You are on page 1of 14

MANFAAT KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA ILMIAH

Oleh Kelompok 2 :
Esti Simanungkalit (135030200111007)
Nanda Desika Putri (135030200111008)
Dyah Putri Fuji Lestari (135030200111009)
Mohamad Koirul Muchlisin (135030200111010)
Frani Galih Agung Setyawan (135030200111011)
Nelly Sulistyani Putri (135030200111012)
Alifatus Solihah (135030200111013)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013
MANFAAT KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS
ILMIAH
Oleh : Kelompok 21

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern ini, kebutuhan dalam hal menulis sangatlah dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Manusia selalu berhubungan dengan kegiatan
menulis, apalagi kemampuan dalam hal menulis semakin dibutuhkan di tengah
persaingan dunia kerja yang semakin ketat. Setiap kegiatan menulis
membutuhkan keterampilan khusus, tidak hanya merangkai kata-kata, tetapi
juga keefektivan suatu kalimat sangat penting untuk mempermudah
pemahaman.
Penulisan suatu karya membutuhkan bahasa yang komunikatif,
sehingga karya tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Begitu pula dalam
menulis suatu karya ilmiah digunakan bahasa yang komunikatif, kemudian
disusun menjadi sebuah kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penulis atau penutur
sehingga pembaca atau pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap
dalam kalimat tersebut sebagaimana gagasan yang dimaksudkan oleh penulis.2
Bahasa yang komunikatif dalam karya ilmiah dapat dengan mudah
dipahami dan dimanfaatkan isinya oleh masyarakat luas. Sehubungan dengan
itu, karya ilmiah dapat mendukung pemikiran seseorang, sehingga dengan
karya ilmiah dapat diketahui pola pikir seseorang. Karya ilmiah yang baik
memiliki bobot isi yang seimbang dan memiliki bahasa yang baku agar mudah
dipahami oleh masyarakat.
Tidak hanya itu, kalimat efektif juga sangat menunjang terciptanya
sebuah karya ilmiah yang baik. Kalimat efektif merupakan satu kebulatan

1
Esti Simanungkalit, Nanda Desika Putri, Dyah Putri Fuji Lestari, M.Koirul Muklisin, Frani Galih
Agung setyawan, Nelly Sulistyani Putri, dan Alifatus Sholihati Widyaningrum
2
Suroso,Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karya Ilmiah,www.scrib.com(diakses tanggal 12
november 2013)
pikiran, ada penekanan dan pengembagan3. Dalam dunia perkuliahan
mahasiswa dituntut untuk dapat membuat suatu karya ilmiah yang nantinya
akan diajukan sebagai ujian akhir komprehensif dan skripsi bagi sarjana srata
satu.
Di dalam dunia kerja, karya ilmiah digunakan sebagai pengajuan
kenaikan pangkat atau jabatan, sehingga penulisan karya ilmiah yang baik dan
benar dapat membawa perubahan dan manfaat bagi kalangan masyarakat. Di
dalam makalah yang berjudul “Manfaat Kalimat Efektif dalam Penulisan
Karya Ilmiah” akan dibahas bagaimana peranan kalimat efektif dalam
penulisan karya ilmiah yang benar, sehingga nantinya diharapkan penulis
mampu mengembangkan dan memahami pembuatan stuktur kalimat yang
benar dalam penulisan suatu karya ilmiah agar mudah dipahami dan memiliki
arti yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tulisan
ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah?
2. Mengapa kalimat efektif penting dalam penulisan karya ilmiah?
3. Bagaimana penggunaan kalimat efekif dalam penulisan karya ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam tulisan
ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah.
2. Untuk menjelaskan pentingnya kalimat efektif dalam penulisan karya
ilmiah.
3. Untuk menjelaskan penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya
ilmiah.

