You are on page 1of 8

MEKANISME IMUN TERBENTUKNYA KOLESTEATOMA

Olivia C. P. Pelealu

Bagian Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: liv_dr@yahoo.com

Abstract: Chronic suppurative otitis media associated with cholesteatoma is still a problem
that causes high morbidity and mortality. That is due to the cholesteatoma destruction of
surrounding bony structures that leads to fatal complications. Cholesteatoma acts benign but
is a destructive middle ear tumor. It is characterized by hyperproliferative keratinocytes
associated with a progressive and destructive accumulation of desqumated epithelia and
keratin in the middle ear or other parts of temporal bones with pneumatization. There are four
theories of cholesteatoma: invagination, invasion, metaplasia, and implantation. The main
mechanisms of bone destruction are mechanical due to a pressure effect, biochemical factors,
and cellular factors related to both innate and adaptive immunities. These immune responses
are regulated by immune cells, cytokines, adhesive molecules, degrading enzymes, and
osteoclasts.
Key words: cholesteatoma, proliferative, bone resorption, cytokines, osteoclast

Abstrak: Otitis media supuratif kronis dengan kolesteatoma masih merupakan masalah
penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena
kolesteatoma dapat menyebabkan destruksi tulang sekitarnya, sehingga mudah mengakibatkan
komplikasi fatal. Kolesteatoma menyerupai tumor jinak telinga tengah tetapi bersifat
destruktif. Kelainan ini ditandai oleh adanya hiperproliferasi keratinosit disertai akumulasi
deskuamasi epitel atau keratin di dalam telinga tengah atau bagian lain tulang temporal yang
berpneumatisasi, yang bersifat progresif dan destruktif. Terdapat empat teori pembentukan
kolesteatoma yaitu metaplasi, invaginasi, invasi, dan implantasi. Terjadinya destruksi tulang
melalui faktor mekanis akibat efek penekanan, faktor biokimia, dan faktor seluler yang
berkaitan dengan respon imun alamiah maupun adaptif yang diatur oleh sel-sel imun, sitokin,
molekul adhesif, enzim degradasi, dan osteoklas.
Kata kunci: kolesteatoma, proliferasi, resorbsi tulang, sitokin, osteoklas

Otitis media supuratif kronik (OMSK) ma- sentral, marginal, atau atik. Perforasi yang
sih merupakan masalah kesehatan masyara- terjadi merupakan faktor predisposisi untuk
kat di daerah berkembang. Berdasarkan be- terjadinya infeksi berulang, karena selain
ratnya penyakit, OMSK dapat dikelompok- terjadi perubahan pada tuba Eustachius dan
kan atas benigna (non-dangerous type) dan kavum timpani, telinga tengah tidak ter-
maligna (dangerous type). Sebagian besar lindungi dari luar. Perubahan mukosa yang
OMSK maligna disebabkan oleh adanya dapat terjadi pada OMSK yaitu granulasi
kolesteatoma, yang dapat menimbulkan dan kolesteatoma.4
berbagai komplikasi antara lain meningitis, Kolesteatoma terdiri dari epitel ber-
abses otak, labirintitis, dan paresis saraf lapis gepeng, berkeratin, dengan akumulasi
fasialis.1-3 deskuamasi epitel atau keratin di dalam
Pada OMSK terdapat perforasi mem- telinga tengah atau bagian lain tulang tem-
bran timpani yang menetap baik di daerah poral yang berpneumatisasi. Struktur kole-

