You are on page 1of 8

Desain Akustik

Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen suara
langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam
ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan
yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, home theater,
dll) dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang
(auditorium, ruang kelas, dsb). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan
ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar
sesuai dengan fungsi ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik
ruangan.

Penyerapan bunyi
Efisiensi penyerapan suatu bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi tertentu dinyatakan oleh
koefisien penyerapan bunyi. Koefisien penyerapan bunyi suatu permukaan adalah bagian
energi bunyi dating yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh permukaan. Permukaan
interior yang keras, yang tak dapat ditembus (kedap), seperti bata, bahan bangunan batu,
dan beton, biasanya menyerap energi gelombang bunyi datang kurang dari 5% (0,05). Di lain
pihak, isolasi tebal menyerap energi gelombang bunyi yang datang lebih dari 80% (koefisien
penyerapan di atas 0,8).
Dalam kepustakaan akustik arsitektur dan pada lembaran informasi yang diterbitkan oleh
pabrik-pabrik dan penyalur, bahan akustik komersial kadang-kadang dicirikan oleh koefisien
reduksi bising, yang merupakan rata-rata dari koefisien penyerapan bunyi pada frekuensi
250, 500, 1000, dan 2000 Hz yang dinyatakan dalam kelipatan terdekat dari 0,05. Nilai ini
berguna dalam membandingkan penyerapan bunyi bahan-bahan akustik komersial secara
menyeluruh bila digunakan untuk tujuan reduksi bising (Doelle, 1986).
Bila bunyi menumbuk suatu permukaan, maka ia dipantulkan atau diserap. Energi bunyi
yang diserap oleh oleh lapisan penyerap sebagian diubah menjadi panas, tetapi sebagian
besar ditransmisikan ke sisi lain lapisan tersebut, kecuali bila transmisi tadi dihalangi oleh
penghalang yang berat dan kedap. Dengan perkataan lain penyerap bunyi yang baik adalah
pentransmisi bunyi yang efisien dan arena itu adalah insulator bunyi yang tidak baik.

Semua material bangunan dan perlakuan terhadap permukaan suatu bahan memiliki tingkat
penyerapan tertentu (Doelle, 1980). Penyerapan bunyi tersebut mempengaruhi waktu
dengung sehingga menentukan kualitas akustik sebuah ruang. Material tersebut dapat
berupa:

1. Material Penyerap (Absorber)


Material penyerap digunakan jika di dalam ruang didinginkan adanya pengurangan
waktu dengung. Material penyerap ini juga memiliki beberapa jenis :
 Penyerap Berporos (Lunak) / Porous Absorber
Material ini biasa dianggap mampu menyerap bunyi dengan baik. Namun jika dilihat lebih
jauh bahwa bunyi memiliki sifat yang berbeda-beda di masing-masing frekuensi, maka
material jenis ini cenderung baik dalam menyerap bunyi di frekuensi tinggi (>1000Hz). Contoh
dari material ini adalah panel akustik fabrikasi seperti amrstrong acoustic panel / jayabell,
mineral wool seperti rockwool dan glass wool, dan karpet / fabric. Setiap produk dan jenis
material memiliki koefisien absorpsinya masing-masing, namun kecenderungan penyerapan
dapat dilihat dalam gambar berikut :

Kecenderungan Penyerapan Mineral Wool Dalam Beberapa Perlakuan

Material berporos memiliki kecenderungan menyerap energi bunyi di frekuensi tinggi,


dalam gambar dicontohkan material berporos yaitu mineral wool dalam berbagai perlakuan.
Yang pertama (kiri) adalah ditempel langsung pada tembok, yang kedua (tengah) adalah
dengan menambahkan rongga udara yang berpengaruh dalam peningkatan penyerapan di
frekuensi rendah, sedangkan yang ketiga (kanan) adalah dengan menggunakan penutup
berupa panel perforasi yang berpengaruh dalam peningkatan penyerapan di frekuensi tengah

Mineral Wool Tanpa Penutup Mineral Wool dengan Penutup Perforasi


 Penyerap Membran / Membrane Absorber
Panel ini biasanya digunakan untuk menyerap energi bunyi di frekuensi rendah. Penyerap
membran memanfaatkan ruang hampa udara di belakang membran untuk menyerap energi
bunyi di frekuensi rendah. Membran berfungsi sebagai penerima energi bunyi yang kemudian
bergetar dan diubah menjadi energi panas. Membran biasanya terbuat dari panel tipis seperti
multipleks 6mm atau bisa juga lembaran kayu solid 9mm. Panel ini bergantung pada massa
panel dan jarak rongga udara. Semakin besar massa panel dan rongga udara, maka energi
bunyi di frekuensi bawah akan semakin terserap.

