Professional Documents
Culture Documents
1 2007
Abstract
The environment of the rivers surround Jakarta was polluted due to the increasing of the
domestics and industrial waste as response to the rapid development of the
anthropogenic activities within the city since the decades. As consequence, the carrying
capacity of the water ecosystem was degraded including Jakarta Bay as the estuary of
the passing rivers of the Jakarta City. This article briefly discusses the pollution problem
within the Jakarta Bay that is supported by the data collected from various sources
including the result from in-situ survey. The result has shown the fact of what the causing
factors that stimulated the pollution problem within this area.
1
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
2
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
Data kualitas air laut di perairan teluk dapat berupa arus atau pun aliran sungai yang
Jakarta pada saat kejadian kematian masal ikan berlebihan. Peristiwa seperti ini secara periodik
tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah sering ditemukan di Kawasan Budidaya
ini. Gambar 3 menunjukkan ikan-ikan yang mati Perikanan Air Tawar di Wilayah Saguling, Cirata
di pantai utara Jakarta pada saat kejadian dan Jatiluhur (Jawa Barat). Untuk itu kita perlu
tersebut. waspada dan mencermatinya kejadian tersebut
dengan mengembangkan berbagai kegiatan
penelitian, pemantauan, pengendalian kualitas
air sungai dan pengendalian aktifitas yang dapat
menyebabkan terjadi pencemaran baik di
sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun di
dalam perairan Teluk Jakarta itu sendiri.
Berdasarkan hasil pemantauan dan
laporan Bappedal DKI Jakarta (2004), diketahui
bahwa kualitas perairan Teluk Jakarta telah
mengalami pencemaran yang cukup parah,
sehingga saat ini perairannya telah mengalami
penyuburan berlebihan (eutrofikasi) yang
diakibatkan oleh pencemaran dari daratan
maupun aktifitas pantai dan laut. Kualitas
terburuk terdapat di perairan yang dekat dengan
pantai (zona D, 5 km dari pantai) dan semakin ke
tengah (zona A, 15-20km) kualitasnya
mengalami perbaikan, tetapi karena zona A
dekat dengan pantai di barat dan timur maka
kualitas perairannya juga mengalami penurunan.
3
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
KONSENTRASI
DO DASAR
PERAIRAN TELUK JAKARTA
Melebihi BM
Mei 2004
Oktober2004 Memenuhi BM
Tdk Terdeteksi
BM DO > 5 mg/Lt
Kep.Men.LH No.51 Tahun 2004
Gambar 4 : Kualitas DO di Perairan Teluk Jakarta Bulan Mei dan Oktober 2004
(BPLHD, 2004).
KONSENTRASI
DO
MUARA TELUK JAKARTA
MelebihiBM
Pasang/Surut Mei
Pasang/Surut Memenuhi BM
Oktober
Tdk Terdeteksi
BM DO > 5 mg/Lt
Kep.Men.LH No.51 Tahun 2004
2.4 Kualitas Biologi Air Teluk Jakarta Sedangkan untuk muara Teluk Jakarta, muara
Angke, Cengkareng, dan muara Sunter telah
Berdasarkan indeks keanekaragaman, mengalami pencemaran berat, muara Kamal,
perairan Teluk Jakarta untuk zona D telah muara Karang, muara Ancol, muara Cakung, muara
mengalami pencemaran berat, zona C Marunda mengalami pencemaran sedang, dan
mengalami pencemaran sedang dan zona B muara Gembong mengalami pencemaran ringan
dan A mengalami pencemaran ringan. (Gambar 6 dan 7).
