Professional Documents
Culture Documents
Olivia C. P. Pelealu
Abstract: Chronic suppurative otitis media associated with cholesteatoma is still a problem
that causes high morbidity and mortality. That is due to the cholesteatoma destruction of
surrounding bony structures that leads to fatal complications. Cholesteatoma acts benign but
is a destructive middle ear tumor. It is characterized by hyperproliferative keratinocytes
associated with a progressive and destructive accumulation of desqumated epithelia and
keratin in the middle ear or other parts of temporal bones with pneumatization. There are four
theories of cholesteatoma: invagination, invasion, metaplasia, and implantation. The main
mechanisms of bone destruction are mechanical due to a pressure effect, biochemical factors,
and cellular factors related to both innate and adaptive immunities. These immune responses
are regulated by immune cells, cytokines, adhesive molecules, degrading enzymes, and
osteoclasts.
Key words: cholesteatoma, proliferative, bone resorption, cytokines, osteoclast
Abstrak: Otitis media supuratif kronis dengan kolesteatoma masih merupakan masalah
penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena
kolesteatoma dapat menyebabkan destruksi tulang sekitarnya, sehingga mudah mengakibatkan
komplikasi fatal. Kolesteatoma menyerupai tumor jinak telinga tengah tetapi bersifat
destruktif. Kelainan ini ditandai oleh adanya hiperproliferasi keratinosit disertai akumulasi
deskuamasi epitel atau keratin di dalam telinga tengah atau bagian lain tulang temporal yang
berpneumatisasi, yang bersifat progresif dan destruktif. Terdapat empat teori pembentukan
kolesteatoma yaitu metaplasi, invaginasi, invasi, dan implantasi. Terjadinya destruksi tulang
melalui faktor mekanis akibat efek penekanan, faktor biokimia, dan faktor seluler yang
berkaitan dengan respon imun alamiah maupun adaptif yang diatur oleh sel-sel imun, sitokin,
molekul adhesif, enzim degradasi, dan osteoklas.
Kata kunci: kolesteatoma, proliferasi, resorbsi tulang, sitokin, osteoklas
Otitis media supuratif kronik (OMSK) ma- sentral, marginal, atau atik. Perforasi yang
sih merupakan masalah kesehatan masyara- terjadi merupakan faktor predisposisi untuk
kat di daerah berkembang. Berdasarkan be- terjadinya infeksi berulang, karena selain
ratnya penyakit, OMSK dapat dikelompok- terjadi perubahan pada tuba Eustachius dan
kan atas benigna (non-dangerous type) dan kavum timpani, telinga tengah tidak ter-
maligna (dangerous type). Sebagian besar lindungi dari luar. Perubahan mukosa yang
OMSK maligna disebabkan oleh adanya dapat terjadi pada OMSK yaitu granulasi
kolesteatoma, yang dapat menimbulkan dan kolesteatoma.4
berbagai komplikasi antara lain meningitis, Kolesteatoma terdiri dari epitel ber-
abses otak, labirintitis, dan paresis saraf lapis gepeng, berkeratin, dengan akumulasi
fasialis.1-3 deskuamasi epitel atau keratin di dalam
Pada OMSK terdapat perforasi mem- telinga tengah atau bagian lain tulang tem-
bran timpani yang menetap baik di daerah poral yang berpneumatisasi. Struktur kole-
96
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 97
timpani pars flasida. Reaksi peradangan 3. Faktor seluler yang diinduksi oleh ak-
pada ruang Prussack yang biasanya tivitas osteoklas. Osteoklas dalam ma-
akibat ventilasi buruk dapat menyebab- triks kolesteatoma mengeluarkan asam
kan kerusakan membran basal sehingga fosfatase, kolagenase, dan enzim proteo-
terjadi pertumbuhan dan proliferasi litik lain seperti matrix metallo-
tangkai sel epitel ke dalam. Terbentuk proteinases (MMPs), calpain types I-II,
kantong atau kista epitel skuamosa cysteine proteinase cathepsin B, dan
dalam telinga tengah kemudian terben- cysteine proteinase cathepsin K yang
tuk lapisan deskuamasi epitel dengan meresorbsi produk tulang. Selanjutnya
kristal kolestrin mengisi kantong. Ma- osteoklas dapat diaktivasi oleh infeksi,
triks epitel kemudian meluas ke ruang- tekanan, dan sel Langerhans melalui
ruang dalam telinga tengah dan mastoid. mekanisme imun.4,7,12
Kantung retraksi ini dapat berkembang
karena akumulasi debris, infeksi, infla- Peran protein p53 dalam pembentukan
masi, dan akhirnya terbentuk kole- kolesteatoma
steatoma. Perkembangan kolesteatoma Kolesteatoma merupakan sejenis tu-
bermula dari pars flasida. mor jinak yang ditandai oleh hiperproli-
3. Invasi hiperplasia dari lapisan basal kulit ferasi epitel dan akumulasi progresif dari
liang telinga ke dalam telinga tengah keratin. Homeostatis pertumbuhan kera-
melalui perforasi marginal atau atik tinosit tergantung pada koordinasi kontrol
membran timpani. proliferasi sel dan kematian sel terprogram
4. Implantasi: pembentukan kolesteatoma (apoptosis). Pada kolesteatoma perlang-
yang berkembang dari implantasi kulit sungan koordinasi ini tidak seimbang.
