You are on page 1of 8

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No.

bidang
TEKNIK

PENGARUH KEGIATAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN


(Studi Kasus: Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor)

EVA NURSAWITRI, ROMEIZA SYAFRIHARTI DAN LASTI YOSSI HASTINI


Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNIKOM

Pesatnya pertumbuhan Kota Bandung telah mengakibatkan disebarkanya


aktivitas pendidikan tinggi ke pinggir Kota Bandung Melalui kekebijakan
Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT) Jatinangor untuk mengurangi beban Kota
Bandung, dan tertuang dalam SK Gub. Kepala DT I Jabar No.583/SK-PIL/1989.
Kebijakan tersebut direalisasikan dengan relokasi empat universitas besar dari
Kota Bandung yaitu Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) pada
tahun 1982, Universitas Padjajaran (UNPAD) pada tahun 1987, Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) pada tahun 1989, dan terakhir Universitas
Winayamukti (UNWIM) pada tahun 1991. Penetapan KPT tersebut mengubah
Kecamatan Jatinangor yang dulunya perkebunan karet dan persawahan kini
menjadi suatu kawasan yang padat.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kegiatan perguruan tinggi
terhadap tingkat pelayanan jalan di Jalan Raya Jatinangor dan mengetahui
korelasi antara karakteristik aktivitas perguruan tinggi terhadap tarikan dan
bangkitan pergerakan yang dihasilkan oleh kegiatan perguruan tinggi. Metode
analisis dalam penelitian yaitu menghitung bangkitan dan tarikan pergerakan
perguruan tinggi, analisis pengaruh kegiatan perguruan tinggi terhadap tingkat
pelayanan jalan dan analis korelasi dengan menggunakan korelasi pearson
yang dilakukan dengan menggunakan sofwere SPSS 18.
Berdasarkan hasil studi dengan adanya kegiatan perguruan tinggi yang
menyebabkan tarikan dan bangkitan, maka kegiatan-kegiatan tersebut
berpengaruh besar terhadap volume pergerakan dan berpengaruh kecil
terhadap tingkat pelayanan jalan, hal ini karena kapasitas Jalan Raya
Jatinangor cukup besar. Sedangkan untuk analisis korelasi hubungan yang
paling kuat dan serah adalah korelasi antara jadwal kuliah dengan tarikan dan
bangkitan pergerakan. Hal ini berarti jika semakin padat jadwal kuliah
perharinya maka tarikan dan bangkitan pergerakannya pun akan tinggi pula.

PENDAHULUAN perindustrian, pusat kegiatan pariwisata


dan kebudayaan serta sebagai pusat
Kota Bandung secara administratif perguruan tinggi. Banyaknya kegiatan yang
merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat. harus ditampung Kota Bandung membuat
Selain berfungsi sebagai pusat permasalahan-permasalahan yang cukup
pemerintahan provinsi, Kota Bandung juga kompleks dan sulit untuk dipecahkan
memiliki fungsi-fungsi lain. Fungsi-fungsi karena keterbatasan ruang dan sumber
tersebut antara lain sebagai pusat daya yang dimiliki. Untuk menangani
perdagangan lokal dan regional, pusat permasalahan tersebut maka salah satu