4
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
Mei Okt
Surut
Surut
Surut
Surut
Surut
Surut
Surut
Surut
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
Pasang
M.Kamal Cengkareng Angke M. Karang Marina Sunter Cilincing Marunda M. Gembong
Mei Okt
Dari grafik di atas terlihat bahwa muara karakteristik dan pola perubahan tertentu yang
sungai di wilayah Jakarta telah mengalami berhubungan dengan kondisi kualitas
pencemaran berat terutama partikel tersuspensi perairannya. Hal ini nampaknya berkaitan erat
(TSS), ammonia, nitrat, phosphat, Coli dan Fecal dengan berbagai faktor baik yang berhubungan
Coli. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi dengan kondisi kegiatan di daratan yang
sungainya yang bermuaran ke Teluk Jakarta limbahnya terbawa air sungai maupun kondisi
telah mengalami pencemaran berat. Bahkan meteorologi dan musim (angin, hujan, kemarau)
wilayah sebarannya telah sampai ke perairan serta kondisi oceanografi (arus dan pasang
dengan radius lebih dari 10 km dari pantai surut) dan morfologi pantai. Kombinasi multi
Jakarta. Untuk menjaga keberlanjutannya, faktor ini secara keseluruhan akan
nampaknya perlu dilakukan upaya keras dalam mempengaruhi kondisi kualitas air di Teluk
mengurangi tingkat pencemaran di Teluk Jakarta Jakarta.
dengan menggalakkan dan meningkatkan Bentuk perairan Teluk Jakarta yang semi
program PROKASI di seluruh daerah aliran tertutup ini akan menyebabkan terakumulasinya
sungai dari hulu sampai ke hilir. berbagai jenis polutan di sepanjang pantai.
Demikian halnya dengan variasi kondisi sungai
2.4 Karakteritik dan Pola Perubahan yang membawa polutan akan berpengaruh
Kualitas Perairan Teluk Jakarta terhadap variasi kondisi kualitas air di muara
sungai sepanjang pantai Teluk Jakarta. Variasi
Berdasarkan hasil pemantauan BPLHD ini berkaitan erat dengan kondisi meteorologi dan
DKI Jakarta dari tahun 1999 hingga tahun 2004, musim seperti curah hujan. Sedangkan
diketahui bahwa setiap lokasi di perairan Teluk penyebaran secara spasial dan vertikal banyak
Jakarta mulai dari muara sungai disepanjang dipengaruhi pola arus dan meteorologi.
pantai hingga perairan lepas pantai memiliki Kesemua faktor ini dalam menganalisa dan
5
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
mengevaluasi kondisi perairan Teluk Jakarta kawasan pantai dalam radius kurang dari 5 km
yang berhubungan dengan berbagai kejadian sering terjadi kematian massal pada ikan-ikan.
kerusakan ekosistem perlu diperhatikan dan Kekurangan oksigen ini bisa terjadi
dicermati secara seksama agar inti karena kelebihan limbah organik yang dapat
permasalahan penyebab terjadinya kerusakan memicu ledakan plankton pada kondisi tertentu,
dapat diketahui secara lebih jelas dan solusi terutama pada waktu suhu perairan cukup
pemecahannya sesuai dengan sasaran. hangat dan tidak ada arus. Melihat kondisi
Kadar oksigen terlarut (DO) dan BOD muara sungai yang demikian, tingginya limbah
seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9 dari organik diduga pula telah menyebabkan
periode ke periode terutama dalam periode tahun tingginya kadar H2S dalam sedimen yang mana
2002-2003 mengalami penurunan pada waktu apabila teraduk kepermukaan, H2S akan
pasang. Sedangkan pada waktu surut kadar menyebabkan ikan dan biota laut menjadi
BOD cenderung meningkat terutama di muara keracunan. Untuk itu pemantauan kadar DO
Cilincing, Marunda dan Bekasi. Sementara DO secara terus menerus di beberapa muara sungai
hampir tidak ada perubahan kecuali di beberapa yang cukup rawan akan terjadinya ledakan
tempat seperti muara Karang, Angke dan plankton, sebaiknya dipasang alang pemantau
Cengkareng. Secara umum kondisi DO dan yang dapat secara terus menerus memberikan
BOD di muara-muara sungai sepanjang pantai informasi tentang kondisi kadar oksigen terlarut
Teluk Jakarta berada dibawah baku mutu dan di perairan.
tidak layak untuk mendukung kehidupan ikan dan
biota laut lainnya, maka tidak mengherankan di
10 4
3
5
2
0 1
-5 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata- 0
rata
-10 -1 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata-
-2 rata
-15
-3
-20
-4
-25 -5
-30 -6
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
20 10
15
5
10
5 0
0 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata-
-5 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata- -5 rata
rata
-10
-10
-15
-20 -15
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
Gambar 9 : Perubahan BOD Di Muara Sungai Teluk Jakarta Pada Waktu Surut (Kiri)
Dan Pasang (Kanan).
