You are on page 1of 8

PERENCANAAN INSTALASI SISTEMAIR CONDITIONERTIPE VRFPADA GEDUNG

PERKANTORAN ENAM LANTAI UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN


BUILDING

Riki Candra Putra, Muhammad Abrar


Program Studi Teknik mesin, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang,
Jl. Perintis Kemerdekaan I, No.33, Cikokol, Tangerang, Banten 15118, Indonesia
Email :riki.candra@gmail.com dan abrarkm19@gmail.com

ABSTRAK

Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran atau rumah, merupakan kebutuhan,


terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas). Karena itu sistem pendingin udara atau
sistem tata udara (sistem AC) telah menjadi kebutuhan di gedung-gedung perkantoran, oleh
karena itu pengaturan atau perencanaan penempatan Air Conditioner (sering disebut sebagai AC)
dalam sistem atau mekanisme bangunan atau gedung yang dirancang untuk kelembapan
(dehumidify). Karena AC adalah barang mewah dan mahal maka konsep Green Building hadir
dan menjadi suatu kebutuhan ditengah fenomena global warming dan isu kerusakan lingkungan
yang sedang melanda bumi, untuk perencanaan instalasi AC di gedung perkantoran enam lantai
di Jakarta menggunakan sistem VRF (Variable Refrigerant Flow) dengan teknologi yang sudah
dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi handal, efisiensi
energi, berbeda dengan pendahulunya (Single Split, Split Duct, dll). Sistem VRF merupakan
suatu teknologi pengaturan kapasitas AC yang memiliki kemampuan untuk mencegah
pendinginan yang berlebih pada suatu ruangan, sehingga dapat menghemat listrik, juga memiliki
tingkat kebisingan yang rendah dan hemat tempat karena dapat menggunakan satu kondensor
untuk mensuplai beberapa evaporator, serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang
diinginkan secara terkomputerisasi.