3
Ahmad Fali Okilas,
www.Pengertian,fungsi,syarat,sifat,jenisdanmafaatkaryailmiah_ahmadfalioklilas.htm(diakses
pada tanggal 14 November 2013)
II. PEMBAHASAN
2.1 Manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah
Karya tulis sebagai rekaman sebuah pemikiran yang bulat dan utuh
untuk dikomunikasikan kepada pembaca untuk dapat dipahaminya dengan
tepat sesuai dengan yang dimaksud oleh penulis4. Syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu karya ilmiah dilihat dari segi bentuk suatu tulisan disebut ilmiah
jika tulisan itu disusun menurut aturan tertentu. Sementara dilihat dari segi isi,
suatu tulisan disebut ilmiah jika tulisan itu menyangkut ilmu pengetahuan
tertentu5.
Penyusunan karya ilmiah harus dibuat sebaik mungkin agar mudah
dipahami oleh pembaca. Suatu karya ilmiah harus komunikatif agar segala
informasi yang ada dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Penyusunan karya ilmiah yang komunikatif harus memenuhi keriteria logis,
sistematis, dan lugas.
Suatu karya ilmiah disebut logis jika keterangan yang dikemukakan
dapat ditelusuri alasan-alasannya yang masuk akal. Karya ilmiah disebut
sistematis apabila keterangan yang dituliskan saling berhubungan. Karya
ilmiah disebut lugas saat keterangan yang dijelaskan tidak berlebihan, tidak
bermakna konotatif tetapi langsung menunjuk pada persoalan6. Bahasa yang
digunakan di dalam karya ilmiah juga harus menggunakan ejaan yang
disempurnakan dan kalimat yang efektif.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang
digunakan oleh para cendekiawan untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan.

4
Drs. Taliziduhu Ndbaha, Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta : Bina
Aksara, 1987), Hlm.63
5
Drs. Tliziduhu Ndbaha, op.sit. Hml :64
6
Drs. E. Zaenal Arifin, Petunjuk Praktis Penyusunan Karya Tulis, (Jakarta : Media Sarana Press,
1987), Hlm.56.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut7.
(1) Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu,
penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu
dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
(2) Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata
tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
(3) Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat
yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan
dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
(4) Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada
perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
(5) Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun
dalam paragraf, hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain
bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung,
pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
(6) Hubungan semantik antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan
kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
(7) Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif
peristiwa lebih dijelaskan daripada pelaku perbuatan.
(8) Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan,
tanda-tanda, dan kata ganti.

2.2 Pentingnya kaimat efektif dalam penulisan karya ilmiah


Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri
atas klausa. Klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan, satuan
proposisi yang merupakan satu klausa atau merupakan gabungan klausa

7
Drs. Mukhlis, M.Hum, PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH(LAPORAN PENELITIAN), Hlm: 9
yang membentuk satuan yang bebas, jawaban minimal, seruan, salam, dan
sebagainya. Kontruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa
yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu
satuan8.
Menurut Razak, kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
mengekspresikan kejiwaan manusia lainnya, dengan demikian, hanya
kalimat yang berdaya gunalah yang diklasifikasikan kepada kalimat efektif9.
Sedangkan menurut Zulfahmi, Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu
mengantarkan isi dan tujuan komunikasi dengan baik10. Untuk
mengungkapkan atau mengkomunikasikan gagasan pengarang, maka
diperlukan kalimat yang baik.
Pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa kalimat merupakan media
yang menampung gagasan pengarang. formulasi lain, kalimat dapat
didefinisikan sebagai wujud dari perasaan, sikap, dan pikiran si pengarang
yang akan dikomunikasikan dalam bentuk bahasa tulis.

Sehubungan dengan itu, Keraf menegaskan bahwa seorang pengarang


perlu menguasai beberapa aspek bahasa, antara lain :
a. Kosa kata yang digunakan
b. Kaidah-kaidah sintaksis bahasa itu secara aktif
c. Gaya penyampaian
d. Penalaran11.

Penguasaan terhadap keempat aspek tersebutlah yang memungkinkan


seorang pengarang mampu menuangkan ide ke dalam bentuk kalimat yang
dapat mewakili gagasannya dengan tepat dan mampu menarik perhatian
pembaca. Kalimat yang seperti itulah yang dapat diklasifikasikan menjadi
kalimat efektif.

