obtained
from magnetotelluric measurement data in Pelabuhan Ratu. TEC anomaly
were determined using Global Ionosphere Map (GIM) TEC data correlation
for 30 days preceeding earthquake events. EManomalies indicated had
appeared in February 16, 2016 (M4.9), March 3, 2016 (M 4.2), March 27,
2016 (M 3.4), and April 13, 2016 (M=4.7) earthquake events. EM
anomaliesappeared before earthquakes within relatively closer distances
from observation location. Identified TEC anomalies weren't precursors of
above earthquakes, but precursors of bigger magnitude and more distance
earthquakes.

Seminar Nasional Sains Antariksa


c 2017 Pusat Sains Antariksa LAPAN
Bandung, 22 November 2016 ISBN: 978-602-17420-1-3
184 Sulastri et al.

2. Landasan Teori
1. Pendahuluan
Landasan teori yang dipakai untuk
Penelitian tentang tanda-tanda awal
menjelaskan keberadaan berbagai macam
(prekursor) gempabumi dilakukan oleh
prekursor dari lapisan litosfer hingga ionosfer
Puslitbang BMKG sejak satu dekade lalu.
adalah model Kopling Litosfer-Atmosfer-Ionosfer
Berbagai macam metode telah dilakukan, mulai
(Kopling LAI) oleh Pulinet dan Ouzounov (2011),
dari pengamatan Vp/Vs, geokimia (radon),
serta Teori Ionisasi Medan (Field Ionization)
elektromagnet, geoatmosfer, dan Total Electron
yang berlangsung dari daerah sumber gempa
Content (TEC).Salah satu lokus penelitian
hingga ke ionosfer oleh Freund (2013). Luasan
prekursor gempabumi Puslitbang BMKG adalah
dimana kemungkinan besar anomali parameter
di Stasiun Observatori Pelabuhan Ratu yang
fisik sebagai prekursor masih teramati sering
terletak pada koordinat 07º 00' 22,4'' LS dan 106º
disebut sebagai zona preparasi. Dalam tulisan ini
33' 44,7'' BT, dengan ketinggian 54 m. Anomali
dikemukakan dua teori tentang zone preparasi
elektromagnet sudah mulai dikembangkan sejak
ini, yaitu oleh Dobrovolsky et al. (1979) serta oleh
2012. Sementara itu anomali TEC sebagai
Morgounov dan Malzev (2007).
prekursor gempabumi dimulai sejak 2014.
Model Kopling Litosfer - Atmosfer - Ionosfer
Namun demikian, penelitian bersamatentang
(KLAI) telah menjelaskan adanya sinergi antara
keberadaan kedua anomali tersebut yang
proses yang terjadi di permukaan bumi,
mendahului suatu kejadian gempabumi belum
atmosfer, dan ionosfer beserta adanya anomali
dilakukan. Penelitian prekursor yang telah
yang sering disebut prekursor (Pulinet dan
dilakukan di Pelabuhan Ratu adalah tentang
Ouzounov, 2011). Radioaktivitas dalam tanah
anomali elektromagnet (Prayogo et al., 2014)
(radon di sekitar sesar aktif) merupakan sumber
serta gabungan antara elektromagnet dan radon
anomali yang teramati 1 minggu sampai
(Prayogo dan Pakpahan, 2015; Prayogo et al.,
beberapa hari sebelum gempa kuat di daerah
2015).
persiapan. Setelah itu, dilanjutkan dengan
Fokus penelitian ini adalah identifikasi
proses ionisasi udara, yang merupakan awal
keberadaan anomali elektromagnet (EM) dan
proses yang berlangsung di atmosfer hingga ke
Total Electron Content (TEC)
ionosfer, yaitu perubahan termal, konduktivitas
sebelumgempabumi yang dilakukan di Stasiun
udara, listrik atmosfer, hingga anomali atmosfer
Observatori Pelabuhan Ratu. Sebelumnya,
dan ionosfer. Proses keberadaaan prekursor dari
diidentifikasi anomali elektromagnet yang
tanah sampai lapisan ionosfer selengkapnya bisa
terindikasi sebagai prekursor gempabumi,
dilihat pada skema model KLAIpada Gambar 2-
dengan data gempabumi dari Januari - April
1.
2016 yang memenuhi jarak Dobrovolsky.
Suatu teori yang berbeda dikemukakan oleh
Selanjutnya, pada gempabumi yang telah
Freund (2013). Menurut Freund, sebelum
teridentifikasi anomali elektromagnetnya
terjadinya gempabumi terdapat tanda - tanda
tersebut, akan dicari keberadaan anomali TEC-
yang salah satunya adalah perturbasi di ionosfer.
nya.
Hal ini disebabkan adanya proses fisik, yaitu

Gambar 2-1. Skema model Kopling LAI (Pulinets dan Ouzounv, 2011).