Kata Kunci: Air Conditioner, VRF, HVAC, AC Split, Green building

1. PENDAHULUAN pengoperasian, yang menganut prinsip hemat


Air conditioner atau yang lebih enrgi serta harus berdampak positif bagi
dikenal dengan AC merupakan alat pendingin lingkungan, ekonomi dan sosial. Dengan
ruangan yang sering digunakan baik di rumah definisi lain Green Building adalah bangunan
tangga maupun di instansi pemerintah maupun dimana sejak dimulai dalam tahap
swasta.AC merupakan sebuah alat penyejuk perencanaan, pembangunan, pengoperasian
ruangan yang mampu mengkondisikan udara hingga dalam operasional pemeliharaannya
dalam ruangan serta memberikan efek nyaman memperhatikan aspek-aspek dalam
bagi tubuh (Sofyan, 2010). Saat ini pada melindungi, menghemat, mengurangi
gedung bertingkat selain menggunakan AC penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu
split standar namun ada beberapa gedungyang dari kualitas udara di dalam ruangan, dan
juga menggunakan AC tipe VRF (Variable memperhatikan kesehatan penghuninya yang
Refrigerant Flow) dalam mencanangkan semuanya berpegang kepada kaidah
konsep green building untuk meningkatkan bersinambungan.
konsep gedung yang rendah konsumsi energi, Kita ketahui bahwa penggunaan AC
rendah emisi dan kualitas lingkungan di dalam split standar seringkali menimbulkan dampak
ruangan yang baik. negatif pada lingkungan, salah satunya adalah
Green building adalah konsep untuk karena konsumsi daya listrik yang besar,
‘bangunan berkelanjutan’ dan mempunyai konfigurasi outdoor yang banyak (mengikuti
syarat tertentu, yaitu lokasi, sistim jumlah ruangan yang ingin dipasang AC) dan
perencanaan dan perancangan, renovasi dan biaya perawatan yang besar sehingga konsep
green building yang diwacanakan oleh mempunyai urutan yang paling rendah
pemerintah menjadi kurang dari yang dibandingkan kedua AC diatas.
diharapkan, yaitu kualitas udara, kenyamanan Dari segi instalasi AC VRF
ruangan dan biaya listrik yang besar. mempunyai tingkat pemasangan yang lebih
Penelitian yang dilakukan Utomo dan Andini mudah dibandingkan AC standar.Oleh karena
(2014) di salah satu rumah sakit swasta di itu pada perlu untuk ditinjau bagaimana
Surabaya menyatakan bahwa penelitian instalasi dan besar beban pendinginan yang
tentang green building dipengaruhi efisien untuk sistem VRF, pada tulisan ini
diantaranya oleh penggunaan AC VRF, namun diambil kasus instalasi AC VRF pada gedung
penggunaan AC VRF memerlukan biaya perkantoran enam lantai dalam menerapkan
investasi yang lebih besar dibandingkan konsep green building.
dengan penggunaan AC standar.
Saat ini konsep green building hadir 2. TINJAUAN PUSTAKA
dan menjadi suatu kebutuhan ditengah AC (Air Conditioner) sudah dimulai
fenomena global warming dan isu kerusakan sejak jaman Romawi yaitu dengan membuat
lingkungan yang sedang melanda bumi. Data penampung air yang mengalir di dalam
dari hasil studi Masyarakat Ekonomi ASEAN dinding rumah sehingga menurunkan suhu
(MEA), menunjukan bahwa bangunan ruangan, tetapi saat itu hanya orang tertentu
berpotensi memberikan dampak pada saja yang bisa karena biaya membangunnya
kerusakan lingkungan yaitu kerusakan sangatlah mahal karena membutuhkan air dan
lingkungan yang berhubungan dengan green juga bangunan yang tidak biasa, hanya para
building. Green building didefinisikan sebagai raja dan orang kaya saja yang dapat
sebuah perencanaan dan perancangan melalui membangunnya. Tahun 1820 ilmuwan Inggris
sebuah proses yang kan memperbaiki bernama Michael Faraday menemukan cara
lingkungan dan mengunakan sumber daya baru mendinginkan udara dengan
secara efisien pada seluruh siklus hidup menggunakan Gas Amonia dan pada tahun
bangunan dari mulai pengolahan tapak, 1842 seorang dokter menemukan cara
perancangan, pembangunan, penghunian, mendinginkan ruangan di Rumah Sakit
pemeliharan, renovasi dan perubahan Apalachicola yang berada di Florida Ameika
bangunan. Serikat. Dr.Jhon Gorrie adalah yang
Dari salah satu konsep green building menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari
yaitu pada green technology diwujudkan tehnologi AC (air conditioner) tetapi
dengan penggunaan alat-alat penunjang untuk sayangnya sebelum sempurna beliau sudah
mencapai konsep green building seperti AC meninggal pada tahun 1855.
VRF yang dibandingkan dengan AC standar. Willis Haviland Carrier seorang
Dan ditinjau dari beban pendinginan pada Insinyur dari New York Amerika
green building sudah mempunyai desain menyempurnakan penemuan dari Dr. Jhon
