You are on page 1of 7

38 Media Bina Ilmiah ISSN No.

1978-3787

POLA HYGIENE SANITASI WANITA PENDERITA DIABETES MELLITUS


PADA KASUS KANDIDIASIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :

I Gusti Ayu Nyoman Danuyanti


Dosen pada Jurusan Analis Kesehatan Mataram

Abstrak :Diabetes mellitus merupakan faktor predisposisi timbulnya kandidiasis genitalis. Wanita
penderita diabetes mellitus mempunyai gula ekstra dalam dinding vagina, sehingga pada urine wanita
penderita diabetes mellitus kemungkinan besar akan ditemukan Candida albicans. Penyebab kandidiasis
berkaitan dengan cara kita merawat organ reproduksi yang artinya status kesehatan dipengaruhi oleh
faktor perilaku. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola hygiene dan sanitasi wanita penderita
diabetes mellitus pada kasus kandidiasis, sehingga dapat diketahui penyebab kandidiasis akibat factor
glukosa berlebih dalam darah atau karena perilaku dari penderita DM tersebut. Metode penelitian yang
digunakan observasional analitik dengan pengukuran variabel-variabelnya secara cross sectional
terhadap 70 responden yang diambil dari Puskesmas Narmada dan Kediri, Kabupaten Lombok Barat
dengan prevalensi kandidiasis 21,05%. Pemeriksaan infeksi kandidiasis diperoleh berdasarkan hasil
pemeriksaan sedimentasi dan kultur urin wanita penderita DM. Hasil analisa data uji bivariat Chi Square
diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,003 artinya ada hubungan yang signifikan antara pola hygiene
sanitasi pada kasus kandidiasis wanita penderitan DM dan berdasarkan hasil analisa multivariate
menunjukkan responden dengan pola hygiene sanitasi tidak baik mempunyai risiko terinfeksi Candida
albicans 10,15 kali lebih besar dibandingkan yang berperilaku baik. Hygiene sanitasi merupakan faktor
penting yang dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis genitalis oleh Candida albicans, sehingga dapat
disarankan agar lebih menjaga perilaku untuk kebersihan alat reproduksi sehingga kejadian kandidiasis
akibat Candida albicans dapat dihindari, serta dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor
lain yang dapat menjadi penyebab kejadian kandidiasis genitalis.
Kata kunci : Hygiene sanitasi, Diabetes Mellitus, Kandidiasis

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus adalah gangguan Beberapa keluhan dan gejala klasik yang perlu
metabolisme yang secara genetis dan klinis mendapat perhatian adalah penurunan berat badan
termasuk heterogen dengan manifestasi klinis yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, rasa
berupa hilangnya toleran karbohidrat. Keadaan ini lemah, sering kencing (poliuria), banyak minum
disebabkan oleh kurangnya hormon insulin yang (polidipsia), banyak makan (polifagia). Adanya
diproduksi oleh pankreas atau tidak berfungsinya keluhan lain yang sering menyertai diabetes
hormon insulin dalam menyerap gula secara mellitus yaitu gangguan syaraf tepi, atau
maksimal, sehingga penyakit ini juga biasa disebut kesemutan, gangguan penglihatan, gatal dan
atau didefinisikan sebagai penyakit gula darah. keputihan pada wanita (kandidiasis). Kondisi
Adanya diabetes mellitus pada awalnya sering diabetes yang belum terdeteksi kemungkinan
sekali tidak disadari oleh pasien dan baru diketahui merupakan sumber kandidiasis yang berulang dan
sewaktu menjalani pemeriksaan kesehatan (Price jika tidak dikendalikan maka kandidiasis akan
& Wilson, 2006). tetap menjadi masalah. Penyakit ini dapat
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah39