96
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 97

steatoma tampak seperti kista.5-7 Kole- vaginasi). Kolesteatoma didapat sekunder


steatoma bersifat progresif dan destruktif, sebagai konsekuensi langsung dari trauma
dan bisa terjadi kongenital maupun atau infeksi yang menyebabkan perforasi
didapat.5,8 Kolesteatoma kongenital terjadi membran timpani.9
karena perkembangan dari proses inklusi Kolesteatoma merupakan penyebab
pada masa embrional atau dari sel-sel epitel utama terjadinya komplikasi pada OMSK,
embrional. Pada keadaan ini, kolesteatoma karena mengakibatkan destruksi tulang pa-
ditemukan di bagian belakang dari mem- da kavum timpani, mastoid, dan daerah
bran timpani yang intak, tanpa berlanjut ke sekitarnya. Hal ini memudahkan terjadinya
saluran telinga luar, serta tanpa adanya komplikasi baik intratemporal maupun
faktor-faktor lain seperti perforasi mem- intrakranial. Meskipun kolesteatoma bukan
bran timpani atau adanya riwayat infeksi suatu keganasan tetapi bersifat menyerupai
pada telinga. Koleostoma tampak berupa keganasan karena dapat menghancurkan
kista epitel berwarna putih yang timbul di daerah sekitarnya dan dapat rekuren setelah
dalam salah satu tulang kepala (biasanya operasi.13
temporal) tanpa kontak dengan telinga luar,
sering pada bagian anterior mesotimpanum
atau daerah sekitar tuba Eustachius (Gam- PEMBENTUKAN KOLESTEATOMA
bar 1).9,10 Pada koleostoma kongenital, teori
Terdapat beberapa teori yang mendu- yang sering digunakan ialah teori kegagal-
kung terjadinya kolesteatoma didapat (ac- an invousi dan teori metaplasia. Pada teori
quired), yaitu teori metaplasia, invaginasi, pertama kegagalan involusi, penebalan epi-
invasi, dan implantasi.11,12 Kolesteatoma tel ektodermal pada bagian proksimal gang-
didapat mempunyai dua bentuk, yaitu ben- lion genikulatum terjadi selama masa per-
tuk primer dan sekunder. Faktor terpenting kembangan fetus. Involusi yang seharusnya
dari kolesteatoma didapat, baik primer terjadi pada waktu 33 minggu intrauterin
maupun sekunder, ialah epitel berlapis ge- tidak terjadi. Epitel ini berasal dari jaringan
peng dan keratinisasi yang tumbuh melewati ektodermal yang terbentuk pada minggu ke
batas normal. Kolesteatoma didapat primer 10 intrauterin tanpa fungsi khusus. Bila
merupakan manifestasi dari perkembangan tidak diresorbsi, maka struktur ini akan
membran timpani yang retraksi (teori in- tertinggal dan diperkirakan dapat memben-
tuk kolesteatoma. Teori kedua berpijak
pada metaplasia yang terjadi dalam kavum
timpani.9,14
Terdapat beberapa teori mengenai
terbentuknya kolesteatoma didapat,
yaitu:9,11,12,15
1. Metaplasia dari lapisan epitel telinga te-
ngah akibat infeksi: teori ini melibatkan
perubahan atau transformasi dari epitel
selapis kubis menjadi epitel berlapis
gepeng berkeratin akibat dari otitis me-
dia kronik atau rekuren. Beberapa faktor
lain yang dapat menyebabkan meta-
plasia, yaitu merokok, vitamin A, pro-
gesteron, serta variasi kadar CO2 dan O2.
2. Retraksi atau kolaps membran timpani
sehingga terjadi invaginasi akibat dis-
fungsi tuba Eustachius. Teori ini dida-
Gambar 1. Kolesteatoma di daerah atik (anak sarkan pada adanya kantung epitel ge-
panah). Sumber: Ghorayeb, 2006.10 peng yang berasal dari retraksi membran
98 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 96-103