secara iatrogenik di dalam telinga tengah Apoptosis ditentukan oleh kelompok gen
atau membran timpani akibat proses yang mengatur stimulasi dan inhibisi. Salah
pembedahan, benda asing, atau trauma satunya yang penting ialah protein p53
akibat ledakan. yang dapat mengaktifkan program kemati-
an sel melalui sistein protease kaskade
MEKANISME TERBENTUKNYA KO- yang disebut kaspase. Dari beberapa jenis
LESTEATOMA kaspase, kaspase-3 merupakan penanda
Perkembangan kolesteatoma dibagi (marker) penting yang menunjukkan se-
dang berlangsungnya proses apoptosis. Gen
menjadi dua fase yaitu fase aktif dan pasif.
p53 mempunyai fungsi yang lain yaitu
Fase aktif ditandai dengan penetrasi dan
dapat mengontrol penghambatan mitosis.
proliferasi sel-sel basal epidermis ke ja-
Bagian yang dihambat p53 ialah pada tahap
ringan ikat subepitelial. Fase pasif ditandai
G1 yang melibatkan regulasi p21 yang
dengan terjadinya pembesaran kantung
merupakan inhibitor cyclin-dependent
kolesteatoma yang tergantung luas permu-
kinase. Fungsi ganda dari p53 ini yang
kaan deskuamasi dari matriks.16
membuatnya menarik untuk dipelajari se-
Patologi kolesteatoma menyebabkan
hubungan dengan pembentukan dan per-
terjadinya erosi tulang yang progresif dari
kembangan kolesteatoma. Beberapa kon-
osikel dan tulang sekitarnya. Tiga faktor
troversi yang masih diperdebatkan yaitu
yang diperkirakan berperan dalam proses
mengenai ekspresi p53 dan derajat apopto-
ini yaitu:
sis pada kolesteatoma; demikian juga me-
1. Proses mekanis berkaitan dengan te-
ngenai derajat proliferasi sel dan ekspresi
kanan oleh tumor.