menyerang semua lapisan umur dan sosial mengenai keputihan sangat diperlukan untuk
ekonomi (Price & Wilson, 2006). menentukan sikap yang akan dilakukan, salah
Diabetes mellitus merupakan faktor satunya ialah perawatan genitalia eksterna yang
predisposisi timbulnya kandidiasis genitalis. tidak baik akan menjadi pemicu terjadinya
Wanita penderita diabetes mellitus mempunyai keputihan yang patologis, karena diantara semua
gula ekstra dalam dinding vagina. Gula yang ada di jenis personal hygiene, genitalia merupakan organ
urine tertumpuk pada vulva sehingga menyediakan reproduksi wanita yang harus dijaga
makanan untuk pertumbuhan jamur. Daerah kebersihannya. Jika tidak di jaga dapat
genetalia wanita adalah tempat subur dan ideal menimbulkan keputihan, gatal-gatal, bau tidak
untuk pertumbuhan jamur sehingga pada urine sedap, dan dapat terjadi infeksi pada daerah
wanita penderita deabetes mellitus kemungkinan genitalia. Keputihan tidak normal perlu diwaspadai
besar akan ditemukan Candida albicans (Clayton, karena merupakan gejala suatu penyakit reproduksi
1996). (Kustyarini, 2009 ; Donatilla, 2011).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2010 Berdasarkan uji penyaring menggunakan
angka prevalensi nasional penyakit diabetes pemeriksaan sedimentasi urine yang dilakukan
melitus adalah 1,1%. Jumlah pasien penderita terhadap beberapa sampel urine wanita penderita
diabetes mellitus khususnya wanita yang ada di diabetes mellitus di Puskesmas Narmada,
Puskesmas Narmada Kecamatan Narmada Lombok ditemukan adanya sampel urine yang positif
Barat tahun 2012 lebih dari 40 pasien, termasuk terinfeksi Candida albicans, sehingga dapat
pasien rawat jalan dan rawat inap (Profil disimpulkan bahwa diabetes mellitus merupakan
Puskesmas Narmada 2012). Untuk Puskesmas faktor predisposisi yang penting untuk terjadinya
Kediri, vulvo vaginitis yang disebabkan oleh Candida
Kedua puskesmas ini dipilih berdasarkan albicans. Kondisi tersebut belum menggambarkan
jumlah populasi penderita DM yang paling banyak faktor yang berpengaruh terhadap tinggi atau
dibandingkan dengan Puskesmas lain di Kabupaten rendahnya tingkat infeksi Candida albicans pada
Lombok Barat pada tahun 2013, tetapi belum ada wanita penderita diabetes mellitus, sehingga perlu
data di puskesmas tersebut tentang kasus dilakukan penelitian lanjutan karena dimungkinkan
kandidiasis khususnya pada wanita penderita DM adanya pengaruh hygiene sanitasi terhadap tingkat
(Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, kandidiasis dari hasil pemeriksaan urin wanita
2013) penderita diabetes mellitus tidak hanya
Candida albicans merupakan spesies menggunakan tes penyaring tetapi dilanjutkan
terpatogen yang menjadi etiologi terbanyak dalam dengan kultur urin sehingga memberikan hasil
kasus infeksi akibat jamur, walaupun dalam yang lebih akurat dengan waktu dan jumlah sampel
kondisi normal jamur ini hidup sebagai saprofit yang lebih banyak, sehingga hasil yang diharapkan
yang tidak menyebabkan kelainan atau gangguan dapat lebih representatif.
bagi organ tubuh (Suprihatin, 1982 ;Susilo, 2003;
Jiwintarum dkk., 2012). Keputihan atau METODE PENELITIAN
kandidiasis genetalis sering dianggap sebagai hal Rancangan penelitian yang digunakan adalah
yang umum dan dianggap tidak berbahaya bagi observasional analitik yaitu untuk mengetahui
wanita. Penyebab keputihan berkaitan dengan cara kontribusi suatu resiko tertentu terhadap adanya
kita merawat organ reproduksi, karena menurut suatu kejadian tertentu. Berdasarkan waktu
Murphy (2004), faktor perilaku merupakan salah penelitian, penelitian ini bersifat cross sectional
satu faktor yang dapat mempengaruhi status artinya variabel bebas dan variabel terikat
kesehatan seseorang. Menurut Blum (1974) yang dikumpulkan sekaligus pada satu waktu
dikutip oleh Maulana (2009) bahwa perilaku (Notoatmodjo, 2005).
adalah faktor terbesar kedua setelah lingkungan Populasi dalam penelitian ini adalah semua
yang mempengaruhi kesehatan individu, pasien rawat jalan dan rawat inap penderita
kelompok, atau masyarakat. Pengetahuan diabetes mellitus di Puskesmas Narmada dan
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
40 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Kediri Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah Tidak baik = Total skor < nilai tengah
95 orang (Profil Dikes Lombok Barat, 2013). Total skor < 21 (perilaku hygiene)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini Total skor < 10 (sanitasi)
adalah pasien wanita penderita diabetes mellitus Cara pengumpulan data meliputi :
yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di 1. Karakteristik responden meliputi nama, umur,
Puskesmas Narmada dan Kediri Kabupaten pendidikan dan pekerjaan diperoleh dengan
Lombok Barat berjumlah 76 orang. menggunakan kuisioner.
Pengambilan sampel yang dilakukan dalam 2. Data tentang pola hygiene sanitasi diperoleh
penelitian ini adalah secara Non Random dengan menggunakan kuisioner.
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel 3. Data hasil pemeriksaan urine wanita penderita
secara purposive didasarkan pada suatu DM diperoleh dengan melakukan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti pemeriksaan sedimen dan kultur urine
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi Data tentang hasil pemeriksaan Candida
yang sudah diketahui sebelumnya. Seluruh pasien albicans pada kultur urine diolah secara deskriptif,
wanita penderita diabetes mellitus yang disajikan dengan menggunakan tabel distribusi.
berkunjung di Puskesmas Narmada dan Kediri Kriteria hasilnya :
selama waktu penelitian merupakan responden Positif : Ditemukan spora jamur Candida
atau subjek penelitian hingga jumlah responden albicans yang membentuk bulat, lonjong atau
mencapai besar sampel 76 responden, dengan bulat lonjong dan atau hyfa semu seperti
kriteria sampel sebagai subjek penelitian adalah : benang-benang halus.
1. Semua pasien wanita rawat jalan dan rawat Negatif : Tidak ditemukan spora jamur
inap penderita diabetes mellitus di Puskesmas Candida albicans atau hyfa.
Narmada dan Kediri. Untuk menganalisa pola hygiene sanitasi pada
2. Urine yang digunakan adalah urine sewaktu. kasus kandidiasis pada wanita penderita diabetes
3. Tidak dalam keadaan haid mellitus dilakukan dengan uji statistik bivariat uji
4. Tidak membedakan usia chi square pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Bersedia menjadi subjek penelitian
Jumlah sampel yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini berdasarkan tabel Krejie Normogram
Hasil penelitian pola hygiene sanitasi wanita
Harry King. Jumlah populasi (N) wanita penderita
penderita diabetes mellitus pada kasus kandidiasis
diabetes mellitus di Puskesmas Narmada dan
di wilayah kerja Puskesmas Narmada dan Kediri
Kediri pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013
Kabupaten Lombok Barat ditunjukkan secara
sebanyak 95 orang, sehingga jumlah sampel yang
lengkap pada tabel 1.
digunakan adalah 76 orang ( Usman & Akbar,
2003). Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur,
pendidikan, dan pekerjaan dikumpulan dengan
melakukan wawancara langsung menggunakan alat
bantu kuisioner dengan responden pada saat
melakukan pemeriksaan. Data tentang hygiene
sanitasi didapatkan dengan cara wawancara dengan
kuisioner yang di skorring untuk keperluan
distribusi. Data disajikan dalam bentuk kategori
berdasarkan nilai tengah.
Baik = Total skor ≥ nilai tengah
Total skor ≥ 21 (perilaku
hygiene)
Total skor ≥ 10 (sanitasi)
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah41

