Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS PENDERITA. Nama : Tn. S Jenis kelamin : laki-laki Umur : 51 tahun Pekerjaan : Buruh Alamat : Dukuh karang anyar, Semarang Agama : Islam Masuk Rumah Sakit : 7 11 2012 No. CM : 14 80 03
Keluhan
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Sejak 6 bulan yang lalu penderita mengeluh sakit pada pinggang kiri, nyeri berupa rasa kemeng yang hilang timbul. Rasa nyeri tidak berkurang dengan perubahan posisi. Rasa sakit saat kencing (-), alirannya lancar, Riwayat kencing berwarna merah (+). Riwayat pernah keluar batu atau pasir dari saluran kencing (-). Penderita tidak pernah kencing nanah. BAB tidak ada keluhan. Untuk mengurangi rasa sakit, penderita biasanya menggunakan balsem. Namun keluhan hanya berkurang sebentar, kemudian timbul lagi. Sejak 3 bulan lalu, penderita juga merasakan mual (+), muntah (+), demam (-), nyeri pada pinggang kiri semakin bertambah. Nafsu makan menurun, dan cepat lelah.
Sejak 1 bulan yang lalu penderita mengeluh perut kembung. Perut dirasakan penuh, terutama pinggang bagian kiri. Nafsu makan menurun, BAB tidak ada gangguan. Keluhan disertai demam dan nyeri pinggang kiri semakin kuat. Rasa sering ingin kencing (+), nyeri saat kencing (-), kencing berwarna merah (-), BAK berpasir (-), sulit memulai kencing (-), anyang-anyangan (-). Saat masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri pinggang kiri semakin bertambah dan nyeri di ulu hati, mual (+), muntah (+), demam (-), nafsu makan menurun, BAB tidak ada gangguan, rasa sering ingin kencing (+), nyeri saat kencing (-), kencing berwarna kemerahan (+), berpasir (-), sulit memulai kencing (-).
Riwayat
Penyakit Dahulu
Penderita tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat DM disangkal. Riwayat infeksi saluran kencing disangkal.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama disangkal Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat DM disangkal.
Riwayat
Sosial Ekonomi
: baik, komposmentis
: 120 / 70 mmHg : 84 x/menit isi dan tegangan cukup : 20 x/menit : 37 oC
: : : : : : : :
sawo matang, kulit kering (-) mesosefal, turgor dahi cukup konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik(-/-) discharge (-), septum deviasi (-), epistaksis (-) discharge (-) bibir kering (-), sianosis (-) serak (-), faring hiperemis (-), Pembesaran limfonodi (-)
Thorax
:
:
: : : : Simetris, statis dinamis stem fremitus kanan = kiri sonor seluruh lapangan paru Suara dasar vesikuler, suara
Pulmo
Palpasi Perkusi
Inspeksi
Auskultasi
tambahan (-)
Jantung :
Inspeksi Palpasi Perkusi
: : : :
ictus cordis tidak tampak ictus cordis teraba di SIC V 2 cm di medial linea midclavicula sinistra konfigurasi jantung dalam batas bunyi jantung I-II reguler, gallop (-),
Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-), jejas (-), gambaran gerak usus (-) Palpasi : supel, nyeri tekan (+), ballotemen ginjal kanan (-) kiri (+), lien dan hepar tak teraba Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (+) normal Auskultasi : bising usus (+) normal
Extremitas : superior Sianosis -/ Akral dingin -/ Edema -/ Pruritus -/ Recapilary refill <2/<2 inferior -/-/-/-/<2/<2
Status
Inspeksi : simetris, merah (-) Palpasi : balottement kanan (-), kiri (+) Perkusi : nyeri ketok (-), kiri (+)
Pemeriksaan
Rectal
Inspeksi : kulit perineum tanda inflamasi (-), lesi (-), anus : fissura ani (-),hemorrhoid (-) fistel (-) Rectal Toucher : hangat, tonus sphincter ani cukup, mukosa licin, benjolan(-), ampula rekti tidak kolaps, nyeri tekan (-), nodul (-), Sarung tangan : feses (+), lendir (-), darah (-).
DIAGNOSIS
Hb
Ht MCV MCH MCHC Trombosit RDW Diff count
L 12,30
L 38,50 85,30 29,40 L 31,00 215 H 16,40
13,2 17,3
40 52 80 100 26 34 32 36 150 440 11.5 - 14.5
Eosinofil absolute
Basofil absolute Natrofil absolute Limfosit absolute Monosit absolute Eosinofil Basofil Neutrofil
L 0,00
0.01 H 9,35 1,62 0,69 L 0,00 0.10 H 80,70
0.045 - 0.94
0 - 0.2 1.8 8 0.9 - 5.2 0.16 1 24 01 50 70
Limfosit
Monosit Kimia klinik Glukosa sewaktu Ureum Creatinin Kalium Natrium Chlorida Calsium
L 14,60
4.60 98 H 52,0 H 2,36 4,8 142 105 8,8
25 40
28 < 125 10,0 50,0 0,70 1,10 3,5 5,0 135 145 95,0 105 9,1 10,4
Keterangan: BNO : Tampak gambaran opaq oval setinggi para V lumbal II IV kiri, ukuran 1,9 cm IVP :
Nephropgram ginjal kanan dan kiri : normal Fungsi ekskresi ginjal kanan : normal, kiri : sangat menurun Pelvio caliceal ren dextra : tak melebar, tak spesifik Pelvio caliceal ren sinistra : tak tampak sampai menit 120 Ureter kanan : tak melebar, bendungan (-) Ureter kiri : tak tampak Vesika urinaria : dinding rata, filling defect (-), indensitasi (), additional shadow (-) Fungsi pengosongan : baik
Kesan :
Non visualized ren sinistra sampai menit 120 Penurunan fungsi ekskresi ren sinistra Suspect ureterolithiasis sinistra 1/3 proximal
USG
Keterangan :
Hepar : ukuran normal, tepi tajam, permukaan rata, nodul (-), parenkim homogen, vena porta tak melebar, dan vena hepatika tak melebar Vesika felea : ukuran normal, dinding tak menebal, batu (-) Pankreas : ukuran dan parenkim normal Kelenjar para aorta : tak melebar Lien : ukuran normal, parenkim normal, vena lienalis tak melebar, nodul (-) Ginjal kanan : ukuran normal, parenkim normal, PCS tak melebar, batu (-) Ginjal kiri : ukuran normal, parenkim menipis, PCS melebar, batu (-) Ureter kiri : melebar, batu (+) 1,5 cm Vesika urinaria : dinding tak menebal, batu (-) Kesan : hydronefrosis dan hydroureter sinistra et causa ureterolithiasis sinistra
DIAGNOSIS
Hydronefrosis dan hydroureter sinistra et causa ureterolithiasis sinistra Pyelonefritis sinistra kronik
Ip Tx :
infus RL 20 tpm
Ip Mx :
Ip Ex
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakitnya. Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien akan dirujuk ke dokter spesialis bedah umum untuk penanganan lebih lanjut. Menjelaskan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi kepada pasien dan keluarga.
Inj. Asam tranexamat 500 mg IV Inj. Ranitidin 2 x 1 ampul IV Inj. Ketorolac 2 x 30 mg/ml IV Rujuk dokter spesialis bedah umum
2. Pyelonefritis Kronik
Ip. Tx : Cotrimoxazol 2 x 2 tab Ip. Mx : KU, Tanda vital, darah rutin, urin rutin, kimia darah Ip. Ex : Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang penyakitnya, pemeriksaan yang harus dilakukan untuk memberikan terapi yang optimal.