You are on page 1of 56

SISTIM MOTORIK,GANGGUAN OTOT DAN SARAF TEPI

PENDAHULUAN
Motorik adalah segala gerakan yang terdapat pada hewan/manusia dan gerakan itu merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan. Koordinasi dan sinkronisasi gerakan otot diatur secara integratif oleh susunan saraf.
Otot-otot skeletal dan neuron-neuron merupakan susunan neuromuskuler volunter yaitu sistim yang menyusun dan melaksanakan gerakan. Secara anatomi sistim neuromuskuler terdiri dari : 1. Upper Motor Neuron (UMN). 2. Lower Motor Neuron (LMN) 3. Alat penghubung saraf dan otot. 4. Otot skeletal.

1. UPPER MOTOR NEURON


Semua neuron yang menyalurkan impuls motorik ke LMN tergolong kelompok UMN.

Area motorik primer terletak dalam regio motorik yaitu girus presentralis,area brodmann 4.
Badan sel terbesar dari kortek serebri yaitu sel Betz terdapat pada lapisan ke 5. Pada girus presentralis terdapat penataan daerah sesuai tubuh yang dikenal dengan motor homonkulus.

Area Motor Neuron terdiri dari : 1. Area 4. 2. Area premotor (area 6) 3. Area 8 Motor neuron area 4 : gerakan volunter halus otot rangka separuh tubuh kontra lateral. Stimulasi area 4 : gerakan umum otot Stimulasi area 6 : gerakan komplek ; gerakan lengan dan tungkai. Stimulasi area 8 : deviasi konjugat mata kontralateral. Berdasarkan anatomi dan fisiologi UMN dibagi atas Susunan Piramidal dan Ekstrapiramidal.

Gambar 1: Area Sematomotorik dan Sitoarsitektur Korteks Motorik

Susunan Piramidal
TRAKTUS PIRAMIDAL / KORTIKOSPINAL.

Impuls motorik dari pusat mototik disalurkan ke saraf perifer melalui Tr. Piramidalis / Tr kortikospinal menuju otot. Serabut Tr. Kortikospinalis meninggalkan kortek motorik ke arah kapsula interna melalui korona radiata. Dari kapsula interna berjalan turun ke Pons. Pada sambungan Pontomedula traktus tersebut terlihat membentuk piramid terbalik, karena itu disebut Tr.Piramidal. Pada ujung akson Medula Oblongata 80-85% , Tr.Piramidalis menyebrang ke sisi berlawanan dalam dekusasio piramidal dan menjadi Tr kortikospinal lateral.

Sisa saraf yang tidak menyilang disebut sebagai Tr. Kortikopsinalis anterior. Serat yang menyilang melalui komisura anterior medula . Serat-serat Tr. Kortikospinalis lateral melalui funikulus lateral berjalan kebawah dan bersinap di neuron internunsial yang berhubungan dengan sel alpha di kornu anterior.

TRAKTUS KORTIKOBULBARIS/KORTIKONUKLERLIS
Tr. Kortikospinalis meninggalkan Tr. Piramidalis rostal pada tingkat otak tengah. Perjalanan ke nuklei saraf kranialis motorik beberapa serat menyebrang dan beberapa tidak menyebrang. Nuklei yang terlibat adalah nuklei saraf kranial : N V, NVII,N IX, N X, XI, dan N XII.

Saraf yang berasal dari daerah mata, area broadmann 8, impulsnya menghasilkan gerakan konjugat mata yang disebut : Tr. Kortikomesensefalik. Saraf ini setelah meninggalkan area 8 berjalan ke nukleus motorik N III,N IV dan N VI.

FUNGSI SISTIM PIRAMIDAL


Berhubungan dengan fungsi gerak,gerak halus dan terampil. Gangguan utama adalah kelemahan dan kecanggungan dalam gerakan.

Gambar 2 : Motor Humunculus

Gambar 3. Traktus Kortikospinal

Gambar 4 : Traktus Kortikobularis

SISTIM EKTRAPIRAMIDAL
Aktifitas otot diatur oleh interaksi 3 bagian otak yaitu : - Kortek serebri - Serebelum - Ganglia basal
Bagian yang langsung mempengaruhi LMN adalah sistim piramidal,sedang yang tak langsung sistim ektrapiramidal. Sistim ektrapiramidal meliputi : ganglia basal dan jaras yang berproyeksi dari batang otak ke medula spinalis seperti : tr. Rubrospinalis , tr retikulospinalis , tr vestibulospinalis , tr tektospinalis.

