You are on page 1of 32

Operasi

Morfologi

Kartika Firdausy - UAD


pvisual@ee.uad.ac.id
blog.uad.ac.id/kartikaf

Teknik Pengolahan Citra


Setelah mempelajari materi ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
 mengidentifikasi prosedur operasi morfologi
 menerapkan berbagai teknik pada operasi morfologi
yaitu pencarian batas/kontur, dilasi, erosi, penutupan,
pembukaan, pengisian, dan pelabelan
 menerapkan teknik skeletonisasi untuk pengenalan
pola

Teknik Pengolahan Citra


Operasi Morfologi
 didasarkan pada bentuk segmen atau
region dalam citra
 segmen  obyek yang menjadi perhatian

Segmentasi
 membedakan antara obyek dan latar
 operasi pengambangan

Teknik Pengolahan Citra


 Nilai biner dari citra hasil merepresentasikan 2 keadaan:
 obyek
 bukan obyek (latar)

 titik obyek : hitam (nilai 0)


 titik latar : putih (nilai 1)

Hasil operasi morfologi dapat dimanfaatkan untuk


pengambilan keputusan dengan analisis lebih lanjut

Teknik Pengolahan Citra


Operasi ini antara lain meliputi:

 pencarian batas/kontur,
 dilasi,
 erosi,
 penutupan (closing),
 pembukaan (opening),
 pengisian (filling),
 pelabelan,
 pengerangkaan (skeletonization)

Teknik Pengolahan Citra


 didasarkan pada nilai-nilai dari
tetangga langsung di sekeliling titik
obyek yang ditinjau

 (Moore neighborhood)

Teknik Pengolahan Citra


 operasi terhubung-4 p2
p2 p3
(4-connected)
 tetangga yang diperhatikan p8 p1 p4
hanya yang langsung p1 p4
bersebelahan,
p6
 yaitu titik di sebelah kiri, p6 p5
kanan, atas dan bawah,
p2
p9 p2 p3
 operasi terhubung-8
(8-connected) p8 p1 p4
 tetangga diagonalnya p8 p1 p4
diikutsertakan
p6
p7 p6 p5

Teknik Pengolahan Citra


Beberapa definisi yang dipakai dalam operasi morfologi:

 Titik obyek, adalah titik yang merupakan bagian dari


obyek (p1 = obyek)

 Titik latar, adalah titik yang merupakan bagian dari latar


(p1 = latar)

 B(p1) = banyaknya tetangga dari p1 yang merupakan


titik obyek

 A(p1) = banyaknya pola “latar, obyek” untuk urutan p2-


p4-p6-p8-p2 pada operasi terhubung-4 atau urutan p2-
p3-p4-p5-p6-p7-p8-p9-p2 pada operasi terhubung-8.

 Titik terisolasi, adalah titik obyek yang semua


tetangganya adalah titik latar. B(p1) = 0.
Teknik Pengolahan Citra
 Titik ujung, adalah titik obyek yang mempunyai tepat
sebuah tetangga yang merupakan titik obyek juga.
B(p1) = 1.

 Titik batas, adalah titik obyek yang salah satu atau


lebih tetangganya adalah titik latar. B(p1) < 4 pada
operasi terhubung-4 dan B(p1) < 8 pada operasi
terhubung-8. Apabila semua titik tetangganya adalah
titik obyek maka dapat dipastikan titik tersebut berada
di dalam obyek (bukan titik batas).

 Titik simpel, adalah titik obyek yang jika diubah


menjadi titik latar maka tidak mengubah kondisi
hubungan antar titik-titik obyek tetangganya.