ruangan dan material yang memiliki syarat Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk
yang memenuhi standar green building. Oleh kepentingan atau kenyamanan manusia
karena itu desain ruangan dan material sangat melainkan untuk keperluan percetakan dan
mempengaruhi besar beban pendinginan yang industrylainnya. Penggunaan AC untuk
akan dibuang oleh AC, dimana AC VRF yang perumahan baru dikembangkan pada tahun
akan dibahas pada penulisan ini merupakan 1927 dan pertama dipakai disebuah rumah di
jenis AC yang bisa mengontrol temperature, Mineapolis, Minnesota. Penggunaan AC saat
kelembaban setiap unit indoor. ini sudah digunakan disemua sektor, tidak
Berdasarkan tulisan dari Vicky hanya industri saja tetapi juga sudah di
Bertolini, Wisnumurti dan Achfas Zacoeb pada perkantoran dan perumahan dengan berbagai
perbandingan tiga jenis AC untuk macam bentuk dari mulai yang besar hingga
mendapatkan value engineering pada yang kecil, semuanya masih berfungsi sama
pembangunan gedung, dibandingkan dengan yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar
AC konvensional dan AC Inverter, AC VRF orang merasa nyaman.
memiliki penghematan sebesar 10.80% untuk Salah satu jenis AC yang ada adalah
pemakaian AC selama 10 tahun, meskipun AC VRF (Variable Refrigerant Flow). AC
biaya awal AC VRF investasinya besar tetapi VRF adalah unit AC yang mempunyai
biaya operasional dan biaya perawatan bermacam-macam laju aliran refrijeran pada
tiap-tiap saluran di dalam ruangan (indoor), Faktor perpindahan panas melalui dinding
AC VRF hanya mempunyai satu unit outdoor (wall gain load)
tetapi dapat mempunyai lebih dari satu atau Jumlah beban panas yang dipindahkan
banyak unit indoor. melalui bidang ruangan pendingin tiap satuan
Sistem VRV atau VRF (variable waktu merupakan fungsi dari 3 faktor dari
refrigerant flow) yang telah diperkenalkan di persamaan berikut:
Jepang lebih dari 20 tahun yang lalu, dan Q = A .U .Δt
menjadi sangat popular dibanyak negara. Dimana:
Teknologi ini secara bertahap diperluas Q = jumlah panas yang dipindahkan
pemasarannya dan menjangkau benua Eropa (BTU/jam)
pada tahun 1987, dan terus meningkatkan A = luas permukaan dinding bagian dalam (ft2)
pangsa pasarnya diseluruh dunia. Di Jepang U = angka koefisien perpindahan panas
sendiri, sistem ini penggunaannya sekitar 50% (BTU/jam/ oF/ft2)
dari ukuran medium gedung komersial Δt = perbedaan temperatur diantara dinding
(sampai 6500 m2) dan sepertiga dari gedung (oF)
komersial yang besar (lebih dari 6500 m2).
Sistem konvensional membuang udara Penggunaan faktor keselamatan (safety
dari ruangan yang diserap oleh refrigerant faktor)
dengan cara mensirkulasikan udara (pada Jumlah total beban pendinginan untuk
sistem duct) atau air (pada chiller) ke seluruh waktu 24 jam adalah jumlah dari semua jenis
bangunan. Sistem VRF keunggulannya adalah beban panas. Untuk pengamanan ditambahkan
dalam hal kapasitas yang lebih besar, versi 5% sampai dengan 10 %.Besarnya persentasi
yang lebih rumit dalam sistem multisplit ini tergantung dari tingkat kepercayaan atas
dengan penggunaan duct yang lebih sedikit, informasi yang digunakan pada saat
dengan kemampuan tambahan dari hubungan mengadakan perhitungan sebelumnya,
antara duct dengan fan coil unit. biasanya diambil 10%.
Sistem ini membutuhkan banyak
evaporator dan pengaturan refrigerant yang Kalor Sensibel dan Kalor Latent
rumit serta untuk sistem kontrolnya.Sistem ini Beban kalor pendinginan/pemanasan
juga memerlukan sistem saluran udara yang untuk sebuah ruangan terdiri dari dua
terpisah.Istilah variable refrigerant mengacu komponen :
pada kemampuan sistem untuk mengontrol - Kalor Sensibel : adalah kalor yang dapat
jumlah refrigerant yang mengalir ke masing- diukur, kalor yang menyebabkan terjadinya
masing evaporator. Hal ini memungkinkan kenaikkan/penurunan temperatur. beban panas
penggunaan banyak evaporator dengan yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu, seperti
kapasitas yang berbeda-beda. beban panas yang lewat kontruksi bangunan,
peralatan elektronik, lampu, dll.
Macam-macam beban pendinginan Contoh beban sensibel : beban kalor
Beban panas yang menjadi beban melalui dinding, atap, langit-langit, lantai,
pendinginan umumnya berasal dari bermacam- peralatan listrik (komputer dan lampu) karena
macam sumber yang berbeda. Adapun sumber beban infiltrasi ruangan. Dinding yang terbuat
panas yang umum adalah: dari bahan triplek dan kaca tidak terdapat
1. Panas yang berasal dari sisi luar dinding beban kalor karena tidak terkena panas radiasi
