Insiden tinggi negara berkembang. Self limiting disease dan kekebalan seumur hidup. Transmisi melalui fekal – oral. Gejala klinik 4 stadium: 1) Inkubasi : 18 - 50 hari ( rata – rata 28 hari ). 2) Prodromal : 4 hari sampai 1 minggu atau lebih. Gejala : fatique, malaise, mual, muntah, rasa tidak nyaman didaerah perut kanan atas, demam (biasanya <39 derajat celcius), merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti flu. Hepatomegali ringan dan nyeri tekan. 3) Fase Ikterik Urin warna kuning tua seperti teh. Feses dempul. Sclera dan kulit kuning. Anoreksia, lesu, mual, muntah bertambah berat. 4) Fase Penyembuhan Ikterik menghilang dan warna faeces kembali normal dalam 4 minggu setelah onset. Gejala klinik terjadi tidak lebih dari 1 bulan Anak terinfeksi asimptomatis 60-90% usia dibawah 6 tahun 50-60% usia 6-14 tahun 20-30% diatas usia 14 tahun Asimptomatis : peningkatan aminotransferase dan pemeriksaan serologis . Hepatitis A fulminan : 0,35% dari kasus. Berat dapat menyebabkan kematian dengan tanda ikterus, encefalopathi, pemanjangan waktu protrombin. Diagnosis Laboratorium Bilirubin direk / total. Alanin aminotransferase ( ALT / SGPT ). Aspartat aminotransferase ( AST / SGOT ). Alkaline fosfatase. Aminotransferase pertanda sensitif untuk kerusakan sel hati. Deteksi komponen / partikel virus HAV – RNA. Deteksi respon antibodi spesifik IgM anti HAV. Ditemukan 1 - 2 minggu infeksi dan bertahan 3 – 6 bulan. IgG anti HAV terdeteksi 5-6 minggu setelah infeksi bertahan sampai beberapa dekade. Pengobatan Tidak ada pengobatan antivirus spesifik. Terapi simptomatis dan suportif. Pencegahan Pasif : Pemberian imunoglobulin (Normal Human Immunoglobulin = NHIG ). Aktif :Vaksinasi Hepatitis A ( Havrix, Avaxime). II. Hepatitis Virus B ( HVB ) Endemis seluruh dunia : infeksi kronis 350 juta orang dengan angka kematian 250.000/ tahun. HVB kronis sumber penularan utama. Transmisi utama jalur parenteral yaitu melalui darah dan cairan tubuh. 1. Vertikal ( perinatal ) yaitu ibu hamil menderita Hepatitis virus B. 2. Horizontal : kontak erat antar anggota keluarga/ individu. Gejala Klinis 1) Hepatitis Akut : Gejala seperti flu dengan malaise, lelah, anoreksia, mual muntah, ikterus, pembesaran hati dan berakhir setelah 6 – 8 minggu. Kadar ALT dan AST meningkat sebelum timbulnya gejala klinis. Sebagian besar penderita simptomatis sembuh tetapi 10% dewasa, 25% anak, dan 80% bayi menjadi kronis. 2) Hepatitis Kronis : Asimptomatis atau gejala ringan dan tidak spesifik. Peningkatan kadar aminotransferase atau HBsAg dalam serum, minimal selama 6 bulan. Penderita hepatitis kronis aktif yang berat : 50% sirosis hati dalam waktu 4 tahun. Sedangkan hepatitis kronis aktif sedang menjadi sirosis hati dalam waktu 6 taahun. 3) Gagal hati fulminan : Terjadi 1 % penderita HVB akut simptomatik. 4) Pengidap Sehat : Tidak ada gejala penyakit hati. Kadar aminotransferase normal. Prognosis: Membaik ( Anti Hbe positif ) 10 % setiap tahun. Serosis umur > 30 tahun : 1 %. Karsinoma hati < 1 %. Pengobatan HVB akut : Tidak membutuhkan tetapi antiviral, prinsipnya suportif, istirahat cukup pada periode simptomatis. Lamivudin 100mg/ hari hepatitis fulminan. HVB akut sebagian besar kasus sembuh sendiri dan sebagian kecil menjadi kronis. HVB Kronis : Tujuan pengobatan : penyembuhan total virus tereliminasi dari tubuh. Prinsip pemberian obat hanya penderita dengan replikasi aktif (ditandai dengan HBeAg dan DNA HBV serum positif) dan hepatitis kronis dengan peningkatan kadar aminotransferase serum. Interferon Alfa Analog nukleosida : lamivudin, famsiklovir, adefovir. Pencegahan : Vaksinasi Hepatitis B. Penularan vertikal : Vaksinasi Hepatitis B. HBIG. III. Hepatitis Virus C ( HVC ) Epidemiologi HVC masih belum jelas oleh karena separuh pengidap kronis tidak diketahui sumbernya. Infeksi pada anak relatif sangat jarang. Di Indonesia, prevalensi 0,5 % - 3,37%. Penularan 1. Pemaparan terhadap darah dan produk yang berasal dari darah. 2. Hubungan seksual. 3. Penularan vertikal dari ibu ke bayi. 4. Penularan dalam anggota keluarga rendah. Gambaran Klinis 1. Hepatitis Virus C Akut Masa inkubasi 2 – 30 minggu ( rata – rata 7 minggu). Asimptomatis atau ringan. Gejala tidak spesifik : lelah, lemah, anoreksia, penurunan BB. Ikterus < 20 % pasien. ALT dapat meningkat 10 x normal Anti HCV mungkin belum terdeteksi. Dapat dijumpai beberapa minggu atau bulan setelah infeksi akut. Hanya 15 % sembuh dan 85 % kronis. 2. HVC Kronis : 85 % berkembang dari HVC akut. Gejala minimal dan tidak spesifik. Gejala extrahepatik. 30 % kadar ALT normal yang lain meningkat 3x normal. Kadar bilirubin dan fosfatase alkali normal. 3. Sirosis Hati : HVC menjadi sirosis dalam 2 atau 3 dekade. Prevalensi 20% - 30%. 4. Karsinoma hepatoseluler: Resiko berkisar 1% – 4% pada hepatitis C kronis. Diagnosis laboratorium IgG anti HCV (Anti HCV). HCV RNA. HCV RNA dapat dideteksi 1 – 2 minggu sesudah terpapar. Anti HCV terdeteksi pada 80% pasien dalam waktu 15 minggu sejak terpapar atau 5 – 6 minggu sejak awitan hepatitis C. Pengobatan Tujuan pengobatan : eliminasi virus dan mencegah progresivitas penyakit menjadi sirosis atau karsinoma. Kombinasi interferon dan ribafirin. Pencegahan Belum ada Vaksinasi Hepatitis C. Uji tapis : Anak mendapat transfusi darah atau transplantasi organ. Bayi lahir dari ibu HVC. Remaja pengguna narkoba suntik. terimakasih