You are on page 1of 28

MENINGKATKAN

GERAKAN SADAR HALAL (GSH) BAGI MASYARAKAT


OLEH: PROF.DR.H. HASAN BAKTI NASUTION (Sekum MUI Sumatera Utara)

PENDHULUAN
Konsumsi makanan halal dan menepis yang haram menjadi bagian inheren dari ajaran Islam, karena menyangkut dengan keimanan dan eksistensi seorang Muslim, sebagaimana diisyaratkan dalam al-Quran dan hadits. Seiring dengan era globalisasi dengan cirinya yang saling keterkaitan (interdependensi) dan saling hubungan (korelasi) antar bangsa dan agama, beredarnya makanan multi negara dan multi agama dalam suatu tempat menjadi hal yang tidak terelakkan, terlepas dari sesuai tidaknya makanan tersebut dengan selera, nilai dan budaya suatu tempat. Akibatnya, banyak makanan beredar yang tidak jelas kehalalannya. Jika sertifikat halal yang dijadikan sebagai standard, maka hanya di bawah 10 % yang jelas kehalalan makanan/minuman tersebut. Untuk itu perlu digelorakan gerakan sadar halal di kalangan umat Islam, sebagai pertahanan akhir umat Islam.

PENDAHULUAN

KONSEP MAKANAN DALAM ISLAM: HALAL DAN THAYYIB


1. QS. Al Baqarah : 168

Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.

2. QS. Al Maidah : 3

Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, (Daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, tercekik, yang dipukul, yang jatuh ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya.

3. QS. Al Baqarah : 173

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.

4. QS. Al Baqarah : 219

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi, katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya ............

5. HR. Ali R.a. :

".........Barangsiapa yang hidup dari makanan yang serba halal, maka bersinarlah agamanya, lemah lembut hatinya dan tiada dinding penghalang bagi doa-doanya "....... dan barangsiapa yang makan makanan yang subhat, samarlah agamanya dan gelaplah hatinya."....... dan barangsiapa memakan barang yang haram, hatinya menjadi mati, agamanya lemah, keyakinan kurang dan Allah menutup pintu doanya dan ibadahnya sangat sedikit."

YANG DIHARAMKAN DALAM AL QURAN :

YANG DIHARAMKAN DALAM AL-QURAN

*Daging babi, *Hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah, *Bangkai, *Darah, *Khamar
(Al Baqarah: 168, 172-173; Al Anam : 145; Al Maidah : 3, 90-91)

YANG DIHARAMKAN DALAM HADITS

Binatang yang menjijikan, hidup di dua alam (ampibi), Hewan yang tidak boleh dibunuh (seperti semut dan lebah), binatang buas bertaring, dan lain sebagainya.

Perlu Fatwa

PENGERTIAN HALAL DAN THAYYIB


HALALAN berasal dari kata halla, artinya:

lepas atau tidak terikat


hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya. sebagai segala sesuatu yang bebas dari bahaya di dunia & diakhirat

KEBALIKAN YANG HALAL IALAH YANG HARAM, yaitu:

Makanan yang membuat manusia berdosa di dunia dan mendapatkan siksa di akhirat.
Haram terbagi dua:
1. Lizatihi, memiliki unsur yang haram, seperti babi (sedikit atau banyak dan segala tutrunannya tetap haram). 2. Lighayrihi, karena memiliki unsur lain yang melekat padanya, baik melalui proses kimiawi atau menggunakan media yang

THAYYIB: artinya lezat, baik, sehat, menentramkan, dan paling utama, dengan cirinya:
1. Makanan yang tidak kotor dari segi zat nya atau rusak (kadaluarsa), atau makanan yang tidak tercampur/terkontaminasi dengan najis 2. Sebagai makanan yang mengundang selera bagi yang akan mengkonsumsinya dan tidak membahayakan fisik serta akalnya 3. Sebagai makanan yang sehat (mengandung gizi cukup dan seimbang), proporsional (sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu berlebihan (tabdzir) atau tidak kekurangan, dan tidak melampaui batas yang wajar), dan aman (tidak
berbahaya bagi kesehatan tubuh dan tidak menyebabkan sakit.

KONDISI MAKANAN MASA KINI ?


Praktis, mudah disajikan Berpenampilan menimbulkan selera, bertahan segar dengan warna, aroma, rasa, dan tekstur yang diinginkan.

IPTEK BAHAN TAMBAHAN PANGAN

PERLU= SERTIFIKASI HALAL


BAHAN TAMBAHAN PANGAN, adalah bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan untuk meningkatkan mutu.Termasuk ke dalamnya: pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengawet, pengemulsi, anti gumpal, pemucat dan pengental (Peraturan Menkes RI No.329/Menkes/PER/XII/1976)

CONTOH MAKANAN MASA KINI

Rennet Irisan Bakso Media Fermentasi

PARUPARU
Bahan Kosmetik Sosis (Casing) - Jaket - Tas - Sepatu - Dompet - Kollagen - Disamak - Krecek Lihat Ke Bawah ! - Rambak - GELATIN - Sistein/Sistin

ENZIM

-Kasein -Keju -Whey -Laktose

Taurin

Insulin

Sosis (Casing) USUS - Sop Kikil

EMPEDU JEROAN

PANKREAS

- Sikat Gigi
- Kuas -Jaket Bulu

- Rambak

BULU

KIKIL

-GELATIN

Lihat Ke Bawah!!