berisolasi transparan (melalui konduksi). matahari.
2. Panas yang masuk melalui kaca atau - Kalor latent : Kalor laten adalah kalor yang
bahan-bahan transparan (melalui radiasi). diperlukan untuk merubah phasa benda, mulai
3. Panas yang dibawa udara dari luar ruang dari titik lelehnya atau titik didihnya atau titik
pendingin. bekunya sampai benda itu berubah phasa
4. Panas yang berasal dari produk/benda- secara sempurna, tetapi temperaturnya tetap
benda yang didinginkan. dan dipengaruhi oleh adanya perbedaan
5. Panas yang berasal dari pekerja /operator. kelembaban udara.
6. Panas yang berasal dari peralatan yang di Contoh beban latent : penghuni
simpan di dalam ruangan seperti motor (orang) dan beban kalor pada infiltrasi
listrik, lampu, peralatan listrik lainnya. ruangan.
3. METODOLOGI PENELITIAN Acuan peraturan yang digunakan :
1) Peraturan Pemda DKI
Pada penelitian ini dilakukan metode TentangBangunan diwilayah Propinsi
mengikuti aliran chart sebagai berikut: Daerah khusus ibukota Jakarta.
a) Paragraf Instalasi tata udara dalam
bangunan
2) KEPMEN PU No. 28 Tahun 2008, BAB V
sistem proteksi aktif poin 5.8 hal 195 tentang
 Ventilasi Mekanik dan Sistem
Pengendalian Asap.
3) Standard yang digunakan :
a) SNI-03-6571-2001Sistem
Pengendalian Asap Kebakaran pada
Bangunan Gedung.
1) Pasal 5Sistem Pengendalian Asap
dan Penerapannya.
2) Pasal 5.3 Sistem Pressurisasi
Tangga Kebakaran.
b) SNI-03-6572-2001 Tata Cara
Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara.
c) SNI-03-6390-2000 Konservasi
Energi Sistem Tata Udara.
- Pasal 8.1Sistem dan Peralatan Tata
Gambar 1. Flow Chart Penelitian Udara yang Sederhana.
d) ASHRAE 62-2001 Indoor Air
Tempat penelitian dilakukan pada Quality.
gedung perkantoran enam lantai dengan Posisi - Pasal 6.1.3Ventilation Requirements.
: -06o-19’ (Lintang Selatan) , 106o- 83' (Bujur e) SMACNA HVAC Duct Construction
Timur), Kecepatan angin : 6.4 km per jam, standard First Edition 1985.
Elevasi : 13 m di atas permukaan laut. f) NFPA 90A Standard for Installation
Penelitian dilakukan di salah satu Air Conditioning&Ventilating System.
perusaahan konsultan di wilayah Jakarta. g) UL555 / UL555S Standard
Peneliti melakukan pengumulan data primer, for Safety Fire Damper 1999.
yaitu merupakan sumber data yang diperoleh h) AMCA-210-74 Fan Performance
secara langsung dari sumber asli dari pihak Testing Standard.
pertama, dari angka yang diperoleh akan i) Persyaratan Umum Instalasi Listrik
dianalisis data. Metode Pengumpulan data ini (PUIL) 2000 PUIL 2000 (Peraturan Umum
diambil dari data teknik luasan bangunan pada Instalasi Listrik).
setiap lantai dan ruangan proyek gedung
perkantoran enam lantai. 4. PENGOLAHAN DATA DAN
Teknik pengumpulan data sangat PEMBAHASAN
ditentukan oleh metodologi penelitian.
Penelitian kuantitatif dikenal teknik A. Menghitung beban pendingin
pengumpulan data: angket (questionnaire), Dalam menghitung beban pendingn,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik kita dapat menggunakan data luasan yang
pengumpulan data yang peneliti gunakan telah dihitung pada proses perhitungan luasan
adalah dokumentasi. Peneliti melakukan tadi. Setiap ruangan mempunyai luas dan
analisis data pada pencatatan atau pelaporan fungsi yang berbeda – beda, maka dari itu
hasil pengerjaan pemasangan AC. kebutuhan pendingin (AC) atupun ventilasi
pada setiap ruangan pastinya berbeda. Sebagai
Kriteria Tempat Penelitian contoh cara menghitung kebutuhan pendingin
- Ketentuan dan Standarisasi
(AC) dan Ventilasi, akan penulis jabarkan Tabel 1 Kriteria temperatur ruangan
rumus dan perhitungannya sebagai berikut : berdasarkan tempat
a. Menghitung kebutuhan pendingin (AC)
Misalkan kita ambil contoh ruangan Office
& pada lantai 5.
Diketahui :
- Luas ruangan = 270 m²
- Jumlah orang yang menempati ruangan =
34 orang
- Beban pendingin menurut fungsi ruangan
= 17 m²/TR
- Airflow multiply = 292,96 (konversi TR
ke CFM) Setelah menghitung kebutuhan beban
pendingin untuk semua ruangan, maka data
Penyelesaian : yang didapat dari hasil perhitungan tadi seperti
Kepadatan ruangan = luas / jumlah orang yang terlampir pada tabel-tabel dibawah ini:
= 270 / 34 = 7,9
Jadi kepadatan ruangan = 8 m²/orang. Tabel 2 Total Kebutuhan beban pendingin dan
Beban pendingin = Luas/beban pendingin ventilasi untuk semua ruangan
fungsi ruangan
= 270/17m=15,88 TR
(konversikan ke british)
= 15,88 x 12000 = 190560 Btu/h
(dimana : 1 TR = 12000 Btu/hour)
= 190560 Btu/h = 55.8 kW
(dimana : 1 Btu/h = 0.0029 kW)
= 190560 (Btu/h) / 270 m2 = 706 Btu/m²

