Professional Documents
Culture Documents
BAB V
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN TIANG PANCANG, PILE CAP DAN SLOOF
5.1 Umum
Pondasi tiang pancang adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
pancang digunakan atau dipilih apabila kondisi tanah relatif stabil dan kedalaman
tanah keras masih terjangkau atau tidak terletak jauh di bawah permukaan tanah.
Jenis pondasi tiang pancang tidak dapat digunakan pada kondisi tanah yang berisi
batu-batuan. Pondasi tiang pancang dapat terbuat dari kayu keras, beton dan baja
Pondasi tiang pancang kayu terbuat dari pohon kayu keras yaitu kayu ulin
atau kayu besi dari Kalimantan, kayu hitam dari Sulawesi, dan kayu Merbau dari
terbatas (rata-rata 20 cm) dan panjangnya kayu yang terbatas (12 meter sampai 15
meter), juga daya dukung pondasi tiang kayu menjadi sangat terbatas, maka saat ini
pondasi tiang kayu sudah jarang digunakan. Kecuali di daerah-daerah pinggir kota
jenis pondasi kayu ini masih digunakan. Supaya tiang pancang kayu awet, maka
sebelum dipancang tiang/batang kayu ini harus diulas ‘ter’ terlebih dahulu dan
pemasangan tiang kayu ini juga harus berada di bawah air tanah. Pondasi tiang
lapangan. Namun pondasi tiang pancang baja memiliki kendala apabila dipancang
V-1
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
di daerah yang lembab tanahnya atau dekat area pantai, karena pondasi tiang dari
baja dapat mudah terkena karat. Pondasi tiang pancang beton memiliki kelebihan
dibandingkan dengan pondasi tiang pancang kayu dan pondasi tiang pancang baja
yaitu lebih awet, tahan terhadap kelembaban, kekuatan beton mudah disesuaikan
keterbatasan jenis pondasi tiang pancang kayu dan tiang pancang baja, maka saat
ini masyarakat lebih banyak menggunakan pondasi tiang pancang beton untuk
pancang adalah pemancangan setiap (satu) tiang harus dilaksanakan sekaligus dan
tidak boleh ditunda atau diteruskan keesokan hari, karena akan menyebabkan
pergeseran tiang; tiang harus dipancang dengan cermat dan tepat pada titik-titik
sesuai pada gambar kerja; pemancangan tiang harus sampai lapisan tanah keras
sesuai data-data dari hasil penyelidikan tanah yang sudah dilakukan sebelum
pekerjaan pondasi dimulai; tiang harus dipancang betul-betul tegak lurus dan tepat,
Pekerjaan persiapan lahan pada proyek Ballroom dan Hotel Purna Wira
Polri Jakarta Selatan yang dilakukan yaitu pertama terdiri dari pengukuran batas
Pekerjaan persiapan ini dibuat untuk mendesain bangunan yang akan dibuat oleh
V-2
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Hal ini dilakukan untuk menutup aktifitas di dalam proyek agar tidak menggangu
aktifitas lainnya di luar proyek. Proyek harus dibuat beberapa fasititas untuk
mendukung pekerjaan seperti, pembuatan kantor direksi, gudang, MCK, dan lain
penunjang yang berada di lapangan seperti, pembuatan lantai kerja, bentonite plant,
pembuatan akses jalan keluar masuk proyek (ramp), tempat pabrikasi besi, tempat
Kemudian proyek yang sudah bisa dilakukan mobilisasi alat berat seperti ,
Excavator, Hydraulic Static Pile Driver dan lain sebagainya. Peralatan tersebut
didatangkan dari kantor pusat kontraktor yaitu PT. Dwijaya Bangun Perkasa.