Tabel 1 menunjukkan bahwa infeksi Candida Tabel 2. Menunjukkan bahwan dari 16 sampel
albicans paling tinggi terjadi pada kelompok umur yang positif terinfeksi Candida albicans secara
50-60 tahun denagn tingkat pendidikan sekolah keseluruhan mempunyai pola hygiene sanitasi
dasar dan mempunyai kecendrungan bekerta. Pada tidak baik yaitu sebesar 21,05% dan negatif
tingkat pekerjaan tidak diidentifikasi lagi jenis terinfeksi sebesar 17 orang dengan prosentase
pekerjaan yang dilakukan oleh responden. 22,37%.
Identifikasi infeksi Candida albicans pada
urine wanita penderita diabetes mellitus dilakukan PEMBAHASAN
secara mikroskopis dengan metode kultur terhadap
a. Karakteristik Responden
sampel urine wanita penderita diabetes mellitus
yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan 1. Umur
sedimentasi urin sebagai tes penyaring adanya Umur merupakan salah satu faktor
infeksi kandidiasis di Puskesmas Narmada dan predisposisi dari infeksi menular. Dimana pada
Kediri Kabupaten Lombok Barat. Hasil identifikasi usia remaja status imunologis atau daya tahan
Candida albicans menunjukkan bentuk spora yang tubuh masih cukup baik, sedangkan semakin
berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dan bertambahnya usia maka daya tahan tubuh akan
pseudohyfa yang merupakan rangkaian dari jamur semakin berkurang (GandaHusada, 2004).
Candida albicans. Berdasarkan hasil penelitian kejadian kandidiasis
Setelah melakukan identifikasi dari 76 sampel banyak dijumpai pada kelompok umur 50-60 tahun
urine wanita penderita diabetes mellitus, dengan jumlah responden 7 orang. Sebagian besar
ditemukan bentuk spora/pseudohyfa sebanyak 16 sudah memasuki masa menopause. Saat
sampel, maka prosentasenya adalah 21,05%, menopause, sel-sel pada serviks uteri dan vagina
sedangkan untuk mengetahui pola hygiene sanitasi mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat
dari responden dilakukan wawancara tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen.
menggunakan kuisioner pada seluruh responden Vagina menjdi kering dan lapisan sel menjadi tipis,
dan hasilnya secara lengkap ditunjukkan pada tabel kadar glikogen menurun dan basil doderlein
2. Beberapa hal yang menjadi fokus kuisioner berkurang. Keadaan ini memudahkan terjadinya
antara lain frekuensi membersihkan badan atau infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel, sehingga
mandi, cara membersihkan alat kelamin setelah mudah menimbulkan luka dan akibatnya timbul
buang air kecil, cara mengeringkan alat kelamin, keputihan (Anonim, 2011).
frekuensi penggantian celana dalam, jenis celana Pada wanita usia lanjut, keputihan juga bisa
dalam yang digunakan, frekuensi penggantian muncul bercampur darah (senile vaginitis).
pembalut saat menstruasi, dan cara mengganti Penyebabnya karena lapisan vagina sudah menipis
pembalut, ketersediaan WC, penggunaan jenis seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat
sumber air, penggunaan jenis penampung air, serta juga terjadi pada anak perempuan yang masih
frekuensi pembersihan penampung air. belum pubertas, pada pengidap kencing manis dan
yang sudah menopause karena lapisan selaput
Tabel 2. Pola hygiene sanitasi wanita penderita lendir vagina sudah tipis dan mengisut
diabetes mellitus pada kasus kandidiasis (Handrawan, 2008).
2. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal yang
pernah ditempuh oleh responden selama hidupnya.
Hal ini akan mempengaruhi responden dalam
menerima informasi dari luar, termasuk informasi
tentang kesehatan personal hygiene yang diterima
seseorang sehingga dapat membedakan perilaku
kesehatan yang benar dan perilaku kesehatan yang
salah (Hutagalung, 2002).
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
42 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Data hasil penelitian menunjukkan kejadian wanita penderita diabetes mellitus dapat
kandidiasis genitalis cenderung dijumpai pada dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
