You are on page 1of 43

MASALAH GIZI

KURANG ENERGI PROTEIN


(PROTEIN ENERGI MALNUTRITION)
KEP / PEM
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes)
menunjukkan angka yang cukup menggembirakan terkait
masalah stunting.

Angka stunting atau anak tumbuh pendek turun dari 37,2 persen
pada Riskesdas 2013 menjadi 30,8 persen pada Riskesdas 2018.

"Kesehatan telah mengalami kemajuan terutama untuk stunting,


saya harap data ini akan dijadikan untuk perbaikan ke
depannya," kata Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek, di
Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta
Selatan, Jumat (2/11/2018).
MASALAH GIZI

KONSUMSI ZAT GIZI INFEKSI PENYAKIT

KETERSEDIAAN PANGAN PELAYANAN


ASUHAN IBU DAN
DITINGKAT KESEHATAN
ANAK
RUMAH TANGGA

KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN


KETERSEDIAAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA

KRISIS EKONOMI DAN POLITIK


Marasmus
Wajah spt orang tua

Rambut masih
hitam

Atrofi otot,
Lemak sangat tipis/habis
Iga gambang, sangat kurus
Kwashiorkor

Hepatomegali
Edema
MARASMIC KWASHIORKHOR
MASALAH GIZI

• Genetik
• Lingkungan
• Faktor sosio budaya
Definisi Kurang Energi Protein

Kurang Energi Protein adalah keadaan


kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Penyebab KEP :
• Langsung :
 Penyakit infeksi
 Defisiensi energi dan protein
• Tidak langsung :
Tingkat pendidikan
Tingkat pengetahuan gizi
Tingkat pendapatan
Pekerjaan orang tua
Besar anggota keluarga
Pola asuh
Sosio budaya
Pola penyapihan
Pola pemberian makanan padat
INFEKSI
• Hubungan antara KEP dan penyakit infeksi merupakan ---
 Synergistik
• Penyakit infeksi yang menyebabkan KEP
 Cacar air
 Batuk rejang
 TBC
 Malaria
 Diare
 Cacing mis : Ascaris Lumbricoides
• Orang yang menderita KEP mudah terkena infeksi dan
akan memperberat kondisinya dan sebaliknya.
Konsumsi makan
Kebutuhan energi
aktivitas dan pertumbuhan yang cepat sehingga
terjadinya KEP akan mempengaruhi
pertumbuhannya.Maka bila jumlah energi dalam
makanan sehari-hari kurang masukan protein akan
digunakan sebagai energi sehingga mengurangi bagian
yang diperlukan untuk pertumbuhan
Kebutuhan protein
sebagai bahan bakar selain sebagai zat pembangun dan
zat pengatur
Bayi ---- 2,5 – 3 gr/kgBB
Balita - 1,5 – 2 gr/kgBB
Tingkat pendidikan dan tingkat
pengetahuan gizi ibu
• Tingkat pendidikan yang baik orang
tua dapat menerima dengan baik
segala informasi
• Tingkat pengetahuan gizi yang baik
merupakan pintu gerbang perbaikan
gizi keluarga
Tingkat pendapatan dan pekerjaan
• Jenis pekerjaan menentukan perbedaab
tingkat pendapatan
• Tingkat pendapatan juga ikut menentukan
jenis pangan yang akan dibeli
• Tingkat pendapatan merupakan faktor penting
bagi kualitas dan kuantitas makanan
Besar anggota keluarga
• Jumlah anak banyak pada keluarga
yang soseknya kurang Jumlah anak
banyak pada keluarga yang keadaan
soseknya cukup akan berkurang
perhatian dan kasih sayang
• akan berkurang perhatian dan kasih
sayang juga kebutuhan primer seperti
sandang dan pangan
Jarak antara kelahiran
• Jarak kelahiran bayi yang satu dengan
kehamilan berikutnya diharapkan
paling tidak 18 bulan – 2 tahun agar
para ibu sempat menyusui anaknya
Pola pemberian ASI
• Pencernaan bayi sampai usia 6 bulan belum bekerja
secara sempurna
• Pada usia 0- 6 bulan mudah terserang infeksi
• Penyapihan terlalu dini
• Terlambat pengenalan makanan padat
• Kegagalan menyususi
Pola pengenalan makanan padat
• Pada fase pertumbuhan cepat bayi
membutuhan makanan selain ASI
• Diberikan secara bertahap tiap bulan
• Agar anak mengenali tiap jenis makanan
• Dapat mendeteksi secara dini jenis alergi
yang diderita anak
• Menyesuaikan keadaan saluran
pencernaan bayi
Faktor geografi

• Produk makanan terutama makanan


pokok
• Daerah terpencil,daerah tandus,
subur
• Musim hujan,kemarau
Faktor Lingkungan
• Lingkungan sosial
• Lingkungan budaya
• Lingkungan fisik
• Lingkungan biologis
• Lingkungan kimia
Anak tidak mau makan
1. Jangan dipaksa terus
2. Buat menu makanan yang bervariasi dan tampilan yang
menarik
3. Buat jadwal makan yang rutin setiap harinya
4. Berikan si kecil camilan sehat nan lezat
5. Makan lebih sering dalam sehari
6. Jangan biarkan si kecil minum terlalu banyak ketika makan
7. Ajak anak untuk menyiapkan menu makanannya
8. Pastikan makanannya penuh dengan nutrisi
Anak tidak mau makan