Sirkuit neuron sistim ekstrapiramidal berhubungan erat dengan sistim piramidal sehingga keduanya sulit dipisahkan. Sistim ektrapiramidal terdiri dari : traktus desenden diluar tr piramidal, yaitu traktus motorik yang tidak melewati piramid medula oblongata. Pusat sistim ektrapiramidal terdapat di ganglia basal. Sistim ektrapiramidal terdiri dari : jaras - jaras dimana sirkuitnya mempengaruhi aktifitas motorik somatik otot volunter. Penghantaran impuls saraf dari kortek serebri,ganglia basal dan nukleus subkortek ke medula spinalis berjalan melalui koneksi multi sinaptik

KOMPONEN SISTIM EKTRAPIRAMIDAL


Strukur yang berkaitan dengan sistim ekstrapiramidal adalah : A. Kortek serebri : - area motorik primer (area 4) - area premotorik (area 6) - area somatosensorik ( area 3,2,1) B. Ganglia basal : - nukleus kaudatus - putamen - globus palidus C. Talamus dan nukleus subtalamikus D. Nukleus rubra dan subtansia nigra (mesensephalon) E. Nukleus formatioretikularis (pons dan medula oblongata) F. Sirkuit feedback dan traktus kortikorubrospinal, kortikoretikulospinal, vestibulospinal.

Jaras dalam sistim Ektrapiramidal


Serabut aferen ganglia basal berasal dari : 1. Kortek serebri Mengirim serabut ke nukleus kaudatus dan putamen (tr.kortikostriatal), talamus (trventrolateral),nukleus rubra dan tektu, formasioretikularis,pon dan substasia nigra.

2.

Nukleus sentromedial talamus. Mengirim serabut ke nukleus kaudatus


Substansia nigra Mengirim serabut ke nukleus kaudatus dan putamen ( tr nigrostriatal). Nukleus kaudatus dan putamen. Mengirim neuron pendek ke globus palidus.

3.

4.

Gambar 5 : Jaras Sistem Ektapiramidal

Pengaruh subkortikal ektrapiramidal melalui jalur desenden yaitu :


1. Tr. Retikulospinalis Berasal dari formatioretikularis, pons dan medula oblongata . Berperan dalam pengontrolan gerakan otomatis dan tonus otot postural. 2. Tr. Rubrospinalis Berasal dari nukleus rubra di tegmentum mesensepalon turun ke medula spinalis. Berperan merangsang motorneuron yang mempesarafi otot fleksor ektremitas.

3. Tr Tektospinalis Berasal dari kolikulus superior mesensepalon membawa respon motorik visual yang diterima kolikulus superior. Berperan mengontrol gerakan kepala terhadap rangsang penglihatan , pendengaran . Kepala diarahkan ke sumber rangsangan. 4. Tr Vestibulospinalis Berasal dari N vestibuler menerima impuls dari labirin. Berperan merangsang motor neuron Medula spinalis yang mempersarafi otot otot ektremitas untuk melawan gravitasi guna mempertahankan posisi tubuh.

Serebelum
Serebelum mempunyai hubungan dengan beberapa bagian SSP,traktus asenden Medula spinalis dan batang otak. Serabut kortiko ponto serebelaris dan eferen serebelum ke nukleus ruber, formatio retikularis dan nukleus ventral talamus. Serebelum mempunyai dua fungsi utama : - mengkoordinasi aktifitas motorik di bawah sadar (gerakan halus, trampil dan propulsive) - mengontrol keseimbangan dan tonus

NEUROTRANSMITER.
Dalam menjalankan fungsinya , sistim ekstrapiramidal menggunakan sejumlah neurotrasmiter , baik yang bersifat eksitasi maupun inhibisi. Neurotranmiter yang terlibat meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Asethylkolin Dopamin Gaba. Glutamat Subtansi P Encephalin Kolesistokinin Serotonin Somatostatin.