H a l a ma n 179
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini

jalan yang diambil ialah dengan dan bangkitan lalu lintas perguruan tinggi
menyebarkan beberapa kegiatan di Jalan Raya Jatinangor.
perguruan tinggi yang ada di Kota
Bandung ke luar Kota Bandung. Untuk itu, METODE
maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menetapkan Jatinangor sebagai Kawasan Waktu penelitian (survai)
Pendidikan Tinggi.
Jatinangor ditetapkan sebagai Survey traffic counting dilakukan pada
Kawasan Pendidikan Tinggi tertuang Hari Senin, Hari Rabu, Hari Jumat, Hari
dalam SK Gub. Kepala DT I Jabar No.583/ Sabtudan Hari Minggu pada pagi (06.00-
SK-PIL/1989. Kebijakan tersebut 09.00), siang (11.00-14.00), dan sore
direalisasikan dengan relokasi empat (16.00-19.00). Penetapan hari
universitas besar dari Kota Bandung yaitu berdasarkan karakteristik hari yang
Institut Manajemen Koperasi Indonesia beragam, Hari Senin merupakan hari yang
(IKOPIN) pada tahun 1982, Universitas memiliki karakteristik berupa hari kerja
Padjajaran (UNPAD) pada tahun 1987, satu hari penuh, Hari Rabu mewakili Hari
Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) Selasa dan Hari Kamis karena
pada tahun 1989, dan terakhir Universitas diasumsikan pergerakan pada ketiga hari
Winaya Mukti (UNWIM) pada tahun 1991 tersebut sama dan Hari Jumat memiliki
(Vidyasari,2008). Keempat perguruan karakteristik setengah hari kerja
tinggi ini berlokasi di ruas Jalan Raya sedangkan Hari Sabtu diasumsikan
Jatinagor. sebagai akhir pekan dan Hari Minggu
Penetapan Kawasan Pendidikan Tinggi diasumsikan sebagai hari libur.
(KPT) tersebut mengubah Kecamatan Sedangkan penetapan periode waktu
Jatinangor yang dulunya perkebunan karet didasarkan pada karakteristik waktu yang
kini menjadi suatu kawasan yang padat. merupakan jam sibuk (peak hour).
Jumlah mahasiswa meningkat baik dari
dalam maupun luar daerah. Dengan Metode Pengumpulan Data
kondisi demikian memperlihatkan bahwa Metode pengumpulan data dalam
KPT Jatinangor sudah berkembang penelitian ini terdiri dari metode
menjadi salah satu tujuan migran (Gultom, pengumpulan data sekunder dan metode
2008). pengumpulan data primer.
Perkembangan aktivitas perguruan Data Sekunder
tinggi yang berada di sepanjang koridor Data sekunder memberikan gambaran
Jalan Raya Jatinangor menimbulkan secara umum tentang hal-hal yang
tarikan dan bangkitan pergerakan yang berkaitan dengan objek dari penelitian.
berpengaruh langsung pada kelencaran Data sekunder ini diperoleh dari instansi/
arus lalu lintas di Jalan Raya Jatinangor. kantor terkait di Kabupaten Sumedang.
Tarikan dan bangkitan pergerakan Data Primer
tersebut berasal dari pergerakan kedalam Data primer diperoleh dari survei
perguruan tinggi maupun keluar langsung di lapangan. Data primer
perguruan tinggi. Jenis kegiatan yang tersebut berupa data volume lalu lintas,
terdapat di perguruan ini akan data kapasitas jalan, data bangkitan dan
menghasilkan tarikan dan bangkitan data tarikan pergerakan. Data-data
pergerakan yang tinggi karena kampus tersebut diambil dengan cara traffic
merupakan tempat dengan berbagai counting di ruas Jalan Raya Jatinangor
kegiatan seperti kegiatan belajar dan berdasarkan penggolongan moda. Survei
mengajar, kegiatan kemahasiswa, tempat dilakukan pada hari Senin, hari Selasa,
kerja staf dan sebaginya. Kegiatan inilah hari Jumat, Hari Sabtu dan Hari Minggu
yang akan mempengaruhi pada tarikan pada periode waktu pagi (06.00-09.00),

H a l a m a n 180
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2

siang (11.00-14.00), dan sore (16.00- Metode Analisis


19.00). Untuk mempermudah dalam
melakukan pengumpulan data primer Metode yang digunakan dalam studi ini
maka ditetapkan 9 titik pengamatan adalah metode kuantitatif, eksplanatif.
diantaranya: Adapun tahapan analisis yang akan
 Jalan Raya Jatinangor belokan depan dilakukan adalah sebagai berikut:
Institut Pemerintahan dalam Negri  Analisis bangkitan dan tarikan yang
(IPDN) arah ke Sumedang. dihasilkan oleh kegiatan perguruan
 Pintu keluar masuk Institut tinggi.
Pemerintahan dalam Negri (IPDN).  Pada analisis ini akan dilakukan
 Pintu keluar masuk Institut Manajemen analisis dari hasil traffic counting yaitu
Koperasi Indonesia (IKOPIN). analisis bangkitan dan tarikan yang
 Persimpangan Jalan Lingkar 1 dihasilkan oleh kegiatan perguruan
 Persimpangan Jalan Winayamukti 1 tinggi.
 Pintu masuk Universitas Padjadjaran  Analisis pengaruh kegiatan perguruan
(UNPAD). tinggi terhadap kinerja pelayanan jalan
di Jalan Raya Jatinangor.
 Pintu keluar Universitas Padjadjaran
(UNPAD)  Analisis ini mengkaji pengaruh yang
dihasilkan oleh kegiatan perguruan
 Persimpangan Jalan Lingkar 2
tinggi terhadap kinerja pelayanan Jalan
 Persimpangan Jalan Winayamukti 2
Raya Jatinangor dengan melihat
 Penetapan beberapa titik pengamatan pengaruh bangkitan dan tarikan yang
dilakukan berdasarkan aktivitas yang dihasilkan oleh kegiatan perguruan
terdapat di Jalan Raya Jatinagor tinggi terhadap volume lalu lintas di
berdasarkan fungsinyasebagai pintu Jalan Raya Jatinangor. Sebelum
masuk dan keluar Kawasan menganalisis pengaruh kegiatan
Pendidikan Tinggi Jatinangor. Adapun perguruan tinggi terhadap kinerja
titik pengematan dapat dilihat pada pelayanan jalan maka harus
Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

