Professional Documents
Culture Documents
SOAL
JAWABAN:
asumsi adalah anggapan (penerjemahan) merupakan Suatu keadaan yang dianggap benar
yang dirumuskan sebagai hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan awal yang diteliti yang masih harus
dibuktikan kebenarannya.
Contoh asumsi: pembekuan magma merupakan fungsi dari suhu, tekanan dan
posisi.
2. Bagaimanakah pendapat anda jika hal-hal dalam Soal no. 1 tersebut di atas diterapkan
untuk:
a. Memahami segala aspek yang berkaitan dengan proses-proses alam (natural
processes) meliputi geologi (proses-proses geodinamika) dan perkembangan
kehidupan?
b. Landasan berfikir dalam eksplorasi geologi?
JAWABAN:
Ada 2 jawaban
a. Sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu definisi dua metode tersebut.
Metode Rasionalisme adalah metode yang berdasarkan intuisi atau rasionalitas dari teori
yang sebelumnya telah muncul, menggunakan pendekatan deduksi untuk menjelaskan
fenomena alam → mendasarkan pada penalaran logis dengan mengadakan asumsi-asumi
atau konsep dari pustaka yang ada, yang lebih bersifat scholastic dan pelakunya disebut
scholar.
Untuk memahami segala aspek yang berkaitan dengan proses-proses alam dan
perkembangan kehidupan, pada dasarnya kita harus menggunakan kedua pendekatan
tersebut karena dengan menggunakan keduanya bisa saling mengisi dan mendukung
pada penarikan kesimpulan yang tepat. Misalnya, ketika kita ingin menganalisis suatu
singkapan, sebaiknya terlebih dahulu kita menggunakan kedua pendekatan rasionalisme
dan empirisme, yaitu dengan mengkaji daerah tersebut berdasarkan literature dan temuan-
temuan yang telah ada mengenai daerah tersebut baik itu mengenai litologi, stratigrafi,
struktur dll (pendekatan rasionalisme) dan setelah mempelajari literature kemudian
melakukan pengamatan dan observasi di lapangan. Kedua metode tersebut akan saling
mendukung untuk pengambilan kesimpulan yang lebih tepat.
Menurut pendapat saya, bahwa jari-jari bumi dinyatakan = 6751 km adalah hasil
pengukuran yang sifatnya sains. Mengapa pengukuran jari-jari bumi dikatakan
pengukuran bersifat sains, karena pengukuran tersebut didasarkan hasil penelitian
maupun pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau sifatnya
empirisme yang lebih mengutamakan pengamatan alami dan experiment langsung.
Pengukuran jari-jari bumi, pertama kali dibuktikan pada Zaman Yunani Kuno
(Zaman Klasik) oleh Erastothenes (300 SM) yang dilakukan di Mesir Kuno
(Iskandariah). Erastothenes melakukan pengukuran sudut cahaya matahari terhadap
jari-jari bumi pada waktu yang sama, misalnya pada dua sumur yang dalam yang
tegak lurus dengan permukaan bumi (diyakini sejajar dengan jari-jari bumi) pada
dua tempat yang berjauhan dan diketahui jaraknya, tetapi pada meridian yang sama
yang dilakukan pada waktu matahari berada pada zenith (dhuhur) sehingga diyakini
dilakukan pada waktu yang sama. Perbedaan sudut pada kedua sumur itu adalah
merupakan sudut busur antara kedua tempat, dan karena jarak antara kedua tempat
itu adalah panjang bususrnya, sehingga lingkaran meridian bumi serta jari-jari bumi
dapat dihitung. Harga yang dicapai sangat dekat dengan perhitungan modern.
