Professional Documents
Culture Documents
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pedoman................................................................................... 1
1.3. Ruang Lingkup..................................................................................... 1
1.4. Batasan Operasional............................................................................. 2
1.5. Landasan Hukum ................................................................................. 2
BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................... 4
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
2.2. Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jaga ........................................ 4
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 6
3.1. Denah Ruang........................................................................................ 6
3.2. Standar Fasilitas ................................................................................... 6
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan .............................................................. 9
4.1. Pemeliharaan IPAL .............................................................................. 9
4.2. Trouble Shooting.................................................................................. 12
BAB V. Logistik ......................................................................................... 13
BAB VI. Keselamatan Pasien ..................................................................... 14
BAB VII. Keselamatan Kerja ..................................................................... 16
BAB VIII. Pengendalian Mutu ................................................................... 18
BAB IX. Penutup ........................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar yang
cukup besar apabila tidak diolah dengan baik, sehingga dapat mencemari rumah
sakit dan lingkungan yang ada disekitarnya. Untuk mencegah terjadinya
pencemaran-pencemaran yang akan terjadi, maka upaya pengolahan limbah cair
rumah sakit merupakan bagian yang sangat penting dalam rangka penyehatan
lingkungan rumah sakit.
Pengolahan limbah cair yang baik dan benar, perlu didukung oleh Instalasi
Pengolahan Air limbah (IPAL) yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang
dipergunakan untuk mengolah limbah cair rumah sakit. Peralatan-peralatan ini
perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan secara berkesinambungan sehingga
alat-alat tersebut dapat berfungsi secara optimal. Hasil akhir dari setiap proses
yang dilakukan Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang ke lingkungan,
harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun materiial sebagai
bentuk kontribusi rumah sakit dalam melestarikan lingkungan hidup.
Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Baptis Batu merupakan unit
pelaksana teknis di dalam struktur organisasi Rumah Sakit Baptis Batu dan
sebagai unit pelaksana teknis maka Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
Baptis Batu harus memiliki pedoman pengorganisasian instalasi yang akan
mengimplementasikan Kebijakan Pelayanan Pengolahan Air Limbah.
1
1.3. RUANG LINGKUP.
1.5.LANDASAN HUKUM
2
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
B3.
f. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.875 / Menkes / SK /
PER / VII / 2001 tentang penyusunan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan.
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 876 / Menkes / SK
/ PER / VII / 2001 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan
lingkungan.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204 / Menkes / SK
/ PER / XI / 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 373 / Menkes / SK /
PER / III / 2007 tentang Standar Profesi Sanitarian.
k. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 1999 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingkat
I Jawa Timur.
l. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia Nomor 047 /
YBI / VII / 2011 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu.
m. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Departamen Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2002.
n. Pedoman Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Limbah Cair, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1993.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.1.DENAH RUANG
(Ada Pada Lampiran)
5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
6
Pemeliharaan tangki septic pada prinsipnya hanya menguras endapan.
Hal ini dilakukan minimal 1 (satu) tahun dan maksimal 4 (empat)
tahun. Bila limbah cair banyak mengandung lemak/minyak maka
tangki septic dilengkapi dengan alat penangkap lemak.
e. Pre treatmen (Gestrep/Biointerstrep)
Pemeliharaan pre treatment ini, dilakukan setiap 2 hari sekali yaitu
pengangkatan lemak, minyak dan buih-buih busa yang kemudian
kotoran ini dibakar di incenerator.
II. Pengolahan Sekunder
b. Bak Screen
Pembersihan bak screen dilakukan sehari 2x untuk mengindari
sumbatan-sumbatan yanag akan mengganggu proses pengolahan air
limbah.
c. Bak Pengumpul
Pemeliharaan biasa dilakukan pada unit ini bila terjadi pengendapan di
dalam bak pengumpul sehingga aliran air tidak lancar. Pembersihan
ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke semua permukaan
yang kotor.
d. Bak Equalisasi (tanpa alat mixing)
Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengatur katup – katup
sehingga udara yang lewat unit tersebut lebih besar, dan juga dengan
menutup katup deretan diffuser lainnya. Bila pelampung tersumbat,
bersihkanlah. Pengendapan pada pipa transfer, masukkan selang air
kedalam pelampung dan semprotkan air sekuat-kuatnya.
e. Bak Pengendapan (Pimer & Sekunder)
Pemeliharaan bak pengendapan primer ini adalah dengan
membersihkan mengangkat lumpur ke permukaan dan membersihkan
kotoran/lumut yang menempel pada dinding. Pembersihan dilakukan
setiap 1 bulan.
f. Bak Pengering Lumpur.