timpani pars flasida. Reaksi peradangan 3. Faktor seluler yang diinduksi oleh ak-
pada ruang Prussack yang biasanya tivitas osteoklas. Osteoklas dalam ma-
akibat ventilasi buruk dapat menyebab- triks kolesteatoma mengeluarkan asam
kan kerusakan membran basal sehingga fosfatase, kolagenase, dan enzim proteo-
terjadi pertumbuhan dan proliferasi litik lain seperti matrix metallo-
tangkai sel epitel ke dalam. Terbentuk proteinases (MMPs), calpain types I-II,
kantong atau kista epitel skuamosa cysteine proteinase cathepsin B, dan
dalam telinga tengah kemudian terben- cysteine proteinase cathepsin K yang
tuk lapisan deskuamasi epitel dengan meresorbsi produk tulang. Selanjutnya
kristal kolestrin mengisi kantong. Ma- osteoklas dapat diaktivasi oleh infeksi,
triks epitel kemudian meluas ke ruang- tekanan, dan sel Langerhans melalui
ruang dalam telinga tengah dan mastoid. mekanisme imun.4,7,12
Kantung retraksi ini dapat berkembang
karena akumulasi debris, infeksi, infla- Peran protein p53 dalam pembentukan
masi, dan akhirnya terbentuk kole- kolesteatoma
steatoma. Perkembangan kolesteatoma Kolesteatoma merupakan sejenis tu-
bermula dari pars flasida. mor jinak yang ditandai oleh hiperproli-
3. Invasi hiperplasia dari lapisan basal kulit ferasi epitel dan akumulasi progresif dari
liang telinga ke dalam telinga tengah keratin. Homeostatis pertumbuhan kera-
melalui perforasi marginal atau atik tinosit tergantung pada koordinasi kontrol
membran timpani. proliferasi sel dan kematian sel terprogram
4. Implantasi: pembentukan kolesteatoma (apoptosis). Pada kolesteatoma perlang-
yang berkembang dari implantasi kulit sungan koordinasi ini tidak seimbang.
secara iatrogenik di dalam telinga tengah Apoptosis ditentukan oleh kelompok gen
atau membran timpani akibat proses yang mengatur stimulasi dan inhibisi. Salah
pembedahan, benda asing, atau trauma satunya yang penting ialah protein p53
akibat ledakan. yang dapat mengaktifkan program kemati-
an sel melalui sistein protease kaskade
MEKANISME TERBENTUKNYA KO- yang disebut kaspase. Dari beberapa jenis
LESTEATOMA kaspase, kaspase-3 merupakan penanda
Perkembangan kolesteatoma dibagi (marker) penting yang menunjukkan se-
dang berlangsungnya proses apoptosis. Gen
menjadi dua fase yaitu fase aktif dan pasif.
p53 mempunyai fungsi yang lain yaitu
Fase aktif ditandai dengan penetrasi dan
dapat mengontrol penghambatan mitosis.
proliferasi sel-sel basal epidermis ke ja-
Bagian yang dihambat p53 ialah pada tahap
ringan ikat subepitelial. Fase pasif ditandai
G1 yang melibatkan regulasi p21 yang
dengan terjadinya pembesaran kantung
merupakan inhibitor cyclin-dependent
kolesteatoma yang tergantung luas permu-
kinase. Fungsi ganda dari p53 ini yang
kaan deskuamasi dari matriks.16
membuatnya menarik untuk dipelajari se-
Patologi kolesteatoma menyebabkan
hubungan dengan pembentukan dan per-
terjadinya erosi tulang yang progresif dari
kembangan kolesteatoma. Beberapa kon-
osikel dan tulang sekitarnya. Tiga faktor
troversi yang masih diperdebatkan yaitu
yang diperkirakan berperan dalam proses
mengenai ekspresi p53 dan derajat apopto-
ini yaitu:
sis pada kolesteatoma; demikian juga me-
1. Proses mekanis berkaitan dengan te-
ngenai derajat proliferasi sel dan ekspresi
kanan oleh tumor.
p53.17
2. Faktor biokimiawi yang berkaitan de-
ngan elemen bakteri, produk jaringan
granulasi seperti kolagenase, asam Hiperproliferasi keratinosit oleh carcino-
hidrolase, sitokin (IL-1ά, IL-6, IL-8, embryonic antigen (CEA)
TNF ά, INF-β) dan growth factors. Sampai saat ini patofisiologi ter-
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 99