p53.17
2. Faktor biokimiawi yang berkaitan de-
ngan elemen bakteri, produk jaringan
granulasi seperti kolagenase, asam Hiperproliferasi keratinosit oleh carcino-
hidrolase, sitokin (IL-1ά, IL-6, IL-8, embryonic antigen (CEA)
TNF ά, INF-β) dan growth factors. Sampai saat ini patofisiologi ter-
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 99
MMPs berperan penting dalam proses makrofag dalam imunitas adaptif. Aktivasi
remodeling normal, dalam percepatan makrofag yang dimungkinkan oleh
destruksi pada beberapa penyakit, dan pada limfokin membangkitkan spesies oksigen
mekanisme resorbsi tulang. Enzim ini ber- reaktif, berbagai enzim hidrolitik, dan
peran dalam merusak matriks ekstra- sitokin pada jaringan inflamasi yang
sel.20,21 Selain MMPs terdapat beberapa akhirnya menyebabkan resorbsi tulang.20
jenis matrix degrading proteinase seperti
asam fosfatase, calpain tipe I dan II, sistein
Sitokin yang mempengaruhi kole-
proteinase cathepsin B dan K. Yang
steatoma
terakhir ditemukan yaitu cathepsin K ber-
peran cukup penting dalam resorbsi tulang Gambaran histopatologi yang terpen-
karena menyebabkan degradasi dari major ting dari kolesteatoma ialah matriks kole-
bone collagen tipe 1 dalam jumlah besar dan steatoma, sel-sel imun, dan perimatriks
juga matriks tulang osteonektin. Cathepsin (stroma). Patogenesis dari kolesteatoma
K tidak ditemukan dalam matriks tetapi masih kontroversial tetapi penemuan
dalam osteoklas. 22 mediator-mediator inflamasi dan molekul
Stratum korneum dari kolesteatoma penghubung intersel menjelaskan mengenai
mengandung matriks kolesteatoma dalam aspek imunologik pertumbuhan koles-
jumlah besar. Membran ini berfungsi untuk teatoma. Bukti menunjukkan bahwa
proses difusi dan penetrasi. Dugaan lain pertumbuhan kolesteatoma tergantung pada
timbulnya kolesteatoma ialah infeksi yang interaksi antara dua populasi sel utama di
menyebabkan perubahan pada membran dalam kavum timpani. Granulocyte-macro-
sehingga terjadi perubahan dalam meta- phage colony stimulating factor (GM-CSF)
bolisme lipid, peningkatan proliferasi sel, ialah sitokin yang menstimulasi proliferasi
peningkatan aktivitas enzim, dan mungkin dan sintesis protein dari keratinosit yang
menyebabkan pengeluaran sitokin dan mo- terdapat pada lapisan supra basal epitel
lekul inflamasi lainnya. Diduga stimulus kolesteatoma yang juga diekspresikan oleh
internal atau eksternal yang menyebabkan monosit dan fibroblas, ditemukan meng-
terjadinya hal-hal di atas, tetapi masih be- infiltrasi jaringan sub-epitel. Produksi
lum dapat dipastikan penyebabnya. 21 beberapa sitokin secara berlebihan seperti
Beberapa enzim seperti manosidase, IL-1α dan IL-1ß ditemukan pada epitel
galaktosidase, fukosidase dan heksosamin- kolesteatoma dan stroma. IL-6 didapatkan
idase dapat menyebabkan degradasi pada dalam stroma dan mariks kolesteatoma.
komponen matriks ekstraseluler kulit dan Sitokin ini memengaruhi proliferasi epitel
tulang sehingga akhirnya terjadi resorbsi dan resorbsi tulang yang terjadi pada
tulang. Kolesteatoma juga memroduksi kolesteatoma. TGF-α dan reseptornya
enzim lisosomal proteolitik yang dapat EGFR dideteksi di seluruh lapisan dari
menyebabkan destruksi jaringan.20 matriks kolesteatoma dan perimatriks.
Proliferasi dari matriks kolesteatoma
mungkin ditimbulkan oleh mekanisme
PERAN RESPON IMUN DALAM imunologik.24
PEMBENTUKAN KOLESTEATOMA Molekul adhesi dan sitokin berperan
Respon imun dianggap bertanggung penting dalam regulasi sel dan aktivasi
jawab atas kesalahan pertumbuhan epitel jaringan, baik dalam keadaan fisiologik
pada kolesteatoma di telinga tengah.23 maupun patologik. Sitokin dan molekul
Secara histopatologi, kolesteatoma terdiri adhesi berperan penting dalam migrasi
dari epitel gepeng berkeratin dan jaringan leukosit melalui aliran darah tepi ke
penyambung termasuk fibroblas dan jaringan, serta berperan dalam menginduksi
kolagen dengan infiltrasi limfosit dan dan mempertahankan proliferasi limfosit