Setelah semua fasilitas dan perlengkapan sudah siap dioperasikan di proyek, maka
selanjutnya yaitu membuat pekerjaan galian cut-off level yaitu elevasi yang dibuat
sebagai acuan untuk awal pekerjaan pondasi. Pekerjaan tersebut dilakukan dengan
V-3
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Keuntungan sistem ini adalah harga mobilisai dan demobilisasi murah serta
kencang dan suara yang sangat bising. Jika di gunakan di daerah pemukiman akan
bahkan tidak ada sama sekali, serta tidak ada suara bising akibat pukulan hammer
V-4
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Pemancangan tiang pancang bisa memilih salah satu diantara dua cara
dan kondisi eksisting lingkungan sekitar tapak yang akan dibangun. Area
tiang pancang. Setelah dipancang, tahapan pekerjaan selanjutnya adalah: (1) tiang
pancang disambung dengan cara dilas di antara kedua pelat besi; (2) final set
dilakukan untuk memastikan dan menjamin tiang pancang sudah mencapai tanah
ketepatan pemancangan.
berjalan lancar. Kadang ada hal yang menghambat pekerjaan yang ditemui oleh
kontraktor saat memancang tiang pancang. Dibawah ini adalah berbagai kendala
V-5
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Pertama adalah kondisi tanah yang tidak begitu baik, misalnya tanah di
tanah yang lembek di lokasi menyebabkan dorongan tanah ke samping cukup besar.
Tiang pancang yang telah dipersiapkan bisa saja menjadi miring, sehingga perlu
yang lembek maka diperlukan dewatering yang cukup. Pekerjaan tanah juga
dilakukan dengan cara open cap, yaitu galian tanah dibuat terasering yang cukup
lebar sehingga bebannya tidak terlalu kuat. Saat penggalian tanah, disarankan untuk
membebani tanah itu sendiri. Sehingga timbunan tanah galian harus segera
Kendala lainnya adalah kondisi tanah bekas rawa dan urugan. Kondisi tanah
pancang. Pada saat kondisi curah hujan dan muka air tanah cukup tinggi, tanah
bekas rawa dan urukan juga dapat menimbulkan longsor pada saat pekerjaan galian
tanah untuk basement. Hal ini dapat diatasi dengan dewatering yang cukup.
Pada proyek Ballroom dan Hotel Purna Wira Polri Jakarta Selatan ini
terbaru yaitu Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) atau dikenal dengan nama ‘Press
in Pile’ sebagai solusi pemancangan pondasi tiang pancang pada lingkungan padat
pemancangan pondasi tiang pancang, lebih praktis, lebih cepat dan lebih ekonomis.
V-6
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
3. Lebih bersih dan tidak menimbulkan polusi asap pada lingkungan sehingga
4. Memiliki kinerja lebih cepat 1:2,5 kali dibandingkan teknologi sistem hammer.
5. Tiang pancang lebih presisi dan mampu diaplikasikan pada tempat yang sempit
6. Pondasi tiang pancang yang terpasang lebih efektif, efisien dan bisa diandalkan
V-7
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
dengan baik, akses jalan yang cocok untuk penempatan alat pemancangan.
Pencahayaan yang memadai juga diperlukan agar pekerjaan bisa berlangsung juga
pada malam hari sesuai dengan rencana yang dijadwallkan selama 24 jam per hari.
Berdasarkan hasil wawancara kepada supervisor, Bapak Ir. Jamaludin ada beberapa
bantu lainnya.
ditentukan maka gunakan titik bantu dalam proses penekanan tiang kedalam.
terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan pararel dengan tiang yang akan
sebagai berikut :
b. Posisikan alat HSDP unit pada koordinat yang ditentukan, check keadaan HSDP
unit dengan keadaan rata dengan bantuan alat nivo yang terdapat dalam ruang
operator dibantu dengan alat waterpass yang diletakkan pada posisi chasis panjang.