bentuknya kolesteatoma masih belum jelas. PATOLOGI AKIBAT KOLESTEATOMA


Pada penelitian Babic dan Milosavljevic Beberapa kepustakaan masih menyata-
ditemukan carcinoembryonic antigen (CEA) kan mengenai erosi tulang kolesteatoma
pada epitel berlapis gepeng kolesteatoma yang disebabkan oleh proses mekanis ber-
serta sel endotel pembuluh darah dan kaitan dengan tumor.4 Kontroversi yang
lamina propria mukosa telinga tengah pen- ada sekarang ini bahwa yang berperan pada
derita otitis media supuratif kronis. CEA erosi tulang ialah enzim osteolitik atau ko-
adalah glikoprotein permukaan sel yang lagenase yang disekresi oleh jaringan ikat
merupakan bagian superfamili immuno- subepitel dan bukan karena proses mekanis.9
globulin, yang belakangan ini sering dise-
but juga bagian dari intercellular adhesive
Erosi tulang akibat aktivitas osteoklas
molecules (ICAMs). Otitis media kronis
dengan kolesteatoma merupakan penyakit Kolesteatoma merupakan kista epider-
invasif yang menyebabkan destruksi struk- moid yang dapat berekspansi dan menye-
tur mukosa dan tulang di dalam telinga babkan kompikasi karena menimbulkan
tengah. Beberapa penelitian menunjukkan erosi pada tulang sekitarnya. Hal ini dapat
CEA terekspresi pada inflamasi kronik dan menyebabkan destruksi dari tulang-tulang
dapat menginduksi terjadinya hiperprolife- pendengaran dan kapsul labirin yang diikuti
rasi keratinosit. Jadi adanya CEA dianggap dengan penurunan pendengaran, disfungsi
menginduksi terjadinya hiperproliferasi ke- vestibuler, kelumpuhan nervus fasialis dan
ratinosit sehingga terbentuk kolesteatoma.18 komplikasi intrakranial. Resorbsi tulang
yang terjadi biasanya di daerah perimatriks
Peran growth factor terhadap kole- kolesteatoma dan disebabkan oleh aktivitas
steatoma osteoklas. Lapisan perimatriks dari kole-
steatoma menunjukkan aktivitas enzim
Proses patologi yang sangat penting yang berbeda, diantaranya lisosomal ekso-
dari kolesteatoma ialah proliferasi aktif dari glisosidase. Aktivitasi enzim ini secara sig-
sel epitel yang kemungkinan distimulasi nigfikan lebih tinggi dibandingkan pada
oleh beberapa growth factor. Keratinocyte jaringan normal.20
growth factor (KGF) dan reseptornya kera- Peran osteoklas cukup menonjol dalam
tinocyte growth factor receptor (KGFR) resorbsi tulang pada kolesteatoma. Osteo-
diduga berperan dalam aktivitas proliferasi klas adalah makrofag spesifik yang terdapat
sel dan rekurensi kolesteatoma. KGF pada permukaan tulang. Osteoklas yang
merupakan bagian dari fibroblast growth matur akan diaktifkan oleh sinyal tertentu
factor (FGF) yang bekerja sebagai mediator sehingga menyebabkan terjadinya resorbsi
pertumbuhan epitel. Ikatan KGF dan tulang. Mediator inflamasi seperti inter-
KGFR akan memicu sinyal transduksi yang leukin-1α dan interleukin-1ß serta tumor
akan menstimulasi proliferasi sel.19 necrosis factor α dan growth factor yang
dikeluarkan kolesteatoma akan mengaktif-
Ekspresi sitokeratin kan pelepasan osteoklas dan resorbsi tu-
lang.21
Hiperproliferasi dari kolesteatoma cu-
kup sering dibahas tanpa melibatkan pola
Peran enzim proteolitik dalam erosi
ekspresi sitokeratin. Ekspresi sitokeratin 4,
tulang
10, 13, 14, 16, dan 19 bisa menunjukkan
hiperproliferasi kolesteatoma pada lapisan Salah satu enzim proteolitik yang ber-
tertentu. Sitokeratin 10 (cytokeratin 10, peran dalam erosi tulang pada kolesteatoma
CK 10) merupakan tanda perluasan dari adalah matrix metalloproteinase (MMPs)
kolesteatoma; CK 14 pada basal kera- yang biasanya diproduksi oleh beberapa
tinosit; dan CK 19 di keratinosit pada tipe sel yang berbeda seperti fibroblas,
stratum basal epidermis.15 keratinosit, makrofag dan sel endotelial.
100 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 96-103