Airflow = 15,88 x 292,56 = 4,653 cfm.


Fresh air = Airflow x 0,15
= 4,653 x 0,15 = 698 cfm

B. Menghitung kebutuhan ventilasi


Kebutuhan ventilasi biasanya
diberikan pada ruangan toilet, gudang, dsb.
Kali ini saya akan ambil contoh menghitung
kebutuhan ventilasi pada toilet office lantai
dasar. Perhitungannya adalah sebgai berikut :
Diketahui :
- Luas toilet = 34 m²
- Tinggi toilet = 3,5 m
- Konversi cfm ke cmh = 1 cfm = 0,589 cmh
Penyelesaian :
Airflow = Luas x Tinggi x 15 x 0,589
= 34 x 3,5 x 15 x 0,589 = 1051 cfm

Sebelum menghitung beban


pendingin, terlebih dahulu ditentukan
temperature ruangan yang diinginkan kriteria
temperatur ruangan berdasarkan tempat, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Kemudian berdasarkan jumlah beban dan telah diserap panasnya, masuk ke dalam
pendinginan yang sudah dikumpulkan di atas ruangan dalam keadaan sejuk/dingin.
dapat diuraikan lagi menjadi jenis beban Selanjutnya udara dalam ruang dihisap dan
pendinginan latent dan sensibel : selanjutnya proses penyerapan panas diulang
kembali.
Tabel 3 Beban pendinginan latent dan sensibel Alat pendingin sentral (VRF sytem)
merupakan alat yang digunakan untuk
mengkondisikan udara ruangan, dimana udara
dingin dari alat tersebut dialirkan ke ruangan
yang dikondisikan melalui saluran khusus
(ducting). Bentuk dan cara pengoperasian
dibuat sesederhana mungkin dengan
memperhatikan keindahan dan kemudahan
dalam perawatannya.

Cerobong Aliran Udara


Berdasarkan aliran udara (duct)
dirancang berdasarkan metode “Equal
Friction”. Konstruksi cerobong udara
dirancang untuk kecepatan udara didalam duct
adalah kecepatan rendah, maximum 2000 fpm
atau max. tekanan dalam duct 3 inch WG.
Berdasarkan kerugian tekanan sepanjang duct
dipilih harga-harga sebagai berikut :

a. Cerobong distribusi udara suplai dari unit


AC dengan kerugian tekanan 0,08 s/d 0,1
C. Pembahasan inch WG per 100 ft. panjang duct.
b. Kerugian tekanan di terminal diffuser
Prinsip kerja AC pada dasarnya dengan 0,06 s/d 0,15 inch WG.
penyerapan panas oleh evaporator, c. Cerobong udara balik (return) direncanakan
pemompaan panas oleh kompresor, pelepasan dengan kerugian tekanan sebesar 0,08 s/d
panas oleh kondensor serta proses ekspansi. 0,1 inch WG per 100 ft.
Proses-proses ini berkaitan erat dengan d. Cerobong udara segar, exhaust basement,
temperatur didih dan temperatur kondensasi exhaust toilet direncanakan dengan
refrigerant. Refrigerant adalah zat yang mudah kerugian tekanan 0,08 s.d 0,12 inch WG
berubah bentuk (menjadi uap atau cair) per 100 ft.
sehingga cocok jika digunakan sebagai media
pemindah panas dalam mesin pendingin. Air Cooled Split Variable Ref. : Split Duct,
Temperatur didih dan temperatur Ceilling Concealed menggunakan
kondensasi berkaitan dengan tekanan.Titik refrigerant R410A
didih dan titik embun dapat digeser naik atau Pipa Refrigerant : Copper tube type hard
main dengan mengatur besarnya tekanan yang drawn / ASTM B280
diberikan. Hal ini berpengaruh besar terhadap Pipa drain : PVC Class AW
proses perpindahan panas yang terjadi pada
AC. Cara kerja AC pada mulanya terjadi Pekerjaan Ducting
perpindahan panas dari dalam ruangan ke luar Lembaran Metal : Lembaran plat baja lapis
ruangan. Kompresor yang berfungsi seng (BJLS) kualitas Lock
mengalirkan zat pendingin (refrigerant) ke forming Bending test 0.
dalam pipa tembaga yang berbentuk Standar : SMACNA
kumparan. Udara ditiupkan oleh kipas udara
(blower atau fan) di sela-sela kumparan tadi, Pekerjaan Isolasi
sehingga panas yang ada dalam udara diserap Isolasi Ducting : Glasswool density 24 kg/m3k
oleh pipa refrigerant dan kemudian value 0,26 BtuH/oF. Sqft with
mengembun. Udara yang melalui kumparan
alluminium foil vapour barrier, prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
DSFR. gedung / perkantoran itu sendiri. Setiap
Isolasi Pipa : Closed Cell, Elastomeric Nitrile gedung oleh perancangnya dimungkinkan
Rubber, density 80 kg/m3 dikonsep dalam suatu paradigma tersebut. Dan
Fan : Axial Fan, Wall Fan. konsep mekanikal dan elektrikal untuk
memenuhi sesuai dengan fungsinya.