Metode Pengukuran yang dilakukan oleh Erastothenes merupakan contoh bahwa
sejak awal, pengukuran jari-jari bumi telah dilakuan atau dibuktikan melalui sebuah
experiment. Dari sebuah sumber buku berjudul catatan kuliah Geokonsep karangan
Prof. Dr. R.P. Koesoemadinata menyatakan bahwa harga pengukuran jari-jari bumi
yang dicapai oleh Erastothenes sangat dekat dengan metode perhitungan modern
yang dilakukan saat ini. Adapun penentuan modern yang dilakukan saat ini yaitu
menentukan jari-jari bumi dengan pengamatan bintang serta menggunakan alat ukur
chronometer, dan yang terbaru saat ini dengan menggunakan perhitungan dari
satelit. Dari hasil pengukuran dengan teknologi saat ini dihasilkan jarak :
Dari hasil pengukuran diatas menunjukkan hasil yang berbeda dengan pengukuran
yang dinyatakan dalam soal. Kemungkinan perbedaan tersebut ditentukan dari jenis
pengukuran ataupun metode pengukuran yang dilakukan, karena pengukuran secara
saintifik terkadang berbeda-beda yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Sehingga untuk lebih baiknya, dalam setiap pengukuran saintifik harus disertakan
nilai error bar. Error bar adalah batas ketelitian suatu pengukuran/perhitungan
dimana nilai error bar tergantung dari metode yang digunakan serta tingkat presisi
ketika melakukan suatu experiment atau penelitian.
4.
a. Bagaimanakah hubungan antara creationisme dengan pembentukan bumi dan
bagaimanakah pula dengan evolusi? Jelaskan dan uraikan.
b. Ada hubungan yang erat antara Evolusi – Paleontologi - Stratigrafi, jelaskan
hubungan tersebut.
JAWABAN:
a.
b. Evolusi dapat dipelajari dalam Paleontologi, Proses perkembangan suatu organism
dalam paleontology merupakasan suatu proses evolusi. Proses perkembangan suatu
organism berjalan seiring dengan proses sedimentasi yang merupakan kerangka
stratigrafi suatu wilayah dalam ruang dan waktu. Proses evolusi berkaitan dengan
kerangka stratigrafi berdasarkan aspek kehidupan
Ada 2 jawaban
a. Faham creationism lahir dari kepercayaan orang zaman dahulu mengenai proses-
proses alam dikaitkan dengan mitos-mitos kepercayaan yang ada. Faham creationism
terjadi juga pada permulaan zaman rennaissance dimana pengaruh gereja sangat kuat,
sehingga kecenderungannya adalah mencocokkan teori terjadinya bumi dengan
amanat yang tertera di dalam Kitab Injil agama Kristen. Salah satu contoh adalah
penggambaran bahwa gempa bumi merupakan keadaan ketika kerbau yang
menyangga Bumi pada tanduknya melakukan sebuah gerakan yang kemudian
menimbulkan guncangan pada Bumi. Faham creationism mengungkapkan bahwa
proses-proses alam dan penciptaan bumi merupakan hasil dari kejadian seketika
(aktual).
Sedangkan faham evolusi menilai bahwa pembentukan bumi memiliki tahapan-
tahapan tertentu dan melalui proses waktu yang cukup lama (bertolak belakang
dengan pandangan creationism), diawali dari reaksi kimia dalam bentuk gas, dengan
temperatur dan tekanan tinggi berubah menjadi larutan/cair pijar dan ketika terjadi
penurunan tekanan dan temperatur melalui proses pembekuan berubah menjadi padat.
Ilmu pengetahuan menunjukkan dating batuan tertua yang pernah ditemukan di Bumi,
terbentuk + 4,5 milyar tahun yang lalu sedangkan matahari dan tata surya kita telah
berumur + 6 milyar tahun. Ada selang antara yang memberikan waktu bagi
terbentuknya Bumi secara bertahap (evolusi).
Materi dari evolusi dapat dipelajari dari paleontology yang merupakan ilmu yang
mempelajari perkembangan kehidupan dari jaman purba. Sebaliknya, dengan
memahami evolusi, dapat menjelaskan perkembangan suatu organisme yang terekam
dalam paleontologi.
Perkembangan suatu organisme yang terekam dalam paleontologi dapat seiring
dengan proses sedimentasi yang membentuk kerangka stratigrafi suatu wilayah dalam
ruang dan waktu. Dengan demikian maka proses evolusi juga dapat berkaitan dan
menjelaskan perkembangan kerangka stratigrafi suatu wilayah berdasarkan aspek
kehidupannya (biostratigrafi). Hal ini karena pembentukan fosil adalah seiring dengan
pembentukkan batuan sedimen di sekitarnya, sehingga penentuan umur perlapisan
batuan akan lebih dapat dipercaya kebenarannya.