Pemeliharaan :
7
1. Lumpur dikeringan lalu dbakar di incenerator/diberi obat
desinfektan untuk membunuh kuman, telur cacing, dll.
2. Lumpur di lanfiil setiap 3 (tiga) bulan.
g. Bak Aerasi.
Pemeliharaan:
1. Memeriksa blower termasuk keadaan oli setiap blower dan
mengganti/manambahnya bilamana dianggap perlu.
2. Mengatur penggantian pemakaian blower dari unit yang
satu ke unit yang lainnya kecuali apabila diatur secara
otomatis.
3. Membersihkan intake filter
4. Memeriksa keadaan ven-belt dan tegangannya
5. Memeriksa system operasi dari motor blower termasuk
diffuser.
6. Memeriksa switchboard.
7. Memeriksa comminutor termasuk keadaan oli comminutor
dan mengganti/menambahnya bilamana dianggap perlu.
8. Memeriksa komponen – komponen pemotong comminutor
9. Membersihkan bagian – bagian lain yang dianggap perlu.
10. Memeriksa system pengembalian lumpur termasuk
pembersihannya
11. Membersihkan serta membuang lumut atau kotoran lain
yang ada pada unit Sewage Treatment Plant termasuk juga
didalam ruang pompa
12. Memeriksa dan membersihkan pompa – pompa sewage.
13. Memeriksa pertumbuhan bakteri dengan mengukur jumlah
lumpur aktif.
14. Menambahkan sejumlah bakteri (biofecta/NS206) setiap 1
minggu sekali (selama aerasi belum berjalan 24 jam),
supaya proses pengolahan air limbah berjalan dengan baik.
8
h. Bak Filtrasi
Pemeliharaannya adalah dengan melakukan pembersihan/pencucian
dan penggantian media filtrasi minimal 1 bulan sekali dan maksimal 3
bulan sekali.
i. Bak Kaporisasi.
Pemeliharaan :
1. Pembersihan secara periodic endapan sisa kaporit.
2. Saluran pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit
menjadi lancar.
3. Mengukur dosis kaporitisasi dengan tepat
4. Mengukur kadar klorin bebas sebelum air limbah dibuang
ke lingkungan.
9
BAB V
LOGISTIK
1. Administrasi.
NO NAMA BARANG
1 Kertas folio
2 Tinta printer
3 Buku ekspedisi
4 Buku folio
5 Map
6 Pensil
7 Penggaris
8 Staples
9 Isi staples
10 Stipo
11 Bollpoint
NO NAMA BARANG
1 Pasir
2 Semen
3 Koral
4 Batu bata
5 Plamir tembok
6 Lem rajawali putih
7 Kertas gosok
8 Calcium
9 Pensil kayu
10 Plamir kayu
11 Pernes
12 Kayu
13 Triplek
14 Laberkol
15 Cat tembok
16 Cat kayu
10
3. Pemeliharaan Perpipaan
NO NAMA BARANG
1 Pipa besi ½ ”
2 Pipa besi ¾ ”
3 Pipa besi 1”
4 Pipa besi 1 ½ ”
5 Pipa besi 2”
6 Tba
7 Pipa pvc ½ ”
8 Pipa pvc ¾ ”
9 Pipa pvc 1”
10 Pipa pvc 1 ¼ ”
11 Pipa pvc 1 ½ ”
12 Pipa pvc 2 ”
13 Pipa pvc 2 ½ ”
14 Pipa pvc 4 ”
15 Pipa pvc 6”
16 Pipa pvc 8”
17 Kran wastafel
18 Stop kran
19 Flexible
20 Gasket
6. IPAL.
NO NAMA BARANG
1 Clorin
2 Abate
3 pHmeter
4 Chlor test kit
5 Condutivitymeter
6 Imbohh cone
7 Termometer
8 Mixer air
9 Blower air
10 Bifecta/NS206
11
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efesien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.
Faktor –faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
13
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1. Adanya Penanggung
SK Direktur
Jawab IPAL
Input
2. Ketersediaan IPAL
Tersedia
kerja
3. Waktu tanggap
kegagalan proses ≤ 24 ≥ 80 %
jam
4. Ketepatan waktu
IPAL rumah sakit
Proses pemeliharaan peralatan 100 %
sesuai jadwal
5. Ketepatan waktu
pemeriksaan sampel 100 %
air limbah
6. Alat ukur dan alat
Output IPAL yang dikalibrasi 100 %
tepat waktu
15
BAB IX
PENUTUP
16