8
Harimurti Kridalaksana, 2008 : 103
9
Abdul Razak, Kalimat Efektif : Struktur, Gaya dan Variasi, (Jakarta : Gramedia, 1985), hlm. 3
10
Zulfahmi, Alikasi Bahasa Indonesia, (Padang : IAIN IB Press, 1999), hlm. 61
11
Gorys Keraf, Komposisi, op. cit., hlm. 35
Kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan memicu
kembali gagasan-gagasan pembaca yang identik dengan gagasan pengarang.
Disamping itu, kalimat efektif juga memiliki kemampuan untuk
menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan atau karangan. Sebuah karya
ilmiah tidak bermutu jika pembaca tidak mengetahui isi dari karya ilmiah
tersebut, sehingga tidak dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh
sebab itu, kalimat efektif memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.

2.3 Penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah


Karya ilmiah adalah karya yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar ( cf. Brotowidjoyo, 1985: 8-9; Laksono, 1996:13)12. Teknik
penulisan karya tulis ilmiah bertumpu pada masalah kebahasaan, khususnya
pada masalah kebahasaan yang telah dibakukan, misalnya EYD dan Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penulisan Karya tulis ilmiah yang baik
harus menggunakan kalimat efektif. Di dalam penggunaannya, kalimat
efektif selalu mengutamakan jalan pikiran yang logis dengan penggunaan
struktur bahasa yang tepat sehingga, menghasilkan rangkaian kalimat yang
sistematis dalam sebuah karya ilmiah.
Penggunaan kalimat efektif dalam karya ilmiah diukur dari dua sisi,
yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan
efektif jika kalimat yang digunakan dapat memaparkan gagasan kelimuan
penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat
diartikan sama dengan yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh sebab itu, jika
pembaca masih mengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan
salah menafsirkan pesan kalimat maka kalimat tersebut belum dapat
dikategorikan efektif (Heri dan Anang, 2007)13.Selain itu, Untuk
kepentingan dalam menulis sebuah karya ilmiah, pengarang harus mampu
memodifikasi kalimat yang digunakannya. Dalam hal ini, Keraf
mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu;

12
Warsiman, Bahasa Indonesia yang Benar,( Surabaya : Unesa University Press).Hlmn.128
13
http://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektif-dalam-
penulisan-karya-ilmiah/
Kesatuan gagasan, koherensi antar unsur pembentuk kalimat, penekanan,
variasi kalimat, peralelisme, dan penalaran14.

a. Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur-unsur yang membangun
kalimat dengan memperhatikan ide pokok kalimat tersebut, sehingga
kalimat tersebut hanya mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain,
kesatuan gagasan sebuah kalimat ditandai dengan keberadaan satu ide
pokok dalam sebuah kalimat.
Kesatuan gagasan dalam kalimat itu dapat dibentuk dengan
berbagai cara, meskipun kalimat, secara praktis dibangun oleh unsur-unsur
fungsional yang disebut sebagai subjek (S), prediket (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (K)15.
Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat berbentuk kesatuan tunggal,
kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang mengandung
pertentangan.
Kesatuan tunggal terdapat pada kalimat tunggal, yaitu kalimat yang
terdiri dari satu pola kalimat saja, yaitu : SP, SPO, SPPel, SPK, SPPelK,
atau SPOK.
Kesatuan gabungan, kesatuan yang mengandung pertentangan, dan
kesatuan pilihan terdapat pada kalimat majemuk, yaitu : kalimat yang
terdiri dari dua pola atau lebih, seperti : SP-SP, SPO-SPPel, SP-SPOK,
dsb. Untuk lebih mengetahui perbedaan antara kesatuan-kesatuan itu,
amati contoh-contoh berikut:
1. Sebagai homo loquens, manusia memiliki kemampuan berbahasa.
(kesatuan tunggal).
2. Suatu hal yang tidak dapat dibantah oleh para ilmuan ialah ilmu sarat
dengan nilai-nilai. (kesatuan tunggal).

