Professional Documents
Culture Documents
Columna vertebralis terdiri dari 33 vertebra yang teratur dalam 5 daerah, tetapi hanya
24 dari jumlah tersebut [ 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracica, dan 5 vertebra lumbalis]
dapat digerakkan pada orang dewasa. Pada orang dewasa kelima vertebra melebur
membentuk os sacrum, dan keempat vertebra coccygea melebur untuk membentuk os
coccygis.5
A. Patofisiologi
Proses patofisiologi yang terjadi pada spondilitis ankilosa ditandai dengan adanya
inflamasi dan terjadinya fusi. Hal tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar dibawah
ini:8,9.
Gambar 1. Tulang Belakang Normal dan Tulang Belakang dengan Spondilitis Ankilosa8
Gejala Klinis
Peradangan ringan sampai menengah biasanya bergantian dengan periode tanpa gejala.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri punggung, yang intensitasnya bervariasi dari
satu episode ke episode lainnya dan bervariasi pada setiap penderita. Nyeri sering memburuk di
malam hari.
Kekakuan di pagi hari yang akan hilang jika penderita melakukan aktivitas,juga sering
ditemukan. Nyeri punggung dan kejang otot-ototnya seringkali bisa berkurang jika penderita
membungkukkan badannya ke depan. Karena itu penderita sering mengambil posisi
membungkuk, yang bisa menyebabkan bungkuk menetap bila tidak diobati.
Pasien dengan ankylosing spondylitis
mempengaruhi tulang belakang leher
dan dada atas. Tulang punggung pasien
telah menyatu dalam posisi tertekuk.
Pada penderita lainnya, tulang belakang dengan jelas tampak lurus dan kaku. Nyeri
punggung bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelemahan dan
anemia.
Jika sendi yang menghubungkan tulang iga dan tulang belakang meradang, rasa nyeri
akan membatasi kemampuan dada untuk mengembang dan untuk menarik nafas dalam. Kadang-
kadang nyeri dimulai di sendi yang besar, seperti panggul, lutut dan bahu.
Sepertiga penderita mengalami serangan berulang dari peradangan mata (iritisakut),yang
biasanya tidak mengganggu penglihatan.
Pada penderita lainnya, peradangan bisa menyerang katup jantung. Jika kerusakan tulang
belakang menekan saraf atau urat saraf tulang belakang, bisa timbul mati rasa, kelemahan atau
nyeri di daerah yang dipersarafinya.
Sindroma kauda equina (Sindroma Ekor Kuda) merupakan komplikasi yang jarang,
berupa gejala yang timbul jika kolumna tulang belakang yang meradang, menekan sejumlah
saraf yang berjalan dibawah ujung urat saraf tulang belakang.
Gejalanya berupa impotensi, inkontinensia uri di malamhari, sensasi yang berkurang
pada kandung kemih dan rektum dan hilangnya refleks mata kaki.
Manifestasi di luar tulang terjadi pada mata, jantung, paru, dan sindroma kauda ekuina.
Manifestasi di luar tulang yang paling sering adalah uveitis anterior akut, biasanya unilateral, dan
ditemukan 25--30% pada penderita SA dengan gejala nyeri, lakrimasi, fotofobia, dan penglihatan
kabur. Manifestasi pada jantung dapat berupa aorta insufisiensi, dilatasi pangkal aorta, jantung
membesar, dan gangguan konduksi. Pada paru dapat terjadi fibrosis, umumnya setelah 20 tahun
menderita SA, dengan lokasi pada bagian atas, biasanya bilateral, dan tampak bercak-bercak
linier pada pemeriksaan radiologis, menyerupai tuberculosis.
B. Pemeriksaan Fisik
Ekspansi dada
Penurunan ekspansi dada dari yang ringan sampai sedang, sering dijumpai
pada kasus ankylosing spondylitis stadium dini dan jangan dianggap sebagai
stadium lanjut. Pada pengukuran ini perlu dilihat bahwa nilai normalnya sangat
bervariasi dan tergantung pada umur dan jenis kelamin. Sebagai pedoman yang
dipakai adalah : ekspansi dada kurang dari 5 cm pada penderita muda disertai
dengan nyeri pinggang yang dimulai secara perlahan-lahan, harus dicurigai
mengarah ke adanya ankylosing spondylitis. Pengukuran ekspansi dada ini diukur
dari inspirasi maksimal sesudah melakukan ekspirasi maksimal. 9,10,11
Enthesitis
Adanya enthesitis dapat dilihat dengan cara menekan pada tempat-tempat
tertentu antara lain : ischial tuberositas, troc-hanter mayor, processus spinosus,
costochondral dan manu-briosternal junctions serta pada iliac fasciitis plantaris
juga merupakan manifestasi dari enthesitis. 9,10,11
Sacroilitis
Pada sacroiliitis penekanan sendi ini akan memberikan rasa sakit, akan
tetapi hal ini tidak spesifik karena pada awal penyakit atau pada stadium lanjut
sering kali tanda-tanda ini tidak ditemukan. Pada stadium lanjut tidak ditemukan
nyeri tekan pada sendi sacroiliaca oleh karena telah terjadi fibrosis atau, bony
Ankylosis9,10,11
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pola gejala-gejalanya dan foto rontgen dari tulang
belakang dan sendi yang terkena, dimana bisa dilihat adanya erosi pada persendian antara tulang
belakang dan tulang panggul (sendi sakroiliaka) dan pembentukan jembatan antara tulang
belakang, yang menyebabkan kekakuan pada tulang belakang. Laju endap darah cenderung
meningkat. Pada 90% penderita ditemukan gen spesifik HLA-B27.