wanita penderita diabetes mellitus dengan tingkat eksternal dan faktor internal (Mawarli, 1990).
pendidikan sekolah sekolah dasar yaitu sebanyak 8 Faktor eksternal meliputi cuaca panas dan tingkat
orang (10,53%). kelembaban sehingga menyebabkan banyak
Responden dengan tingkat pendidikan SMA keringat terutama pada lipatan kulit dan kebiasaan
sederajat tidak ditemukan adanya kejadian berendam dalam air yang terlalu lama
kandidiasis genitalis. Hasil penelitian ini sama menyebabkan maserasi yang mengakibatkan invasi
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Candida albicans. Pekerjaan yang banyak
Aristha dkk (2008) dimana pendidikan yang berhubungan dengan air dan kebersihan pribadi
ditempuh responden menunjukkan pada masa sangat mempengaruhi invasi maupun tingkat
pendidikan di tingkat SMP masih belum cukup infeksi Candida albicans.
memberikan pengetahuan mengenai menjaga Faktor internal yang dapat menyebabkan
kesehatan sistem reproduksi. Beberapa responden terjadinya infeksi Candida albicans pada wanita
dari hasil wawancara mengatakan bahwa penderita diabetes mellitus antara lain kehamilan,
pendidikan konseling mengenai seks dan masalah karena pada saat hamil terjadi kelebihan glikogen
kesehatan sistem reproduksi baru mereka dapatkan pada epitel vagina yang merubah derajat keasaman
di bangku SMA. Menurut penelitian Depkes di dalam vagina menjadi lebih rendah dan
(2003) di daerah Jakarta, kejadian kandidiasis merangsang pertumbuhan jamur Candida albicans
banyak disebabkan oleh Candida dan ini juga menjadi lebih cepat, kemudian faktor obesitas
dikarenakan banyak perempuan yang tidak menyebabkan banyak keringat sehingga terjadi
mengetahui cara membersihkan daerah vaginanya. maserasi kulit dan ini mempermudah invasi
Candida albicans serta penyakit lainnya. Penyakit
3. Pekerjaan
menahun seperti tuberculosis, karsinoma dan
Pekerjaan adalah salah satu aktivitas yang
leukimia dengan keadaan umum yang buruk
dilakukan oleh wanita setiap hari dan bisa
meningkatkan terjadinya Candida albicans
melelahkan, sehingga menyebabkan daya tahan
(Mawarli, 1990).
tubuh menurun sehingga muncul gejala
kandidiasis. Dari hasil penelitian yang dilakukan c. Pola Hygiene Sanitasi Pada Kasus
diketahui bahwa 10 responden yang terinfeksi Kandidiasis Genitalis
kandidiasis genitalis memiliki pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian responden
dengan pola hygiene sanitasi tidak baik cenderung
b. Tingkat Kandidiasis Pada Wanita
terinfeksi Candida albicans daripada responden
Penderita Diabetes Mellitus
yang mempunyai pola hygiene sanitasi yang baik.
Data hasil identifikasi yang telah dilakukan
Dari 76 responden ditemukan 16 (21,05%)
dari 76 sampel urine wanita penderita diabetes
responden yang terinfeksi Candida albicans.
mellitus, ditemukan bentuk spora/pseudohyfa
Responden dengan tingkat perilaku hygiene yang
sebanyak 16 sampel, maka prosentase kandidiasis
baik cenderung tidak terinfeksi kandidiasis,
pada wanita penderita diabetes mellitus sebesar
sedangkan responden dengan tingkat perilaku
21,05%. Dengan demikian wanita penderita
hygiene yang tidak baik yang terinfeksi
diabetes mellitus memiliki kemungkinan terinfeksi
Kandidiasis sebanyak 16 orang (21,05%) dan
jamur Candida albicans.
responden dengan tingkat perilaku hygiene tidak
Wanita penderita diabetes mellitus dapat
baik dan tidak terinfeksi kandidiasis genitalis
berisiko atau bahkan tidak terinfeksi Candida
sebanyak 17 0rang (22,37%). Hal ini sesuai dengan
albicans meskipun diabetes mellitus merupakan
hasil penelitian sebelumnya, jika seseorang
faktor predisposisi, yaitu faktor yang dapat
mempunyai sikap baik maka kemungkinan tidak
mempermudah timbulnya suatu keadaan, dalam hal
akan mengalami kejadian kandidiasis. Sikap yang
ini kandidiasis. Infeksi Candida albicans pada
baik kemungkinan juga akan memberikan
_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014 http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah43

