You are on page 1of 20

AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN AKUNTANSI INVESTASI

1. TUKIRAH 2. DEWI PUSPITA SARI 3. NOVIADINAR IMARISSA

(10.05.52.0139) (10.05.52.0188) (10.05.52.0190)

4. TIKANINDA KUMALADEWI

(10.05.52.0191)

Akuntansi Persediaan
Ruang Lingkup
PSAP 05 tentang persediaan diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan keuangan yang disusun dan disajikan dengan basis cash towards accrual, di mana menggunakan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pospos aset, kewajiban, dan ekuitas. Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah serta tidak termasuk perusahaan Negara atau Daerah.

Definisi
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

Bentuk Persediaan
1. Persediaan bahan mentah (raw material) 2. Persediaan komponen/bagian rakitan (purchased parts/components). 3. Persediaan bahan pembantu (supplies) 4. Persediaan barang dalam proses / barang setengah jadi (work in process) 5. Persediaan barang jadi (finished goods)

Klasifikasi Persediaan
PSAP nomor 5 menyatakan bahwa suatu aset digolongkan kedalam persediaan apabila:
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah; Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan;

Pengakuan Persediaan
Persedian diaku pada saat : a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. b. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme UP (Uang Persediaan)


1. Pencatatn transaksi pembelian persediaan SKPD
Uang muka dari kas daerah Kas di bendahara pengeluaran Rp xxx Rp xxx

BUD
Tidak ada jurnal

Lanjutan
2. Penerbitan SP2D-GU SKPD
Belanja Barang Piutang dari BUD Rp xxx Rp xxx

BUD
Belanja Barang Kas di kas daerah Rp xxx Rp xxx

Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)


Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan SKPD
Belanja Barang Piutang dari BUD Rp xxx Rp xxx

BUD
Belanja barang Rp xxx

Kas di Kas daerah

Rp xxx

Hasil opname fisik terhadap persediaan akan dijurnal sebagai berikut


Persediaan Cadangan Persediaan Rp xxx Rp xxx

Pengukuran Persediaan
Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar : a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

Perhitungan biaya persediaan Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition) Biaya konversi Persediaan Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi

Pengungkapan Persediaan
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebesar biaya standar yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti donasi/rampasan. Persediaan disajikan didalam neraca dengan akun lawan cadangan persedian yang merupakan bagian dari ekuitas dana lancar

Akuntansi Investasi
Ruang Lingkup
Pernyataan Standar ini mengatur perlakuan akuntansi investasi pemerintah pusat dan daerah baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang yang meliputi saat pengakuan, klasifikasi, pengukuran dan metode penilaian investasi, serta pengungkapannya pada laporan keuangan

Definisi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Bentuk Investasi
Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa pembelian surat hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta instrumen ekuitas.

Klasifikasi Investasi
Investasi pemerintah dibagi atas dua yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar. Contoh : Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits); Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI). investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Pengakuan Investasi
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.

Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.

Pengungkapan Investasi
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan dengan investasi pemerintah, antara lain: a) Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi; b) Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan nonpermanen; c) Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang; d) Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut; e) Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya; f) Perubahan pos investasi.

SEKIAN PRESENTASI DARI KELOMPOK KAMI TERIMA KASIH

You might also like