Kecenderungan Penyerapan Membrane Absorber Membrane Absorber Dengan dan


Tanpa Mineral Wool

2. Material Pemantul (Reflektor)

Panel pemantul digunakan jika menginginkan adanya bunyi pantul yang mendukung
kualitas akustik di posisi tertentu. Bahan yang digunakan biasanya bersifat licin dan keras
sehingga pemantulan spekular dapat terjadi. Hukum pemantulan bunyi terjadi sesuai dengan
kaidah Snellius dimana sudut datang sama dengan sudut pantul. Dimensi panel setidaknya
sepanjang 4 kali panjang gelombang yang akan dipantulkan sehingga jika panjang gelombang
0,3m (1000Hz) maka dimensi panel setidaknya 1,2m.
Panjang Minimum Panel Reflektor Terhadap Frekuensi

Yang perlu diperhatikan dalam pemantulan bunyi yang baik adalah adanya waktu tunda
(time delay) bunyi pantulan yang sesuai. Untuk fungsi musik, jarak waktu antara bunyi
langsung dengan bunyi pantulan setidaknya 12-25 mili detik, sedangkan untuk fungsi speech
atau suara manusia setidaknya berjarak kurang dari 15 mili detik.

Time Delay Dalam Menentukan Posisi Panel Reflector


3. Material Penyebar (Diffuser)
Material penyebar bunyi / diffuser dibutuhkan jika menginginkan adanya distribusi bunyi
yang merata dengan mempertahankan waktu dengung ruang. Dengan adanya diffuser, respon
ruang terhadap bunyi menjadi lebih “diffuse” sehingga tidak terdapat adanya “focusing effect”
atau “flutter echo” atau bahkan “echo” / gema itu sendiri yang dapat mengurangi kejelasan
bunyi. Selain itu, diffuser juga membuat kesan ruang menjadi lebih “live” karena peluruhan
waktu dengung menjadi lebih “smooth”. Dalam penentuan nilai sebar material dikenal dengan
istilah koefisien sebar (scattering coefficient), nilai 0 berarti pantulan spekular sempurna,
sedangkan nilai 1 berarti pantulan sebar sempurna.

Fenomena Penyebaran Bunyi

Panel penyebar yang konvensional seperti Skyline dan QRD diffuser masih sering digunakan
Panel penyebar yang demikian memang efektif dalam menyebarkan bunyi jika prinsipnya
dipenuhi. Sebagai contoh, dapat dilihat dalam gambar di bawah koefisien sebar dari Skyline
dan QRD diffuser. Skyline diffuser terlihat lebih baik dalam menyebarkan bunyi di frekuensi
tinggi daripada QRD, sedangkan QRD diffuser terlihat lebih baik dalam menyebarkan bunyi di
frekuensi rendah. Namun, nilai tersebut dapat berubah jika dimensi dan kedalaman dari
elemen panel berubah.
Perbandingan Skyline Dengan QRD Diffuser

Seiring perkembangannya, teknologi hybrid seperti diffsorber atau abfussor yang memiliki
kemampuan menyebarkan sekaligus menyerap bunyi semakin populer. Teknologi yang
demikian ini difungsikan untuk menyerap bunyi di frekuensi tertentu, sedangkan yang tidak
terserap akan disebar. Material dalam teknologi ini tidak berdiri sendiri, material merupakan
gabungan atau komposisi dari beberapa material, oleh karena itu disebut dengan hybrid.
Sebagai contoh adalah sebuah hybrid diffsorber berjenis BAD (Binary Amplitude Diffsorber).
Dalam gambar di bawah, terlihat bahwa diffsorber ini cenderung menyerap frekuensi bawah
dan tengah, sedangkan frekuensi tinggi sebagian disebar. Dalam grafik di bawah, dapat dilihat
juga perbedaan setiap panel dengan perlakuan yang berbeda terhadap material pendukung
berupa mineral wool di balik panel. Semakin tebal mineral wool, panel semakin menyerap
frekuensi bawah.

Perbandingan Koefisien Sebar Setiap Komposisi BAD (Binary Amplitude Diffsorber)


Contoh Penerapan BAD dan Skyline Diffuser dalam Desain Studio Mr. Arthur by Mystudio.
TUGAS RESUME
SAINS BANGUNAN

BAHAN MATERIAL AKUSTIK

Di susun oleh :
HARIANTO
F 221 13 135

You might also like