Teknik Pengolahan Citra


Sebagai ilustrasi, pandang contoh berikut dengan
menggunakan nilai 0 untuk titik obyek dan 1 untuk titik latar

Terhubung 4 Terhubung 8

1 1 1 1

1 0 1
1 0 1 Titik terisolasi
1 1 1
1

1 1

1 0 0 1 0 1
Titik batas
1 0

Teknik Pengolahan Citra


Titik batas
0 1

0 0 0 0 0 1 Terhubung 4
1 0

1 1 1 0 0 0
Terhubung 8
0 0 1 1 0 0

0 0 0 1 0 0

Teknik Pengolahan Citra


Pencarian Batas/Kontur
 Menentukan batas/kontur dari segmen obyek
 Dilakukan terhadap titik-titik obyek

Algoritma untuk operasi pencarian batas citra

 Set citra hasil sama dengan citra asal


 Untuk semua titik dalam citra asal:
 Cek apakah titik tersebut titik obyek
 Jika ya cek apakah titik tersebut adalah titik batas
 Jika ya maka titik tersebut tetap titik obyek
 Jika tidak maka ubah titik pada citra hasil menjadi titik latar
 Jika tidak maka lanjutkan

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi pencarian batas
Citra asli

Citra batas Citra batas


terhubung-4 terhubung-8

Teknik Pengolahan Citra


Dilasi
memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di
sekeliling obyek

2 cara :
1. mengubah semua titik latar yang bertetangga dengan titik batas
menjadi titik obyek (set setiap titik yang tetangganya adalah titik
obyek menjadi titik obyek)
2. mengubah semua titik di sekeliling titik batas menjadi titik obyek,
(set semua titik tetangga sebuah titik obyek menjadi titik obyek)

Algoritma untuk operasi dilasi citra biner


 Untuk semua titik dalam citra
Cek apakah tersebut titik obyek
 Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik obyek
 Jika tidak maka lanjutkan

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi dilasi
Citra asli

Citra dilasi Citra dilasi


terhubung-4 terhubung-8

Teknik Pengolahan Citra


Erosi
kebalikan dari operasi dilasi
ukuran obyek diperkecil dengan mengikis sekeliling obyek.

2 cara:
1. mengubah semua titik batas menjadi titik latar
2. set semua titik di sekeliling titik latar menjadi titik latar

Algoritma untuk operasi erosi citra biner

 Untuk semua titik dalam citra


Cek apakah tersebut titik latar
 Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik latar
 Jika tidak maka lanjutkan

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi erosi
Citra asli

Citra erosi Citra erosi


terhubung-4 terhubung-8

Teknik Pengolahan Citra


Penutupan (Closing)

 kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan


secara berurutan.
 menutup atau menghilangkan lubang-lubang kecil yang
ada dalam segmen obyek.
 menggabungkan 2 segmen obyek yang saling
berdekatan (menutup sela antara 2 obyek yang sangat
berdekatan).
 dapat dilakukan dalam beberapa rangkaian dilasi-erosi
(misalnya 3 kali dilasi, lalu 3 kali erosi) apabila ukuran
lubang atau jarak antar obyek cukup besar.

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi penutupan (closing)

Citra asli

Citra closing
Citra closing
terhubung-4
terhubung-8

Teknik Pengolahan Citra


Pembukaan (Opening)
 kombinasi antara operasi erosi dan dilasi
yang dilakukan secara berurutan,
 memutus bagian-bagian dari obyek yang
hanya terhubung dengan 1 atau 2 buah
titik saja.
 untuk menghilangkan obyek yang sangat
kecil

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi pembukaan
(opening)
Citra asli

Citra opening
Citra opening
terhubung-4
terhubung-8

Teknik Pengolahan Citra


Pengisian (Filling)
 kebalikan dari operasi pencarian batas citra
 citra masukan adalah citra batas/kontur
 kemudian dilakukan pengisian sehingga
diperoleh segmen obyek yang pejal/solid
 tentukan titik awal pengisian yang terletak di
dalam obyek
 kemudian bergerak ke arah titik-titik tetangganya
 operasi dilakukan secara rekursif
 berhenti jika sampai di batas obyek.

