Professional Documents
Culture Documents
ASKEB IV PATOLOGI
Penyakit yang Menyertai Kehamilan dan Persalinan
“Diabetes Militus”
DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT , yang telah memberi rahmat dan
hidayah Nya sehingga tersusunlah makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai bukti tugas
pembelajaran dalam perkuliahan di prodi DIII Kebidanan, Universitas Muhammadiyah
Surabaya.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Zainuddin Maliki. M.Si selaku rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya
2. dr. H. Sukadiono M.M selaku Dekan Unuversitas Muhammadiyah Surabaya
3. Supatmi, S.Kep. Ns. M.Kes selaku kaprodi DIII Kebidanan Universitas Muhammadiyah
Surabaya
4. Rachmawati Ika S, S.ST, M.Kes selaku koordinator mata kuliah Askeb IV
5. Asta Adyani, S.ST, M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah Askeb IV
6. Dan semua pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini, untuk itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..
1.4 Manfaat …………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
………………………………………………………………………
2.2 Etiologi …………………………………………………………………………
2.3 Manifestasi Klinis ……………………………………………………………..
2.4 Patofisiologi ……………………………………………………………………
2.5 Klasifikasi
………………………………………………………………………
2.6 Komplikasi ……………………………………………………………………..
2.7 Efek Samping ………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………..
3.2 Saran
……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan
apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah
mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes
mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan
pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum
dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM
ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai
di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum
pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan
test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa
darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan
melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan
umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi
glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM. DM gestasional merupakan
keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi
kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat persalinan.
2.2 Etiologi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
1. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
2. Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat
kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang
disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi
defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin. Kaitannya dengan mutasi
DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya
dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta
pankreas. Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami
gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria
menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari
proses OXPHOS ini mengalami peningkatan. Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis
menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP.
Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon
insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan
klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM.
Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya,
terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM.
Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like episode. Hal
itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi
karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS
akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.
Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM
itu menderita penyakit penyerta tadi.
1. Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga Kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit
seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes
mellitus.
2. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.
3. Obat-obatan.
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah berpuasa atau
waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup dengan kadar fruktosa tinggi,
soda, dan pemanis buatan yang terdapat dalam minuman soda dapat merusak pangkreas
yang menyebabkan meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama
kelamaan akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan yang
mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2 kali terkena diabeters
tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.
4. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab, obesitas
menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada gilirannya akan
kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM.
Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.
2.4 Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika
insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam
plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga
ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga
mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya.
2.5 Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),
kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat
menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan
gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol
kadar gula darah buruk.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. A GIP0A0 UK 30 MINGGU DENGAN DIABETES MELITUS
I. Pengumpulan Data
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama Pasien : Ny. A Nama Suami : Tn. A
Umur : 23 thn Umur : 24 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl Sutorejo no.01 Sby Alamat : Jl. Sutorejo no.01
Sby
2.Keluhan Utama :
Ibu mengeluh sering kencing, makan, minum, merasa cepat lelah dan gatal pada
daerah gentalia sejak memasuki umur 7 bulan.
3. Riwayat Kebidanan
Kunjungan : Kedua
Riwayat Menstruasi
a. HPHT : 20-07-2011
b. Menarce : 12 tahun
c. Lamanya : 5 – 7 hari
d. Siklus : 28 hari
e. Banyaknya : 2 x ganti pembalut
f. Sifat darah : encer, kadang sedikit kental
4. Riwayat Obstetri yang lalu : Ibu belum pernah hamil dan melahirkan
5. Riwayat Kehamilan Sekarang.
1. Keluhan :
Trimester 1 : mual, muntah
Trimester II : tidak ada
Trimester III : Cepat lelah, sering kencing, dan gatal di daerah genetalia
2. Pergerakan anak pertama kali : 5 bulan
3. Frekuensi Pergerakan 3 jam terakhir : ± 6 kali
4. Penyuluhan yang sudah didapat : Nutrisi, Tanda bahaya kehamilan,
Kebersihan Diri
Istirahat, Aktifitas.
5.Imunisasi yang sudah didapat : TT1,
6. Pola Kesehatan Fungsional :
Pola Nutrisi : Makan sehari-hari 2 – 3x sehari, porsi sepiring nasi,lauk
pauk,
sayur, buah dan susu.