14
Gorys Keraf, Ibid, hlm. 36
15
M. Ramlan, dkk., Bahasa Indonesia yang salah dan yang benar, (Yogyakarta : Andi Offset,
1994), hlm.6
3. Ketika ujian semester berlansung, semua mahasiswa terpaku pada
kertas jawabannya, sedangkan pengawas hilir mudik memperhatikan
mahasiswa. (kesatuan yang mengandung pertentangan)
4. Hary menerima bingkisan dari ibunya kemaren, dan telah
membukanya beberapa jam yang lalu. (kesatuan gabungan)
5. Kamu pergi ke kampus atau ikut denganku ke tempat Andre.
(kesatuan pilihan).

b. Koherensi
Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang
satu dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan
itu menunjukkan hubungan yang erat antara unsur-unsur pembentuk
kalimat, yaitu antara subyek-predikat, predikat-obyek, dan keterangan
unsur pokok.
Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan
kesatuan gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar
unsur pembentuk kalimat tidak mamiliki koherensi secara jelas, maka
kalimat tersebut akan sanggup mewakili gagasan penulis16.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan seseorang sebelum menuangkan gagasannya ke dalam
sebuah kalimat yang efektif, yaitu :
1) Pola kalimat
2) Penggunan kata depan dan kata penghubung
3) Penempatan keterangan (oposisi dan aspek)
4) Penggunaan kata yang tidak berlebih-lebihan

c. Penekanan Bagian Kalimat


Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk
menonjolkan unsur yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan
itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah
posisi kalimat (unsur yang dipentingkan), menggunakan repetisi

16
Hetti Waluati Triana, op. cit., hlm. 50
(pengulangan bentuk yang sama), menggunakan pertentangan, dan
menggunakan pertikel penegas.
Contoh :
1. Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah
benda-benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang, dan
rumah.
2. Yang dimaksud dengan harta-bagi alam pikiran Minangkabau-ialah
benda-benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, lading, dan rumah.
(mengubah posisi kalimat)

d. Variasi Kalimat
Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik
perhatian pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan.
Variasi kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim
atau penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang
pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan dengan
mengubah posisi kalimat.
Dengan demikian, sebuah gagasan sebenarnya dapat dituangkan
dengan aneka ragam kalimat.
Contoh :
a. Menulis adalah aktivitas yang mengasyikkan (menulis menjadi
penekanan, penulis = subjek)
b. Menulis, baik dalam koridor normatif maupun kreatif, merupakan
aktivitas yang mngasyikkan. (menulis dijelaskan dengan frase)
c. Meskipun banyak aktivitas lain yang menarik, menulis tetap
merupakan aktivitas yang mengasyikkan. (ditulis dalam bentuk kalimat
majemuk)
d. Aktivitas yang mengasyikkan adalah menulis (mengubah possisi
kalimat)
e. Paralelisme adalah penempatan gagasan-gagasan yang memiliki fungsi
dan esensi yang sama dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang
sama. maksudnya, gagasan-gagasan yang memiliki fungsi dan nilai
yang sama ditulis sejajar secara gramatikal. Kemampuan menyusun
kalimat efektif menjadi salah satu kunci dalam menulis. Kalimat dalam
menulis bukan sekedar rangkaian kata yang berstruktur dan
mengandung gagasan atau pesan, tetapi juga harus kalimat hidup,
kalimat yang dapat berinteraksi dengan pembaca sehinggadapat
mewakili penulis.

Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif menurut pendapat beberapa ahli


kebahasaan:
1. Menurut Sabarti Akhadiah kalimat efektif harus memiliki :
a. kesepadanan dan kesatuan
b. kesejajaran bentuk
c. penekanan
d. kehematan dalam mempergunakan kata
e. kevariasian dalam struktur
2. Gorys Keraf menyatakan ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
a. kesatuan gagasan
b. koherensi yang baik dan kompak
c. penekanan
d. variasi
e. paralelisme
f. penalaran atau logika. Pada dasarnya, penalaran (logika) dapat
menjadi bagian dari paralelisme makna.
3. Menurut Parera ciri-cirinya adalah :
a. kesepadanan dan kesatuan
b. keparalelan atau paralisme
c. ketegasan
d. kehematan
e. Kevariasian
4. Martaya Menyatakan ciri-ciri kalimat efektif lebih banyak dari
pendapat yang lain, yaitu :
a. mengandung kesatuan gagasan
b. mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
c. memperhatikan paralelisme
d. merupakan komunikasi yang berharkat
e. diwarnai kehematan
f. ejaan yang disempurnakan
g. didukung variasi
h. didasarkan pada pilihan kata yang baik

Salah satu kemampuan untuk dapat menyusun kalimat efektif adalah


dapat memilih kata dengan tepat karena kata adalah unsur pembentuk kalimat
sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan. Kata menjadi pembentuk kalimat
efektif karena gagasan yang diungkapkan dalam kalimat efektif ditentukan oleh
kata yang digunakan dalam kalimat. Penulisan karya ilmiah juga
mempertimbangkan pilihan kata yang tepat untuk menggambarkan gagasan yang
ingin dituangkan dalam karya tulis ilmiah tersebut. Ada Empat pemandu yang
dapat digunakan sebagai pegangan dalam memilih kata17, yaitu:
a. apakah kata yang digunakan sudah mencerminkan gagasan yang
diwakilinya;
b. apakah kata yang digunakan sudah sesuaidengan konteks
penggunaannya;
c. apakah kata yang dipilih sudah sesuaidengan kelaziman;
d. apakah kata yang dipilih sudah digunakansecara konsisten .

Dengan adanya kalimat efektif, sebuah karya tulis ilmiah menjadi


mudah dipahami bagi pembaca, sehingga pesan yang terkandung dalam karya
tulis ilmiah tersebut dapat sampai dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

17
staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTIF.pdf
III. Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Kalimat efektif sangat bermanfaat bagi penulisan sebuah karya tulis
ilmiah. Dengan kalimat efektif, sebuah karya tulis ilmiah menjadi
mudah untuk dipahami oleh pembaca, serta menjadi komunikatif.
Untuk menjadi komunikatif harus memenuhi keriteria logis,
sistematis, dan lugas.
2. Kalimat efektif sangat penting dalam penulisan karya tulis ilmiah
karena kalimat efektif memiliki kemampuan untuk melahirkan dan
memicu kembali gagasan-gagasan pembaca yang identik dengan
gagasan pengarang. Disamping itu, kalimat efektif juga memiliki
kemampuan untuk menghilangkan kemonotonan sebuah tulisan atau
karangan. Sebuah karya tulis ilmiah tidak bermutu jika pembaca tidak
mengetahui isi dari karya tulis tersebut sehingga tidak dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
3. Penggunaan kalimat efektif selalu mengepadankan antara jalan
pikiran yang logis dengan penggunaan struktur bahasa yang tepat
sehingga menghasilkan rangkaian kalimat yang sistematis dalam
sebuah karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal. 1987. Petunjuk Praktis Penyusunan Karya Tulis. Jakarta :


Media Sarana Press.
M. Hum, Mukhlis. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Laporan Penelitian )
M. Ramlan, dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta
: Andi Offset
Ndhabaha, Taliziduhu. 1987. Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta : Bina Aksara
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif : Struktur, Gaya dan Variasi. Jakarta :
Gramedia
Warsiman. Warisan Bahasa Indonesia yang Benar. Surabaya : Unesa University
Press
Zulfahmi. 1999. Aplikasi Bahasa Indonesia. Padang : IAIN IB Press
http://harrysprincenata.wordpress.com/2010/12/20/penggunaan-kalimat-efektif-
dalam penulisan-karya-ilmiah/ (diakses pada 17 November 2013 )
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KALIMAT%20EFEKTI.pdf ( diakses pada
17 November 2013 )
http://www.Pengertian,fungsi,syarat,sifat,jenis dan manfaat karya
ilmiah_ahmadfalioklilas.htm (diakses pada 14 November 2013 )

You might also like