H a l a ma n 181
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini

menganalisis tingkat pelayanan jalan di  Jadwal kuliah (jumlah kelas/


Jalan Raya Jatinangor. Tingkat hari)
pelayanan jalan dihitung dengan cara:  Jadwal Kegiatan
 Menghitung volume lalu lintas Kemahasiswaan (jumlah
(smp/jam) kegiatan/hari)
 Menghitung kapasitas lalu lintas  Luas Lantai
(smp/jam) dengan cara  Luas Area
mengetahui:  Luas Parkir
 Kapasitas dasar dalam smp/jam
(Co)
 Faktor penyesuaian lebar jalan PEMBAHASAN
(FCw)
 Faktor penyesuaian hambatan Tarikan dan Bangkitan Kegiatan
samping dan bahu jalan/kerb (FCsf) Perguruan Tinggi
 Faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp) Tarikan dan Bangkitan perguruan tinggi
 Faktor penyesuaian ukuran kota adalah jumlah pergerakan ke kegiatan
(FCcs) perguruan tinggi dalam satuan mobil
 Mengitung korelasi antara karakteristik penumpang (smp). Adapun tarikan dan
aktivitas perguruan tinggi (X) terhadap bangkitan pergerakan yang dihasilkan
tarikan dan bangkitan pergerakan yang oleh kegiatan perguruan tinggi dapat
dihasilkan oleh kegiatan perguruan dilihat pada Tabel 1 Berdasarkan Tabel 1
tinggi (Y). Analisis korelasi ini tarikan dan bangkitan pergerakan
mengunakan jenis korelasi bivariat, kegiatan perguruan tinggi didominasi oleh
yaitu korelasi antara satu variabel tarikan dan bangkitan UNPAD. Tarikan dan
bebas dan satu variabel tergantung. bangkiatan pergerakan kegiatan
Analisis bivariat yang digunakan dalam perguruan tinggi yang paling besar adalah
penelitian ini adalah korelasi person. UNPAD pada Hari Senin periode waktu
Pada analisis korelasi ini akan dilihat siang hari sebesar 1955 pergerakan untuk
seberapa kuat dan signifikan tarikan dan 1990 pergerakan untuk
hubungan/korelasi antara karakteristik bangkitan. Sedangkan tarikan kegiatan
aktivitas perguruan tinggi (X) terhadap perguruan tinggi yang paling kecil adalah
tarikan dan bangkitan pergerakan yang 9 pergerakan pada Hari Minggu periode
dihasilkan oleh kegiatan perguruan waktu siang hari dan bangkitan
tinggi (Y). Adapun variabel bebas dan pergerakan yang paling kecil pada Hari
variabel tergantung yang digunakan Minggu periode waktu pagi hari sebesar
dalam analisi korelasi pada penelitian 16 pergerakan
ini adalah sebagai berikut:
 Variabel tergantun (Y) yaitu tarikan Pengaruh Tarikan dan Bangkitan IPDN
dan bangkitan pergerakan yang terhadap Volume Lalu Lintas di Jalan Raya
dihasilkan oleh kegiatan perguruan Jatinangor
tinggi
 Variabel bebas (X) yaitu Analisis pengaruh kegiatan perguruan
karakteristik aktivitas perguruan tinggi di Jalan Raya Jatinangor dilakukan
tinggi dapat dilihat sebagai berikut: dengan meliputi analisis pengaruh
 Jumlah Jurusan kegiatan perguruan tinggi terhadap
 Jumlah Mahasiswa volume lalu lintas di Jalan Raya Jatinangor,
 Jumlah Dosen analisis pengaruh kegiatan perguruan
tinggi terhadap tingkat pelayanan Jalan
 Jumlah Karyawan

H a l a m a n 182
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2

Tabel 1a.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (IPDN) Tahun 2010 (smp)

IPDN
Hari Pagi Siang Siang Sore Sore
Pagi (t)
(b) (t) (b) (t) (b)