Pola Eliminasi : BAB : Sebelum hamil : 1 x sehari
Sesudah hamil : 1 x sehari
BAK : Sebelum hamil : 7 – 8 x sehari
Sesudah hamil : 10-15 x sehari
Aktifitas sehari-hari : Pola istirahat tidur : 5 – 6 jam
Melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari
Seksualitas : Berkurang dari biasanya, 1 x seminggu
Klien belum pernah menggunakan kontrasepsi
Kesehatan :
Klien tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol atau obat-
obatan sejenisnya serta klien tidak pernah merokok. Ibu tidak melakukan senam hamil
dan breast care. Ibu melakukan pencucian vagina dengan sabun mandi setiap mandi,
habis BAK dan BAB.
2.Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengaku mempunyai keturunan diabetes mellitus.
Riwayat Penyakit yang pernah diderita :
Ibu pernah menderita penyakit diabetes mellitus.
3.Riwayat Psikososial :
Klien menyatakan bahwa kehamilan ini direncanakan. Respon suami dan
keluarga adalah senang. Klien dan suami secara resmi sebagai istri pertama, dengan lama
perkawinan 1 tahun. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan dan
nifas adalah tidak boleh menyiapkan perlengkapan bayinya sebelum hamil.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan
Keadaan umum : baik
Keadaan emosional : klien terlihat senang
2.Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,70C RR : 20x/menit
3.Antopometri
Tinggi badan : 153 cm
BB sebelum hamil : 40 kg
BB saat hamil : 49 kg
Kenaikan BB : 9 kg
Taksiran Partus : 27-04-2012
Usia Kehamilan : 30 minggu 6 hari
c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Ibu kadang-kadang merasa kepala nyeri. Tidak ada benjolan di kepala
VII. Evaluasi
No. Tanggal/Jam Evaluasi
1. 21-02-2012 S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang
diuraikan oleh tenaga kesehatan.
O : Ibu dapat menjelaskan kembali atas apa yang sudah
dijelaskan oleh tenaga kesehatan.
A : GIIP00000, UK 30 minggu, hidup, tunggal, letak
kepala, intrauterine, dengan preeklamsia ringan
P : Kontrol kembali 2 minggu lagi tanggal 24-03-2012 atau
bila
sewaktu-waktu ada keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan glukosa darah
yang diakibatkan produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara
tidak efektif pada tingkat seluler. Penyebabnya yaitu Faktor autoimun setelah infeksi
mumps, rubella dan coxsakie B4 dan Genetik.
Polyuria ( banyak berkemih), polydipsia ( banyak minum), Penurunan berat
badan, Polyphagia ( banyak makan), Letih, lesu, Lemah badan, gatal, pandangan kabur,
dan pruritus vulvae pada wanita, Kelelahan, Pandangan kabur, mata kabur, Pusing, Mual,
Kurangnya ketahanan pada saat melakukan olah ra Abortus dan partus prematurus.
Pengaruh terhadap kehamilan yaitu Pre-eklamsi, Hidramnion, Kelainan letak janin,
Insufisiensi plasenta.
3.2 Saran
Sebagai saran kami, sebagai penolong persalinan kita harus bisa mendeteksi
secara dini penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan sehingga dapat meminimalkan
atau menghilangkan resiko cacat atau kematian janin. Kita harus bisa megetahui
penanganan yang tepat atau pengobatan yang aman buat kehamilan ibu sehingga
persalinan dapat berjalan secara fisiologi. Selain itu, kesadaran dari ibu untuk
memeriksakan diri selama hamil sehingga tidak dapat terdeteksi secara dini.
DAFTAR PUSTAKA
http://74.125.153.132/search?
q=cache:hYhALXaLwCAJ:www.drdidispog.com/2009/03/kehamilan-dengan-penyakit-
ginjal.html+penyakit+ginjal+pada+kehamilan&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses
pada tanggal 5 Maret 2012
http://74.125.153.132/search?
q=cache:hYhALXaLwCAJ:www.drdidispog.com/2009/03/kehamilan-dengan-penyakit
ginjal.html+penyakit+ginjal+pada+kehamilan&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id#ixzz0hlLto
5o7. Diakses pada tanggal 5 maret 2012
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta
Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo : Jakarta