Teknik Pengolahan Citra


Algoritma untuk operasi pengisian citra
secara terhubung-4
Tentukan titik awal pengisian di dalam obyek yang akan diisi
/* berikut adalah bagian rekursif */
 Set titik tersebut menjadi titik obyek
 Cek apakah titik tetangga atasnya adalah titik latar
 Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
 Cek apakah titik tetangga kanannya adalah titik latar
 Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
 Jika tidak maka lanjutkan
 Cek apakah titik tetangga bawahnya adalah titik latar
 Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
 Jika tidak maka lanjutkan
 Cek apakah titik tetangga kirinya adalah titik latar
 Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
 Jika tidak maka lanjutkan

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi pengisian terhubung-4

Citra asli

pengisian mulai pengisian mulai


dari titik A dari titik B

Teknik Pengolahan Citra


Pelabelan Obyek
 untuk membedakan antara sebuah obyek dengan obyek yang lain
 hampir mirip dengan operasi pengisian, yakni menggunakan teknik
rekursi.
 mula-mula dideteksi lokasi sebuah titik yang merupakan bagian dari
sebuah obyek
 lakukan pengisian dengan suatu nilai (label) terhadap obyek
tersebut dari lokasi tersebut sampai menemui batas luarnya
(menabrak titik latar)
 lanjutkan mendeteksi lokasi yang merupakan titik obyek namun
belum terisi oleh operasi tadi atau belum diberi label
 lakukan pengisian lagi dengan nilai label yang berbeda
 ulangi sampai semua titik dalam citra tersebut diperiksa

Teknik Pengolahan Citra


Hasil operasi pelabelan terhubung-4

Citra hasil
Citra asli

Teknik Pengolahan Citra


Pengerangkaan (Skeletonization)
 proses pengikisan sebuah obyek sebanyak mungkin dengan tetap
mempertahankan bentuk umum dari polanya

Sifat
1. Ketipisan: kerangka obyek berukuran setipis mungkin (1
atau 2 titik)
2. Konektivitas: kerangka dari suatu obyek terhubung satu
sama lain sesuai dengan topologi pola aslinya
3. Posisi: letak kerangka berada tepat di tengah obyek
4. Stabilitas: setelah suatu bagian kerangka diperoleh,
maka bagian tersebut tidak akan terkikis lagi oleh
operasi pengikisan berikutnya

Teknik Pengolahan Citra


Algoritma Hilditch
1.) 2 ≤ B(p1) ≤ 6

p1 p1 p1 p1

(a) B(p1) = 0 (b) B(p1) = 1 (c) B(p1) = 7 (d) B(p1) =8

Teknik Pengolahan Citra


Algoritma Hilditch
2.) A(p1) =1

Contoh titik yang tidak memenuhi kriteria 2 algoritma Hilditch

p1 p1 p1

(a) A(p1) = 2 (b) A(p1) = 2 (c) A(p1) = 3

Teknik Pengolahan Citra


Algoritma Hilditch
3.) p2, p4, atau p8 ada yang merupakan titik latar, atau A(p2) ≠ 1

untuk menghindarkan terhapusnya garis horisontal


dengan lebar 2 titik

p2 p2 p2

p8 p1 p4 p8 p1 p4 p8 p1 p4

(a) garis vertikal (b) p2, p4, p8 ≠ latar (c) p2, p4, atau p8 = latar
berlebar 2 titik A(p2) ≠ 1 A(p2) = 1

Contoh titik pada kriteria 3 algoritma Hilditch (yang tidak dihapus)


Teknik Pengolahan Citra
Algoritma Hilditch
4.) p2, p4, atau p6 ada yang merupakan titik latar, atau A(p4) ≠ 1

untuk menghindarkan terhapusnya garis vertikal dengan lebar 2 titik

p2 p2 p2

p1 p4 p1 p4 p1 p4

p6 p6 p6

(a) garis vertikal (b) p2, p4, p6 ≠ latar (c) p2, p4, atau p6 = latar
berlebar 2 titik A(p4) ≠ 1 A(p4) = 1

Contoh titik pada kriteria 4 algoritma Hilditch (yang tidak


dihapus)
Teknik Pengolahan Citra
Referensi
 Firdausy, K, 2003, Diktat Kuliah Teknik
Pengolahan Citra, Program Studi Teknik Elektro,
Universitas Ahmad Dahlan
 Castleman, K.R., 1996, Digital Image Processing,
Prentice-Hall,Inc., New Jersey
 Jain, A.K., 1989, Fundamental of Digital Image
Processing, Prentice-Hall,Inc., New Jersey
 I.T. Young, J.J. Gerbrands, L.J. van Vliet, Image
Processing Fundamentals,
http://www.ph.tn.tudelft.nl/Courses/FIP/

Teknik Pengolahan Citra

You might also like