makrofag. Keratin yang menyebabkan dan keratinosit. Hal ini terjadi di daerah
degradasi jaringan diawali oleh peran perimatriks. Sitokin dan molekul adhesif
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 101
didapatkan pada stadium aktif dari antimikroba dan protein. Peptida anti-
24
kolesteatoma. mikroba merupakan molekul yang berperan
Pada perimatriks, sel endotel meng- dalam sistem imun alamiah dan berfungsi
ekspresikan molekul ICAM-1 dan ELAM-1 proteksi terhadap mikroorganisme yang
yang berperan dalam sel-sel inflamasi dan berbahaya. Pada epitel berlapis gepeng
respons imunologi. Lapisan basal dari yang berkeratin ditemukan defensin
matriks mengekspresikan ICAM-1 meski- sebagai respon terhadap stimulasi antigen
pun tidak kontinyu. ICAM-1 merupakan atau infeksi bakteri. Produksi defensin
ligan fisiologik dari integrin LFA-1 yang berhubungan erat dengan diferensiasi
diekspresikan oleh leukosit. Keduanya keratinosit, sedangkan ekspresi mRNA
berperan penting dalam reaksi inflamasi human beta defensin-1 (hBD-1) dan -3
pada epitel stroma kolesteatoma. Terdapat distimulasi oleh diferensiasi keratinosit
juga peningkatan ekspresi IFNγR pada pada sel epitel berlapis gepeng. hBD-1
seluruh lapisan epitel kecuali lapisan paling diekspresikan pada sel epitel; hBD-2 dan
superfisial. Peningkatan ekspresi ini me- hBD-3 juga diekspresikan pada sel epitel
nyatakan bahwa hiperproliferasi dari epitel tetapi dengan stimulasi sitokin pro-
diperantarai oleh limfokin. IFNγ mem- inflamasi. hBD-2 teraktivasi oleh TNF-α,
fasilitasi sintesis keratinosit melalui TGF-α, sedangkan hBD-3 teraktivasi oleh
dan juga menginduksi ekspresi molekul interferon-γ. Untuk aktivitas antimikroba,
adhesi di antara epitel sehingga akhirnya hBD-1 merupakan mediator dalam imuno-
menunjang kelanjutan aktivasi limfosit.24 modulator, sedangkan hBD-2 dan -3
Tidak adanya imunoreaktif dari IL-4, merupakan ekspresi dari sistem imun
IL-4R, IL-10, dan IL-10R menunjukkan alamiah pada inflamasi kronik.25
bahwa reaksi inflamasi dari kolesteatoma
dikontrol oleh limfosit Th-1. Semua Peran secretory leucocyte protease
ekspresi molekul dan sitokin yang inhibitor (SLPI)
ditemukan mengindikasikan kolesteatoma Secretory leucocyte protease inhibitor
stadium aktif dan menggambarkan inter- (SLPI) ialah protein kationik yang
aksi antara sitokin dan epitel; hal ini termasuk kelompok protein dari sistem
menunjukkan proliferasi yang diperantarai imun alamiah. Ekspresi SLPI didapatkan
respon imun. Pengaruh respon imun pada stratum granulosum dan subepitel sel-
humoral tidak didapatkan dalam pem- sel yang mengalami inflamasi. Peran SLPI
bentukan koleteatoma.24 ialah melindungi jaringan dari produk
Beberapa faktor yang dapat dihubung- inflamasi sel dan destruksi enzim pada
kan dengan inflamasi akibat respon imun kolesteatoma melalui sistem imun
yang diperantarai oleh sel-sel celluler alamiah.26
mediated inflammatory reaction terlihat Pada kolesteatoma didapatkan produk-
secara histopatologik dalam perimatriks si sitokin dan molekul bioaktif termasuk
kolesteatoma, seperti sitokin proinflamasi
TNF-α dan netrofil protease akibat induksi
IL-1 dan TNF- α.23 lipopolisakarida (LPS). SLPI merupakan
antagonis dari LPS yang berperan dalam
Ekspresi defensin pada kolesteatoma sintesis sitokin proinflamasi oleh monosit
dan makrofag. Jadi SLPI melindungi
Epitel berlapis gepeng kulit dapat
jaringan dari produk inflamasi dengan
terpapar oleh bermacam-macam bahan
menurunkan respon makrofag terhadap
mekanik, biologik, dan kimia. Sel epitel
LPS bakteri. 26
tidak hanya bertindak sebagai pelindung
secara fisik tetapi juga berperan secara aktif
Peran sistem imun alamiah
dalam pemeliharaan, regenerasi dan per-
tahanan permukaan mukosa dengan Toll Like Receptor (TLR) 1-10 meme-
memroduksi mediator, termasuk peptida gang peran yang sangat krusial dalam
102 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 96-103