Tugas : Menjelaskan Pengertian Landasan psikologis,sosiologis, antropologis, dan fisiologis
pendidkan, lalu simpulkan pengelolaan pendidikan yang termasuk mikro dan makro
a. Landasan psikologis pendidikan
Landasan psikologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah psikologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, adapun pada setiap tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan mesti disesuaikan dengan tahapan dan tugas perkembangan individu/peserta didik. b. Landasan sosiologis pendidikan Landasan sosiologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: “Didalam masyarakat yang menganut stratifikasi sosial terbuka terdapat peluang besar untuk terjadinya mobilitas sosial. Adapun faktor yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial itu antara lain bakat dan pendidikan”. Implikasinya, para orang tua rela berkorban membiayai pendidikan anak- anaknya (dengan menyisihkan kebutuhan hidup sekunder lainnya) agar anak mereka dapat naik dalam tingkatan anak tangga sosialnya. c. Landasan antropologis pendidikan Landasa antropologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titiktolak dalam pendidikan. Contoh: masyarakat akan tetap eksis apabila terdapat homogenitas di dalamnya, untuk itu maka masyarakat menyelenggarakan enkulturasi terhadap generasi mudanya. d. Landasan Filosofis Pendidikan Landasan Filosofis adalah asumsi asumsi yang bersumber dari filsafat yang dijadikan titik tolak pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain : idealism, realism, pragmatisme, pancasila, dan sebagainya. Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana ragamnya filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis pendidikan idealism, landasan filosofis pragmatism, dan sebagainya. Contoh : penganut realism antara lain berpendapat bahwa ‘’pengetahuan yang benar diperoleh manusia mealalui pengalaman atau pengideraan’’. Impikasinya, penganut realism mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman tidak langsung (missal : melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian lab, dan sebagainya).