Senin 362 236 211 239 219 235


Selasa 306 186 172 201 154 210
Jumat 217 110 131 158 127 395
Sabtu 66 54 72 55 92 52
Minggu 58 50 52 67 56 69

Tabel 1b.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (IKOPIN) Tahun 2010 (smp)

IKOPIN
Hari Pagi Pagi Siang Siang Sore Sore
(t) (b) (t) (b) (t) (b)
Senin 175 93 90 87 52 85
Selasa 142 72 63 64 32 47
Jumat 101 56 57 46 17 42
Sabtu 64 40 22 32 29 30
Minggu 13 16 9 17 15 24

Tabel 1c.
Tarikan dan Bangkitan Kegiatan Perguruan Tinggi (UNPAD) Tahun 2010 (smp

UNPAD
Hari Pagi Pagi Siang Siang Sore Sore
(t) (b) (t) (b) (t) (b)

Senin 1135 955 1955 1990 1318 1479

Selasa 804 677 1644 1538 923 1125

Jumat 744 587 1443 1357 888 1007


Sabtu 495 390 1125 915 666 742
Minggu 570 72 94 354 26 46

H a l a ma n 183
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini

Raya Jatinangor. Pengaruh kegiatan angka positif (+) atau negatif (-). Jika
perguruan tinggi dapat diterjemahkan korelasi angka positif, hubungan variabel
sebagai tarikan dan bangkitan bersifat searah. Searah mempunyai
pergerakan yang diakibatkan oleh makna jika variabel bebasnya besar maka
perguruan tinggi. Tarikan dan bangkitan variabel tergantungnya juga besar. Jika
pergerakan tiap harinya pada masing- korelasi menghasilkan angka negatif
masing periode memiliki karakteristik yang maka hubungan kedua variabel tidak
berbeda-beda. bersifat searah. Tidak searah mempunyai
Kegiatan perguruan tinggi yang makna jika variabel bebas besar maka
mempunyai kontribusi yang paling besar variabel tergantungnya menjadi kecil.
terhadap volume lalu lintas di Jalan Raya Adapun ketentuan angka korelasi dapat
Jatinangor adalah UNPAD dengan dilihat pada Tabel 2 .
kontribusi tarikan pergerakan yang paling
besar terjadi pada periode waktu Hari Tabel 2
Jumat pada siang hari sebesar 96,43% Penentuan Angka Korelasi
dan tarikan sebesar 49,51% pada Hari
Senin periode waktu siang hari. Pengaruh Interval Koefisien Tingkat Hubungan
kegiatan perguruan tinggi terhadap tingkat
0 - 0,25 Korelasi sangat
pelayanan jalan mempunyai pengaruh lemah (tidak ada)
yang kecil, karena Jalan Raya Jatinangor
memiliki kapasitas jalan yang besar. > 0,25 - 0,5 Korelasi cukup
Walaupun pengaruh kegiatan perguruan > 0,50 - 0,75 Korelasi kuat
tinggi kecil terhadap tingkat pelayanan > 0,75 – 1,00 Korelasi sangat kuat
jalan di Jalan Raya Jatinangor akan tetapi
kegiatan perguruan tinggi tersebut Sumber: Sarwono, 2005
berpengaruh besar terhadap volume lalu
lintas di Jalan Raya Jatinangor. Adapun Adapun korelasi antara tarikan pergerakan
tabel pengaruh kegiatan perguruan tinggi dan bangkitan pergerakan dengan
terhadap volume lalu lintas dan tabel karakteristik aktivitas perguruan tinggi
pengaruh kegiatan perguruan tinggi dapat dilihat pada Tabel 3.
terhadap tingkat pelayanan jalan
terlampir. Berdasarkan Tabel 3 korelasi yang
mempunyai hubungan yang sangat kuat
Analisis Korelasi Antara Tarikan dan adalah korelasi antara bangkitan
Bangkitan Pergerakan Terhadap pergerakan dengan jadwal kuliah
Karakteristik Aktivitas Kegiatan Perguruan menunjukan korelasi yang sangat kuat
Tinggi diantara korelasi-korelasi yang lain dengan
nilai korelasinya 0,900. Korelasi antara
Dalam penelitian ini digunakan jenis bangkitan pergerakan (Y) dengan jadwal
korelasi bivariat, yaitu korelasi antara satu kuliah (X5) bernilai positif (+) yang artinya
variabel bebas dan satu variabel semakin padat jadwal kuliah perharinya
tergantung. Analasis bivariat yang maka bangkitan pergerakannya semakin
digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi pula. Sedangkan nilai koefisien
korelasi person. Korelasi pearson adalah determinasinya sebesar 81%, hal ini
korelasi yang digunakan untuk berarti kontibusi atau peranan yang
mengetahui ada dan tidaknya hubungan diberikan oleh jadwal kuliah (X5) terhadap
dua variabel, yaitu variabel bebas dan bangkitan pergerakan kegiatan perguruan
variabel tergantung yang berskala interval tinggi (Y) sebesar 81%. Sedangkan untuk
(parametric). Korelasi dapat menghasilkan 19% merupakan kontribusi faktor-faktor
lain.