MMPs berperan penting dalam proses makrofag dalam imunitas adaptif. Aktivasi
remodeling normal, dalam percepatan makrofag yang dimungkinkan oleh
destruksi pada beberapa penyakit, dan pada limfokin membangkitkan spesies oksigen
mekanisme resorbsi tulang. Enzim ini ber- reaktif, berbagai enzim hidrolitik, dan
peran dalam merusak matriks ekstra- sitokin pada jaringan inflamasi yang
sel.20,21 Selain MMPs terdapat beberapa akhirnya menyebabkan resorbsi tulang.20
jenis matrix degrading proteinase seperti
asam fosfatase, calpain tipe I dan II, sistein
Sitokin yang mempengaruhi kole-
proteinase cathepsin B dan K. Yang
steatoma
terakhir ditemukan yaitu cathepsin K ber-
peran cukup penting dalam resorbsi tulang Gambaran histopatologi yang terpen-
karena menyebabkan degradasi dari major ting dari kolesteatoma ialah matriks kole-
bone collagen tipe 1 dalam jumlah besar dan steatoma, sel-sel imun, dan perimatriks
juga matriks tulang osteonektin. Cathepsin (stroma). Patogenesis dari kolesteatoma
K tidak ditemukan dalam matriks tetapi masih kontroversial tetapi penemuan
dalam osteoklas. 22 mediator-mediator inflamasi dan molekul
Stratum korneum dari kolesteatoma penghubung intersel menjelaskan mengenai
mengandung matriks kolesteatoma dalam aspek imunologik pertumbuhan koles-
jumlah besar. Membran ini berfungsi untuk teatoma. Bukti menunjukkan bahwa
proses difusi dan penetrasi. Dugaan lain pertumbuhan kolesteatoma tergantung pada
timbulnya kolesteatoma ialah infeksi yang interaksi antara dua populasi sel utama di
menyebabkan perubahan pada membran dalam kavum timpani. Granulocyte-macro-
sehingga terjadi perubahan dalam meta- phage colony stimulating factor (GM-CSF)
bolisme lipid, peningkatan proliferasi sel, ialah sitokin yang menstimulasi proliferasi
peningkatan aktivitas enzim, dan mungkin dan sintesis protein dari keratinosit yang
menyebabkan pengeluaran sitokin dan mo- terdapat pada lapisan supra basal epitel
lekul inflamasi lainnya. Diduga stimulus kolesteatoma yang juga diekspresikan oleh
internal atau eksternal yang menyebabkan monosit dan fibroblas, ditemukan meng-
terjadinya hal-hal di atas, tetapi masih be- infiltrasi jaringan sub-epitel. Produksi
lum dapat dipastikan penyebabnya. 21 beberapa sitokin secara berlebihan seperti
Beberapa enzim seperti manosidase, IL-1α dan IL-1ß ditemukan pada epitel
galaktosidase, fukosidase dan heksosamin- kolesteatoma dan stroma. IL-6 didapatkan
idase dapat menyebabkan degradasi pada dalam stroma dan mariks kolesteatoma.
komponen matriks ekstraseluler kulit dan Sitokin ini memengaruhi proliferasi epitel
tulang sehingga akhirnya terjadi resorbsi dan resorbsi tulang yang terjadi pada
tulang. Kolesteatoma juga memroduksi kolesteatoma. TGF-α dan reseptornya
enzim lisosomal proteolitik yang dapat EGFR dideteksi di seluruh lapisan dari
menyebabkan destruksi jaringan.20 matriks kolesteatoma dan perimatriks.
Proliferasi dari matriks kolesteatoma
mungkin ditimbulkan oleh mekanisme
PERAN RESPON IMUN DALAM imunologik.24
PEMBENTUKAN KOLESTEATOMA Molekul adhesi dan sitokin berperan
Respon imun dianggap bertanggung penting dalam regulasi sel dan aktivasi
jawab atas kesalahan pertumbuhan epitel jaringan, baik dalam keadaan fisiologik
pada kolesteatoma di telinga tengah.23 maupun patologik. Sitokin dan molekul
Secara histopatologi, kolesteatoma terdiri adhesi berperan penting dalam migrasi
dari epitel gepeng berkeratin dan jaringan leukosit melalui aliran darah tepi ke
penyambung termasuk fibroblas dan jaringan, serta berperan dalam menginduksi
kolagen dengan infiltrasi limfosit dan dan mempertahankan proliferasi limfosit
makrofag. Keratin yang menyebabkan dan keratinosit. Hal ini terjadi di daerah
degradasi jaringan diawali oleh peran perimatriks. Sitokin dan molekul adhesif
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 101

