You are on page 1of 27

Bab 10 Isu Etika Signifikan Dalam Dunia Bisnis dan Profesi

Perhatian pada isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi secara dramatis telah meningkat
belakangan ini, terlebih setelah kasus skandal-skandal khususnya di bidang akuntansi
belakangan ini telah banyak menarik perhatian masyarakat. Contoh di dalam negeri adalah kasus
penggelembungan nilai (mark up) PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2001 (Arifin, 2005). Laba
bersih dilaporkan sebesar Rp 132 miliar lebih, padahal seharusnya hanyalah sebesar Rp 99,6
miliar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM, penggelembungan sebesar Rp 32,7 miliar tersebut
berasal dari:

overstated atas penjualan pada Unit Industri Bahan Baku sebesar Rp 2,7 miliar,

overstated atas persediaan barang pada Unit Logistik Sentral sebesar Rp 23,9 miliar, dan

overstated pada persediaan barang sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated atas penjualan
sebesar Rp 10,7 miliar pada unit Pedagang Besar Farmasi (PBF).

Arifin (2005) menyatakan bahwa para akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat secara
langsung dalam pengelolaan perusahaan (corporate governance). Dalam hubungannya dengan
prinsip good corporate governance (GCG), peran akuntan secara signifikan terlibat dalam
berbagai aktivitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Terbongkarnya kasuskasus khususnya ilmu
akuntansi yang terlibat dalam praktik manajemen laba memberikan kesadaran tentang betapa
pentingnya peran dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan
bermoral. Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa sikap dan perilaku moral (akuntan) dapat
terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan akuntansi, dimana
mahasiswa sebagai input, sedikit banyaknya akan memiliki keterkaitan dengan akuntan yang
dihasilkan sebagai output.
1. BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau
hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik
mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul
manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan
kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.

Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau
seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat
dari kedudukannya dalam perusahaan.

8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut :


1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil
andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh: Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan
baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain dengan
memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia
bekerja.
2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia berkerja
dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota
keluarganya.
3. Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan
keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh: Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan recruitment
seperti para pencari kerja lainnya.
4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control
terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan
keluarga. Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik terhadap
anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari anggota
keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.
5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu
keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau
produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha
yang sama.
6. Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh : Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut untuk
berekreasi ke suatu tempat.
7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan
Contoh : Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang
telah dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.

8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go public
yang merugikan pihak lain.
Contoh : Seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada manajer investainya tentang
efek yang diperdagangkan yang dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh emiten, dan
orang dalam tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan tersebut.
Beberapa contoh upaya perusahaan / organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :
1. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat
menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi
penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
4. Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
5. Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja,
yang sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan
kepentingan.
6. Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar
pekerjaan dari perusahaan
7. Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun nonkeuangan pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing
8. Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar
perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulis dari yang
berwenang.

2. ETIKA DALAM TEMPAT KERJA

Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk
bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin
mengancam tujuan tersebut. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu
kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana
mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran
berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas
mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal asalan.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan
berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
a. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan
dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi
kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
b. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup.
Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling
(daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka
mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya
atau mengoreksi kesalahan orang lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan
memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.
Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada beberapa yang perlu anda cermati :
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan AndaBila budaya kerja perusahaan tempat Anda
bekerja bersifat santai dan kasual, jangan mengenakan suits mahal dari butik perancang italia.
Hal ini disamping akan membuat Anda berbeda juga dimungkinkan menimbulkan
kecemburuan sosial dari rekan-rekan sejawat Anda. Jadi bagian dari mereka.
2. Hormat Senior Anda

Banyak perusahaan punya tingkat hierarki sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap Anda pada tiap
tingkatan. Misal: Jangan anggap bos seperti teman bermain atau bercanda.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
Meski Anda bekerja dengan banyak orang, anda harus tahu secara pasti batas-batas pribadi
mereka Jangan sok akrab dengan melakukan pendekatan yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan luwes. Kenali perbedaan pendapat tentang agama,
politik, moral serta gaya hidup masing-masing orang, tapi jangan paksakan apa yang menjadi
keyakinan Anda.