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
Anomali Elektromagnetik Dan Total . . . 185

episenter gempabumi, dan akan mempunyai


radius yang sering disebut sebagai "radius
strain", yang sering disebut juga sebagai "jarak
Dobrovolsky" dan dapat dihitung dengan
rumusan Persamaan (2-1). :
.
10 (dalam km) ................................ (2-1)
dengan M adalah magnitudo gempabumi.
Morgounov dan Malzev (2007)
menggambarkan proses persiapan dimana dapat
teramatinya prekursor sebagai proses nukleasi.
Pada proses nukleasi ini, volume di sekitar
gempabumi yang akan terjadi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu zona fokal (focal zone) dengan
radius rf dan zona persiapan (preparation zone)
Gambar 2-2. Gelembung udara yang berisi ion dengan radius R*. Ilustrasi mengenai zona
bermuatan positif yang berasal dari dalam nukleasi ini dapatdilihat pada Gambar 2-3.
tanah, berjalan ke atas melalui atmosfer, Daerah zona persiapan ini dapat
hingga menciptakan polarisasi di ionosfer, dan ditentukandenganpersamaan (2-2).
mempengaruhi elektron di bagian bawah
∗ . .
ionosfer (Freund, 2013). 10 (dalam km) .......................... (2-2)
Sebagai contoh, diambil gempabumi Chile
1960 dengan M = 8.5. Jika diukur jarak
Dobrovolsky-nya sekitar 4518 km dan R* sekitar
9550 km. Pada zona preparasi inilah
kemungkinan besar prekursor yang berupa
anomali parameter fisik masih bisa teramati.

3. Data dan Metode


Data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah data kejadian gempabumi yang terjadi
di sekitar Pelabuhan Ratu, dari bulan Januari
sampai April 2016. Data gempabumi yang
Gambar 2-3. Skema zona nukleasi gempabumi. diambil mengikuti jarak Dobrovolsky. Data
R* adalah jarak terjauh zona preparasi, rf kejadian gempabumi yang masuk kriteria dapat
adalah radius sumber gempabumi, rc adalah dilihat pada Tabel 3-1. Data kejadian gempa
jarak episentral, rs adalah jarak hiposentral ke bumi inilah yang akan diamati keberadaan
titik pengukuran, dan V adalah volume sumber anomali elektromagnet dan TEC nya.
gempa (Morgounov dan Malzev, 2007). Selanjutnya, anomali sebagai prekursor
gempabumi yang dicari terlebih dahulu adalah
aktivasi pembawa muatan elektron (berasosiasi anomali elektromagnet (EM). Setelah itu, pada
dengan O- dalam matriks O2-) dari batuan yang kejadian gempabumi yang terindikasi adanya
mengalami stress. Proses ionisasi udara masif anomali elektromagnet akan dicari keberadaan
akan meningkatkan konduktivitas listrik di anomali TEC nya.
kolom udara, dan dapat menyebabkan terjadinya Data yang dipakai untuk mencari
perturbasi di ionosfer. Freund menyatakan keberadaan anomali elektromagnet diperoleh
bahwa proses ionisasi inilah yang bisa dari hasil pengamatan data magneto tellurik
mengakibatkan terjadinya anomali TEC di (MT) yang dipasang di Stasiun Observatori
ionosfer sebelum terjadinya gempabumi. Geofisika Pelabuhan Ratu. Alat MT ini
Gambaran singkat tentang proses tersebut dapat mengamati komponen elektrik Ex dan Ey, serta
dilihat pada Gambar 2-2. komponen magnet Hx, Hy, dan Hz.
Semua anomali parameter fisik yang diduga Metode yang dipakai untuk mengetahui
sebagai prekursor gempabumi berlangsung di anomali elektromagnet adalah rasio polarisasi
area yang dibatasi Dobrovolsky et al. (1979), magnet dan impedansi elektromagnet. Anomali
menggambarkan area ini sebagai sebuah dicari pada komponen magnetnya, berupa rasio
lingkaran, yang disebut sebagai zona persiapan polarisasi untuk komponen vertikal terhadap
gempabumi. Lingkaran ini berpusat pada komponen horizontal (Hz/Hh), dan rasio

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
186 Sulastri et al.