6
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
Tingginya limbah organik di muara Teluk terjadinya peningkatan limbah organik, maka
Jakarta dapat juga terlihat dengan tingginya diduga kadar H2S dalam sedimen akan
konsentrasi partikel tersuspensi (TSS), nitrit, meningkat pula sebagai akibat terjadinya proses
ammonia, phosphat dan COD yang melebihi pembusukan. Dengan demikian tidak
ambang batas di hampir keseluruhan muara mengherankan kalau kualitas perairan di muara
sungai Teluk Jakarta. Dari hasil pemantauan sungai sangat buruk baik dari segi estetika, bau
selama periode 1999-2004 terlihat bahwa maupun fungsi ekologisnya. Untuk mengatasi-
konsentrasi ke lima parameter tersebut nya diperlukan upaya pengerukan dan
cenderung menunjukkan peningkatan terutama pembatasan pembuangan limbah organik ke
pada waktu surut (Gambar 10, 11 dan 12). perairan melalui multi regulasi dan koordinasi
Dengan peningkatan konsentrasi pada antar berbagai pihak baik pemerintah, industri
kelima parameter yang menjadi indikator dan masyarakat.
600 25.000
500 20.000
400
15.000
300
200 10.000
100 5.000
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata- 0.000
-100 rata M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata-
-200 -5.000
rata
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
Gambar 10 : Perubahan TSS (Kiri) Dan Nitrit (Kanan) Di Muara Sungai Teluk Jakarta
Pada Waktu Surut.
8 2.000
6 1.500
4 1.000
2 0.500
0 0.000
-2 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata- -0.500 M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata-
rata rata
-4 -1.000
-6 -1.500
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
Gambar 11: Perubahan Ammonia (Kiri) Dan Phosphat (Kanan) Di Muara Sungai
Teluk Jakarta Pada Waktu Surut.
120
100
80
60
40
20
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 Rata-
rata
7
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
Kualitas perairan di Teluk Jakarta semakin penurunan konsentrasi DO dan BOD ini
jauh dari pantai menunjukkan perbaikan hampir nampaknya berhubungan erat dengan terjadinya
di keseluruhan parameter yang diamati seperti kenaikan dan penurunan konsentrasi TSS dalam
COD, DO, BOD, phosphat, nitrit, TDS, TSS, periode yang sama (Gambar 17 dan 18).
ammonia, detergen, coliform dan fecal coliform Sedangkan konsentrasi nitrit (Gambar 19 dan
(BPLHD DKI Jakarta, 2004). Keseluruhan nilai 20) dan detergen (Gambar 21 dan 22) dalam
parameter tersebut berada dibawah baku mutu periode tahun 2003-2004 menunjukkan
yang ditentukan. Namun demikian, hasil kecenderungan peningkatan. Nampak selain
pemantauan selama periode 1999-2004, telah limbah domestik, industri dan minyak, detergen
menunjukkan adanya indikasi kenaikan kadar DO juga menjadi sumber bahan pencemar yang
dan BOD pada periode tahun 1999-2000 dan cukup potensial di Teluk Jakarta dan telah
terjadinya penurunan pada periode tahun 2003- menunjukkan kecenderungan peningkatan.
2004 mulai dari Stasiun D (Gambar 13) yang Limbah domestik ini perlu dikendalikan
berjarak 5 km dari pantai, C (Gambar 14) 10 km penggunaannya dan cara pembuanggannya,
dari pantai, B (Gambar 15) 15 km dari pantai dan sehingga peningkatannya dapat dikurangi.