H a l a m a n 184
Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2

Tabel 3
Korelasi Antara Tarikan Pergerakan dan Bangkitan Pergerakan dengan Karakteristik
Aktivitas Perguruan Tinggi
Tarikan Bangkitan

No Variabel Bebas Korelasi Koefisien Korelasi Koefisien


Determinasi (%) Determinasi
(%)
1 Jumlah Jurusan ,781 60,00 ,766 58,68
2 Jumlah Mahasiswa ,784 61,46 ,769 59,13
3 Jumlah Dosen ,670 44,89 ,765 58,52
4 Jumlah Karyawan ,730 53,29 ,730 53,29
5 Jadwal Kuliah ,889 79,03 ,900 81,00
6 Jadwal Kegiatan ,717 51,40 ,699 48,86
Kemahasiswaan
7 Luas Lantai Bangunan ,365 13,32 ,450 20,25
8 Luas Area ,168 2,82 ,165 2,72
9 Luas Parkir ,786 61,77 ,770 59,29

Sumber: hasil analisis 2010

Korelasi yang mempunyai hubungan jalannya masih tinggi. Walaupun


yang lemah adalah korelasi korelasi pengaruh kegiatan perguruan tinggi
antara luas area (X8) dengan tarikan terhadap tingkat pelayanan jalan kecil
pergerakan (Y) sebesar 0,165, dengan tetapi tarikan dan bangkitan perguruan
nilai koefisien korelasi sebesar Hal ini tinggi berpengaruh besar terhadap
berarti kontibusi atau peranan yang volume lalu lintas di Jalan Raya
diberikan oleh luas area (X8) terhadap Jatinangor.
bangkitan pergerakan kegiatan perguruan  Korelasi yang paling kuat dan serah
tinggi (Y) sebesar 2,72%. Sedangkan adalah korelasi antara jadwal kuliah
untuk 97,28 % merupakan kontribusi dengan tarikan dan bangkitan
faktor-faktor lain. pergerakan. Hal ini berarti jika semakin
padat jadwal kuliah perharinya maka
KESIMPULAN tarikan dan bangkitan pergerakannya
pun akan tinggi pula.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan perguruan
tinggi di Jalan Raya Jatinangor adalah DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut:
 Tarikan dan bangkitan pergerakan Tamin, Ofyar Z. Perencanaan dan
yang dihasilkan oleh kegiatan Pemodelan Transportasi. Institut
perguruan tinggi didomonasi oleh Teknologi Bandung. Bandung : 2000
tarikan dan bangkitan yang dihasilkan
oleh Universitas Padjajaran (UNPAD). Warpani, Suwardjoko P. Pengelolaan Lalu
 Pengaruh kegiatan perguruan tinggi Lintas dan Angkutan Umum. Institut
terhadap tingkat pelayanan jalan Teknologi Bandung. Bandung : 2002
berpengaruh kecil, karena Jalan Raya Komputer Indonesia. Bandung : 2006
Jatinangor mempunyai kapasitas jalan
yang besar sehingga walaupun volume
lalu lintasnya besar tingkat pelayanan

H a l a ma n 185
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.9, No. 2 Eva Nursawitri, Romeiza Syafriharti dan L. Yossi Hastini

Perundang-undangan :

Peraturan Zonasi Kecamatan Jatinangor.


Pemerintah Kota Sumedang.
Bandung : 2007

Rencana Umum Tata Ruang Kecamatan


Jatinangor. BadanPerencanaan
Pembangunan Daerah. Sumedang :
2004

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten


Sumedang2013. BadanPerencanaan
Pembangunan Daerah. Sumedang :
2003

Peraturan Pemerintah No. 43 Tentang


Prasarana Lalu Lintas Jalan. 1993

Undang-undang No. 38 TentangJalan.


2008

H a l a m a n 186

You might also like