Gambar 6 : Neurotransmiter Sistem Ekstrapiramidal

2.LOWER MOTOR NEURON


LMN adalah neuron neuron yang menyalurkan impuls motorik pada perjalaran terakhir ke sel otot skeletal. LMN menyusun inti inti saraf otak motorik dan inti radik ventral saraf spinal. Ada 2 jenis LMN : 1. alpha motor neuron Berukuran besar,aksonnya tebal, mempersarafi otot ektrafusal. 2. gama motor neuron Berukuran kecil,aksonnya halus ,mempersarafi otot intrafusal. Dengan perataraan ke 2 macam motor neuron, impuls motorik dapat menjadikan keseimbangan tonus otot yang diperlukan , untuk mewujudkan setiap gerakan. Setiap motor neuron mempersrafi sejumlah serabut otot yang disebut motor unit.

Tugas motor neuron adalah : - menggalakan sel sel serabut otot sehingga timbul gerak otot - menghambat gerak otot, dilaksanakan oleh interneuron (sel Renshaw). Sel ini merupakan penghubung antara motor neuron dan pusat eksitasi/inhibisi di formatio retikularis batang otak. Akson berhubungan dengan sel serabut otot melalui sinap. Bagian otot yang bersinap disebut motor end plate,merupakan penghubung antara neuron dan otot.

3. ALAT PENGHUBUNG NEURON DAN OTOT


Setiap ujung akson bercabang dan setiap cabang berhubungan dengan membran serabut otot. Setiap akson bersinap dengan motor end plate. Ujung terminal akson mengandung mitokonria dan enzim kolin asethyltranferase yang diperlukan untuk sintesa neurotransmiter asetilkolin. Interaksi antar asetilkholin dan reseptornya menghasilkan perubahan sehingga melepaskan potensial aksi yang membuat serabut otot berkontraksi.

4.OTOT SKELETAL
Aktifitas suatu otot berupa kontraksi dan relaksasi . Dalam kegiatanya diperlukan rangsangan dari sistim saraf. Berdasarkan sifat strukturnya ada 2 jenis otot. 1. otot somatis (skeletal) 2. otot viseral (polos) STRUKTUR OTOT. Otot somatik tersusun atas berkas serabut otot . Tiap serabut otot tersusun atas ratusan myofibril yang mengandung filamen kontraktil . Myofibril mengandung filamen tipis dan tebal yang tersusun paralel sepanjang akson myofibril Filamen tebal mengandung protein miosin dan filamen tipis mengandung protein aktin, troponin dan tropomiosin.

Secara mikroskopik filamen tebal tampak tebal & dikenal sebagai pita A.
Susunan filamen saling tumpang tindih. Bagian pita A filamen tebal yang tidak tumpang tindih dengan filamen tipis disebut zona Z. Bagian filamen tipis yang tidak tumpang tindih dengan filamen tebal tampak terang dikenal sebagai pita I. Dibagian tengah pita I filamen tipis saling beranyaman membentuk garis Z. Panjang miofibril antar garis Z disebut sarkomer Aktin merupakan protein ,bentuk molekulnya seperti buah pear,tersusun rangkaian panjang saling berpilin seperti benang. Miosin merupakan protein berbentuk panjang. Troponin berupa komplek protein dengan 3 subunit globulin yang berbentuk helikal double strand.

Gambar 7 : Struktur Otot

OTOT POLOS
Berbentuk spindel, berinti satu, dengan sedikit retikulum sarkoplasma dan tidak mempunyai motor end plate. Walaupun filamennya mengandung aktin dan miosin tetapi susunannya tidak teratur, sehingga tidak tampak sebagai pita.

MEKANISME GERAK
Rangsangan di kortek serebri akan menimbulkan impuls motorik. Dari kortek serebri melalui Tr piramidalis dan ekstrapiramidal memasuki medula spinalis. Tr kortikospinalis berakhir pada motorneuron anterior atau interneuron. Terdapat Traktus desenden dari otak (tr piramidalis) yang menyalurkan sinyal ke motor neuron anterior. Setiap segmen medula spinalis mempunyai ratusan ribu neuron di dalam subtansia grisea. Neuron neuron ini terbagi menjadi 2 jenis; - alpa motor neuron: serabut otot rangka - gama motor neuron ; serabut otot rangka khusus, intrafusal. Tr kortikospinal berahir pada interneuron. Melalui interneuron serebelum mengontrol sinyalnya mengatur fungsi motorik.

Disamping itu tr piramidal dan ektrapiramidal terdapat impuls kolateral yang dihantarkan ke serebelum melalui tr pontoserebelaris dan olivoserebelaris. Bila otot berespon terhadap sinyal motorik,maka muskel spindel ,tendo golgi,reseptor perifer lainnya mengirim sinyal ke atas yang berakhir diserebelum Setelah sinyal perifer dan dari kortek serebri terintegrasi impul eferen dikirimkan ke kortek serebelum ,ke talamus kembali ke kortek motorik dimana rangsang tersebut mula ada.