Tabel 3-1. diurnal rata-rata bulanan TEC dari 31 hari


Data kejadian gempabumi sekitar Pelabuhan tersebut.
Ratu, bulan Januari - April 2016, yang Anomali TEC dihitung dengan
memenuhi kriteria jarak Dobrovolsky. perbandingan nilai simpangan koefisien korelasi
harian terhadap nilai rata-rata koefisien korelasi
dibagi dengan deviasi standarnya (skk/dskk).
Date Time Lat Long Depth Mag
Untuk disebut sebagai prekursor gempabumi,
1/6/2016 13:09:08 -7.52 106.61 68 4.7 nilai skk/dskk harus memenuhi syarat kurang
2/16/2016 15:05:49 -7.37 107.02 129 4.9 dari -1, dan mendahului terjadinya gempabumi.
3/6/2016 11:50:30 -6.89 106.06 123 4.2
Data pendukung yaitu data Disturbance
storm time index (indeksDst) digunakan untuk
3/27/2016 13:15:27 -6.77 106.52 147 3.4 konfirmasi adanya gangguan eksternal yang
4/12/2016 9:56:19 -6.67 106.46 180 3.8 bersifat global, atau lebih dikenal dengan badai
4/13/2016 1:01:07 -7.61 106.34 50 4.7 geomagnet. Pada saat terjadi badai geomagnet,
4/21/2016 2:43:56 -6.79 106.47 151 3.6
anomali medan magnet dan TEC yang
teridentifikasi sebelum gempabumi, belum dapat
4/29/2016 17:35:18 -7.15 105.98 21 4.6 dikelompokkan sebagai prekursor. Hal ini
karena badai geomagnet dapat menyebabkan
Tabel 3-2. kesalahan (error) interpretasi terhadap data atau
Data Klasifikasi Badai Geomagnet hasil olah. Data indeks Dst diperoleh dari WDC
Berdasarkan Indeks Dst (Loewe dan Prolls, Geomagnetic, Kyoto University (wdc.kugi.kyoto-
1997). u.ac.jp). Klasifikasi badai geomagnet dapat
dilihat pada Loewe dan Prolls (1997) yang
No KategoriBadaiGeomagnet RentangIndeksDst
ditunjukkan pada Tabel 3-2. Batas indeks Dst
(nT)
dimana anomali TEC bisa dikelompokkan
1 Lemah -30 ≥ Dst> -50
sebagai prekursor gempabumi atau bukan
2 Moderat (sedang) -50 ≥ Dst> -100
adalah -50 nT (badai geomagnet moderat/
3 Kuat -100 ≥ Dst> -200
sedang). Jika nilai indeks Dst lebih besar dari -
4 Severe (sangatkuat) -200 ≥ Dst> -300
50 nT, maka anomali TEC yang muncul bisa
5 Super Dst ≤ -300
dikelompokkan sebagai prekursor gempabumi,
namun jika nilainya memenuhi klasifikasi badai
komponen horizontal terhadap rata-rata geomagnet moderat, maka disimpulkan bahwa
tahunannya (Hh/Hht). anomali TEC lebih disebabkan karena badai
Metode impedansi elektromagnet merupakan geomagnet. Hal ini mengacu pada penelitian
rasio dari medan listrik terhadap medan magnet Muslim (2015).
(E/H) (Prayogo et al., 2014; Prayogo dan
Pakpahan, 2015; Prayogo et al.,2015). Kriteria 4. Pembahasan
bahwaanomali elektromagnettelahterjadiadalah
Sebelum masuk ke pembahasan tentang
jika nilai rasio polarisasi naik, nilainya lebih
anomali elektromagnet dan TEC, terlebih dahulu
besar dari standar deviasidan nilai impedansi
dilihat data indeks Dst. Seperti telah
elektromagnetnya akan turun dengan nilai lebih
dikemukakan sebelumnya bahwa nilai indeks
kecil dari negatif standar deviasinya (Prayogo et
Dst ini menentukan keberadaan adanya badai
al., 2014; Prayogo dan Pakpahan, 2015; Prayogo
magnet, terutama di daerah khatulistiwa dan
et al., 2015).
lintang rendah. Nilai indeks Dst dari bulan
Data selanjutnya yang dipakai adalah data
Januari hinggaApril 2016 dapatdilihat pada
Global Ionosphere Map (GIM). Data GIM ini
Gambar 4-1. Terlihat bahwa badai
digunakan untuk mendapatkan data Total
geomagnetmoderat terjadi pada tanggal 1
Electron Content (TEC). Data GIM dapat
Januari, 20 Januari, 20 Januari, 6 Maret, 13
diperoleh dari ftb://ftb.unibe.ch/aiub/CODE.
April, dan 14 April 2016. Pada tanggal-tanggal
Anomali data TEC ditentukan menggunakan
tersebut, anomali elektromagnet dan TEC yang
metode korelasi, mengikuti metode yang telah
terjadi cenderung disebabkan oleh badai
dilakukan Muslim (2015). Analisis korelasi
geomagnet, sehingga kemungkinan besar bukan
dilakukan antara variasi diurnal TEC pada hari
merupakan prekursor gempabumi.
tertentu (selama 31 hari) terhadap variasi

