Professional Documents
Culture Documents
bidang
TEKNIK
H a l a ma n 179
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini
jalan yang diambil ialah dengan dan bangkitan lalu lintas perguruan tinggi
menyebarkan beberapa kegiatan di Jalan Raya Jatinangor.
perguruan tinggi yang ada di Kota
Bandung ke luar Kota Bandung. Untuk itu, METODE
maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menetapkan Jatinangor sebagai Kawasan Waktu penelitian (survai)
Pendidikan Tinggi.
Jatinangor ditetapkan sebagai Survey traffic counting dilakukan pada
Kawasan Pendidikan Tinggi tertuang Hari Senin, Hari Rabu, Hari Jumat, Hari
dalam SK Gub. Kepala DT I Jabar No.583/ Sabtudan Hari Minggu pada pagi (06.00-
SK-PIL/1989. Kebijakan tersebut 09.00), siang (11.00-14.00), dan sore
direalisasikan dengan relokasi empat (16.00-19.00). Penetapan hari
universitas besar dari Kota Bandung yaitu berdasarkan karakteristik hari yang
Institut Manajemen Koperasi Indonesia beragam, Hari Senin merupakan hari yang
(IKOPIN) pada tahun 1982, Universitas memiliki karakteristik berupa hari kerja
Padjajaran (UNPAD) pada tahun 1987, satu hari penuh, Hari Rabu mewakili Hari
Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) Selasa dan Hari Kamis karena
pada tahun 1989, dan terakhir Universitas diasumsikan pergerakan pada ketiga hari
Winaya Mukti (UNWIM) pada tahun 1991 tersebut sama dan Hari Jumat memiliki
(Vidyasari,2008). Keempat perguruan karakteristik setengah hari kerja
tinggi ini berlokasi di ruas Jalan Raya sedangkan Hari Sabtu diasumsikan
Jatinagor. sebagai akhir pekan dan Hari Minggu
Penetapan Kawasan Pendidikan Tinggi diasumsikan sebagai hari libur.
(KPT) tersebut mengubah Kecamatan Sedangkan penetapan periode waktu
Jatinangor yang dulunya perkebunan karet didasarkan pada karakteristik waktu yang
kini menjadi suatu kawasan yang padat. merupakan jam sibuk (peak hour).
Jumlah mahasiswa meningkat baik dari
dalam maupun luar daerah. Dengan Metode Pengumpulan Data
kondisi demikian memperlihatkan bahwa Metode pengumpulan data dalam
KPT Jatinangor sudah berkembang penelitian ini terdiri dari metode
menjadi salah satu tujuan migran (Gultom, pengumpulan data sekunder dan metode
2008). pengumpulan data primer.
Perkembangan aktivitas perguruan Data Sekunder
tinggi yang berada di sepanjang koridor Data sekunder memberikan gambaran
Jalan Raya Jatinangor menimbulkan secara umum tentang hal-hal yang
tarikan dan bangkitan pergerakan yang berkaitan dengan objek dari penelitian.
berpengaruh langsung pada kelencaran Data sekunder ini diperoleh dari instansi/
arus lalu lintas di Jalan Raya Jatinangor. kantor terkait di Kabupaten Sumedang.
Tarikan dan bangkitan pergerakan Data Primer
tersebut berasal dari pergerakan kedalam Data primer diperoleh dari survei
perguruan tinggi maupun keluar langsung di lapangan. Data primer
perguruan tinggi. Jenis kegiatan yang tersebut berupa data volume lalu lintas,
terdapat di perguruan ini akan data kapasitas jalan, data bangkitan dan
menghasilkan tarikan dan bangkitan data tarikan pergerakan. Data-data
pergerakan yang tinggi karena kampus tersebut diambil dengan cara traffic
merupakan tempat dengan berbagai counting di ruas Jalan Raya Jatinangor
kegiatan seperti kegiatan belajar dan berdasarkan penggolongan moda. Survei
mengajar, kegiatan kemahasiswa, tempat dilakukan pada hari Senin, hari Selasa,
kerja staf dan sebaginya. Kegiatan inilah hari Jumat, Hari Sabtu dan Hari Minggu
yang akan mempengaruhi pada tarikan pada periode waktu pagi (06.00-09.00),
H a l a m a n 180
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2
H a l a ma n 181
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini
H a l a m a n 182
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2
Tabel 1a.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (IPDN) Tahun 2010 (smp)
IPDN
Hari Pagi Siang Siang Sore Sore
Pagi (t)
(b) (t) (b) (t) (b)
Tabel 1b.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (IKOPIN) Tahun 2010 (smp)
IKOPIN
Hari Pagi Pagi Siang Siang Sore Sore
(t) (b) (t) (b) (t) (b)
Senin 175 93 90 87 52 85
Selasa 142 72 63 64 32 47
Jumat 101 56 57 46 17 42
Sabtu 64 40 22 32 29 30
Minggu 13 16 9 17 15 24
Tabel 1c.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (UNPAD) Tahun 2010 (smp
UNPAD
Hari Pagi Pagi Siang Siang Sore Sore
(t) (b) (t) (b) (t) (b)
H a l a ma n 183
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini
Raya Jatinangor. Pengaruh kegiatan angka positif (+) atau negatif (-). Jika
perguruan tinggi dapat diterjemahkan korelasi angka positif, hubungan variabel
sebagai tarikan dan bangkitan bersifat searah. Searah mempunyai
pergerakan yang diakibatkan oleh makna jika variabel bebasnya besar maka
perguruan tinggi. Tarikan dan bangkitan variabel tergantungnya juga besar. Jika
pergerakan tiap harinya pada masing- korelasi menghasilkan angka negatif
masing periode memiliki karakteristik yang maka hubungan kedua variabel tidak
berbeda-beda. bersifat searah. Tidak searah mempunyai
Kegiatan perguruan tinggi yang makna jika variabel bebas besar maka
mempunyai kontribusi yang paling besar variabel tergantungnya menjadi kecil.