5.
a. Apakah dasar pemikiran dan hubungan antara pemikiran-pemikiran Steno,
William Smith, dan Soulavie tentang makna strata dan perkembangan kehidupan?
Jelaskan pendapat Saudara.
b. Dengan berkembangnya Sekuen Stratigrafi, apakah konsep dari Steno, William
Smith, dan Soulavie tersebut pada buitr a) masih berlaku hingga sekarang ini?
Jelaskan dan uraikan dengan memberikan contoh-contoh.
JAWABAN:
b. masih berlaku, karena dengan mengetahui tatanan stratigrafi kita dapat mengetahui
ruang dan waktu saat batuan tersebut diendapkan.
Smith – Membagi strata berdasarkan karakter fosil --- lapisan batuan –> fosil
Sulaphie – fosil dibedakan berdasarkan umur geologi --- rentang hidup fosil –> di lapisan
batuan
Ada 2 jawaban
b. Steno (1631-1687): adalah scientist yang menekankan kepentingan pengamatan
perlapisan serta urut-urutannya untuk menentukan waktu geologi, dan muncul dengan
prinsip Steno (Hukum Superposisi, Hukum Kontinuitas Lateral dan Hukum Asal
Horizontal) yang menyebutkan bahwa jika suatu lapisan batu belum terdeformasi,
maka lapisan yang lebih bawah merupakan lapisan yg lebih awal terbentuk dan
memiliki umur yang lebih tua.
William Smith (1769-1839): Dia ditugaskan untuk mengukur kedudukan lapisan-
lapisan batubara di tambang terbuka di Somersetshire, dan mengamati bahwa lapisan
batubara yang sama disertai oleh fosil-fosil (kerang) yang sama dan mendapatkan
kesimpulan bahwa strata batuan dapat dibedakan berdasarkan fosilnya.
Pengetahuannya untuk mengenali perlapisan batuan dengan kandungan fosilnya
bermanfaat untuk meramalkan jenis batuan yang akan di gali, dan memperkaya
pengetahuannya mengenai stratigrafi daerah tersebut.
J.L. Giraud-Soulavie (1752-1813): Dia mempelajari formasi gamping di pegunungan
Vivarais di Perancis Selatan dan menemukan bahwa dia menetapkan adanya aturan
yang dianggapnya universal dan dikenal sekarang dengan Law of Faunal
Succession: Makin tua umur lapisan, maka kumpulan fosil yang dikandungnya makin
tidak menyerupai fauna dan flora yang masih hidup sekarang, atau makin muda umur
lapisan batuan, maka fosil yang dikandungnya akan lebih banyak mengandung
species yang masih hidup sekarang.
6. a. Apa yang dimaksud dengan “Scientist” dan “Scholar”, apa kesamaan dan
perbedaannya ? Jelaskan dan uraiakan pendapat Saudara.
b. Apa yang Sdr. ketahui dengan Rasionalisme dan Empirisme ? Jelaskan dan
uraikan.
JAWABAN:
a. Scientist adalah orang atau pelaku yang lebih mengutamakan pengamatan alami
dan experiment.
Scholar adalah orang atau pelaku yang mendasarkan pada penalaran secara logis
dengan mengadakan asumsi-asumsi atau konsep dari pustaka yang ada, yang lebih
bersifat scholastic.
Kesamaan antara scientist dan scholar adalah keduanya merupakan golongan
cendikiawan atau sama-sama merupakan golongan ilmuwan. Mereka dikatakan
sebagai golongan cendikiawan atau ilmuwan karena sama-sama menjadi pelaku
dalam dunia ilmu pengetahuan dan sama-sama berusaha mengembangkan dan
memajukan dunia ilmu pengetahuan.
Secara harfiah, istilah rasionalisme di ambil dari kata dasar "ratio" (Latin) atau
"ratiolism" (Inggris) yang berarti akal budi. Sedangkan pengetian rasionalisme
secara eksplisit adalah doktrin filsafat atau pandangan filosofis yang menekankan
penalaran atau refleksi sebagai dasar untuk mencari kebenaran dan kebenaran
tersebut haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang
berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.