A (Gambar 16) 20 km dari pantai. Kenaikan dan
8
4
6
2 4
2
0 0
D3 D4 D5 D6 -2 D3 D4 D5 D6
-2
-4
-4 -6
-8
-6 -10
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
4 15
10
2
5
0 0
C2 C3 C4 C5 C6 -5 C2 C3 C4 C5 C6
-2
-10
-4 -15
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
4 10
2 5
0 0
1 2 3 4 5 6 7 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
-2 -5
-4 -10
-6 -15
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
8
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
2 15
10
1
5
0 0
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
-5
-1
-10
-2
-15
-3 -20
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
10 40
30
5 20
10
0
0
-10 C2 C3 C4 C5 C6
D3 D4 D5 D6
-20
-5 -30
-40
-10 -50
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
10 200
150
5
100
0
50
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
-5 0
-50 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
-10
-100
-15
-150
-20 -200
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
0.02 0.3
0.01 0.2
0.1
0
D3 D4 D5 D6 0
-0.01 C2 C3 C4 C5 C6
-0.1
-0.02 -0.2
-0.03 -0.3
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
9
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
0.06 0.06
0.04 0.04
0.02
0.02
0
0
-0.02 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
-0.02
-0.04
-0.04 -0.06
-0.06 -0.08
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
0.6 0.6
0.4 0.4
0.2 0.2
0 0
D3 D4 D5 D6 C2 C3 C4 C5 C6
-0.2 -0.2
-0.4 -0.4
-0.6 -0.6
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
0.3 0.3
0.2
0.1 0.2
0 0.1
-0.1 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
-0.2 0
-0.3 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7
-0.1
-0.4
-0.5 -0.2
2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003 2000-1999 2001-2000 2002-2001 2003-2002 2004-2003
Red tide adalah suatu peristiwa atau keracunan. Karenanya red tide dikenal pula
fenomena terjadinya ledakan populasi sebagai Paralytic Shellfish Poisoning (PSP) yaitu
phytoplankton (plankton blooms) di perairan suatu penyakit keracunan makanan yang
pantai (Bates at al, 1998; Peristiwa ini biasanya disebabkan oleh makanan seafood yang
diikuti oleh kematian massal pada ikan dan biota terkontaminasi oleh micro-organisma (plankton)
perairan lainnya yang disebabkan oleh beracun dari lokasi red tide. Keracunan ini
berkurangnya kadar oksigen terlarut (DO) dalam bahkan sampai dapat menyebabkan kematian
perairan secara tiba-tiba (Clément and Lembeye, pada manusia. Micro organisma beracun yang
1993). Akibat yang lebih menakutkan dari red terdapat di lokasi red tide dapat berbeda-beda.
tide yaitu apabila yang meledak adalah populasi Sebagai contoh, Alexandrium fundyense banyak
phytoplankton dari jenis dinoflagellata yang ditemukan diperairan sepanjang Pantai Atlantik
bersifat toxic atau beracun. Biota perairan seperti Utara hingga Kanada dan New England,
ikan, kepiting dan kerang-kerangan yang kemudian ditemukan pula di Pantai Pasifik Barat
memakan phytoplankton beracun ini apabila (California) hingga Alaska. Karonia brevis
termakan manusia, maka akan menyebabkan ditemukan di Teluk Meksiko dan Pantai Barat
10
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
Meksiko. Mikro organisma lainnya yaitu 3.2 Parameter Indikatif Red Tide
Alexandrim sp, Dinophysis, Pseudinitzia dan lain
sebagainya. Berdasarkan informasi medis, micro- Red tide sering terjadi di perairan pantai
organisma Alexandrium fundyense tergolong ke yang kondisi lingkungannya buruk dan telah
dalam micro-organisma yang sangat potensial mengalami proses pengkayaan yang belebihan,
menyebabkan keracunan. Manusia yang sehingga status perairannya bersifat euthropic
terjangkit PSP akan terkontaminasi racun satoxin hingga hiperthrophic. Perairan yang telah
yang dalam jangka waktu 30 menit syarafnya mengalami pengkayaan berlebihan, kadar
akan terganggu. (Fryxell et al, 1997; Bates, S.S. nutrientnya (nitrat, nitrit, ammonia dan
1998; Fryxell and Hasle, 2004). phosphate) biasanya tinggi, sedangkan kadar
Gangguan selanjutnya akan menjalar ke oksigennya rendah. Hal ini banyak ditemukan di
lidah, dagu, muka, leher dan organ tubuh lainnya perairan muara sepanjang Teluk Jakarta hingga
yang disertai dengan rasa sakit kepala, pusing radius 10 km kearah lepas pantai Teluk Jakarta.
dan muntah-muntah bahkan dapat menyebabkan Kondisi ini perlu diwaspadai karena apabila suhu
sesak napas yang akhirnya akan membawa perairan cukup hangat, salintas rendah dan laut
kematian, tergantung dari tingkat keracunannya. dalam keadaan tenang, kejadian munculnya red
Untuk mencegah terjadinya resiko keracunan tide dikawasan ini sangat potensial.