5. Tangani Beban Kerja AndaTanpa perlu melimpahkannya pada orang lain. Stres memang tidak
dapat dihindari, namun saat mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal yang lebih
positif, tanpa perlu marah atau membentak rekan kerja Anda.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor.
Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan tinggi sekalipun, bukan berarti Anda dapat memerintah
bawahan dengan sewenang-wenang. Karena semua orang berhak dihormati dan didengar
pendapatnya.
7. Tidak Semena mena Menggunakan Fasilitas Kantor
Perlu Anda ketahui bahwa peralatan kantor disediakan untuk memudahkan kerja banyak pihak,
jadi rawatlah baik-baik semua fasilitas yang Anda pakai. Dan hindari penggunaan fasilitas kantor
untuk kepentingan pribadi. Misalnya, menggunakan mobil dinas untuk keperluan-keperluan
kantor dsb.
3. AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL MASALAH BUDAYA

Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi,
budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan
sesuatu. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang
ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran
situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering
mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu.
Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan,
penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah
budaya perusahaan itu sendiri. Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma
yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku.
Sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.

4. AKUNTABILITAS SOSIAL
Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif antara warga negara dengan
pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara
pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu
perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil
yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam
pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:

1. Menentukan biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting
dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan
kerugian secara spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan
manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.Tanggung Jawab Sosial BisnisDunia
bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat.
Oleh karena itu ada suatu tanggung jawab sosial yang dipikul oleh bisnis. Banyak kritik
dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas
sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada
yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang
sewajarnya.Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan
tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan
moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena
masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali
intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi
bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan
mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam
kehidupannya baik dalam duniawi maupun akhirat.
5. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat
merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada
proses bisnis normal yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai
krisis. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk.
Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat zat
berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis,
berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita
kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis
adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya
operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja,
pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa
krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis

Setidaknya terdapat enam (6) aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana
bisnis yang lengkap yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (Emergency Respon).
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (Business Recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (Business Resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (Contingency Planning), dan
6. Manajemen Krisis (Crisis Management).
Penanganan krisis pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu
membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para
karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang
terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan
media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan
kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi aksi yang diambil perusahaan sehubungan
dengan krisis yang terjadi.
Sumber :
http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/perbedaan-persepsi-intensitas-moralmahasiswa-akuntansi-dalam-proses-pembuatan-keputusan-moral.doc
http://dithaaltha26.blogspot.com/2013/01/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
http://reskiistubblefield.wordpress.com/2013/01/30/etika-bisnis-dan-profesi-isu-etika-dalamdunia-bisnis-dan-profesi/
http://ueu200912016.student.esaunggul.ac.id/2013/02/02/soal-anda-cermati-isu-isu-etika-yangberhubungan-dengan-benturan-kepentinganconflict-interest-argumentasi-saudara-jika-terlibatdalam-situasi-demikian-dan-bagaimana-menyikapinya/
http://yuliana-ekaputri.blogspot.com/2013/11/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
http://tricahyaayu.wordpress.com/2013/12/24/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis-danprofesi/
http://reskiistubblefield.wordpress.com/category/etika-bisnis/
http://henikaweningwening.blogspot.com/2013/11/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html

Tugas Etika Bisnis dan Profesi: Isu Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi
Tugas Etika Bisnis dan Profesi: Isu Signifikan dalam Dunia Bisnis dan Profesi
LATAR BELAKANG DUNIA BISNIS
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?

Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan
yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian,
pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang
ekonomi.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan
tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun
tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika
bisnis.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat
menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat
dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan
orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip
etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak
hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia
itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan
hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia
usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan
aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah
masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional
terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang
mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan
sumber alam yang sangat berharga.
1. BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau
hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik
mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul
manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan
kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau
seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat
dari kedudukannya dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu
tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus segera melaporkan
hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas kepatuhan perusahaan. Apabila

manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa situasi tersebut menimbulkan benturan


kepentingan, mereka harus segera melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite
pemeriksa.
Berikut ini merupakan berberapa contoh upaya perusahaan / organisasi dalam menghindari
benturan kepentingan :
1. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat
menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi
penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
4. Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
5. Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja, yang sah,
di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan kepentingan.
6. Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar
pekerjaan dari perusahaan, yaitu:
Kepada atasan langsung bagi karyawan,
Kepada Pemegang Saham bagi Komisaris, dan
Kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
7. Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan
pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing, antara lain :
Menghindari situasi atau perilaku yang dapat menimbulkan kesan atau spekulasi atau
kecurigaan akan adanya benturan kepentingan.
Mengungkapkan atau melaporkan setiap kemungkinan (potensi) benturan kepentingan pada
suatu kontrak atau sebelum kontrak tersebut disetujui.
Tidak akan melakukan investasi atau ikatan bisnis pada individu dan pihak lain yang
mempunyai keterkaitan bisnis dengan baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar perusahaan
dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulisdari yang berwenang.
2. ETIKA DALAM TEMPAT KERJA
Dunia kerja memang menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang menaruh harapan
dari dunia kerja yaitu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan pun bila
tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri. Menyikapi hal tersebut
mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif bisnis mendalami
nilai-nilai agama. Mereka mengikuti aktivitas keagamaan seperti tasawuf, kebaktian bersama dan
lainnya untuk mengkaji dan mengaplikasikan nilai-nilai luhuryang selama ini kerap hilang dari
dunia kerja.
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa
etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepatcepatnya. Eika sudah tidak ada lagi dan kegiatanekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha
mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan
tidak menghormati setiap pribadi.
Etika dalam profesionalisme bisnis. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu
kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana
mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran
berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas

mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk
bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatanyang mungkin
mengancam tujuan tersebut. Jadi, bersikap tidak etis berarti menyimpang dari tujuan-tujuan
tersebut dan berusaha meraih kepentingan sendiri dalam cara-cara yang jika melanggar hukum
dapat dinyatakan sebagai salah satu bentuk kejahatan kerah putih.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan
berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
1. Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat kurang etis terhadap saingan dengan menyebarkan rumor,
bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga terjadi produk saingan dirusak dan dijual
kembali ke pasar, sehingga menimbulkan citra negatifdari pihak konsumen.
2. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan
dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi
kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
3. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup.
Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling
(daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka
mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.
2. AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL MASALAH BUDAYA
Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta bagaimana suatu kelompok
individu membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan sebagai motor yang harus mampu
mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan organisasi. Maka dengan
demikian, masalah budaya perusahaan bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan sekolompok
individu melainkan juga bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat mengerjakan
pekerjaan tersebut.
Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi,
budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan
sesuatu.
Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para
pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya
dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat
bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka sendirilah
yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan, penularan dan
panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan
itu sendiri.
Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis,
karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan
karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula mendorong
terciptanya prilaku yang tidak etis.
3. AKUNTABILITAS SOSIAL
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :

a. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu
perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil
yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam
pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
1. Menentukan biaya dan manfaat sosial
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai
diasumsikan dapat diatasi dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan
mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat
Saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta
kontribusi
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis
Dunia bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh bisnis. Banyak
kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas
sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada
yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang
sewajarnya.
Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur
dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena
masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali
intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi
bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan
mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam
kehidupannya baik dalam duniawi maupun akhirat.
3. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat
merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada
proses bisnis normal yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai
krisis.
Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk. Mulai
dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat berbahaya)
sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis, berpotensi
menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan
yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita kenal sebagai
manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis

adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya
operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja,
pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa
krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Setidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana
bisnis yang lengkap. Yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (emergency response),
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (disaster recovery),
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (business recovery),
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (business resumption),
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (contingency planning), dan
6. Manajemen krisis (crisis management).
Penanganan Krisis
Pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu membentuk tim khusus.
Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan
selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap
operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk
mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada pihakpihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan dengan krisis yang
terjadi.
Dalam menghadapi krisis dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin mesti
mengetahui tujuan dan strategi yang jelas untuk mengatasai krisis. Tentu harus dilandasi oleh
rasa optimisme terhadap penyelesaian krisis. Mintalah dukungan dari semua orang, dan
tunjukkan bahwa perusahaan mampu menghadapi krisis yang terjadi ini dengan baik. Tenangkan
hati mereka. Ajaklah seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam mencari dan menjalani
solusi krisis yang telah disusun bersama.
Sumber : http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/tugas-etika-bisnis-danprofesi-isu-signifikan-dalam-dunia-bisnis-dan-p
PENULISAN
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
ISU ETIKA DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI
Mochamad Adam Firdaus/28211549/4EB07
1

PENDAHULUAN

Persaingan di dunia bisnis yang semakin berkembang, menuntut perusahaan untuk terus
mengikuti perkembangan zaman dan tuntutan lingkungan. Perusahaan yang senantiasa
meningkatkan daya saingnya, dalam pertumbuhannya terus maju dan berorientasi ke masa depan

merupakan perusahaan yang sukses, bukan hanya dari segi intern yang mampu menghasilkan
laba, dan mensejahterakan karyawannya, tetapi juga sukses dari segi ekstern yaitu mampu
memberdayakan dan memberikan kontribusi untuk masyarakat umum.
Perusahaan yang melaksanakan tanggung jawabnya sebagai perusahaan yang sukses berarti
memiliki kepedulian yang besar kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi terhadap
keberlangsungan usaha perusahaan. Pihak intern merupakan pihak-pihak yang berhubungan
langsung dalam kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan. Karenanya suatu
perusahaan haruslah menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Tanggung jawab sosial
perusahaan tidak hanya sampai pada pihak intern saja, perusahaan juga bertanggung jawab pada
pihak ekstern terutama masyarkat umum.
Keberadaan perusahaan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi masyarakat dan
perekonomian suatu Negara dalam bentuk membuka lapangan kerja, menghasilkan pendapatan
untuk Negara melalui pajak dan memberikan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Namun kelangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari peran masyarakat
sekitar yang turut memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perusahaan dalam bentuk
penyediaan faktor-faktor produksi guna menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Ketatnya
persaingan bisnis antar perusahaan, dan dengan alasan efisiensi, sering kali perusahaan
mengabaikan hal-hal yang menyangkut kerusakan lingkungan, kesejahteraan karyawan dan
masyarakat sekitar, serta kepedulian sosial lainnya.
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh?
Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan
yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian,
pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang
ekonomi.Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan
kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar
janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha
terhadap etika bisnis.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat
karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat
menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat
dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan
orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lainlain.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip
etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak

hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia
itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan
hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia
usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan
aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang
selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran
terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar
internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang mendapat protes keras karena
pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat
berharga.
2
PEMBAHASAN
Pengertian etika Etika (dalam yuniani kuno Ethikos,berarti timbul dari kebiasaan) adalah
cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan
kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak
jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis
dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.

2.1

BENTURAN KEPENTINGAN

Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan


kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau
hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik
mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul
manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan
kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau
seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat
dari kedudukannya dalam perusahaan.

8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut:


1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh: Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan
baku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain dengan
memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan tempat dia
bekerja.

2. Segala kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.


Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia berkerja dia
memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.

3. Segala hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan
keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh: Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan recruitment seperti
para pencari kerja lainnya.

4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau
control terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada
hubungan keluarga. Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi hasil kerja yang baik
terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu juga, padahal kinerja dari
anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer
tersebut.

5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi
suatu keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik
perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia
perusahaan kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha
yang sama.