gambaran seseorang berperilaku baik, sehingga genitalis oleh Candida albicans, sehingga dapat
lebih memperkecil kemungkinan terjadinya disarankan :
kejadian kandidiasis (Aristha dkk, 2008) 1. Diharapkan untuk lebih menjaga kebersihan
Berdasarkan hasil analisis uji bivariat alat reproduksi serta hygiene sanitasi sehingga
menunjukkan bahwa pola hygiene sanitasi kejadian kandidiasis akibat Candida albicnas
berpengaruh pada kasus kandidiasis wanita dapat dihindari.
penderita DM dngan nilai p = 0,003. Hasil 2. Diharapakan dapat melakukan pengkajian
penelitian lain menunjukan bahwa perilaku lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya vulvo vaginitis karena menjadi penyebab kandidiasis pada wanita
perilaku hygiene yang tidak baik dapat penderita diabetes mellitus.
mempengaruhi derajat keasamaan di daerah 3. Dilakukan penelitian lanjutan tentang
vagina. Perubahan derajat keasaaman vagina hubungan personal hygiene terhadap kejadian
berkaitan dengan vulvo vaginitis, karena dapat kandidiaisis pada wanita penderita diabetes
mengakibatkan pH vagina tidak seimbang. mellitus dan bukan penderita diabetes
Ketidakseimbangan pH dalam vagina akan mellitus.
mengakibatkan tumbunya jamur sehingga dapat
terinfeksi vulvo vaginitis (Clayton, 1986 ; Zubier, DAFTAR PUSTAKA
2002). Perilaku hygiene dapat menyebabkan
Aristha., Zuhriyah L., Rosita R., 2008. Kejadian
kejadian kandidiasis genitalis dikarenakan dalam
Keputihan Pada Remaja Putri Yang
perilaku hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Tinggal Di Sekitar Sungai Bebadung
Adapun faktor yang dimungkinkan mempengaruhi
Desa Gumelar Kecamatan Balung_-
perilaku hygiene dari hasil penelitian ini yaitu
Jember. Malang. Fakultas Kedokteran
pemilihan pakaian dalam, pemakaian sabun dengan
Universitas Brawijaya.
kejadian kandidiaisis genitalis, menjaga kebersihan
saat menstruasi, dan menjaga kelembaban vagina.
Astuti H. 2013. Prevalensi Infeksi Jamur Candida
albicans Pada Urine Pasien Wanita
PENUTUP
Penderita Diabetes Mellitus di
a. Simpulan Puskesmas Narmada Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data Narmada, Lombok Barat. KTI Jurusan
dapat disimpulkan : Analis Kesehatan Mataram.
1. Prevalensi kandidiasis pada wanita penderita
diabetes mellitus di Puskemas Narmada dan Clayton C.,1996. Keputihan dan infeksi jamur
Kediri Kabupaten Lombok Barat sebesar candida lain, seri kesehatan wanita.
21,05%. Arcan. Jakarta
2. Prosentase pasien wanita penderita diabetes
mellitus dengan pola hygiene sanitasi baik Depkes RI., 2007. Pusat Promosi Kesehatan
sebesar 56,58% , dan yang berperilaku dalam Pencapaian PHBS.
hygiene sanitasi tidak baik sebesar 43,42%.
3. Ada hubungan yang signifikan antara pola Donatilla A., 2011. Hubungan Antara
hygiene sanitasi pada kasus kandidiasis Pengetahuan Dengan Perilaku Menjaga
wanita penderita diabetes mellitus di Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan
Puskesmas Narmada dan Kediri Kabupaten Kejadian Keputihan Pada Siswi SMA
Lombok Barat. Negeri 4 Semarang. Semarang. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
b. Saran
Hygiene sanitasi merupakan faktor penting Gandahusada S.,2004. Parasitologi Kedokteran.
yang dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis FKUI. Jakarta

