You are on page 1of 4

70 Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: `Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam

hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia
akan mengampuni kamu`. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. 8:70)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 70
‫ي أَيُّ َها يَا‬
ُُّّ ‫ن أَيدِي ُكمُّ فِي ِل َمنُّ قُلُّ النَّ ِب‬ َُّّ ‫ّللاُ لَ ُكمُّ َويَغفِرُّ مِ ن ُكمُّ أُخِ ُّذَ مِ َّما خَي ًرا يُؤتِ ُكمُّ خَي ًرا قُلُوبِ ُكمُّ فِي‬
َُّ ِ‫ّللاُ يَعلَ ُِّم ِإنُّ اْلَس َرى م‬ َُّّ ‫غفُورُّ َو‬
َ ُّ‫َرحِ يم‬
(70)
Diriwayatkan bahwa ayat ini turun berhubungan dengan peristiwa Abbas, Aqil bin Abu
Talib dan Naufal bin Haris. Abbas tertawan dalam perang Badar dan didapati dia
membawa dua puluh auqiah 18) emas yang sengaja disisihkannya untuk memberi makan
orang-orang musyrikin yang ikut berperang. Dia termasuk di antara sepuluh orang yang
menjamin makanan tentara musyrikin. Tetapi belum lagi tiba gilirannya untuk
membelanjakan emas itu, dia sudah ditawan oleh kaum Muslimin. Maka Abbas berkata:
"Sebenarnya, saya telah masuk Islam tetapi mereka memaksa saya supaya ikut bersama
mereka." Rasulullah menjawab: "Jika benar apa yang kamu katakan itu, niscaya Allah
akan membalas keimananmu itu. Tetapi yang tampak oleh kami, kamu bersama kaum
musyrikin telah ikut menentang kami." Abbas meminta kepada Rasulullah supaya
emasnya itu dikembalikan kepadanya. Rasulullah menjawab: "Adapun emas yang telah
kamu sediakan untuk memerangi kami, tidak akan kami kembalikan." Lalu beliau
perintahkan Abbas menebus keponakannya `Aqil bin Abu Talib sebanyak dua puluh
auqiah emas, dan menebus Naufal bin Haris. Abbas berkata: "Kalau begitu engkau ya
Rasulullah telah membuat aku jadi seorang miskin yang terpaksa mengemis-ngemis
kepada orang Quraisy." Rasulullah berkata: "Di mana emas yang kamu titipkan pada
Ummul Fadl di waktu engkau keluar dari kota Mekah?" Kamu telah mengatakan
kepadanya: "Aku tidak tahu apa yang akan menimpa diriku. Bila ada yang terjadi
terhadapku, maka harta itu untukmu, untuk Abdullah, Ubaidillah, dan Alfadl." Abbas
bertanya: "Siapa yang memberitahukan hal itu kepadamu ya Muhammad?" Rasulullah
menjawab: "Tuhankulah yang memberitahukannya kepadaku." Abbas dengan spontan
berkata: "Aku mengaku bahwa engkau benar, bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
engkau hamba dan Rasul-Nya. Demi Allah tiada seorang pun yang mengetahui hal itu,
kecuali Allah. Aku menitipkan emas itu kepada Ummul Fadl di malam yang sunyi lagi
gelap. Pada mulanya saya ragu-ragu tentang kata-katamu itu. Kini karena engkau telah
memberitahukannya bahwa Allahlah yang memberitahukan kepada engkau, maka
benarlah berita ini dan hilanglah keraguanku." Lalu Abbas melaksanakan perintah Rasul.
Ternyata emas yang dikeluarkan Abbas sebagai pelaksana perintah Rasul diganti Allah
dengan berlipat ganda. Abbas berkata: "Allah telah mengganti pengorbananku (sebanyak
dua puluh auqiah emas) dengan yang lebih baik dan yang lebih berharga. Sekarang aku
mempunyai dua puluh orang hamba sahaya; nilai yang paling rendah dari mereka dua
puluh ribu dirham. Allah telah memberikan kepadaku pengurusan sumur zamzam, dan
ini bagiku lebih berharga dari semua kekayaan yang ada di Mekah. Di samping itu saya
selalu mengharapkan ampunan dari Tuhanku."

Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya mengatakan kepada para
tawanan yang merasa berat di hatinya mengeluarkan harta untuk penebus diri mereka,
bahwa Allah akan mengganti harta yang mereka serahkan itu dengan yang lebih baik dan
lebih bersih serta beriman kepada Allah. Allah akan mengampuni segala dosamu
termasuk dosa syirik, memusuhi kaum Muslimin, memusuhi Islam, agama yang diridai-
Nya dan melakukan berbagai macam tindakan yang dimurkai-Nya. Allah adalah Maha
Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya.

