You are on page 1of 18

Pedoman

Pelayanan Keperawatan
RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat
memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat
secara mandiri maupun kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu
pencegahan penyakit dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan,
peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang optimal bagi individu, kelompok dan
masyarakat. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada
masyarakat pelanggan rumah sakit / customer secara terus menerus dan
berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
tuntunan dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas
pelayanan, maka pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu
memperbaiki diri dari waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi
masyarakat pengguna jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di
RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, berusaha menyediakan dan
meningkatkan sistem yang kondusif bagi terlaksananya pelayanan keperawatan
yang berkualitas. Hal tersebut membutuhkan pengelolaan yang profesional,
dengan dukungan data dan pengetahuan keperawatan yang terbaru.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan RSUD Hj. Anna Lasmanah
Banjarnegara sebagai pengelola profesi keperawatan, bertanggungjawab
terhadap terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan terus menerus
meningkatkan SDM Keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun
Pedoman Pelayan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep
maupun teknis pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga
diharapkan dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa RSUD
Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman pelayanan Kesehatan di bidang keperawatan yang
dilakukan di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara. Pedoman ini menjadi
dasar atau pedoman untuk melakukan pelayanan keperawatan yang
komprehensif dan profesional.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang
serta paradigma dalam penyelenggaraan bidang keperawatan di RSUD
Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
b. Terselenggaranya Bidang keperawatan di RSUD Hj. Anna Lasmanah
Banjarnegara yang memiliki makna terhadap tata kelola klinis (clinical
governance) keperawatan/kebidanan sesuai evidence based.
c. Terbentuknya iklim professional keperawatan/kebidanan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara sehingga
berdampak pada kepuasan terutama pada pelanggan RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara.
d. Terselengganya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai Standar Asuhan Keperawatan dan Standar
Oprasional Prosedur yang berlaku dengan mengutamakan
keselamatan pasien.

C. Ruang Lingkup
Pelayanan Keperawatan di seluruh RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
yang terdiri dari :
1. Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
2. Pelayanan Rawat Inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Instalasi IBS.
5. Pelayanan Instalasi ICU.
6. Pelayanan Instalasi HD.

D. Batasan Operasional
1. Informasi Bidang Keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang
tersedia di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
2. Mutu Dan Etik Keperawatan merupakan bagian dari bidang
keperawatan yang mengembangkan mutu serta etika perawat di RSUD Hj.
Anna Lasmanah Banjarnegara
3. Sarana Dan Prasarana Keperawatan merupakan bagian dari
keperawatan yang menyediakan peralatan untuk menunjang mutu
pelayanan keperawatan di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.

E. Landasan Hukum
Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
17. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
19. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991
20. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
21. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan
Perawat Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
22. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas
B (non pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.

BAB II
BIDANG KEPERAWATAN

Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di


Bidang Keperawatan di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara meliputi :
1. Kepala Seksi Keperawatan
Merupakan Jabatan Struktural, jabatan ini dipilih langsung oleh Bupati
Kabupaten Banajarnegara.
2. Staf Bidang Keperawatan
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal S1 Keperawatan yang mempunyai
pengetahuan tentang keperawatan.

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Standar SDM Bidang Keperawatan Rumah Sakit di RSUD Hj. Anna Lasmanah
Banjarnegaraadalah sebagai berikut:

Kualifikasi
Nama Masa Pendidikan Persyaratan Jml
No Pendidikan Tersedia Keterangan
Jabatan kerja non formal tambahan Kebutuhan
Formal
(Tahun) /sertifikasi
1. Mampu
bekerja
Kepala
S1 dalam Tim
1 Seksi - 1 1 SK Bupati
Keperawatan 2. Sehat
Keperawatan
jasmani
dan rohani
1. Mampu
Staf bekerja
Sudah
Pelaksana S1 dalam Tim
2 - `1 1 sesuai
Mutu Dan Etik Keperawatan 2. Sehat
standa
Keperawatan jasmani
dan rohani
1. Mampu
Staf
bekerja
Pelaksana Sudah
S1 dalam Tim
3 Sarana Dan - 1 1 sesuai
Keperawatan 2. Sehat
Prasarana standar
jasmani
Keperawatan
dan rohani

B. Distribusi Ketenagaan
SDM Bidang Keperawatan berjumlah 3 orang dan sesuai dengan struktur organisasi
dibawah kepala bidang pelayanan, kepala seksi keperawatan membawahi 2 staf
keperawatan, antara lain staf pelaksana dibidang mutu dan etik keperawatan dan staf
pelaksana dibidang sarana dan prasarana keperawatan.