dimasukkan kedalam alat penjepit, kemudian posisikan tiang pancang tepat pada
koordinat yang telah ditentukan,control posisi tiang pada arah tegak dengan bantuan
d. Apabila tiang pancang tinggal 2 meter dr permukaan tanah dan belum mencapai
V-10
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Setelah pekerjaan pondasi, persiapan pile cap dan sloof disiapkan dengan
baik. Struktur ini terbuat dari beton bertulang dengan ukuran dan jumlah besi
untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang. Sedangkan Sloof adalah suatu
struktur pengaku yang mengikat atau menghubungkan pondasi satu dengan pondasi
beban lateral akibat gempa bumi dan apabila terjadi settlement ,maka
berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Fabrikasi Besi
Proses fabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi
pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokan kembali tetapi
V-11
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing)
yang dibuat oleh kontraktor utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan
batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja
tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
V-12
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pile cap dan sloof adalah sebagai berikut:
b. Pada tiang pancang yang berlebih dilakukan pembobokan pada betonnya sesuai
elevasi yang diinginkan hingga tersisa tulangan yang dijadikan setek pondasi
V-13
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
e. Melakukan pemasangan bekisting dari batako di sekeliling area Pile Cap dan
Sloof. Penggunaan batako ini pilih karena batako cukup kuat untuk menahan
sebagai bekisting agar tidak dibongkar ulang serta dapat menghemat waktu.
dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda
untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
V-14
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
daftar kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana .Digunakan
Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi
Tulangan pile cap diletakkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang
mempermudah pekerjaan.
Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya
tidak berubah.
dengan tulangan bawah.Dipasang beton decking pada tulangan sloof tersebut yang
berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehinga tidak ada tulangan yang
V-15
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan sloof
maka digunakan alat vibrator untuk meratakannya serta ditekan dengan tekanan
V-16
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
pondasi di proyek Purna Wira Polri. Semua personil yang terlibat dalam proyek
seperti sepatu safety, helm safety, sarung tangan dan rompi visibilitas tinggi atau
pakaian seperti yang dianjurkan dalam daftar bahaya yang diperlukan untuk
Potensi bahaya yang ditimbulkan pada proyek Purna Wira Polri ini merujuk
pada instruksi kerja analisa resiko. Potensi yang ditimbulkan adalah seperti, gas dan
uap, banjir, gempa bumi, listrik tegangan tinggi serta proses pengangkatan tiang.
Kesehatan Kerja (K3). Program yang diterapkan dalam proyek tersebut yaitu :
tanpa rencaana kerja yang baik ntuk mencapai target. Rencana kerja yang
diperlukan yaitu:
Kerja (K3).
Operation).
Monitoring.
V-18
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
lapangan sesuai dengan QSP (Quality and Safety Plan) dan R.A.P (Rencana
Anggaran Proyek).
Site Manager atau Site Engineer bert ugas bersama-sama dengan Safety
V-19
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
kecelakaan kerja yang cepat dan efektif, maka PT. Dwijaya Bangun Perkasa
a. Obat Dasar (Kotak P3K) serperti pencuci mata (obat tetes mata), obat luka
(Betadine), dan obat penyakit daam tubuh (obat masuk angin, obat sakit perut, dan
llain – lain).
V-20
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Bantuan Medis, bantuan medis yang ditunjuk pada proyek ini adalah
Sistem Koordinasi, sistem koordinasi yang dilakukan para proyek ini secara
KETUA
Pujiono
Wirama Wardana
WAKIL KETUA
Budi Wahono
Dinas Pemadam Kebakaran RS. Pusat Pertamina Kantor Polisi Jakarta Selatan
sebagai berikut :
1) Kesalahan Manusia:
V-21
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
Kebakaran.
Pencemaran Lingkungan.
Kebocoran Gas
2) Alam:
Gempa Bumi
Tanah Longsor
Huru hara
dapat menimbulkan api dan percikan api wajib membuat work permit terdahulu
kepada pihak berwenang yang ditunjuk pihak klient. Memastikan situasi kerja aman
sebagainya.
Setiap tempat kerja wajib membuat denah evakuasi dan tim penangulangan
Setiap kerja wajib memastikan situasi kerja aman sesuai sesuai prosedur
7) Sistem Evakuasi
tempat berkumpul (meeting point) jika diperlukan. Jarak dari meeting point ke
proyek adalah 50 meter dan cukup untuk menampung tenaga kerja proyek.
8) Sistem Koordinasi
penanganan kondisi gawat darurat yang ada kepada seluruh karyawan PT. Dwijaya
Bangun Perkasa.
V-23
V-PROYEK PURNA WIRA POLRI-JAKSEL
V-24