didapatkan pada stadium aktif dari antimikroba dan protein. Peptida anti-
24
kolesteatoma. mikroba merupakan molekul yang berperan
Pada perimatriks, sel endotel meng- dalam sistem imun alamiah dan berfungsi
ekspresikan molekul ICAM-1 dan ELAM-1 proteksi terhadap mikroorganisme yang
yang berperan dalam sel-sel inflamasi dan berbahaya. Pada epitel berlapis gepeng
respons imunologi. Lapisan basal dari yang berkeratin ditemukan defensin
matriks mengekspresikan ICAM-1 meski- sebagai respon terhadap stimulasi antigen
pun tidak kontinyu. ICAM-1 merupakan atau infeksi bakteri. Produksi defensin
ligan fisiologik dari integrin LFA-1 yang berhubungan erat dengan diferensiasi
diekspresikan oleh leukosit. Keduanya keratinosit, sedangkan ekspresi mRNA
berperan penting dalam reaksi inflamasi human beta defensin-1 (hBD-1) dan -3
pada epitel stroma kolesteatoma. Terdapat distimulasi oleh diferensiasi keratinosit
juga peningkatan ekspresi IFNγR pada pada sel epitel berlapis gepeng. hBD-1
seluruh lapisan epitel kecuali lapisan paling diekspresikan pada sel epitel; hBD-2 dan
superfisial. Peningkatan ekspresi ini me- hBD-3 juga diekspresikan pada sel epitel
nyatakan bahwa hiperproliferasi dari epitel tetapi dengan stimulasi sitokin pro-
diperantarai oleh limfokin. IFNγ mem- inflamasi. hBD-2 teraktivasi oleh TNF-α,
fasilitasi sintesis keratinosit melalui TGF-α, sedangkan hBD-3 teraktivasi oleh
dan juga menginduksi ekspresi molekul interferon-γ. Untuk aktivitas antimikroba,
adhesi di antara epitel sehingga akhirnya hBD-1 merupakan mediator dalam imuno-
menunjang kelanjutan aktivasi limfosit.24 modulator, sedangkan hBD-2 dan -3
Tidak adanya imunoreaktif dari IL-4, merupakan ekspresi dari sistem imun
IL-4R, IL-10, dan IL-10R menunjukkan alamiah pada inflamasi kronik.25
bahwa reaksi inflamasi dari kolesteatoma
dikontrol oleh limfosit Th-1. Semua Peran secretory leucocyte protease
ekspresi molekul dan sitokin yang inhibitor (SLPI)
ditemukan mengindikasikan kolesteatoma Secretory leucocyte protease inhibitor
stadium aktif dan menggambarkan inter- (SLPI) ialah protein kationik yang
aksi antara sitokin dan epitel; hal ini termasuk kelompok protein dari sistem
menunjukkan proliferasi yang diperantarai imun alamiah. Ekspresi SLPI didapatkan
respon imun. Pengaruh respon imun pada stratum granulosum dan subepitel sel-
humoral tidak didapatkan dalam pem- sel yang mengalami inflamasi. Peran SLPI
bentukan koleteatoma.24 ialah melindungi jaringan dari produk
Beberapa faktor yang dapat dihubung- inflamasi sel dan destruksi enzim pada
kan dengan inflamasi akibat respon imun kolesteatoma melalui sistem imun
yang diperantarai oleh sel-sel celluler alamiah.26
mediated inflammatory reaction terlihat Pada kolesteatoma didapatkan produk-
secara histopatologik dalam perimatriks si sitokin dan molekul bioaktif termasuk
kolesteatoma, seperti sitokin proinflamasi
TNF-α dan netrofil protease akibat induksi
IL-1 dan TNF- α.23 lipopolisakarida (LPS). SLPI merupakan
antagonis dari LPS yang berperan dalam
Ekspresi defensin pada kolesteatoma sintesis sitokin proinflamasi oleh monosit
dan makrofag. Jadi SLPI melindungi
Epitel berlapis gepeng kulit dapat
jaringan dari produk inflamasi dengan
terpapar oleh bermacam-macam bahan
menurunkan respon makrofag terhadap
mekanik, biologik, dan kimia. Sel epitel
LPS bakteri. 26
tidak hanya bertindak sebagai pelindung
secara fisik tetapi juga berperan secara aktif
Peran sistem imun alamiah
dalam pemeliharaan, regenerasi dan per-
tahanan permukaan mukosa dengan Toll Like Receptor (TLR) 1-10 meme-
memroduksi mediator, termasuk peptida gang peran yang sangat krusial dalam
102 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 2, Juli 2012, hlm. 96-103

menginduksi dan mengaktivasi sistem imun 2004;42(4):215-9.