_____________________________________
http://www.lpsdimataram.com Volume 8, No. 5, Agugstus 2014
44 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787

Hutagalung E.,2002. Hubungan Karakteristik Anak Murphy E.M. 2004. Promoting Healthy Behaviour.
Jalanan Terhadap Perilaku Seksualnya Population References Bureau 67
dan Kemungkinan Terjadinya Risiko Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan dan
Penyakit Menular Seksual (PMS) di Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Kawasan Terminal Terpadu Pinang Jakarta
Baris Medan Tahun 2002. Medan :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Notoatmodjo S. 2005. Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara. Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta

Jiwintarum Y., Agriyanti, Rohmi, Fitria E.,2012. Price S.A.,Wilson L.M. 2006. Patofisiologi Edisi
Diktat Praktikum Mikologi Medik. 6. Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Mataram Jurusan Analis Kesehatan. Riskesdas Kemenkes RI 2010. Riset Kesehatan
Dasar 2010. Jakarta . Kemenkes RI
Juanita, 2004. Kesehatan dan Pembangunan
Nasional . Medan: Tesis Magister AKK Suprihatin SD. 1982. Candida dan Kandidiasis
FKM USU . Pada Manusia. FKUI.Jakata

Kustriyani M. 2009. Perbedaan Pengetahuan dan Susilo J. 2003. Parasitologi Kedokteran edisi 3.
Sikap Siswi Sebelum dan Sesudah Balai Penerbit FKUI . Jakarta
Pemberian Pendidikan Kesehatan
Tentang Keputihan di SMA Negeri 4 Usman H. Dan Akbar P. S. 2003. Pengantar
Semarang. Semarang . Fakultas Statistika. Bumi Aksara. Jakarta.
Kedokteran, Universitas Diponegoro.
Zubier ., Daili SF., Makes ., Judanarso J. Vaginosis
Kuswadji, Widaty S. 2001. Obat Anti Jamur Bakterial. Penyakit menular seksual.
Dermatomikosis Supertisialis. Balai Edisi kedua. Jakarta. Fakultas
Penerbit FK-UI. Jakarta Kedokteran Universitas Indonesia

Marwali H. 1990. Penyakit menular Seksual.


Gramedia. Jakarta

_____________________________________________
Volume 8, No. 5, Agustus 2014 http://www.lpsdimataram.com

You might also like