atau sindrom PSP, sebaiknya ikan terutama Untuk itu pemantauan atau monitoring
kekerangan yang sifatnya filter feeder yang beberapa parameter kunci seperti kadar oksigen
berasal dari lokasi red tide tidak dikonsumsi. (DO), temperatur dan salinitas secara terus
Tetapi untuk udang-udangan, kepiting dan ikan- menerus sangat diperlukan dalam mengantisifasi
ikan bersirip keras cukup aman untuk dikonsumsi. kemungkinan terjadinya red tide di perairan Teluk
Namun demikian sebaiknya ikan dan udang- Jakarta. Red tide biasanya di indikasikan dengan
udangan yang berasal dari lokasi red tide atau perairan yang bewarna merah kecoklatan, tetapi
perairan yang terpolusi diperiksa terlebih dahulu ada pula yang tidak bewarna. Hal ini tergantung
kadar toksisitasnya sebelum dikonsumsi. Karena dari jenis phytoplankton yang mengalami ledakan
walaupun dimasak dengan temperatur tinggi, populasinya. Kematian massal pada ikan dan
kadar racunnya tidak berkurang (Orsini et al biota perairan lainnya bisa juga diduga
2002). Berikut ini contoh micro-organisme disebabkan oleh red tide. Hal ini harus dibuktikan
plankton yang sering muncul dalam peristiwa red dengan sampling kualitas air dan jenis plankton.
tide (Gambar 23). Di perairan Ancol Jakarta Apabila terdapat populasi yang berlebihan dari
pada waktu terjadinya kematian ikan massal plankton yang tergolong ke dalam penyebab red
yang diduga disebabkan terjadinya red tide tide, maka dapat dikatakan bahwa perairan
dalam bulan Mei 2004, ditemukan jenis plankton sedang atau telah mengalami red tide. Beberapa
diatom seperti Skletonema, sp, Thalassiosira, sp, contoh indikasi perairan pantai yang sedang
Chaetoceros, sp dan jenis lainnya. Sedangkan mengalami red tide terlihat pada gambar 24.
dinoflagelata-nya adalah Prorocentrum, sp dan
lain-lain. 3.3 Alternatif Penanggulangan Red Tide
11
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
terjadinya red tide cukup sulit diperkirakan dan berfungsi sebagai perangkat peringatan dini
bisa terjadi dalan hitungan jam, pemantauan (early warning system) terjadinya gejala red tide,
secara terus menerus terhadap beberapa terutama apabila kita telah mengetahui peringkat
parameter kunci penting yang terkait dengan yang sangat kritis untuk beberapa parameter
indikasi terjadinya gejala red tide, seperti suhu kualitas air seperti suhu perairan, salinitas dan
perairan, salinitas, DO dan turbiditas atau DO yang dapat memicu gejala terjadinya red tide.
kekeruhan sangat penting untuk dilakukan di Dengan terpasangnya perangkat monitoring
perairan Teluk Jakarta terutama disekitar muara kualitas lingkungan perairan yang terus menerus
sungai sampai dengan radius 5 km kearah lepas mengirimkan data dan informasi tentang kondisi
pantai. perairan, diharapkan penanganan masalah
Untuk itu perlu dipasang perangkat lingkungan, pencegahan pencemaran dan
monitoring kualitas air yang dapat merekam dan penanggulangan masalah red tide bisa
mengirim data serta informasi tentang keadaan dioptimalkan, sehingga resiko yang
perairan secara periodik ke pusat informasi di diakibatkannya dapat diminimalisir. Gambar 25
BPLHD untuk diolah dan dinalisa sesegera memperlihatkan model pemantauan kualitas
mungkin. Perangkat monitoring ini juga dapat perairan pantai secara online.
Gambar 24 : Indikasi Perairan Yang Sedang Mengalami Red Tide (Fryxell and Hasle, 2004).
12
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
DAFTAR PUSTAKA
13
Suhendar I.S. dan Heru D.W. : Kondisi pencenaran Lingkungan Perairan …… JAI Vol.3, No.1 2007
LAMPIRAN
Tabel 3: Waktu Dan Lokasi Peristiwa Kematian Masal Ikan Di Teluk Jakarta.
14