C. Pengaturan Jaga
Bidang Keperawatan bekerja mulai pukul 07.00-03.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
Ruang bidang keperawatan terletak di belakang ruang bidang
pelayanan. Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik
dilengkapi AC. Luas ruangan cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan
perlengkapan.

II. Peralatan

No Nama Peralatan Jumlah Kondisi Keterangan


Area Rapat
1 Meja Besar
2 Kursi
3 Lemari File

1 Meja kerja
2 Kursi
3 Lemari kecil
4 Komputer
5 Speaker
6 Printer
7 Intercom

1 Rak Peyimpanan File


2 Meja Penyimpanan File

1 Gayung
2 Sapu
3 Stok kayu
4 Kain pel
5 Super pel
6 Ember kecil
7 Pengantung Pakaian
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KEPERAWATAN

A. KEPALA SEKSI KEPERAWATAN


1) Mengoperasionalkan dan memperinci program kerja, kegiatan dan
anggaran Rumah sakit dalam bidang keperawatan sehingga dapat
dijalankan, dievaluasi dan ditindaklanjuti sesegera mungkin sehingga
dengan tetap memperhitungkan efektivitas dan efisiensi.
2) Melaporkan pelaksanaan dan tindak lanjut program kerja, kegiatan dan
anggaran dalam bidang keperawatan secara berkala setiap bulan kepada
direktur melalui kepala bidang pelayanan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
3) Berkoordinasi dan meminta arahan dari direktur dalam melaksanakan
operasional harian dalam Bidang PelayananKeperawatan agar senantiasa
selaras dengan program pengembangan yang telah ditetapkan.
4) Memberikan masukan, data dan laporan kepada direktur dalam
penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut dalam meningkatkan
pelayanan keperawatan rumah sakit.
5) Menyusun rancangan anggaran ( termasuk program kerja kegiatan )
tahunan dalam bidang keperawatan dengan memperhatikan standar
pelayanan dan ketentuan akreditasi.
6) Menyusun standar pelayanan medis dan penunjang medis khususnya
yang berkaitan dengan keperawatan dengan memperhatikan ketentuan
standar pelayanan minimal dan akreditasi rumah sakit, termasuk standar
sarana/prasarana dan sumber daya manusia.
7) Mempersiapkan sarana dan prasarana serta dokumen-dokumen,
mekanisme, prosedur, pelatihan,dsb untuk kepentingan akreditasi dalam
bidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan layanan yang
diberikan oleh perawat.
8) Bersama komite keperawatan menyusun Standard Operating Procedure
( SOP) yang berkaitan dengan keperawatan dengan memperhatikan
standar pelayanan dan ketentuan akreditasi.
9) Berkoordinasi dengan komite keperawatan dalam melakukan Kredensial
dan Rekredensial perawat serta merekomendasikan penempatan perawat
kepada direktur.
10)Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan perawat agar sesuai
dengan standar pelayanan dan ketentuan akreditasi.
11) Memelihara etika profesi perawat dan dalam memberikan pelayanan
sehingga tidak melanggar norma dan etika perawat bahkan sampai
melanggar kode etik keperawatan.
12)Melakukan evaluasi dan tindak lanjut bila ditemukan dan/atau dilaporkan
adanya pelayanan perawat yang mengindikasikan terjadinya mal-praktik
dan/atau pelayanan yang kurang sesuai standar.
13)Berkoordinasi dengan kepala seksi bidang Pelayanan Medis untuk
menentukan dan menetapkan tindakan medis yang dapat didelegasikan
dari dokter spesialis dan/atau dokter umum kepada perawat.
14)Menentukan dan menetapkan tindakan/layanan keperawatan dan layanan
asuhan keperawatan yang berlaku di rumah sakit.
15)Berkoordinasi dengan kepala seksi Pelayanan Medis untuk menyusun
dan menyempurkan SPO pelayanan di bidang Medis dan penunjang
medis.
16)Mengendalikan perawat agar memberikan pelayanan sesuai dengan SPO
yang sudah ditetapkan dengan tetap mengedepankan mutu pelayanan.
17)Melakukan evaluasi secara rutin dan kontiyu serta memberikan
tindaklanjut nya bila ditemukan adanya pelayanan perawat yang
belum/tidak sesuai standard an/atau ditemukan SPO perawat.
18)Menyempurnakan dan/atau ditemukan SPO perawat agar senantiasa
sesuai dengan ketetntuan Akreditasi Rumah sakit dan standar pelayanan
sehingga standar pelayanan dapat selalu dipertahankan bahkan
ditingkatkan.
19)Memonitor dan menevaluasi penilaian terhadap kinerja perawat dalam
memberikan pelayanan secara kontinyu paling tidak sekali dalam 3 (tiga)
bulan menindaklanjutnya bila menemukan adanya pelayanan yang perlu
diperbaiki/ditingkatkan.
20)Menyusun dan menyempurnakan Standarisasi BAHP (Bahan dan Alat
Habis Pakai) untuk setiap tindakan / layanan medis yang diberikan oleh
Rumah Sakit.
21)Mengendalikan unit-unit layanan keperawatan agar menggunakan BAHP
sesuai dengan standar BAHP yang telah ditetapkan.
22)Penyusunan usulan formasi kebutuhan tenaga keperawtan BLUD dan
pembinaan pegawai di bidang keperawatan.
23)Menyusun kebijakan-kebijakan penempatan dan rotasi pegawai di bidang
keperawatan.
24)Penyusunan rancangan pembinaan dan pelatihan tenaga perawat agar
ketentuan standar pelayanan dan akreditasi terpenuhi.
25)Menjamin agar seluruh sarana prasarana rumah sakit yang diperlukan
untuk kepentingan pelayanan perawat senantiasa memenuhi ketentuan
standar minimal dan ketentuan akreditasi.
26)Memberikan masukan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan
penempatan dan rotasi tenaga perawat dan paramedic di seluruh unit
kerja.