Gambar 8 : Pengaturan Gerak Motorik

Gangguan motrik,otot & saraf tepi


KELUMPUHAN MOTORIK. Kelumpuhan UMN ditandai adanya : 1. Hipertonia 2. Hipereflesia 3. Klonus 4. Reflek patologi 5. Tidak adanya atropi 6. Reflek automatisasi spinal Kelumpuhan LMN ditandai adanya 1. Hipotonia 2. Hiporeflesia/areflesia 3. Tidak ada reflek patologi 4. Atropi

Neuropati
Neuropati : penyakit saraf yang sering ditemukan. Jenis neuropati bervariasi sesuai penyebab,gejala klinik dan derajat perkembangan penyakit. Neuropati adalah suatu penyakit dengan gejala klinik yang terjadi karena kelainan saraf perifer,umumnya berupa degenerasi dengan gejala meliputi kelemahan motorik, gangguan sensorik, gangguan otonom dan lemahnya refleks tendo. Faktor penyebab : infeksi, gangguan metabolik , intoksikasi,defisiensi,gangguan vaskuler,kompresi, alergi dan remote efek tumor ganas. Trauma dapat menimbulkan neuropati yang bersifat terbatas.

Patologi Kelainan berupa degenerasi walleri, demielinisasi segmental atau degenerasi aksonal. Jenis Neuropati - Polineuropati Kelainan fungsional simetris karena kelainan difus yang mempengaruhi seruluh saraf perifer, seperti gangguan metabolik,keracunan,defisiensi dan reaksi imunoalergi. Gangguan terutama pada bagian distal tungkai dan lengan, sensorik dan motorik - Mononeuropati Kelaianan bersifat lokal pada saraf tepi atau lokal majemuk yang terpisah pisah dengan gambaran klinis simetria atau asimetris. Penyebab : trauma, tarikan,luka, penyinaran, tumor, infkeksi lokal dan gangguan vaskuler.

Gejala klinik.
Gangguan sensorik dan motorik, kadang gangguan otonom. Kadang dijumpai gangguan N kranialis. Atropi otot terjadi perlahan setelah beberapa minggu atau bulan. Refleks tendo akan berkurang sampai hilang tergantung derajat kerusakan. Gangguan sensorik lebih banyak mengenai bagian distal tungkai dan lengan dapat mengenai semua jenis perasaan.

Gangguan otonom yang sering terjadi adalah anhidrosis dan hipotensi ortostatik.

Pemeriksaan laboratorium Cairan serebrospinal tidak menunjukan kelainan. Beberapa kasus peningkatan protein.
Pemeriksaan EMG : adanya gangguan neurologi berupa penurunan kecepatan hantar saraf tepi. Pengobatan. - Menghilangkan faktor penyebab. - Koreksi keadaan metabolik. - Terapi simtomatik. - Neurotropik untuk merangsang proteosintesis sel schwan. - Fisioterapi.

SINDROMA GUILLAIN-BARRE
Sindroma ini lebih banyak terjadi pada usia muda. Sindroma ini dicirikan oleh kelumpuhan ektremitas yang akut dan progresif, yang muncul setelah infeksi. Patologi Terjadi reaksi inflamasi dan edema pada saraf. Serabut saraf mengalami degenerasi segmental dan aksonal. Penyebab Kelainan imunologi baik secara primer maupun proses mediasi. 2/3 kasus berhubungan dengan penyakit infesi /akut. Sering didahului oleh ISPA atau gangguan GI. Penyebab infeksi umumnya virus herpes. Dapat timbul setelah vaksinasi, infeksi bakteri, gangguan endokrin, operasi, anestesi dll.

Gambaran klinik Kelemahan motorik yang cepat. Kelumpuhan simetri lebih dari satu anggota gerak. Kelumpuhan dapat ringan atau terjadi paralisis total ke 4 anggota badan. Gangguan sensorik umumnya ringan. Adanya hipotoni dan hiporeflesia. Nervus kranialis dapat terkena. Fungsi saraf otonom terganggu ; takikardi, aritmia jantung,hipotensi posural ,hipertensi dll. Secara klinis penderita dapat sembuh secara fungsional.