1. Jadwalkan waktu makan bersama keluarga


2. Buat waktu makan yang teratur
3. Buatlah waktu makan senyaman mungkin
4. Tetap positif
5. Jaga anak agar tetap tertarik
6. Libatkan anak dalam proses persiapan makanan
7. Jangan lupa untuk mempertimbangkan minum
anak
Penyakit gizi lain yang menyertai KEP

• Defisiensi vitamin A
• Defisiensi zat besi,folat dan B12
• Defisiensi vitamin B2
• Defisiensi seng/Zn
• Pada KEP berat selalu disertai kekurangan
vitamin dan mineral
Penyakit infeksi penyerta KEP
• Dermatosis:
- hipo/hiperpigmentasi
- deskwamasi (kulit mengelupas)
- lesi ulserasi eksudatif/menyerupai luka bakar
- sering disertai infeksi sekunder
• Parasit cacing
• Diare
• Tuberkulosis
Penentuan KEP dengan Antropometri
(LAMA)

• KEP ringan BB/U 70% - 80% WHO-NCHS


• KEP sedang BB/U 60% - 70% WHO-NCHS
• KEP berat BB/U < 60% WHO-NCHS
Tabel Indikator Pertumbuhan Menurut Z-Score (WHO, 2005)
Indikator Pertumbuhan
Z-score PB/U atau
BB/U BB/PB atau BB/TB IMT/U
TB/U
Sangat gemuk Sangat gemuk
Di atas 3 Lihat Catatan 1
(Obes) (Obes)
Di atas 2 Gemuk (Overweight) Gemuk (Overweight)
Lihat Catatan 2
Risiko Risiko
Di atas 1 Gemuk Gemuk
(Lihat Catatan3) (Lihat Catatan 3)
0 (Angka Median)

Di bawah -1
Pendek (Stunted) (Lihat BB Kurang Kurus Kurus
Di bawah -2
Catatan 4) (Underweight) (Wasted) (Wasted)

Sangat Pendek (Severe BB Sangat Kurang Sangat Kurus (Severe Sangat Kurus (Severe
Di bawah -3
Stunted) (Lihat Catatan 4) (Severe Underweight) Wasted) Wasted)

Catatan:
1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali anak yang sangat
tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti adanya tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah
anak tersebut jika diduga mengalami gangguan endokrin (misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya, sedangkan
tinggi orang tua normal).
2. Seorang anak berdasarkan BB/U pada katagori ini, kemungkinan mempunyai masalah pertumbuhan, tetapi akan lebih
baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U
3. Hasil ploting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko. Bila kecenderungannya menuju garis z-score 2 berarti risiko
lebih pasti.
4. Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk bila mendapatkan intervensi gizi yang
salah.
Klasifikasi Status Gizi (LAMA)
• Klasifikasi Gomez
• Klasifikasi Wellcome baku
• Klasifikasi Waterlow Harvad
• Klasifikasi Jellife
• Klasifikasi Bengoa
• Standar baku Nasional Indonesia
• Standar baku BB/U WHO-NCHS
Pencegahan

• Mempertahankan status gizi anak


• Mengurangin resiko terjadinya infeksi
• Meminimalkan akibat penyakit infeksi
• Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam
fase dini
Tatalaksana KEP berat
1.Pengobatan dan pencegahan
hipoglikemia
2.Pengobatan dan pencegahan
hipotermia
3.Pengobatan dan pencegahan dehidrasi
4.Koreksi gangguan keseimbangan
elektrolit
Tatalaksana KEP berat

5.Pengobatan dan pencegahan infeksi


6.Mulai pemberian makan
7.Masa tumbuh kejar
8.Koreksi defisiensi mikro nutrient
9.Berikan stimulasi sensorik dan dukungan
emosional
10.Tindak lanjut di rumah
Tata laksana diet pada KEP
1.Kebutuhan energi dari 100-200 kalori per Kg
BB/hari
2.Kebutuhan protein 1 – 6 gr per kg BB/hari
3.Pemberian suplementasi vitamin dan mineral
4.Cara pemberian disesuaikan kemampuan
penderita
5.Porsi kecil tapi sering
6.ASI tetap diteruskan
7.Bentuk makanan disesuaikan kemampuan
BERAT BADAN NAIK KEP BERAT / TANDA
SAKIT
POSYANDU
PENIMBANGAN
KONSELING
SUPLEMENTASI GIZI
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KEP RINGAN /
SEDANG
KMS

SELURUH PPG
KELUARGA PMT PEMULIHAN
(TERMASUK KELUARGA KONSELING
MISKIN)
KEP BERAT /
TANDA SAKIT
SEMBUH, PERLU
PMT

1. PUSKESMAS

2. RUMAH SAKIT
Kegagalan fungsi protein
Kondisi villi pada anak KEP
Normal villi Kerusakan villi
Kejadian KEP
 Berikan
makanan

keluarga 3 X
sehari, sebanyak
1/3 –1/2 porsi
makan orang
dewasa yang terdiri
dari nasi, lauk
pauk, sayur dan
buah.

 Berikan
makanan selingan
kaya gizi 2 x sehari
diantara waktu
makan.

You might also like