Roma, 1961
Kriteria klinik
1. Nyeri pinggang dan kekakuan > 3 bulan, yang tidak reda dengan istirahat
2. Nyeri dan kekaknan pada regio thorax
3. Gerak terbatas pada vertebra lumbalis
4. Expansi dada terbatas
5. Riwayat atau adanya bukti dari iritis atau akibatnya
Kriteria Radiologik
Tampak adanya perubahan sacroiliac bilateral merupakan ciri SA
(ini harus disingkirkan OA bilateral dan sendi sacroiliac)
New York 1966
Kriteria klinik
1. Terbatasnya gerak dari vertebra lumbalis, dalam semua tiga bidang flexi. anterior, flexi-
lateral dan extensi
2. Nyeri pada sendi dorsolumbJ atau pada vertebra lumbalis.
3. Terbatasnya expansi dada = 2,5cm, diukur pada ketinggian spatium intercostale ke 4.
Kualitas (grading) radiologik: Normal = 0; suggestive = 1; minimal saroilitis = 2; moderat
sacroilitis = 3; Ankylosis = 4.
C. Penatalaksanaan Medikamentosa
Dosis minimum perlu digunakan pada pasien yang sensitif atau pada mereka
dengan berat badan yang sangat rendah (< 35 Kg). Pasien yang sensitif mungkin
menderita efek samping dengan dosis 100 mg siklofosfamid dan 5 flurourasil, 15 mg
metrotreksat, dan 125 mg metilprednison, tapi tidak pada dosis 75, 50 atau 25 mg
siklofosfamid, 5 flurourasil atau dosis 5 mg metrotreksat. 11
Sebenarnya metilprednisolon tidak mutlak dibutuhkan untuk mencapai DiC dan
RworalDs pada Nr-AS, tetapi secara relatif dibutuhkan untuk tapering-off dan mencapai
DiC pada pasien yang masih menggunakan kortikosteroid oral saat datang. Akan tetapi
kombinasi CyC + 5FU + MPS + MTX mingguan (SBP-6-IMNs) memberikan: efikasi
yang lebih cepat, mengurangi jumlah total frekuensi sesi intravena; mengurangi
ketergantungan pada kortikosteroid yang masih diminum pasien saat datang. 11
D. Penatalaksanaan Non-Medikamentosa
Fisioterapi
Tujuan utama fisioterapi pada SA adalah untuk memperbaiki mobiltas dan kekuatan serta
mencegah atau menurunkan terjadinya abnormalitas kurva tulang belakang. Fisioterapi
mempunyai peranan terhadap manajemen SA namun tidak dapat menggantikan
pengobatan medikamentosa. Pengobatan dan fisioterapi adalah bersifat koplementer
satusama lain.9
Latihan fisik penting dilakukan karena penyakit ini cenderung terjadi kelainan
berupa fleksi spinal yang progresif. Oleh karena itu, otot-otot ekstensor spinal harus
diperkuat. Manuver lain yang perlu dilakukan adalah bernapas dalam dan gerakan fleksi
lumbal yang isometrik. Posisi postur tubuh harus diperhatikan setiap saat. Kursi dengan
sandaran yang keras dianjurkan, tetapi diutamakan lebih banyak berjalan dari pada
duduk.6,10.
Berenang merupakan latihan fisik yang terbaik selama otot-otot masih boleh
menahan dalam keadaan ekstensi. Fusi spinal merupakan komplikasi dari spondilitis.
Karena itu, postur harus dipertahankan dan menghindari terjadinya kontraktur dalam
posisi fleksi dari bahu dan lutut. Penderita dianjurkan setiap saat tegak, seolah-olah tumit,
bokong, pundak, bahu, dan belakang kepala selalu bersandar pada dinding.6,10.
Pembedahan