Laboratorium Pemeriksaan darah tepi dapat normal atau leukositosis. Pemeriksaan cairan spinal : kadar protein tinggi. Pemeriksaan EMG : demielinisasi dan kecepatan hantar saraf menurun. Pengobatan. Tidak ada obat pilihan. Perlu pengawasan kemungkinan perburukan yang mengancam otot pernafasan. Dapat diberikan roboransia Pemberian kortikosteroin masih kontroversial. Pengobatan lain dengan : - Plasmaferesi - Imunoglobulin Fisioterapi

Neuropati Diabetika
Neuropati diabetika adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh degenerasi saraf perifer atau otonom sebagai akibat diabetes melitus. Patologi Neuropati terjadi karena faktor multipel, akibat interaksi beberapa faktor metabolik, vaskuler dan mekanik. Faktor penyebab utama adalah gangguan metabolik jaringan saraf. Jaringan saraf terganggu akibat gangguan mikrosirkulasi. Sebelum kelainan metabolik telah dijumpai penebalan membran basal kapilaris. Dengan demikian faktor genetik turut berpengaruh. Kelainan saraf perifer terjadi karena iskemia yang menyumbat vasa nervorum.

Gambaran klinik 1. Polineuropati sensorik motorik simetris. Paling banyak ditemukan. Keluhan rasa tebal atau kesemutan terutama pada tungaki bawah. Hilangnya reflek tendo Kadang disertai nyeri, yang menggagu tidur dimalam hari. Kadang penderita mengeluh sukar jalan jinjit atau sulit berdiri dari posisi jongkok. 2. Neuropati autonom Keluhan bermacam macam tergantung saraf otonom yang terkena, diare , kontipasi, gangguan lambung,gangguan kencing, impotensi, gangguan keringat, hipotensi ortostatik atau pingsan. 3. Monoreuropati Terjadi cepat mengenai saraf kranialis

Diagnosis
Berdasarkan tanda dan gejala neuropati pada penderita diabetes melitus. Pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan EMG. Pengobatan - Penanganan diabetes melitus - Penanganan neuropati berdasarkan etiopatofisiologi - Penanganan keluhan.

Miopati
Miopati merupakan kelainan yang ditandai dengan fungsi abnormal otot tanpa adanya bukti denervasi ,hitoloni atau elektrik. Kelainan hanya terjadi pada serabut otot atau jaringan intersisial sekitar. Klasifikasi 1. Genetik ; Distropi muskular, miopati kongenital, kelainan miotonik, paralisis periodik familial, miositis. 2. Traumatik : fisik, toksik, obat obatan. 3. Inflamasi : infeksi , imunologi 4. Endokrin/metabolik : tirotoksikosis,miksedema,hipotiroid,penyakit Cushing,penyakit Addison, hiperadosteronime,nutrisional,gagal ginjal 5. Paraneoplasma; karsinoma,karsinoid 6. Neoplastik; rabdomioma, rabdomisarkoma dll.

Gejala klinik Keluhan tersering adalah kelelahan,kelemahan,kecil dan lembek otot,kedutan,kram,nyeri,pegal. Kadang disertai gejala sitemik seperti , demam , tremor,takikardi dll. Kelumpuhan flaksid,atropi, bagian proksimal lebih lumpuh. Stadium awal reflek tendo normal,stadium lanjut turun/hilang. Tidak ada reflek patologi dan gangguan sensibilitas. Adanya fasikulasi.

Gejala klinik
Kelemahan otot, simetris, proksimal. Kesulitan naik tangga, bangkit dari tempat duduk,menaikan lengan ke atas. Dapat terjadi strbismus, diplopia, gangguan pernafasan. Kadang nyeri sendi dan pembengkakan, albumiuria. Pada beberapa kasus saraf kranial dan saraf tepi terganggu. Diagnosa - Kelemahan otot proksimal , simetris dan progresif - Enzim otot meningkat - EMG : polifasik,fibrilasi - Biopsi : degenerasi, regenerasi dan inflamasi.

Terapi
- pemberian kortikosteroid - obat imunosupresif atau sitostatika - penggantian plasma.