alamiah pada saat terjadi infeksi. Biasanya 4. Rolland PS. Cholesteatoma. Med-
TLR terekspresi pada sel-sel imun, sel scape’s continually updated clinical
epitel, dan endotel. Ligannya disebut Reference [homepage on the Inter-
pathogen associated molecular patterns. net]. c2012 [updated 2012 Apr 12;
Ikatan TLR dan ligannya akan menyebab- cited 2012 Oct 10]. Available from:
kan terjadinya transduksi sinyal sehingga http://emedicine.medscape.com/artic
mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti le/860080-overview.
IL-1 dan TNF-α. TLR-3 menunjukkan 5. Kennedy K. Cholesteatoma: pathogene-
adanya peran sistem imun alamiah dan juga sis dan surgical management [home-
sistem imun adaptif terhadap kolesteatoma. page on the Internet]. 1999 [cited
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya 2010 April 10]. Available from:
limfosit T di daerah perimatriks, yang www.//G:\cholest%206.htm.
menunjukkan bahwa keratinosit dapat 6. Cinamon U, Kronenberg J, Benayahu
bertindak sebagai antigen precenting cell D. Structural changes and protein
dalam sistem imun adaptif.27 expression in the mastoid bone
adjacent to cholesteatoma. Laryngo-
scope. 2000;110:1198-1203.
SIMPULAN
7. Hansen T, Unger RE, Gaumann A,
Walaupun tidak termasuk keganasan, Hundorf I, Maurer J, Kirkpatrick
kolesteatoma dapat berakibat fatal melalui CJ, et al. Expression of matrix
efek resorbsi tulang. degrading cystein proteinase cathep-
Respon imunologik berperan dalam sin K in cholesteatoma. Mod Pathol.
pembentukan kolesteatoma serta kecende- 2001:14(12):1226-31.
rungan terjadinya destruksi tulang sekitar. 8. Ferekidis E, Nikolopoulos TP,
Peran sistem imun pada kolesteatoma dapat Yiotakis J, Ferekidou E,
dilihat melalui kerja sitokin dan molekul Kandiloros D, Papadimitriou K,
adhesif, yang berperan dalam proliferasi, et al. Correlation of clinical dan
regulasi, dan aktivasi jaringan. Respon surgical findings to histological fea-
imun alamiah ternyata berperan dalam tures (koilocytosis, papillary hyper-
pembentukan kolesteatoma melalui kerja plasia) suggesting papillomavirus
beberapa jenis protein seperti defensin involvement in the pathogenesis of
(hBD), SLPI, dan TLR. Selain itu, TLR cholesteatoma. Med Sci Monit.
juga bekerja melalui respon imun adaptif. 2006;12(9):368-71.
9. King S. Kolesteatom. Second King’s
DAFTAR PUSTAKA webblog [homepage on the Inter-
net]. 2009 [cited 2010 April 10]. A-
1. Stierman KL. Complications of otitis vailable from: www.vanilamist.com.
media [homepage on the Internet]. 10. Ghorayeb BY. Otolaryngology
1998 [cited 2010 April 10]. Houston [homepage on the Internet].
Available from: http//www.Utmb. 2006 [cited 2010 April 10].
edu/otocef/Grnds/GrndsIndex.html. Available from: www. Ghorayeb.
2. Hussain A, Khan AR. Frequency of com/index.html. 2006.
intracranial complications in chronic 11. Magalhaes SLB. Growth of chole-
otitis media. J Ayub Med Coll steatoma by implantation of epi-
Abbottabad. 2005. 17(1):75-7. thelial tissue along the femoral bone
3. Keles E, Kaygusuz I, Karlidag T, of rats. Rev. Bras. Otorrinolaryngol.
Yalcin S, Sakallioglu O, Alpay 2005;71(2):188-91.
HC. The complications of otitis 12. Massuda ET, Oliveira JA. A new
media: retrospective assessment of experimental model of acquired
51 cases. Turk Arch Otolaryngol. cholesteatoma. The Laryngoscope.
Pelealu: Mekanisme Imun Terbentuknya Kolesteatoma 103