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
Anomali Elektromagnetik Dan Total . . . 187

Gambar 4-1. Plot nilai Indeks Dst dari bulan Januari hingga April 2016 (Sumber: WDC
Geomagnetic, Kyoto University).

Pencarian anomali elektromagnet dilakukan Selanjutnya, dicari anomali rasio polarisasi


terhadap kedelapan kejadian gempabumi kedua yaitu Hh/Hht. Anomali jugamuncul
sebagaimana tercantum dalam Tabel 3-1. sebelum keempat gempabumi, kecuali
Anomali pertama yang akan dicari adalah gempabumi tanggal 6 Maret 2016 dengan
anomali rasio polarisasi Hz/Hh. Anomali ini magnitudo 4.2. Anomali justru muncul sebelum
terindikasi muncul sebelum empat kejadian gempabumi tanggal 12 April 2016 dengan
gempabumi, yaitu gempabumi tanggal 16 magnitudo 3.4. Anomali Hh/Hht terindikasi
Februari 2016 dengan magnitudo 4.9, tanggal 6 muncul tanggal 26 Januari dan 2 Februari 2016,
Maret 2016 dengan magnitudo 4.2, dan dua sebelum gempabumi 16 Februari 2016. Anomali
gempabumi dengan selang satu hari, yaitu selanjutnya tanggal 24 Maret 2016 sebelum
tanggal 12 April 2016 dengan magnitudo 3.8 dan gempabumi 12 April 2016. Anomali terakhir
13 April 2016 dengan magnitudo 4.7. yang terindikasi sebagai prekursor gempabumi
Anomaliyang diduga prekursor gempabumi 16 12 dan 13 April 2016 muncul tanggal 5 April
Februari 2016 muncul pada tanggal 29 Januari, 2014. Grafik polarisasi Hh/Hht selengkapnya
2 Februari, serta 15 Februari 2016. Sementara bisa dilihat pada Gambar 4-3.
anomali yang diduga prekursor gempabumi 6 Metode elektromagnet terakhir yang
Maret 2016 muncul pada tanggal 17 Februari digunakan untuk melihat adanya anomali
2016, dan anomali sebelum dua gempabumi adalah impedansi E/H. Pada Grafik Impedansi
terakhir muncul pada tanggal 27 dan 28 seperti terlihat pada Gambar 4-4, Nampak
Februari 2016.Grafikrasio polarisasi Hz/Hh adanya anomali yang mendahului kelima
selengkapnya bisa dilihat pada Gambar 4-2. gempabumi yang telah disebutkan sebelumnya.
Anomali tanggal 26 Januari dan 2 Februari 2016

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
188 Sulastri et al.

