You are on page 1of 8

PENGUJIAN COD

METODE REFLUKS TERTUTUP SECARA TITRIMETRI

a. Alat
1. Digestion vessel, lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan ukuran 16 mm
x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir. Atau alternatif
lain, gunakan ampul borosilikat dengan kapasitas 10 mL (diameter 19 mm sampai
dengan 20 mm)
2. Pemanas dengan lubang – lubang penyangga tabung (heating block) atau reaktor
COD
3. Mikroburet
4. Ampule sealer
5. Labu ukur 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL dan 1000 mL
6. Pipet volume 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, 25 mL
7. Pipet ukur 5 mL, 10 mL, 25 mL
8. Pro pipet
9. Pipet tetes
10. Erlenmeyer
11. Beaker glass 100 mL, 1000 mL
12. Magnetic stirrer
13. Timbangan analitik
14. Gelas arloji
15. Spatula
16. Mortar dan alu
17. Botol semprot

b. Bahan
1. Aquades (air suling)
2. Larutan standar potasium dikromat 0,01667 M
Larutkan 4,903 gr K2Cr2O7, dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 150oC selama 2
jam ke 500 mL aquades. Tambahkan 167 mL H2SO4 dan 33,3 g HgSO4. Campur,
dinginkan pada suhu ruangan, encerkan hingga 1000 mL.

3. Reagen asam sulfat


Tambahkan Ag2SO4 ke H2SO4 (5,5 gr Ag2SO4/kg H2SO4) (10,12 gr serbuk atau kristal
Ag2SO4 ke 1000 mL H2SO4). Diamkan 1-2 hari agar larut. Aduk (gunakan magnetic
strirrer)

4. Larutan indikator feroin


Larutkan 1,485 gr 1,10 phenantroline monohydrate dan 695 mg FeSO4.7H2O ke
aquades. Encerkan hingga 100 mL. Encerkan reagen ini dengan faktor 5 (1+4)

5. Titran standar fero amonium sulfat (FAS) 0,10 M

1
Larutkan 39,2 gr Fe(NH4)2(SO4)2 . 6H2O ke aquades (300 mL). Tambahkan 20 mL
H2SO4. Dinginkan dan encerkan hingga 1000 mL

Standarisasi dengan standar K2Cr2O7 dengan langkah-langkah berikut:


- Ambil 5 mL standar K2Cr2O7 ke gelas beaker kecil
- Tambahkan 10 mL aquades untuk menggantikan contoh uji.
- Dinginkan pada suhu ruang
- Tambahkan 1-2 tetes indikator feroin
- Titrasi dengan titran FAS
- Hitung molaritas larutan FAS dengan persamaan :
Volume larutan K 2 Cr2 O 7 0,01667 M dititrasi
  0,1
Volume FAS yang digunakan dalam titrasi

6. Asam sulfamic
Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap
mg NO2–N yang ada dalam contoh uji.

7. Standar potasium hidrogen phthalat (KHP) ≈500 µg O2/mL


Gerus perlahan KHP, lalu keringkan sampai berat konstan pada suhu 110 ºC.
Larutkan 425 mg KHP ke dalam aquades dan tepatkan sampai 1000 mL. Larutan ini
stabil bila disimpan dalam kondisi dingin pada temperature 4 ºC ± 2 ºC dan dapat
digunakan sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya
larutan ini dipersiapkan setiap 1 minggu.

c. Cara Kerja
1. Cuci tabung kultur dan tutupnya dengan H2SO4 20% sebelum digunakan.
2. Pipet contoh uji, tambahkan digestion solution (standar potasium dikromat) dan
tambahkan reagen asam sulfat ke dalam tabung atau ampul, seperti yang dinyatakan
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Contoh Uji dan Reagen untuk Berbagai Digestion Vessels

Contoh uji Digestion Reagen Asam Total volume


Digestion vessel
(mL) solution (mL) Sulfat (mL) (mL)
Tabung kultur
16 × 100 mm 2,50 1,50 3,5 7,5
20 × 150 mm 5,00 3,00 7,0 15,0
25 × 150 mm 10,00 6,00 14,0 30,0
Standar Ampul
10 mL 2,50 1,50 3,5 7,5

3. Tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen

2
4. Letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 ºC, refluks
selama 2 jam
NB: Gunakan pelindung wajah dan sarung tangan untuk melindungi dari panas dan
kemungkinan terjadinya ledakan
5. Dinginkan perlahan-lahan contoh uji yang sudah direfluks sampai suhu ruang. Saat
pendinginan sesekali tutup contoh uji dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas
6. Pindahkan contoh uji dari tube atau ampul ke dalam erlenmeyer untuk titrasi
7. Tambahkan indicator ferroin 0,05 mL – 0,1 mL atau 1 – 2 tetes dan aduk dengan
magnetic stirrer sambil dititrasi dengan titran standar FAS 0,10 M sampai terjadi
perubahan warna yang jelas dari hijau – biru menjadi coklat kemerahan, catat volume
larutan FAS yang digunakan
8. Lakukan refluks dan titrasi larutan blanko yang mengandung reagen dan aquades
sejumlah sama dengan volume contoh uji.

d. Perhitungan
 A - B  M  8000
COD sebagai mg O2/L = 
mL contoh uji

dengan:
A = mL FAS yang digunakan untuk larutan blanko
B = mL FAS yang digunakan untuk sampel
M = molaritas larutan FAS
8000 = berat miliquivalent oksigen x 1000 mL/L

Pustaka tambahan:
Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Malang, 2012, Prosedur Tetap Analisa COD
dengan Refluks Tertutup secara Titrimetri

3
PENGUJIAN COD
METODE REFLUKS TERTUTUP SECARA KOLORIMETRI

a. Alat
1. Spektrofotometer
2. Digestion vessel, lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan ukuran 16
mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir. Atau
alternatif lain, gunakan ampul borosilikat dengan kapasitas 10 mL (diameter 19 mm
sampai dengan 20 mm)
3. Pemanas dengan lubang – lubang penyangga tabung (heating block) atau reaktor
COD
4. Mikroburet
5. Ampule sealer
6. Labu ukur 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL dan 1000 mL
7. Pipet volume 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, 25 mL
8. Pipet ukur 5 mL, 10 mL, 25 mL
9. Pro pipet
10. Pipet tetes
11. Erlenmeyer
12. Beaker glass 100 mL, 1000 mL
13. Magnetic stirrer
14. Timbangan analitik
15. Gelas arloji
16. Spatula
17. Mortar dan alu
18. Botol semprot

b. Bahan
1. Aquades (air suling)
2. Digestion solution pada kisaran konsentrasi tinggi (0,03473 M)
Larutkan 10,216 gr K2Cr2O7, dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 150oC selama 2
jam ke 500 mL aquades. Tambahkan 167 mL H2SO4 dan 33,3 g HgSO4. Campur,
dinginkan pada suhu ruangan, encerkan hingga 1000 mL.

4
3. Digestion solution pada kisaran konsentrasi rendah (0,003473 M)
Larutkan 1,022 gr K2Cr2O7, dikeringkan terlebih dahulu pada suhu 150oC selama 2
jam ke 500 mL aquades. Tambahkan 167 mL H2SO4 dan 33,3 HgSO4. Campur,
dinginkan pada suhu ruangan, encerkan hingga 1000 mL

4. Reagen asam sulfat


Tambahkan Ag2SO4 ke H2SO4 (5,5 gr Ag2SO4/kg H2SO4) (10,12 gr serbuk atau kristal
Ag2SO4 ke 1000 mL H2SO4). Diamkan 1-2 hari agar larut. Aduk (gunakan magnetic
strirrer)

5. Asam sulfamic
Digunakan jika ada gangguan nitrit. Tambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap
mg NO2–N yang ada dalam contoh uji.

6. Standar potasium hidrogen phthalat (KHP) ≈500 µg O2/mL


Gerus perlahan KHP, lalu keringkan sampai berat konstan pada suhu 110 ºC. Larutkan
425 mg KHP ke dalam aquades dan tepatkan sampai 1000 mL. Larutan ini stabil bila
disimpan dalam kondisi dingin pada temperature 4 ºC ± 2 ºC dan dapat digunakan
sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya larutan ini
dipersiapkan setiap 1 minggu

c. Cara Kerja
1. Treatment contoh uji
a. Cuci tabung kultur dan tutupnya dengan H2SO4 20% sebelum digunakan.
b. Pipet contoh uji, tambahkan digestion solution (standar potasium dikromat) dan
tambahkan reagen asam sulfat ke dalam tabung atau ampul, seperti yang dinyatakan
dalam Tabel 1.