terhadap volume lalu lintas di Jalan Raya Adapun ketentuan angka korelasi dapat
Jatinangor adalah UNPAD dengan dilihat pada Tabel 2 .
kontribusi tarikan pergerakan yang paling
besar terjadi pada periode waktu Hari Tabel 2
Jumat pada siang hari sebesar 96,43% Penentuan Angka Korelasi
dan tarikan sebesar 49,51% pada Hari
Senin periode waktu siang hari. Pengaruh Interval Koefisien Tingkat Hubungan
kegiatan perguruan tinggi terhadap tingkat
0 - 0,25 Korelasi sangat
pelayanan jalan mempunyai pengaruh lemah (tidak ada)
yang kecil, karena Jalan Raya Jatinangor
memiliki kapasitas jalan yang besar. > 0,25 - 0,5 Korelasi cukup
Walaupun pengaruh kegiatan perguruan > 0,50 - 0,75 Korelasi kuat
tinggi kecil terhadap tingkat pelayanan > 0,75 – 1,00 Korelasi sangat kuat
jalan di Jalan Raya Jatinangor akan tetapi
kegiatan perguruan tinggi tersebut Sumber: Sarwono, 2005
berpengaruh besar terhadap volume lalu
lintas di Jalan Raya Jatinangor. Adapun Adapun korelasi antara tarikan pergerakan
tabel pengaruh kegiatan perguruan tinggi dan bangkitan pergerakan dengan
terhadap volume lalu lintas dan tabel karakteristik aktivitas perguruan tinggi
pengaruh kegiatan perguruan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.
terhadap tingkat pelayanan jalan
terlampir. Berdasarkan Tabel 3 korelasi yang
mempunyai hubungan yang sangat kuat
Analisis Korelasi Antara Tarikan dan adalah korelasi antara bangkitan
Bangkitan Pergerakan Terhadap pergerakan dengan jadwal kuliah
Karakteristik Aktivitas Kegiatan Perguruan menunjukan korelasi yang sangat kuat
Tinggi diantara korelasi-korelasi yang lain dengan
nilai korelasinya 0,900. Korelasi antara
Dalam penelitian ini digunakan jenis bangkitan pergerakan (Y) dengan jadwal
korelasi bivariat, yaitu korelasi antara satu kuliah (X5) bernilai positif (+) yang artinya
variabel bebas dan satu variabel semakin padat jadwal kuliah perharinya
tergantung. Analasis bivariat yang maka bangkitan pergerakannya semakin
digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi pula. Sedangkan nilai koefisien
korelasi person. Korelasi pearson adalah determinasinya sebesar 81%, hal ini
korelasi yang digunakan untuk berarti kontibusi atau peranan yang
mengetahui ada dan tidaknya hubungan diberikan oleh jadwal kuliah (X5) terhadap
dua variabel, yaitu variabel bebas dan bangkitan pergerakan kegiatan perguruan
variabel tergantung yang berskala interval tinggi (Y) sebesar 81%. Sedangkan untuk
(parametric). Korelasi dapat menghasilkan 19% merupakan kontribusi faktor-faktor
lain.
H a l a m a n 184
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2
Tabel 3
Korelasi Antara Tarikan Pergerakan dan Bangkitan Pergerakan dengan Karakteristik
Aktivitas Perguruan Tinggi
Tarikan Bangkitan
H a l a ma n 185
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini
Perundang-undangan :
H a l a m a n 186