Periodik paralisis
Ditandai adanya episode berulang terjadi paralisia flaksid. Terdapat 3 bentuk : hipokalemi, hiperkalemi dan tirotoksik Periodik paralisis hiperkalemi bersifat herediter,autosomal dominan. Periodik paralisis tirotoksik merupakan perodik paralisis sekunder. Periodik paralisis hipokalemi. Paling sering,bersifat herediter,autosomal dominan,lebih banyak pada laki-laki. Etiologi dan patologi Kelemahan terjadi akibat masuknya ion kalium kedalam sel otot,terjadi hambatan transmisi neuromuskular Biopsi ; vakuola sentral

Gambaran klinik. Umur penderita 10-25 tahun. Terjadi pada periode istirahat sehabis latihan otot berat atau bangun tidur,terlalu makan karbohidrat tinggi,obat obatan tertentu. Gejala awal nyeri otot, sangat haus, rasa lemah mulai dari ektemitas bawah. Dapat mengalami sesak nafas dan meninggal Reflek fisiolgi turun atau hilang Sensasi kulit normal. Diagnosis . Hipokalemi EMG : polifasik, KHST normal

Terapi

Pemberian KCl Hindari diuretika Hindari karbohidrat tinggi Profilaksis:asetazolamid Spironolakton

Beberapa penyakit miopati


1 Distropi muskular. Merupakan penyakit genetik,bersifat progresif,terjadi degenerasi serabut otot non inflamasi. Tidak melibatkan sistim saraf pusat atau tepi 2. Distropi muskular tipe Duchene. Termasuk jenis distropi yang progresif,bersifat herditer,X linked resesif. Hampir semua laki-laki,wanita hanya pembawa gen. Penyebab Merupakan penyakit membran difus diduga akibat ganguan enzim membran eritosit, penurunan aktifitas adenilsiklase,penurunan partikel intramembran sarkolema,interaksi abnormal antar sel.

Patologi.
Terdapat atropi serabut otot dan tempatnya digantikan oleh jaringan fibrosa dan lemak. Gejala klinik. Dimulai pada masa anak berusia 2 tahun,anak sering jatuh saat jalan.Usia lima tahun tidak dapat berlari. Makin lama makin berat akhirnya anak tidak mampu berdiri, anak berjalan seperi bebek, lordosis lumbal berlebihan. Terjadi pembesaran betis,dengan terasa kenyal seperti karet. Terjadi kontraktur dan kiposkoliosis. Pneumonia dan gagal jantung .

Diagnosis Kelemahan otot bagian proksimal ,kemudian otot distal . Pembesaran otot betis,reflek tendo menghilang, paralisis flaksid. Pemeriksaan labolatorium peningkatan enzim serum,kenaikan keatin fosfokinase,GOT dan LDH. Terapi

Belum ada obat yang tepat. Pengobatan bersifat paliatif dan menghambat komplikasi

Polimiositis
Polimiositis adalah perdangan otot sebagai akibat proses imunologi. Polimiositis khas dengan gambaran nekrosis serabut otot, fagositosis, regenerasi, fibrosis dan inflamasi. Penyebab dan Patologi

Terdapat inflamasi,perusakan serabut saraf oleh limfosit dan makrofag Beberapa manifestasi dari penyakit sistemik,atau neopalstik. Dapat kambuh karana ISPA , imunisasi, obat tertentu. Kemungkinan virus Mekanisme autoimun
Biopsi :adanya infiltrasi limposit serabut otot dengan degenerasi, nekrosis dan fagositosis.

Miastenia Gravis
Miastenia adalah suatu keadaan yang ditandai kelemahan atau kelumpuhan otot otot lurik setelah aktivitas dan akan pulih setelah beberapa saat. Terdapat 4 jenis miastenia. 1. Miastenia okuler 2. Miastenia umum ringan 3. Miastenia umum berat 4. Krisis miatenia. Etiologi Merupakan penyakit autoimun yang berhubungan dengan, tirotokikosis, rematoid artritis, miksedema dan SLE. Disebabkan kerusakan reseptor asetilkolin pada sambungan saraf dan otot.

Patofisiologi Disebabkan penurunan jumlah reseptor asetilkolin pada neuro muskular junction.
Gambaran klinik Kelemahan lokal sampai kelemahan menyeluruh . Keluhan diplopia pada sore hari,suara nya menjadi serak/afonia,gangguan mengunyah,disfagia,regurgitasi makanan. Diagnostik Anamnestik dan pemeriksan fisik. Pemeriksaan tes endrofin. EMG Rongent timus

Pengobatan
- pemberian antikolinesterase timektomi, kortikosteroid - plasma feresis,sitostatika, - pembedahan timektomi

You might also like