2005;115:481-5. media with cholesteatoma. Journal


13. Caponetti G, Thompson LDR, of Investigative Medicine. 2007;
Pantanowitz L. Cholesteatoma. 55:248-54.
2009 [cited 2010 April 10]. 21. Banerjee AR, James R, Narula AA,
Available from: www.entjournal.com. Lee RJ. Matrix Metalloproteinase-
14. Seidman MIZ. Congenital cholestea- 1 in cholesteatoma, middle ear gra-
toma. Medpix [homepage on the nulation and deep meatal skin: a
Internet]. c2007 [update 2007 Nov comparative analysis. Clin.
17; cited 2012 Oct 31]. Available Otolaryngol. 1998; 23:515-9.
from: http://rad.usuhs.edu/medpix/ 22. Hansen T. Expression of matrix-
master.php3?mode=single&recnum degrading cysteine proteinase
=8491 cathepsin K in cholesteatoma. Mod
15. Olszewska E, Lautermann J, Koc C, Pathol. 2001;14(12):1226-31.
Schwaab M, Dazert S, Hildmann 23. Welkoborsky HJ, Jacob RS, Hinni
H, et al. Cytokeratin expression ML. Comparative analysis of the
pattern in congenital and acquired epithelium stroma interaction of
pediatric choleseatoma. Eur Arch acquired middle ear cholesteatoma
Otorhynolaryngol. 2005;262:731-6. in children and adults. Eur Arch
16. Proctor B. Chronic otitis media and Otorhynolaryngol . 2007;264:841-8.
mastoditis. In: Paparella MM, 24. Ottaviani F, Neglia CB, Berti E.
Shumrick DA, Gluckman JL, Cytokines and adhesion molecules
Meyerhoff WL, editors. Otolaryngo- in middle ear cholesteatoma. A role
logy (Third Edition). Philadephia: in epithelial growth? Acta Oto-
WB Saunders Company, 1991; p. laryngol (Stockh). 1999;119:462-7.
1361-70. 25. Song JJ, Chae SW, Woo JS, Lee HM,
17. Huisman MA, Heer ED, Grote JJ. Jung HH, Hwang SJ. Differential
Cholesteatoma epithelium is charac- expression of human beta defensin 2
terized by increased expression of and human beta defensin 3 in human
Ki-67, p53 and p21, with minimal middle ear cholesteatoma. Annals
apoptosis. Acta Otolaryngol. 2003; of Otology Rhinology and La-
123:377-82. ryngology. 2007;116(3):235-40.
18. Sankovic BS, Sofronic ML. Carcino- 26. Lee JK, Sung WC, Jae GC, Heum
embryonic antigen in chronic otitis ML, Soon JH, Hak HJ.
media with cholesteatoma. Srp Arh Expression of secretory leucocyte
Celok Lek. 2000;128(3-4):80-3. protease inhibitor in middle ear
19. Yamamoto-Fukuda T, Terakado M, cholesteatoma. Eur Arch Otorhyno-
Hishikawa Y. Topical application laryngol . 2006;263:1077-81.
of 5-fluorouracil on attic chole- 27. Szczepański M, Szyfter W, Jenek R,
steatoma results in down regulation Wróbel M, Lisewska IM,
of keratinocyte growth factor and Zeromski J. Toll-like receptors 2,3
reduction of proliferative activity. and 4 (TLR-2, TLR-3 and TLR-4)
Eur Arch Otorhynolaryngol. 2008; are expressed in the microenviron-
265:1173-8. ment of human acquired cholestea-
20. Olszewska, E, Borzym-Kluczyk M, toma. Eur Arch Otorhynolaryngol.
Olszewski S, Zwierz K. Catabolism 2006;263:603-7.
in glycoconjugates in chronic otitis

You might also like