Gambar 4-2. Grafik rasio polarisasi Hz/Hh. (Anomali yang diperkirakan sebagai prekursor gempa
bumi ditandai dengan kotak biru).

Gambar 4-3.Grafik rasio polarisasi Hh/Hht. (Anomali yang diperkirakan sebagai prekursor gempa
bumi ditandai dengan kotak biru).

Gambar 4-4. Grafik Impedansi elektromagnet. Perubahan impedansi yang terjadi masih kurang
dari - standart deviasinya. (Anomali yang diperkirakan sebagai prekursor gempa bumi ditandai
dengan kotak biru).

mendahului gempabumi tanggal 16 Februari magnitudo yang lebih besar. Dengan demikian,
2016, anomali tanggal 3 Maret 2016 mendahului gempabumi utama yang dimaksud adalah
gempabumi tanggal 6 Maret 2016, anomali gempabumi tanggal 13 April 2016. Kemunculan
tanggal 8 dan 24 Maret 2016 mendahului anomali tersebut bersesuaian dengan hasil
gempabumi tanggal 27 Maret 2016, serta penelitian Cicerone et al. (2009), dimana anomali
anomali tanggal 2 dan 6 April 2016 mendahului elektromagnet sebagai prekursor gempabumi
gempabumi tanggal 12 dan 13 April 2016. dapat terbaca pada gempabumi dengan
Dari ketiga metode yang telah dikemukakan magnitudo minimal 3.0, dan dengan jarak < 100
diatas, terlihat bahwa anomali elektromagnet km.
yang diduga sebagai prekursor gempabumi Deteksi anomali TEC diperoleh dengan
munculsebelum gempabumitanggal 16 Februari menggunakan software IonoQuake (Sunardi et
2016 dengan magnitudo 4.9, tanggal 6 Maret al., 2015a). Masukan yang diperlukan untuk
2016 dengan magnitudo 4.2 dan 27 Maret dengan mengetahui anomali TEC adalah waktu dan
magnitudo 3.4, serta dua gempabumi dengan lokasi. Untuk waktu, disesuaikan dengan
selang satu hari, yaitu tanggal 12 April 2016 tanggal kejadian gempabumi yang sudah
dengan magnitudo 3.8 dan 13 April 2016 dengan diketahui anomali elektromagnetnya.Sedangkan
magnitudo 4.7. Gempabumi tanggal 12 dan 13 lokasi disesuaikan dengan lokasi pengamatan
April 2016 hanya berselang satu hari, dan elektromagnet, yaitu di Stasiun Observatorium
gempabumi tanggal 13 April 2016 mempunyai

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
Anomali Elektromagnetik Dan Total . . . 189

Gambar 4-5. Nilai skk/dskk selama 30 hari sebelum gempabumi tanggal 16 Februari 2016.
(Anomali yang diperkirakan sebagai prekursor gempa bumi ditandai dengan kotak merah).

Gambar 4-6. Nilai skk/dskk selama 30 hari sebelum gempabumi tanggal 6 Maret 2016. (Anomali
yang diperkirakan sebagai prekursor gempa bumi ditandai dengan kotak merah).