Konsumen Babi (Non Muslim)

KULIT

DAGING ( PORK)

-Dicampur dengan daging sapi di pasar- pasar -Rumah Makan (Non Muslim) -Bakso -Bacon -Ham -Pasta Hati unggas -Asam Amino

DARAH

LEMAK (Lard)
-Campuran Sosis/Susu -Shortening - Roti -Penyedap - Biskuit -Minyak Babi - Flavor -Pencampur Vegetable Oil -Gorengan -Bak Pia -Bak Moy -Bak Mie -Bak

Media Fermentasi Dunia Medis Sosis (dijeroan) Ascesoris (contoh untuk pembuatan Vitamin), (Banyak) Campuran macam-macam Makanan - Yoghurt - Es Krim Posfor (P) Kuah Bakmi Emulsifier

Kuah Bakso

TULANG GELATIN

Karbon Aktif Calsium (Ca) Stabilizer

- Susu

- Minuman Lain - Pasta Gigi - Juice - Syrup - Margarine

- Mentega

Permen
Marsmallow Jam/Selai Kapsul Jelly

Pelembut
Pudding

- Cake - Biskuit

BABI DAN 68 JENIS PRODUK TURUNANNYA

TITIK KRITIS PRODUK PANGAN ASAL HEWAN


Jika berasal dari hewan harus berasal dari hewan halal dan proses penyembelihannya harus sesuai dengan syariat Islam. Jika diproduksi secara mikrobial, maka harus jelas media yang digunakan untuk pertumbuhan dan produksinya. Jika produk pangan berupa olahan dari hewan selain asal hewan, proses penyembelihan sesuai syariah Islam, bahan tambahan lainnya harus halal, juga proses pembuatan harus dilakukan menggunakan fasilitas yang halal.

TITIK KRITIS PRODUK PANGAN OLAHAN

Sayur-sayuran dan buah-buahan tanpa pengolahan = halal Jika dilakukan pengolahan harus dilihat inggredient/ kandungan bahannya, bahan tambahan dan BTP yang digunakan.

Dilihat titik kritis bahan tersebut

BAHAYA MAKANAN/MINUMAN HARAM (TIDAK HALAL)


Tidak diterima amal ibadahnya Tidak diperhatikan Tuhan pada hari kiamat, karena dia tidak memperhatikan makanannya; halal atau haram Semakin jauh dari Tuhan, karena tubuhnya penuh dosa Semakin mudah/terbiasa melanggar ajaran agama/melakukan kejahatan Dosa sekali makan haram sama dengan 30 kali berzina Masuk neraka, sesuai hadits Nabi Saw yang artinya: Sesuatu yang muncul dari yang haram, neraka lebih pantas baginya.

BAHAYA MAKANAN/MINUMAN TIDAK THAYYIBA


Tidak sehat, karena kotor dan berbakteri Tidak berdampak pada kuaitas fisik/badan karena makanannya tidak mengandung gizi Tidak berdampak pada kualitas intelektualitas karena makannya tidak mengandung gizi Dapat mengakibatkan kematian karena keracunan makanan Berprilaku seperti prilaku makanan yang dikonsumsi, karena makanan berperan bagi prilaku manusia

APA YANG HARUS DILAKUKAN (1)


Pre-emtif, memberikan penjelasan kepada masyarakat betapa pentingnya makanan halal bagi kehidupan manusia, dan bagaimana dampak yang dimunculkan oleh makanan yang haram, baik di dunia maupun di akhirat. Di sini berperan para tokoh agama/ustaz, termasuk insan Kemenag di semua lapisannya Preventif, memberikan pencegahan agar masyarakat jangan sampai memakan yang haram/tidak halal. Bagi masyarakat, cara yang bisa dilakukan ialah berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan (lihat tip mencari makanan halal). Di sini berperan individu Muslim, muncul dari kesadaran. Bagi pejabat, harus melakukan tindak pembelaan dengan tidak memberi izin beradar makanan yang tidak jelas kehalalannya Represif, memberikan sanksi bagi pengusaha yang tidak memproduksi halal. Di sini dibutuhkan UU jaminan halal dan pengawasan Pemerintah. Tindakan masyarakat ialah tidak membeli makanan tersebut.