Empirisme
Istilah empirisme secara harfiah berasal dari bahasa Yunani empeiria yang
berarti coba-coba atau pengalaman. Dalam penafsiran lain dikatakan bahwa kata
empeiria itu terbentuk dari en - di dalam; dan peira - suatu percobaan. Oleh karena
itu empirisme dinisbatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman
lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut
pribadi manusia.artinya suatu cara menemukan pengetahuan berdasarkan
pengamatan dan percobaan.
c. Hubungan antara pertanyaan a dan b merupakan hubungan antara paham dan pelaku
dari paham tersebut, yaitu :
JAWABAN:
Maksud dari pernyataan “ Exploration Technology without Exploration Concept is
Blind; Exploration Concept without Exploration Technology is Lame “ adalah jika
kita ingin melakukan suatu eksplorasi pada suatu daerah yang mana teknologi
eksplorasi telah diterapkan dengan baik pada daerah tersebut, namun pada daerah
tersebut kita tidak mengaplikasikan konsep-konsep ekplorasi yang ada seperti :
melakukan studi pendahuluan pada daerah yang akan dieksplorasi, berupa aktifitas
persiapan sebelum melakukan kegiatan di lapangan yang meliputi studi literatur dari
hasil penelitian terdahulu terhadap daerah yang akan diselidiki, mempelajari konsep-
konsep geologi, interpretasi foto udara maupun citra landsat dan studi model yang
diperkirakan berdasarkan data geologi yang ada termasuk penyiapan peta kerja,
peralatan, membuat rencana percontohan, dan melakukan proses perizinan dengan
instansi terkait ; melakukan survey tinjau yaitu kegiatan eksplorasi awal yang terdiri
dari pemetaan geologi regional, pemotretan udara, citra satelit dan metoda survey
tidak langsung lainnya untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomaly ; melakukan
prospeksi umum yaitu mempersempit daerah yang mengandung cebakan mineral
dengan cara pemetaan geologi dan pengambilan percontoh awal yang tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi suatu Sumber daya alam ; maka tentunya pada saat
mencapai kegiatan eksplorasi kita tidak memiliki arah dan tidak akan dapat
mengidentifikasi (Blind) pada lokasi mana daerah eksplorasi yang prospek
mengandung sumber daya alam, kita tidak akan mengetahui sumber daya cebakan
mineral secara rinci, serta kita juga tidak akan menemukan dan mengidentifikasi
gambaran geologi berdasarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu
endapan sumber daya alam pada suatu daerah untuk kemudian dapat dilakukan
analisa/kajian kemungkinan dilakukannya pengembangan secara ekonomis.
Sedangkan, apabila kita telah memiliki konsep eksplorasi yang tepat pada suatu
daerah namun tidak ditunjang dengan teknologi eksplorasi yang handal misalnya
berupa teknologi pencitraan 3D seismic yang burtujuan untuk mengetahui gambaran
keadaan daerah subsurface yang akan kita eksplorasi maka hasil yang diperoleh
tidak akan memuaskan atau tidak akurat (lame). Hal ini tentu akan mempengaruhi
kualitas dari penentuan dan pengidentifikasian cadangan prospek dari sumber daya
alam yang terdapat dibawah permukaan. Olehnya itu, dalam melakukan
penyelidikan eksplorasi terhadap suatu daerah, maka konsep eksplorasi maupun
teknologi ekplorasinya harus berkesinambungan dan saling mendukung. Keduannya
merupakan factor penting dalam setiap proses eksplorasi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain ataupun saling berdiri sendiri. Kedua faktor tersebut akan
berguna dalam menentukan baik dan tidaknya serta akurat dan tidak akuratnya hasil
dari penentuan cadangan sumber daya alam (mineral, batubara, minyak dan gas
bumi) yang terdapat di bawah permukaan.
JAWABAN:
Awalnya, kita ingin melakukan pekerjaan eksplorasi pada suatu daerah ”X”, dimana
dari data geologi dan geofisik yang kita peroleh ternyata diekspektasikan bahwa
daerah tersebut merupakan daerah prospek Hidrokarbon, tetapi dari data dan konsep
yang telah diyakini kita belum dapat berspekulasi secara utuh mengenai potensi
hidrokarbon pada daerah ”X” hingga dilakukan proses pengeboran dan
menghasilkan minyak bumi. Jadi, hal ini masih merupakan konsep angan (konsep
awal) untuk memperoleh minyak bumi.