Geofisika Pelabuhan Ratu (07º 00' 22,4'' LS dan Keberadaan anomali TEC sebelum
106º 33' 44,7'' BT). gempabumi 27 Maret 2016 (DOY 87) dapat
Keberadaan anomali TEC sebelum dilihat pada Gambar 4-7, yang berada pada
gempabumi 16 Februari 2016 dapat dilihat pada kotak warna merah. Terdapat dua buah anomali
Gambar 4-5, yang berada pada kotak warna yang terjadi pada DOY 67 (7 Maret 2016) dan
merah.Anomali TEC terjadi pada DOY 41 atau DOY 80 (20 Maret 2016).
tanggal 10 Februari 2016. DOY 47 mewakili Anomali yang terjadi tanggal 12 Februari
tanggal 16 Februari 2016 (DOY = Day Of Year; 2016, kemungkinan merupakan prekursor dari
nomer urut hari dalam 1 tahun, yang dimulai gempabumi yang berada di Sumba region
dari 1 Januari, DOY = 1). tanggal 12 Februari 2016, dengan magnitudo6.2.
Keberadaan anomali TEC sebelum Hal ini karena ketika dicoba untuk daerah
gempabumi 6 Maret 2016 (DOY 66) dapat dilihat Yogyakarta, anomali tersebut juga terbaca.
pada Gambar 4-6, yang berada pada kotak warna Anomali TEC tanggal 7 Maret 2016 berhubungan
merah. Terdapat anomali TEC padaDOY 41 atau dengan badai geomagnet, karena indeks Dst < -
tanggal 10 Februari 2016, sama seperti pada 50 nT, yang merupakan batas antara anomali
Gambar 4-5. Anomali ini sama seperti anomali sebagai prekursor gempabumi dan badai
pada gempa tanggal 16 Februari 2016. Jadi geomagnet, sesuai dengan Muslim (2015).
dapat disimpulkan bahwa untuk tanggal 6 Maret Anomali tanggal 20 Maret 2016 tidak berkorelasi
2016 tidak terdapat anomali TEC. dengan gempa besar manapun, namun anomali
Keberadaan anomali TEC sebelum ini juga terbaca di daerah Sumatra. Kejadian ini
gempabumi 13 April 2016 (DOY 104) dapat kemungkinan merupakan anomali regional yang
dilihat pada Gambar 4-8, yang berada pada belum diketahui sebabnya. Anomali tanggal 9
kotak warna merah. Terdapat dua anomali yang April 2016 kemungkinan besar merupakan
terjadi pada DOY 80 (20 Maret 2016) dan pada prekursor gempabumi Sumatra 10 April 2016
DOY 100 (9 April 2016). dengan magnitudo 5.8.

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
190 Sulastri et al.

Gambar 4-7. Nilai skk/dskk selama 30 hari sebelum gempabumi tanggal 27 Maret 2016. (Anomali
yang diperkirakan sebagai prekursor gempa bumi ditandai dengan kotak merah).

Gambar 4-8. Nilai skk/dskk selama 30 hari sebelum gempabumi tanggal 13 April 2016. (Anomali
yang diperkirakan sebagai prekursor gempa bumi ditandai dengan kotak merah).

Anomali TEC yang terbaca padaGambar 4- teramati pada TEC lebih besar daripada yang
5 sampai Gambar 4-8 di atas semuanya bukan dirumuskan oleh Dobrovolsky et al. (1979).
merupakan prekursor dari daftar gempabumi
pada Tabel 3.1, namun merupakan prekursor 5. Implementasi
dari gempabumi lain yang lebih jauh jarak
episenternya, namun dengan magnitude yang Hasil penelitian ini bermanfaat bagi
lebih besar. Hasil ini bersesuaian dengan hasil penelitian tentang prekursor gempabumi.
pada penelitian Muslim (2015), dan Sunardi et Anomali elektromagnet bisa digunakan sebagai
al., (2015b). prekursor untuk gempabumi lokal (dimana zona
Sebagai rangkuman atas hasil yang telah persiapannya mengikuti jarak Dobrovolsky)
dipaparkan diatas, bahwa anomali meskipun magnitudenya kecil, namun anomali
elektromagnet bisa menjadi prekursor untuk TEC bisa digunakan sebagai prekursor
gempabumi kecil (dengan magnitudo kurang gempabumi dengan magnitude yang lebih besar,
dari 5), namun dengan jarak episenter yang dengan jarak episenter yang lebih jauh.
dekat. Anomali TEC tidak bisa digunakan
sebagai prekursor untuk gempabumi yang 6. Kesimpulan
terdeteksi anomali elektromagnetnya di sekitar Keberadaan anomali elektromagnet dan
stasiun observatori Pelabuhan Ratu selama TEC bisa digunakan sebagai prekursor
Januari-April 2016. Namun merupakan gempabumi, namun dengan karakteristik
prekursor untuk gempabumi dengan magnitudo gempabumi yang berbeda. Anomali
yang lebih besar dengan jarak episenternya elektromagnet bisa digunakan sebagai
lebih jauh. Konsep zone persiapan dengan prekursor gempabumi dengan magnitude kecil
radius Dobrovolsky tidak berlaku pada anomali dan jarak episenter dekat. Sedangkan anomali
TEC, yang artinya zona persiapan yang TEC bisa digunakan sebagai prekursor untuk