B. STAF KEPERAWATAN BIDANG MUTU DAN ETIK KEPERAWATAN


1. Mengoperasionalkan (memperincinya lebih lanjut) program kerja, kegiatan
dan anggaran sehingga dapat dilaksanakan, dievaluasi dan di tindak lanjut
secepatnya dengan tetap memperhitungkan efektifitas dan efisiensi dan
melaporkan pelaksanaan dan tindak lanjut tersebut sesuai waktu yang
telah di tetapkan.
2. Berkoordinasi dan meminta arahan dari kepala bidang pelayanan dan
kepala seksi keperawatan dalam operasional harian agar senantiasa
selaras dengan program pengembangan yang di lakukan.
3. Mengidentifikasi program kerja dan kegiatan yang seharusnya dilakukan di
biang mutu keperawatan dengan senantiasa memperhatikan ketentuan
akreditasi, standar pelayanan, mutu pelayanan (kepuasan konsumen),
program pengembangan rumah sakit, karakteristik bidang kerjanya, dan
target capaiannya.
4. Memberikan masukan, data, dan laporan kepada kepala seksi
Keperawatan dalam penyusunan program kerja dan kegiatan serta
anggaran rumah sakit.
5. Memberikan masukan, data, dan laporan kepada kepala seksi
Keperawatan dalam penyususnan standar minimal keperawatan.
6. Memberikan masukan kepada kepala seksi Keperawatan dalam
penyempurnaan tugas dan fungsi, agar dapat menjalankan bidangnya
dengan lebih produktif untuk menunjang peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
7. Menyususn dan menyempurnakan standard operating procedure (SOP)
yang di perlukan di bidang keperawatan khususnya berkaitan dengan
Asuhan Keperawatan dan tindakan pendelegasian dengan memperhatikan
Standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Akreditasi.
8. Mempersiapkan sarana dan prasarana serta dokumen-dokumen,
mekanisme, prosedur (SOP), pelatihan, dsb untuk kepentingan akreditasi
dan pemenuhan Standar Pelayanan/ Standar Kerja yang sudah di
tetapkan dengan selalu melakukan koordonasi ke Tim Akreditasi.
9. Menetapkan Standar Mutu Pelayanan Keperawatan.
10. Menetapkan standar etik keperawatan berasama komite keperawatan
11. Menetapkan Kompetensi Minimal Keperwatan.
12. Melaksanakan Uji Kredensial Perawat bersama komite keperawatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
13. Mengkoordinir, mengawasi dan membina seluruh tenaga perawat agar
dapat bekerja dengan mengedepankan kepuasan konsumen, menegakkan
disiplin, bekerja secara efektif dan efisien serta produktif.
14. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka
pelaksanaan tugas.
15. Berkoordinasi dengan kasie keperawatan berkaitan dengan kebijakan
rekruitmen dan penempatan perawat.
16. Memebrikan masukan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan
penempatan dan rotasi perawat di seluruh unit kerja di rumah sakit.
17. Membantu mengendalikan Tenaga keperawatan dalam penggunaan BAHP
dalam memberikan tindakan/ layanan agar senantiasa sesuai dengan
Standar BAHP yang telah ditetapkan.
18. Melakukan penilaian kualitas pelayanan perawat besama kepala unit kerja
di seluruh unit secara rutin dan menindaklanjutinya bila ada yang harus di
perbaikai.
19. Melakukan evaluasi penyempurnaan dan penyesuaian terhadap kebijakan,