APA YANG HARUS DILAKUKAN (2)


Internalisasi, penguatan kesadaran umat Islam agar memproduksi makanan halal dan pada saat yang sama, menghindari dari yang haram, sehingga masyarakat benar-benar memiliki komitmen kuat akan makanan halal. Eksternalisasi, menjadikan komitmen itu sebagai dasar bertindak dan berprilaku sehingga tidak mau memkonsumsi yang tidak halal, sekaligus tidak bertransaksi dengan pengusaha makanan yang tidak halal. Institusionalisasi, komitmen itu terlembaga dalam suatu wadah yang sudah ada, yaitu wadah Masyarakat Sadar Halal. Wadah ini diharapkan dibentuk di semua lapisan, terutama di kota-kota besar yang paling banyaka beredar makanan. Kordinasi antar semua unsur/pihak; Pemerintah (ekskutif, lebislatif, yudikatif) dan masyarakat (ormas Islam/lembaga Islam: ekonomi, pendidikan, LSM, dan lain-lain) sesuai peran dan fungsinya masing-maisng.

Tips memilih Makanan/Minuman yang Halal


Melihat Logo Halal MUI pada kemasan makanan/ minuman Melihat komposisi produk pada kemasan produk Lihat daftar Produk ber Sertifikat Halal MUI di Jurnal halal atau di website : halalmui.or.id Bisa bertanya lewat email www.halalmui.org

Melihat Sertifikat Halal MUI

17

PENUTUP
Demikian, lebih dan kurang mohon dimaafkan Semoga bermanfaat adanya Amien Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

SEKILAS TENTANG LPPOM


Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM MUI) didirikan pada tanggal 6 Januari 1989 (Pusat), tahun1999 (LP POM MUI Sumut) Visi : Menjadi lembaga sertifikasi halal terpercaya di Indonesia dan dunia untuk memberikan ketentraman bagi umat Islam serta menjadi pusat halal dunia yang memberikan informasi, solusi dan standar halal yang diakui secara nasional dan internasional. Misi : 1. Membuat dan mengembangkan standar sistem pemeriksaan halal 2. Melakukan sertifikasi halal untuk produk-produk halal yang beredar dan dikonsumsi masyarakat 3. Mendidik dan menyadarkan masyarakat untuk senantiasa mengkonsumsi produk halal 4. Memberikan informasi yang lengkap dan akurat mengenai kehalalan produk dari berbagai aspek.

SERTIFIKAT HALAL
1. Sertifikat Halal adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Produk halal adalah produk yang telah bersertifikat halal yang memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syariat Islam. Pemegang Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia bertanggung jawab untuk memelihara kehalalan produk yang diproduksinya dengan menerapkan Sistem Jaminan Halal.

2.

3.

4.

Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia tidak dapat dipindahtangankan.


Sertifikat yang sudah berakhir masa berlakunya, termasuk salinannya dan logo halal tidak boleh dipergunakan lagi.

5.

MASA BERLAKU SERTIFIKAT HALAL


1. Sertifikat Halal hanya berlaku selama dua tahun, sedangkan untuk daging yang diekspor Surat Keterangan Halal diberikan untuk setiap pengapalan. 2. Dua bulan sebelum berakhir masa berlakunya sertifikat, produsen harus mendaftar kembali untuk mendapatkan Sertifikat Halal yang baru. Produsen yang tidak memperbaharui Sertifikat Halalnya, tidak diizinkan lagi menggunakan Sertifikat Halal yang telah kadaluarsa, dihapus dari daftar pada majalah resmi LP POM MUI Jurnal Halal, dan LPPOM MUI akan mengumumkan tidak bertanggung jawab mengenai kehalalan produk tersebut. 4. Jika Sertifikat Halal hilang, pemegang harus segera melaporkannya ke LPPOM MUI. 5. Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh MUI adalah milik MUI. Oleh sebab itu, jika karena sesuatu hal diminta kembali oleh MUI, maka pemegang sertifikat wajib menyerahkannya. 6. Keputusan MUI yang didasarkan atas fatwa MUI tidak dapat diganggu gugat.

SISTEM JAMINAN HALAL


1. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebih dahulu harus mempesiapkan Sistem Jaminan Halal. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinpesksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal.

2.

3.

4.

Dokumen SJH 1)

Pendaftaran

Dokumen Sertifikasi Produk

Audit Produk

Tidak

SKEMA PROSEDUR SERTIFIKASI HALAL

Evaluasi Audit

Audit Memorandum Bahan

Ya

Ya Fatwa Ulama

Tidak Sesuai

Ya Dokumen SJH 2)

Sertifikat Halal

Sertifikat Halal MUI

Sertifikat SJH

PERAN DAN FUNGSI LPPOM MUI


1. Pemberi sertifikasi halal/lembaga yang berwenang dalam memberikan sertifikat halal 2. Sebagai konsultan cara produksi produk halal 3. Penyedia database produk halal melalui: =Majalah Jurnal Halal, dan =Website : www.halalmui.org, Direktori Halal Indonesia. 4. Bantuan Pengembangan Sistem Jaminan Halal

You might also like