5
Tabel 1. Jumlah Contoh Uji dan Reagen untuk Berbagai Digestion Vessels

Contoh uji Digestion Reagen Asam Total volume


Digestion vessel
(mL) solution (mL) Sulfat (mL) (mL)
Tabung kultur
16 × 100 mm 2,50 1,50 3,5 7,5
20 × 150 mm 5,00 3,00 7,0 15,0
25 × 150 mm 10,00 6,00 14,0 30,0
Standar Ampul
10 mL 2,50 1,50 3,5 7,5

c. Tutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen


d. Letakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 ºC, refluks
selama 2 jam
NB: Gunakan pelindung wajah dan sarung tangan untuk melindungi dari panas dan
kemungkinan terjadinya ledakan

2. Pengukuran berkurangnya dikromat pada contoh uji


a. Dinginkan contoh uji pada suhu ruang untuk mencegah terbentuknya endapan. Jika
dibutuhkan, saat pendinginan sesekali buka tutup vessel untuk melepaskan tekanan
gas yang timbul selama proses digestion
b. Aduk isi vessel untuk mencampur air dan menghilangkan zat yang tidak terlarut.
c. Biarkan suspensi mengendap dan pastikan bagian yang terukur benar-benar jernih
d. Untuk pengukuran pada λ = 600 nm (COD 100 mg/L sampai dengan 900 mg/L)
d.1. Gunakan larutan yang belum melalui proses digestion sebagai larutan referensi.
d.2. Analisis digested blank untuk menentukan nilai blank COD, kurangi nilai blank
COD dari COD sampel.
d.3. Alternatif lain untuk larutan referensi adalah digested blank jika blanko
memiliki nilai COD yang rendah.
e. Untuk pengukuran pada λ = 420 nm (COD ≤ 90 mg/L)
e.1. Gunakan reagent water sebagai larutan referensi
e.2. Lakukan pengukuran untuk semua contoh uji, larutan blanko, dan larutan
standar.
e.3. Pengukuran absorbsi untuk blanko undigested, dengan air reagen menggantikan
contoh uji, memberikan nilai absorbansi dikromat awal.
e.4. Analisis blanko digested untuk memastikan kualitas reagen dan menentukan
pengaruh reagen dalam penurunan dikromat saat proses digestion.
e.5. Perbedaan absorbansi antara contoh uji dan blanko dihitung sebagai COD
contoh uji.

6
e.6. Plot perbedaan absorbansi antara blanko digested dan larutan standar digested
vs nilai COD untuk tiap larutan standar.

3. Pembuatan kurva kalibrasi


a. Siapkan lima larutan standar dari KHP dengan COD ekuivalen agar dapat mencakup
tiap rentang konsentrasi.
b. Gunakan volume reagen, jenis vessel, dan prosedur digestion yang sama seperti pada
treatment contoh uji.
c. Ukur absorbansi masing-masing larutan standar dan plotkan terhadap kadar COD
d. Buat kurva kalibrasi dari data di atas dan tentukjan persamaan garis lurusnya.
e. Jika koefisien korelasi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah
hingga diperoleh nilai koefisien r ≥ 0,995

d. Perhitungan
Nilai COD dapat diukur dengan:
mg O 2 pada volume akhir  1000
COD sebagai mg O2/L = 
mL contoh uji

Masukkan hasil pembacaan serapan contoh uji ke dalam regresi linier yang diperoleh
dari kurva kalibrasi. Nilai COD adalah hasil pembacaan kadar contoh uji dari kurva
kalibrasi

Pustaka tambahan:
SNI 6989.2:2009, Air dan Air Limbah-Bagian 2: Cara uji kebutuhan Oksigen Kimiawi
(Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

7
PERKIRAAN JUMLAH ALAT UNTUK ANALISIS COD

No Alat Jumlah Keterangan


1 Digestion vessel 25
2 COD Reactor 1
3 Mikroburet 1
4 Spektrofotometer 1
5 Ampule sealer ?
6 Labu ukur 50 mL ?
7 Labu ukur 100 mL 1
8 Labu ukur 250 mL 1
9 Labu ukur 500 mL 1
10 Labu ukur 1000 mL 3
11 Pipet volume 5 mL 1
12 Pipet volume 10 mL 1
13 Pipet volume 15 mL ?
14 Pipet volume 20 mL 1
15 Pipet volume 25 mL 1
16 Pipet ukur 5 mL ?
17 Pipet ukur 10 mL ?
18 Pipet ukur 25 mL 1
19 Pro pipet 1
20 Pipet tetes 3
21 Erlenmeyer 1
22 Beaker glass 100 mL 1
23 Beaker glass 1000 mL 2
24 Magnetic stirrer 1
25 Timbangan analitik 1
26 Gelas arloji 7
27 Spatula 1
28 Mortar dan alu 1
29 Botol semprot 1

You might also like