71 Akan tetapi jika mereka (tawanan-tawanan itu) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya
mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan (mu) berkuasa terhadap mereka. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. 8:71)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 71
ُّ‫َوإِن‬ ‫ي ُِريدُوا‬ َُّ ‫خِ يَانَت‬
‫َك‬ ُّ‫فَقَد‬ ‫خَانُوا‬ َُّّ
َ‫ّللا‬ ُّ‫مِ ن‬ ُُّ ‫قَب‬
‫ل‬ َُّ ‫فَأَمك‬
‫َن‬ ُّ‫مِ ن ُهم‬ َُّّ ‫َو‬
ُ‫ّللا‬ ُّ‫علِيم‬
َ ُّ‫َحكِيم‬ (71)
Dengan keterangan yang diberikan Rasulullah kepada para tawanan itu sebagaimana
yang diperintahkan Allah, banyak di antara mereka yang menyatakan masuk Islam dan
tidak akan memusuhi lagi Nabi Muhammad saw. beserta kaum Muslimin. Tetapi Allah
memperingatkan dan menggembirakan hati Nabi akan sikap mereka selanjutnya dengan
menerangkan pada ayat ini bahwa bila ada di antara mereka itu yang mengkhianati
janjinya dengan kembali kepada kufur atau menyerang kaum Muslimin, maka tak usahlah
Nabi merasa gusar dan bersedih hati. Hal itu sudah lumrah dan biasa terjadi pada
manusia. Bila dalam keadaan susah dan terdesak ia mengucapkan kata-kata yang manis
dan mengemukakan janji yang muluk-muluk, tetapi bila berada dalam suasana aman dan
baik ia mengingkari semua janjinya dan berbalik menjadi musuh yang lebih jahat lagi.
Dan begitulah sifat sebagian kaum musyrikin itu, karena sifat itu telah menjadi darah
daging dalam tubuhnya. Sedang Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa telah mereka
khianati dengan mempersekutukan-Nya dan menyembah berhala serta melakukan
perbuatan yang tidak diridai-Nya. Karena pengkhianatan terhadap Allah inilah maka Dia
memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin, seperti yang terjadi pada perang Badar,
padahal kaum musyrikin itu lebih banyak jumlahnya dan lebih lengkap persenjataannya.
Allah Maha Mengetahui segala apa yang tersimpan dalam hati mereka, dan Maha
Bijaksana dalam memberikan balasan terhadap apa yang diperbuat manusia, yang baik
dibalas dengan pahala dan yang buruk dibalas dengan siksa.