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3
Anomali Elektromagnetik Dan Total . . . 191

gempabumi kuat dengan jarak episenter yang Electromagnetic Technology (AEMT) (pp. 8-
lebih jauh. 13). Lombok, 11-15 April 2014: Faculty of
Engineering, Mataram University.
Ucapan Terima Kasih Prayogo, A. S., & Pakpahan, S. (2015). Integrasi
Polarisasi Impedansi Elektromagnet dan
Terimakasih penulis ucapkan kepada Konsentrasi Gas Radon Sebagai Prekursor
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Gempabumi (Studi Kasus Gempabumi di
BMKG, serta rekan - rekan di Pusat Penelitian Selatan Jawa Bagian Barat). Prosiding
dan Pengembangan BMKG, khususnya para Seminar Nasional Fisika 2015. 28
peneliti di Bidang Litbang Geofisika. November 2015 (pp. 349-355). Surabaya:
Terimakasih atas semangat yang diberikan dan UNESA.
kebersamaan kita selama ini. Prayogo, A. S., Pakpahan, S., & Sunardi, B.
(2015). Assesment of Electromagnetic and
Rujukan Radon Concentration as Earthquake
Cicerone, R. D., Ebel, J. E., & Britton, J. (2009). Precursors. The 5th Annual Basic Science
A sySstemativ compilation of earthquake International Conference, February 11-12,
precursors. Tectonophysics, 476, 371. 2015 (pp. 77-80). Malang: Brawijaya
Dobrovolsky, I. P., Zubkov, S. I., Miachkin, V. I. University.
(1979) Estimation of the Size of Earthquake Pulinets, S., & Ouzounov, D. (2011).
Preparation Zones. Pageoph, 117, 1025. Lithosphere-Atmosphere-Ionosphere
Freund, F. (2013). Earthquake Forewarning - A Coupling (LAIC) model - An unified concept
Multidisciplinary Challenge from the for earthquake precursors validation.
Ground up to Space. Acta Geophysica, 61 Journal of Asian Earth Sciences, 41, 371.
775. Sunardi, B., Muslim, B., & Pakpahan, S.
Loewe, C. A., & Prolls, G. W. (1997). (2015a). Anomali Total Elektron Content
Classification and Mean Behavior of (TEC) Sebelum Gempabumi Kuat di
Magnetic Storms. J. Geophys. Res, 102 , Indonesia Tahun 2014. Prosiding Seminar
14209. Nasional Fisika 2015 (pp. 378-384).
Morgounov, V. A., & Malzev, S. A. (2007). A Surabaya: UNESA.
multiple fracture model of pre-seismic Sunardi, B., Muslim, B., Ngadmanto, D.,
electromagnetic phenomena. Susilanto, P., Nugraha, J., Pakpahan, S., et
Tectonophysics, 430, 61. al. (2015b). Ionoquake, Sistem Monitoring
Muslim, B. (2015). Pengujian Teknik Korelasi Data TEC-GPS Untuk Studi Prekursor
Untuk Deteksi Pengaruh Aktifitas Gempa Gempabumi di Indonesia. Prosiding
Bumi pada Ionosfer. Jurnal Sains Seminar Ilmiah MKG Tahun 2015 (pp. 33-
Dirgantara, 12, 87. 40). Jakarta: Puslitbang BMKG.
Prayogo, A. S., Nurdiyanto, B., Pakpahan, S., http://wdc.kugi.kyoto-u.ac.jp/dst_realtime/
Arafah, & Hattori, K. (2014). 201601/index.html.
Electromagnetic Anomaly As Earthquake ftb://ftb.unibe.ch/aiub/CODE.
Precursor In Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Proceeding Conference on Applied

SULASTRI, M.Sc, lahir di kota Klaten (Jawa Tengah) padatanggal 22 September 1981
bekerja sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), masuk mulai tahun 2008, menjadi salah satu PenelitiBidang
Geofisika di satuan kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan di Jakarta.
Menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) di Universitas Gadjah Mada (UGM)
JurusanMatematika lulus pada tahun 2006 dan Strata 2 (S2) di Universitas Gadjah
Mada (UGM) Jurusan Geografi lulus pada tahun 2015.

Prosiding SNSA 2016


ISBN: 978-602-17420-1-3

You might also like