Konsep ini, lebih menitikberatkan pada hakekat atau manfaat dari produk yang telah
ditemukan yaitu Hidrokarbon (minyak bumi) bagi kepentingan manusia.
Setelah kita menemukan produk minyak bumi pada daerah “X”, maka tentunya
produk tersebut harus memiliki manfaat. Seperti yang kita ketahui bahwa minyak
bumi merupakan hasil pelapukan hewan dan tumbuhan renik yang terkubur pada
perut bumi selama jutaan tahun melalui proses fisika dan kimia, dimana peristiwa
tersebut mengalami penguraian berupa perubahan kimia membentuk gas (gas alam)
dan cairan kental (minyak bumi). Minyak bumi merupakan sebuah produk yang
sangat berarti sekali bagi kehidupan manusia. Karena minyak bumi merupakan
sumber energi dan sumber kehidupan bagi seluruh umat manusia. Adapun hasil atau
produk dari minyak bumi yang bermanfaat bagi umat manusia seperti: bensin, solar
dan avtur yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan; minyak tanah, sebagai
sebagai bahan bakar maupun penerangan lampu; aspal yang merupakan residu
minyak bumi digunakan sebagai bahan baku pengerasan jalan, serta masih banyak
lagi produk yang dihasilkan dari minyak bumi yang bermanfaat bagi umat manusia.
Konsep perbedaan benda dari produk minyak bumi ini berupa perbedaan yang
terlihat pada benda atau produk sebelum diproduksi dan setelah diproduksi.
Jika kita melihat produk dari minyak mentah ketika awal diproduksikan ke
permukaan masih berupa minyak mentah (Crude Oil) yang berwarna hitam dan
memiliki bau khas yang menyengat dan tidak dapat dimanfaatkan secara langsung
karena masih merupakan campuran dari berbagai komponen atau fraksi, terutama
hidrokabon dari rantai karbon yang sederhana atau pendek sampai ke rantai karbon
yang panjang. Fraksi-fraksi minyak bumi dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan
titik didihnya yaitu dengan cara penyulingan bertingkat,yang artinya proses
pemisahan campuran berdasarkan titik didih dilakukan dengan pendidihan dan
pengembunan secara bertahap sehingga menghasilkan fraksi yang dapat
dipisahkan.Dari hasil penyulingan minyak bumi kasar diperoleh fraksi gas, fraksi
bensin, fraksi minyak tanah, fraksi minyak diesel dan fraksi residu. Fraksi-fraksi
tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung bagi kebutuhan umat manusia.
JAWABAN:
Fakta adalah kenyataan yang terobservasi dan teramati, hipotesis adalah hasil usaha
untuk menjelaskan hubungan antara beberapa fakta yang teramati, sedangkan teori
merupakan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara beberapa fenomena yang
teramati dan telah terbukti kebenarannya ataupun telah diakui secara luas.
Maksud dari bagan yang pertama adalah dari hasil kenyataan/fenomena yang
terobservasi, dapat diajukan satu beberapa hipotesis yang kemudian hipotesis
tersebut diuji dan apabila telah terbukti atau disepakati kebenarannya maka akan
dapat dikatakan sebagai teori. Maksud bagan tersebut juga menyatakan bahwa dari
fakta, harus menghasilkan hipotesis terlebih dahulu, tidak bisa langsung dibuat
sebuah teori.
Hipodigma adalah hasil pengamatan atau fenomena yang keseluruhan atau holistik,
sedangkan paradigma merupakan tinjauan yang lebih spesifik terhadap sebagian
dari keseluruhan. Sementara itu interpretasi adalah suatu simpulan yang ditarik dari
fenomena keseluruhan dengan mengunakan asumsi-asumsi tertentu.
Bagan kedua mengungkapkan suatu interpretasi (simpulan) dapat ditarik dari
keseluruhan fenomena yang ada (hipodigma) kemudian dispesifikkan dengan
menganalisis sebagian yang menjadi focus, atau bisa juga interpretasi bisa langsung
diambil dari hipodigma tanpa melewati paradigm terlebih dahulu.