You are on page 1of 3

MELAKUKAN HECTING PADA PERINEUM GRADE III

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/BID/2018 00 1/2

Disahkan oleh
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
November 2018
dr. H. MARKENLLY, M.Kes
NIP. 19660311 200311 1 001

PENGERTIAN Persalinan seringkali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang


terjadi biasanya ringan tetapi seringkali juga terjadi luka yang luas dan
berbahaya, untuk itu setelah persalinan harus dilakukan pemerksaan
vulva dan perineum
Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga proses
penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu bukanlah hasil
TUJUAN
dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.

1. Sk direktur nomor ............. tentang pedoman pelayanan


KEBIJAKAN

- Nald folder (Needle holder) 1 buah


- Suture Needle dari bentuk 2/3 circle `1 buah
Alat dan bahan
- Pincet 1 buah
- Benang
- Kasa steril
- Tampon
- Spuit 5 ml 1 buah
- Duk steril
-Sarung tangan steril
- Cairan desinfektan povidon iodin 10% dalam kom kecil
- Kapas DDT
- Lampu sorot
- Tensimeter.
- Stetoskop.
- Lampu sorot
- Sarung tangan DTT/steril
- Spuit 3cc Dan 5cc
- Kateter nelaton.
- Bak instrumen
- Bengkok
- Kom kecil
- Tampon vagina
- Baskom
- APD
- Larutan klorin 0,5%
- Tempat sampah
- Handuk bersih
PROSEDUR 1. Informconsent
2. Atur lingkungan senyaman mungkin dan cahaya yang cukup
3. Pasang sampiran
4. Cuci tangan di air mengalir dan keringkan dengan handuk kecik
5. Menggunakan APD (celemek, topi, masker, alas kaki)
6. Tinjau kembali prinsip perawatan umum dan oleskan larutan anti
septik ke vagina dan serviks
7. Berikan dukungan dan penguatan emosional. Anastesi tidak
dibutuhkan padasebasian besar robekan serviks.
8. Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus
berkontraksi.
9. Periksa vagina, perinium, dan serviks secara cermat.
Untuk melihat apakah spingter ani robek.
– Masukkan jari yang memakai sarung tangan kedalam anus

-Angkat jari dengan hati-hati dan identifikasi sfingter.

-Periksa permukaan rektum dan perhatikan robekan dengan cermat.


10. Ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang DTT
11. Oleskan larutan antiseptik kerobekan
12. Jahit rektum dengan jahitan putus-putus mengguanakan benang
3-0 atau 4-0 dengan jarak 0,5 cm untuk menyatukan mukosa.
– Pegang setiap ujung sfingter dengan klem Allis ( sfingter akan
beretraksi jika robek ). Selubung fasia disekitar sfingter kuat dan tidak
robek jika ditarik dengan klem.
– Jahit sfingter dengan dua atau tiga jahitan putus-putus
menggunakan benang 2-0.
13. Oleskan kembali larutan antiseptik kearea yang dijahit.
14. Periksa anus dengan jari yang memakai sarung tangan untuk
memastikan penjahitan rektum dan sfingter dilakukan dengan benar.
15. Selanjutnya, ganti sarung tangan yang bersih, steril atau yang
DTT.
16. Jahit mukosa vagina, otot perineum dan kulit.
17. Alat-alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0,5%
18. Membuka APD
19. Mencuci tangan ke dalam larutan klorin kemudian melepaskan
sarung tangan secara terbalik
20. Pendokumentasian

Kamar bersalin, Rawat Inap Nifas, Instalasi PONEK.


UNIT TERKAIT

You might also like