6. Segala penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh : Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut untuk
berekreasi ke suatu tempat.

7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan
Contoh : Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang telah
dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.

8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan insider trading atas perusahaan yang telah go
public yang merugikan pihak lain.
Contoh : Seorang karyawan dalam memberikan informasi kepada manajer investainya tentang
efek yang diperdagangkan yang dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh emiten, dan
orang dalam tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan tersebut.

Beberapa contoh upaya perusahaan / organisasi dalam menghindari benturan kepentingan :


1. Menghindarkan diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
2. Mengusahakan lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat
menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
3. Menyewakan properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi
penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
4. Memiliki bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
5. Menghormati hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja,
yang sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan dengan
kepentingan.

6. Mengungkapkan dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar


pekerjaan dari perusahaan. yaitu: Kepada atasan langsung bagi karyawan, Kepada
Pemegang Saham bagi Komisaris, Kepada Komisaris dan Pemegang Saham bagi Direksi.
7. Menghindarkan diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun nonkeuangan pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing
8. Tidak akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar
perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan tertulis dari yang
berwenang.

2.2

ETIKA DALAM TEMPAT KERJA

Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral utama pegawai adalah untuk
bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin
mengancam tujuan tersebut. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan
dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran
dalam dunia kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian
memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan
bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal asalan.

Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan
berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
a. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan
dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi
kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
b. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup.
Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling
(daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka
mencegah polusi, dan menghemat sumber daya alam.

Sikap baik menurut suatu tata krama bukan berarti bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya
atau mengoreksi kesalahan orang lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan
memperlakukan mereka dengan sopan dan baik.

Banyak etika yang berlaku di tempat kerja, namun ada beberapa yang perlu anda cermati :
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan Anda
Bila budaya kerja perusahaan tempat Anda bekerja bersifat santai dan kasual, jangan
mengenakan suits mahal dari butik perancang italia. Hal ini disamping akan membuat Anda
berbeda juga dimungkinkan menimbulkan kecemburuan sosial dari rekan-rekan sejawat Anda.
Jadi bagian dari mereka.

2. Hormat Senior Anda


Banyak perusahaan punya tingkat hierarki sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap Anda pada tiap
tingkatan. Misal: Jangan anggap bos seperti teman bermain atau bercanda.

3. Hormati Privacy Orang Lain.


Meski Anda bekerja dengan banyak orang, anda harus tahu secara pasti batas-batas pribadi
mereka Jangan sok akrab dengan melakukan pendekatan yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan luwes. Kenali perbedaan pendapat tentang agama,
politik, moral serta gaya hidup masing-masing orang, tapi jangan paksakan apa yang menjadi
keyakinan Anda.

5. Tangani Beban Kerja AndaTanpa perlu melimpahkannya pada orang lain. Stres memang
tidak dapat dihindari, namun saat mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal
yang lebih positif, tanpa perlu marah atau membentak rekan kerja Anda.

6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di Kantor.

Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan tinggi sekalipun, bukan berarti Anda dapat memerintah
bawahan dengan sewenang-wenang. Karena semua orang berhak dihormati dan didengar
pendapatnya.

7. Tidak Semena mena Menggunakan Fasilitas Kantor


Perlu Anda ketahui bahwa peralatan kantor disediakan untuk memudahkan kerja banyak pihak,
jadi rawatlah baik-baik semua fasilitas yang Anda pakai. Dan hindari penggunaan fasilitas kantor
untuk kepentingan pribadi. Misalnya, menggunakan mobil dinas untuk keperluan-keperluan
kantor dsb.

2.3

AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL MASALAH BUDAYA

Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi,
budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan
sesuatu. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan perusahaan sekarang
ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran
situasinya dibalik dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering
mengumpat bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu.

Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan,
penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah
budaya perusahaan itu sendiri. Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma
yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku.
Sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.
2.4

AKUNTABILITAS SOSIAL

Akuntabilitas sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif antara warga negara dengan
pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara
pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :

1. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi
suatu perusahaan
2. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
3. Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil
yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.

Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam
pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
1. Menentukan biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting
dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan kontribusi dan
kerugian secara spesifik
2. Kuantifikasi terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan
manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
3. Menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.Tanggung Jawab Sosial BisnisDunia
bisnis hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat.
Oleh karena itu ada suatu tanggung jawab sosial yang dipikul oleh bisnis. Banyak kritik
dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas
sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada
yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang
sewajarnya.Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan
tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan
moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena
masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali
intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi
bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan
mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam
kehidupannya baik dalam duniawi maupun akhirat.

2.5

MANAJEMEN KRISIS

Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat
merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada
proses bisnis normal yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai
krisis. Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk.
Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat zat
berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis,
berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita
kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis
adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya
operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja,
pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa
krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Setidaknya terdapat enam aspek yang mesti kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana
bisnis yang lengkap yaitu tindakan untuk menghadapi :
1. Situasi darurat (Emergency Respon).
2. Skenario untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery)
3. Skenario untuk pemulihan bisnis (Business Recovery)
4. Strategi untuk memulai bisnis kembali (Business Resumption)
5. Menyusun rencana-rencana kemungkinan (Contingency Planning), dan
6. Manajemen Krisis (Crisis Management).
Penanganan krisis pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu
membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah mendukung para
karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian menentukan dampak dari krisis yang
terjadi terhadap operasi bisnis yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan
media untuk mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan
kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi aksi yang diambil perusahaan sehubungan
dengan krisis yang terjadi.

dapat disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat,
bilamana dalam diri para elit profesional tersebut adakesadaran kuat untuk mengindahkan etika
profesi pada saat mereka inginmemberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang
terhormat akansegera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa
(okupasi)yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan
berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada
para elite profesional ini.
SUMBER :
Files.2011.perbedaan persepsi moral mahasiswa akuntansi dalam proses pembuatan keputusan.
Available at http://smartaccounting.files.wordpress.com. Di unduh 12 Desember 2014
Files.judul skripsi makalah tentang tugas etika bisnis dan profesi isu signifikan dalam dunia
bisnis dan profesi. Available at http;//one.indoskripsi.com. di unduh 12 Desember 2014
Files.2013.soal anda cermati isu-isu etika yang berhubungan dengan benturan kepentingan
conflict interest argumentasi saudara jika terlibat dalam situasi demikian dan bagaimana
menyikapinya. Available at http://student.esaunggul.ac.id. Di unduh 12 Desember 2014
Isnanto, R. Rizal. 2009. Buku ajar etika profesi. Semarang: Universitas
diponegoro
Qohar, Drs. H Adnan. 2012. Jurnal pengertian etika dan profesi hukum.

ISU ETIKA SIGNIFIKAN DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI


Berikut ini adalah bahasan mengenai hubungan antara Isu etika dalam dunia bisnis dan
profesi. Pertama kita akan membahas apa pengertian dari isu etika. Isu adalah masalah pokok
yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta
membutuhkan pembuktian. Isu adalah topic yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat yang bervariasi. Isu muncul dikarenakan
adanya perbedaan nilai. Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu
baik atau buruk. Moral adalah keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik, atau buruk
walaupun situasi berbeda. Teori moral mencoba menformulasikan suatu prosedur dan mekanisme

untuk pemecahan masalah etik. Issue moral (etik) adalah topik yang penting berhubungan
dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari hari, begitu juga dal dunia bisnis dan profesi.
Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan
tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah
demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi
binatang ekonomi.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan
kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark-up, ingkar
janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam
maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha
terhadap etika bisnis. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main
yang tidak mengikat karena bukan hukum.
Isu etika yang signifikan dengan dunia bisnis dan profesi, diantaranya :
A. Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau
hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik
mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul
manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentingan yang dapat menimbulkan
kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara objektif dan efektif.Benturan
kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang
anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari
kedudukannya dalam perusahaan. Apabila situasi semacam itu muncul, atau apabila individu
tidak yakin apakah suatu situasi merupakan benturan kepentingan, ia harus segera melaporkan
hal-hal yang terkait dengan situasi tersebut kepada petugas kepatuhan perusahaan. Apabila
manajemen senior perusahaan menetapkan bahwa situasi tersebut menimbulkan benturan
kepentingan, mereka harus segera melaporkan benturan kepentingan tersebut kepada komite
pemeriksa.