Saran
Dalam melakukan perencanaan
disarankan agar adanya koordinasi yang baik
antrar pihak sipil arsitek dan ME dari suatu
proyek agar benar-benar memperhatikan
masalah yang ada dan bisa lebih tepat dalam
melakukan perencanaan yang akan dilakukan.
Dalam melakukan perencanaan, harus
(a) disesuaikan dengan permintaan owner dan
mengacu kepada standarisasi yang ada.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. W. Goetzler, M. Guernsey, J. Young, J.


Fuhrman, O. Abdelaziz, PhD. The Future
of Air Conditioning for Buildings. U.S.
Department of Energy. Navigant
Consulting, Inc. & Oak Ridge National
Laboratory. July 2016
(b) 2. Shaik Gulam Abul Hasan, Syeda Saniya
Fatima, Ganoju Sravan Kumar. Design Of
Gambar 2 AC VRF (a) Outdoor dan (b) Indoor a VRF Air Conditioning System With
Eenergy Conservation On Commercial
5. KESIMPULAN DAN SARAN Building. IJESRT-Journal. Mehanical
department, MGIT. ISSN: 2277-9655.
Kesimpulan July, 2015
Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 3. Kartik M. Patel, Pushpendra K. Jain Prof.,
komponen penting, yaitu struktur, arsitek dan Dinesh K. Koli Prof. Design of HVAC
utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah with VRF System for a Space House in
ME (Mekanikal dan Elektrikal) di gedung. Ahmedabad. Department of Mechanical
Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika Engineering, University Bhopal MP.
struktur mengedepankan kekuatan, arsitek India. IJSTE–Journal. Volume 1, Issue
lebih menekankan pada keindahan, maka ME 10. ISSN (online): 2349-784X. April
(Mekanikal & Elektrikal) lebih 2015
mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun 4. Sudarwani Maria M. Penerapan Green
bangunan atau seindah apapun bangunan, jika Architechture Dan Green Building
tidak ditunjang dengan suatu sistem mekanikal Sebagai Upaya Pencapaian Sustainable
& elektrikal, maka bangunan tersebut tidak Architecture. Jurnal UNPAND. Jurusan
ada fungsinya. Jadi sangat jelas antara ketiga Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
komponen dalam suatu gedung yang saling Pandanaran.
terkait satu sama lain. https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dins
Dengan demikian sistem mekanikal & ain/article/viewFile/90/87
elektrikal termasuk salah satu komponen yang 5. Vicky Bertolini, Wisnumurti, Achfas
sangat penting. Jadi intinya suatu bangunan Zacoeb. Aplikasi Value Engineering Pada
yang telah dirancang oleh para arsitek Proyek Pembangunan Gedung (Studi
akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Kasus Hotel Grand Banjarmasin).
Untuk itu bangunan harus dilengkapi dengan
Narotama Jurnal Teknik Sipil. Volume 1
Nomor 2 November 2015.
6. Berman Taqwali Ega. Modul PLPG
Teknik Pendingin. Universitas Negeri
Yogjakarta. 2013
7. Andini Rizki, Utomo Christiono. Analisa
Pengaruh Penerapan Konsep Green
Building Terhadap Keputusan Investasi
pada National Hospital Surabaya. Jurusan
Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). JURNAL TEKNIK
POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN:
2337-3539.
8. Afify Ramez. Designing VRF Systems.
ASHRAE Journal, June 2008

You might also like