pedoman, dan SOP yang kurang sesuai untuk kemudian mengusulkannya
kepada kepala seksi Keperawatan untuk ditindaklanjuti penyesuaiannya.
20. Melakukan penilaian kinerja terhadap kualitas pelayanan perawat besama
kepala unit kerja bila menemukan perawat yang kinerjanya kurang
memenuhi standar pelayanan minimal dan atau kerapkali melanggar SOP,
segera membuat laporan kepada kepala seksi Keperawatan untuk
diberikan peringatan, teguran, dan pembinaan.
21. Merancang dan mengusulkan pelatihan dan pengembangan staf dan
tenaga keperawatan di bidang Keperawatan.
22. Pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan pelayanan yang
diberikan oleh perawat khususnya dalam menigkatkan Mutu Pelayanan
atau Kepuasan Pasien.

C. STAF KEPERAWATAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA


KEPERAWATAN
1. Memberikan masukan, data, dan laporan tentang kondisi sarana prasarana
pelayanan keperawatan kepada kepala seksi keperawatan dalam penyusunan
program kerja dan kegiatan serta anggaran rumah sakit.
2. Memberikan masukan, data, dan laporan kepada kepala seksi keperawatan
dalam penyusunan standar minimal sarana prasarana
keperawatan/paramedic yang harus di miliki rumah sakit.
3. Memberikan masukan kepada kepala seksi keperawatan dalam
penyempurnaan tugas dan fungsi, agar dapat menjalankan bidangnya dengan
lebih produktif untuk menunjang peningkatan mutu pelayanan keperawatn.
4. Menyusun dan menyempurnakan standar operating procedur (SOP) yang
diperlukan di bidang pemeliharaan dan pengadaan sarana/prasarana
keperawatan/paramedis agar layanan asuhan keperawatan dan tindakan
pendelegasian dapat di lakukan sesuai standar.
5. Mempersiapkan sarana/prasarana serta dokumen – dokumen, mekanisme,
prosedur (SOP), pelatihan, dsb, untuk kepentingan akreditasi dan pemenuhan
standar pelayanan/ standar kerja yang sudah di tetapkan dengan selalu
melakukan koordinasi ke Tim akreditasi.
6. Menetapkan standar mutu sarana prasarana keperawatan yang harus di miliki
rumah sakit.
7. Menetapkan program pemeliharaan sarana/prasarana keperawatan yang
perlu perawatan rutin sehingga selalu siap pakai (ready for use).
8. Mengidentifikasi sarana/prasarana layanan keperawatan yang memerlukan
kalibrasi dan mengajukannya kepada kepala seksi keperawatan bila ada
sarana prasarana yang perlu di kalibrasi.
9. Mengawasi penggunaan sarana prasarana perawat dalam operasional harian
agar tidak cepat rusak, khususnya dalam penyimpanan, pemakaian,
pemeliharaan.
10. Membantu kepala seksi keperawatan dalam menginformasikan dan
mengkoordinasikan seluruh kebijakan – kebijakan yang di tetapkan tumah
sakit kepada seluruh tenaga perawat/paramedis agar dapat dilaksanakan
sebaik baiknya.
11. Mengkoordinasikan rotasi dan/atau pemindahan sarana prasarana dari satu
unit bila ada kekurangan di satu unit tertentu.
12. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka pelaksanaan
tugas.
13. Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan operasional harian di
bidangnya (minggu – bulan) untuk diserahkan kepada kepala seksi
Keperawatan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan di bidang Keperawatan