B. Etika dalam Tempat Kerja


Dunia kerja memang menyimpan banyak sisi, secara positif orang memang menaruh
harapan dari dunia kerja yaitu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun tuntutan pekerjaan
pun bila tidak dihadapi dengan baik dapat membawa tekanan bagi pekerja sendiri. Menyikapi hal
tersebut mungkin ada hubungannya dengan fenomena maraknya kegiatan eksekutif bisnis
mendalami nilai-nilai agama. Mereka mengikuti aktivitas keagamaan seperti tasawuf, kebaktian
bersama dan lainnya untuk mengkaji dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang selama ini kerap
hilang dari dunia kerja.Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli filsafat Franz
Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser oleh kepentingan pencapaian
keuntungan secepat-cepatnya. Eika sudah tidak ada lagi dan kegiatan ekonomi hanya
dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan
karyawan dengan buruk dan tidak menghormati setiap pribadi.Etikadalam profesionalisme
bisnis. Ada dua hal yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab.
Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan
menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian daya saing. Sedangkan
tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis jangan puas hanya terhadap
kualitas kerja yang asal-asalan.Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban moral
utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatankegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Jadi, bersikap tidak etis berarti menyimpang
dari tujuan-tujuan tersebut dan berusaha meraih kepentingan sendiri dalam cara-cara yang jika
melanggar hukum dapat dinyatakan sebagai salah satu bentuk kejahatan kerah putih.
C. Aktivitas Bisnis Internasional Masalah Budaya
Bagaimana cara dan perilaku manusia melakukan sesuatu serta bagaimana suatu
kelompok individu membentuk kebiasaan. Kepemimpinan berperan sebagai motor yang harus
mampu mencetuskan dan menularkan kebiasaaan produktif di lingkungan organisasi. Maka
dengan demikian, masalah budaya perusahaan bukanlah hanya apa yang akan dikerjakan
sekolompok individu melainkan juga bagaimana cara dan tingkah laku mereka pada saat
mengerjakan pekerjaan tersebut.Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk
budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah

gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah
laku dalam mereka melakukan sesuatu.
D. Akuntabilitas Sosial
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :

Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat
yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan

Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,


mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.

Untuk menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang
lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.

E. Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang
dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada
proses

bisnis

normal yang

menyebabkan

perusahaan

mengalami

kesulitan

untuk

mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai
krisis.Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam bentuk.
Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran, kebocoran zat-zat
berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala kejadian buruk dan krisis,
berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang telah dan sedang berjalan, membutuhkan
penanganan yang segera (immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang segera ini kita
kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai new corporate discipline. Manajemen krisis
adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya
operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon
terhadap kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja,
pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa
krisis.
Sumber :
http://dwiikh.blogspot.com/

http://jurnalmasbro.wordpress.com/2013/11/09/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis-danprofesi/
http://sarahocta.blogspot.com/2010/01/tugas-etika-bisnis-dan-profesi-isu.html
http://garcianno.blogspot.com/2013/01/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDkQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F28671191%2F381908564%2Fname%2FTM%2520%25203%2520Isu-isu%2520Etika
%2520Bisnis.ppt&ei=V2TNUqK2DYX8rAfhvYCwDw&usg=AFQjCNFSdTuzOaX2Dwtyt9M5
ZMjjfJa-_g&sig2=AKpN6fxdcvSeLfH5bEIW0A&bvm=bv.59026428,d.bmk
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Isu_utama_dalam_etika

You might also like