72 Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah
dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu
satu sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak
ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta
pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali
terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.(QS. 8:72)
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al Anfaal 72
َُّ ‫ل فِي َوأَنفُ ِس ِهمُّ بِأَم َوا ِل ِهمُّ َو َجا َهدُوا َوهَا َج ُروا آ َمنُوا الَّذ‬
َُّّ ِ‫ِين إ‬
‫ن‬ ُِّ ‫سبِي‬ َ ‫ّللا‬ َُّ ‫ص ُروا َآووا َوالَّذ‬
َُِّّ ‫ِين‬ َ َ‫ِك َون‬َُّ ‫ض ُهمُّ أُولَئ‬ َُّ ‫آ َمنُوا َوالَّذ‬
ُ ‫ِين بَعضُّ أَو ِليَا ُُّء بَع‬
ُّ‫اج ُروا َولَم‬ ِ ‫اج ُروا َحتَّى شَيءُّ مِ نُّ َو ََليَتِ ِهمُّ مِ نُّ لَ ُكمُّ َما يُ َه‬ ِ ‫ن يُ َه‬ ُِّ ‫ص ُرو ُكمُّ َو ِإ‬ ُِّ ‫َل النَّص ُُّر فَعَلَي ُك ُُّم الد‬
َ ‫ِين فِي است َن‬ ُّ َّ ‫علَى ِإ‬
َ ُّ‫َوبَينَ ُهمُّ بَينَ ُكمُّ قَوم‬
ُّ‫مِ يثَاق‬ َُُّّ ‫َو‬
‫ّللا‬ ‫ِب َما‬ َُّ ُ‫ت َع َمل‬
‫ون‬ ُّ‫صير‬ِ َ ‫ب‬ (72)
Pada ayat ini disebutkan tiga golongan di antara empat golongan.
Golongan pertama ialah yang memperoleh derajat tertinggi dan mulia di sisi Allah yaitu
kaum Muhajirin yang pertama-tama berhijrah bersama Nabi Muhammad saw. ke
Madinah dan orang-orang yang menyusul berhijrah kemudian yaitu berhijrah sebelum
terjadinya perang Badar. Kemudian sebagian ahli tafsir berpendapat termasuk juga dalam
golongan ini orang-orang yang berhijrah sebelum terjadinya perdamaian Hudaibiah
tahun ke 6 Hijriah. Golongan pertama ini di samping perjuangannya di Madinah bersama-
sama kaum Ansar telah berjuang pula sebelumnya di Mekah menghadapi kaum musyrikin
yang kejam, tidak segan-segan melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap orang
yang beriman kepada agama yang dibawa Nabi Muhammad saw. Semua kekerasan dan
kekejaman yang ditimpakan kepada kaum Muhajirin ini disambut dengan sabar dan
tabah dan tidak dapat menggoyahkan keimanan mereka sedikit pun. Mereka tetap
bertahan dan berjuang membela agama yang hak dan bersedia berkorban dengan harta
dan jiwa, bahkan mereka bersedia meninggalkan kampung halaman, anak, istri dan harta
benda mereka. Oleh sebab itu mereka diberi sebutan oleh Allah dengan keistimewaan,
pertama "beriman", kedua "berhijrah", ketiga "berjuang dengan harta dan benda di jalan
Allah".
Golongan kedua ialah: "Kaum Ansar" di Madinah yang memeluk agama Islam, beriman
kepada Nabi saw. dan mereka berjanji kepada Nabi dan kaum Muhajirin akan sama-sama
berjuang di jalan Allah, bersedia menanggung segala resiko dan duka perjuangan, untuk
itu mereka siap berkorban dengan harta dan jiwa. Nabi Muhammad saw. menanamkan
rasa ukhuwah Islamiah antara kedua golongan ini sehingga kaum Ansar memandang
kaum Muhajirin sebagai saudara keturunannya, masing-masing golongan dapat mewarisi.
Karena itu Allah memberikan dua sebutan kepada mereka, pertama "memberi tempat
kediaman" dan kedua "penolong dan pembantu" dalam hal ini pula mereka dinamai
"kaum Ansar". Seakan-akan kedua golongan ini karena akrabnya hubungan telah menjadi
satu, sehingga tidak ada lagi perbedaan hak dan kewajiban di antara mereka. Karena itu
Allah telah menetapkan bahwa hubungan antara sesama mereka adalah hubungan karib
kerabat, hubungan setia kawan, masing-masing merasa berkewajiban membantu dan
menolong satu sama lainnya bila ditimpa suatu bahaya atau malapetaka. Mereka saling
tolong-menolong, saling nasihat-menasihati dan tidak akan membiarkan orang lain
mengurus urusan mereka, hanya dari kalangan merekalah diangkat pemimpin bilamana
mereka membutuhkan pemimpin yang akan menanggulangi urusan mereka. Anas
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah mengikat kaum Muhajirin dan kaum Ansar
dalam suatu sumpah setia di rumahku. Hadis ini diriwayatkan oleh Anas kepada orang
yang bertanya kepadanya tentang hadis: "Tidak ada perjanjian sumpah setia dalam
Islam."
Golongan ketiga ialah: golongan kaum Muslimin yang tidak berhijrah ke Madinah.
Mereka tetap saja tinggal di negeri yang dikuasai oleh kaum musyrikin seperti orang
mukmin yang berada di Mekah dan beberapa tempat di sekitar kota Madinah. Mereka
tidak dapat disamakan dengan kedua golongan Muhajirin dan Ansar karena mereka tidak
berada dl kalangan masyarakat Islam, tetapi berada di kalangan masyarakat musyrikin.
Maka hubungan antara mereka dengan kaum Muslimin di Madinah tidak disamakan
dengan hubungan antara mukmin Muhajirin dan Ansar dalam masyarakat Islam. Kalau
hubungan antara sesama mukmin di Madinah sangat erat sekali bahkan sudah sampai
kepada tingkat hubungan karib kerabat dan keturunan, maka hubungan dengan yang
ketiga ini hanya diikat dengan keimanan saja. Bila terhadap mereka dilakukan tindakan
yang tidak adil oleh kaum musyrikin, maka kaum Muslimin di Madinah tidak berdaya
membela mereka karena mereka berada di negeri orang-orang musyrik, dan tidak ada hak
bagi kaum Muslimin Madinah untuk campur tangan urusan dalam negeri kaum
musyrikin. Andaikata mereka berhijrah tentulah mereka akan bebas dari perlakuan
sewenang-wenang dan tidak wajar itu. Adapun orang-orang mukmin yang tertawan oleh
kaum musyrikin maka harus dibebaskan oleh kaum mukmin dengan segala daya upaya
karena berdiamnya mereka di negeri kaum musyrikin bukanlah atas kehendak mereka,
tetapi dalam keadaan terpaksa dan tidak dapat melarikan diri dari sana. Tetapi bila
golongan ketiga ini minta tolong kepada kaum mukminin karena mereka ditindas dan
dipaksa supaya meninggalkan agama mereka atau ditekan dan selalu dihalangi dengan
kekerasan dalam mengamalkan syariat Islam, maka kaum Muslimin diwajibkan
memberikan pertolongan kepada mereka, bahkan kalau perlu dengan mengadakan
serangan dan peperangan, kecuali bila antara kaum mukminin dan kaum musyrikin itu
ada perjanjian damai atau perjanjian tidak saling menyerang. Demikianlah hubungan
antara dua golongan pertama dengan golongan ketiga ini, yang harus diperhatikan dan
diamalkan dan mereka harus bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan Allah. Allah selalu melihat dan mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-
Nya. 19)

Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah Al Anfaal 72


َُّ ‫ل فِي َوأَنفُ ِس ِهمُّ بِأَم َوا ِل ِهمُّ َو َجا َهدُوا َوهَا َج ُروا آ َمنُوا الَّذ‬
َُّّ ِ‫ِين إ‬
‫ن‬ ُِّ ‫سبِي‬ َ ‫ّللا‬ َُّ ‫ص ُروا َآووا َوالَّذ‬
َُِّّ ‫ِين‬ َ َ‫ِك َون‬َُّ ‫ض ُهمُّ أُولَئ‬ َُّ ‫آ َمنُوا َوالَّذ‬
ُ ‫ِين بَعضُّ أَو ِليَا ُُّء بَع‬
ُّ‫اج ُروا َولَم‬ ِ ‫اج ُروا َحتَّى شَيءُّ مِ نُّ َو ََليَتِ ِهمُّ مِ نُّ لَ ُكمُّ َما يُ َه‬ ِ ‫ن يُ َه‬ ُِّ ‫ص ُرو ُكمُّ َو ِإ‬ ُِّ ‫َل النَّص ُُّر فَعَلَي ُك ُُّم الد‬
َ ‫ِين فِي است َن‬ ُّ َّ ‫علَى ِإ‬
َ ُّ‫َوبَينَ ُهمُّ بَينَ ُكمُّ قَوم‬
ُّ‫مِ يثَاق‬ َُُّّ ‫َو‬
‫ّللا‬ ‫ِب َما‬ َُّ ُ‫ت َع َمل‬
‫ون‬ ُّ‫صير‬
ِ َ ‫ب‬ (72)
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah) yang dimaksud adalah kaum Muhajirin (dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman) kepada Nabi saw. (dan pertolongan) yang dimaksud
adalah kaum Ansar (mereka itu satu sama lain lindung-melindungi) dalam hal saling
tolong-menolong dan waris-mewarisi. (Dan terhadap orang-orang yang beriman, tetapi
belum berhijrah, maka tiada kewajiban atas kalian untuk melindungi mereka) dapat
dibaca walaayatihim dan wilaayatihim (sedikit pun) oleh karenanya tidak ada saling
waris-mewaris antara kalian dan mereka, dan mereka tidak berhak untuk mendapatkan
bagian dari ganimah yang kalian peroleh (sebelum mereka berhijrah) akan tetapi ayat ini
telah dinasakh oleh ayat yang terdapat dalam akhir surah Al-Anfaal ini. (Akan tetapi jika
mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam urusan pembelaan agama, maka
kalian wajib memberikan pertolongan) kepada mereka dari gangguan orang-orang kafir
(kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kalian dengan mereka) yakni ada
perjanjian pertahanan bersama, maka kala itu janganlah kalian menolong mereka, karena
akan merusak perjanjian yang telah kalian buat bersama dengan kaum itu. (Dan Allah
Maha Melihat apa yang kalian kerjakan).

You might also like