untuk sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang
sesuai SPO bagian logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan
untuk melaksanakan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :
No Nama Barang Jumlah kondisi
1 Kertas A4 70 gr
2 Tinta Canon Original Hitam
3 Tinta Canon Original Merah
4 Tinta Canon Original Biru
5 Tinta Canon Original Kuning
6 Bolpoin
7 Spidol boardmaker
8 Isi staples besar
9 Isi staples kecil
10 Lakban Hitam
11 Isolasi
12 Buku folio besar/100
13 Map
14 Lembar Survey Kepuasan Pasien IRNA dan
IRJ
15 Brosur
16 Isolasi double tip
17 Kertas HVS 80 gram
18 Buku tulis 100
19 Printer
20 Keyboard
21 Mouse
22 Box File
23 Kater
24 Penggaris
25 Komputer
26 Kertas Foto
27 Kertas Bufallo
28 Modem
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU

Beberapa indikator mutu dalam pelayanan keperawatan sebagai berikut :


1. Survei Kepuasan Pelanggan
Survei kepuasan pelanggan dilakukan setiap 1 bulan sekali.survei ini
dilakukan sebagai tolak ukur pelanggan terhadap kepuasan
pelayanan keperawatan yang dilakukan di RSUD Hj. Anna Lasmanah
Banjarnegara.
Kepuasan ini juga mencakup tentang kebersihan,standarisasi alat dan
juga pelayanan komunikasi yang dilakukan oleh petugas selama dalam
perawatan.
BAB VII
PENUTUP

Demikianlah buku Standar Pelayanan Bidang Keperawatan ini dibuat. Kami


mengajak semua pihak yang bekerja di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
untuk dapat bersama – sama membina dan mengembangkan sistem pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit. Semua petugas baik tenaga medis, paramedis,
maupun non medis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan
keperawatan hendaknya selalu menaati ketentuan yang telah digariskan di dalam
buku standar ini.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
 Asesmen resiko
 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
 Pelaporan dan analisis insiden
 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
 Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan
 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
 Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah

KTD yang tidak dapat dicegah


Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
 Karena “ keberuntungan”
 Karena “ pencegahan ”
 Karena “ peringanan ”

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien

KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti,
amputasi pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini
mengungkapkan adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang
berlaku.

C. TATA LAKSANA
 Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
 Melaporkan pada dokter jaga IGD
 Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
 Mengobservasi keadaan umum pasien
 Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden
Keselamatan”
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan
anak berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun
terinfeksi HIV. Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara
berkembang yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya
kasus secara langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara
potensi penularan dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks
bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum
ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan bersama
peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa
menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor
sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat
menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal
Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi
ancaman bagi “Petugas Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus
tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan
wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit
agar dapat bekerja maksimal.

II. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
III. Tindakan yang beresiko terpajan
a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
IV. Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok
yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna
mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan di RS Sumber Sejahtera dalam memberikan


pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan
varibel jumlah penderita yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita
gawat darurat hari yang sama
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format
tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur
pelayanan

You might also like