Professional Documents
Culture Documents
Juli - 2011
LATAR BELAKANG
Amanat Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 14 ayat (3) dan Pasal 21 ayat (1), menetapkan: Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
Pasal 78 ayat (2): Peraturan Presiden yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan.
Penjelasan Pasal 78 ayat (2) Batas akhir penyelesaian peraturan presiden paling lambat 5 (lima) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan mengandung pengertian bahwa Pemerintah harus segera memulai proses penyusunan peraturan presiden yang diamanatkan Undang-Undang ini sehingga dalam waktu paling lambat 1 (satu) tahun sudah ada peraturan presiden yang ditetapkan. Peraturan presiden yang disusun dan ditetapkan mencakup pula Peraturan Presiden tentang penetapan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.
RTRW NASIONAL
a.
WILAYAH
RTRW PROVINSI
rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan
b.
PERKOTAAN
Amanat Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Pasal 82 ayat (1) Penetapan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 123 Ayat (3) Rencana tata ruang kawasan strategis nasional disusun untuk setiap kawasan strategis nasional. ayat (4) menetapkan rencana tata ruang kawasan strategis nasional ditetapkan dengan Peraturan Presiden
Lampiran X PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional:
Merapi
B : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional dengan Sudut Kepentingan Lingkungan Hidup B/1 : Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan
KSN Taman Nasional Gunung Merapi merupakan KSN dari kepentingan lingkungan hidup.
Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, ditetapkan dengan kriteria: a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati; b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan; c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara; d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro; e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup; f. rawan bencana alam nasional; atau g. sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
2. REHABILITASI DAN REVITALISASI SOSIAL BUDAYA Di Gunung Merapi terdapat kelompok masyarakat dengan berbagai aktivitas kehidupannya (sosial budaya dan ekonomi) yang telah ada sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai taman nasional. 3. MITIGASI BENCANA Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang paling aktif di Pulau Jawa. karena termasuk dalam salah satu rangkaian gunung vulkanik yang berada pada gugusan cincin Pasifik (ring of fire). Pada tahun 2010 terjadi letusan hebat Gunung Merapi yang menghancurkan kawasan di sekitarnya. Kehancuran dan kerusakan yang terjadi tidak hanya secara fisik dan menimbulkan korban jiwa/ kerugian harta benda, namun juga nonfisik (kerusakan ekonomi dan sosiologis masyarakat)
BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Rencana Sistem Pusat Kegiatan Bagian Ketiga Rencana Sistem Jaringan Prasarana
BAB IV RENCANA POLA RUANG KAWASAN Bagian Kesatu Kawasan Lindung Bagian Kedua Rencana Kawasan Budi Daya BAB V ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Indikasi Program Utama Perwujudan Struktur Ruang Kawasan Bagian Ketiga Indikasi Program Utama Perwujudan Pola Ruang Kawasan
BAB VI ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Arahan Peraturan Zonasi Bagian Ketiga Arahan Perizinan Bagian Keempat Arahan Insentif dan Disinsentif Bagian Kelima Arahan Sanksi BAB VII PENGELOLAAN KAWASAN BAB VIII PERAN MASYARAKAT BAB IX KETENTUAN PERALIHAN BAB X KETENTUAN PENUTUP
Tujuan Rencana Tata Ruang KSN TN Gunung Merapi adalah untuk: 1. Mewujudkan Rencana Tata Ruang KSN TN Gunung Merapi sebagai landasan operasional yang komprehensif dan terpadu bagi pelaksanaan program kegiatan sektor terkait dalam rangka melestarikan lingkungan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan melaksanakan mitigasi bencana. 2. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam pada KSN TN Gunung Merapi dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang menjamin kelestarian lingkungan; kesejahteraan masyarakat; dan mitigasi bencana; 3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dengan tetap menghjargai budaya lokal 4. Mewujudkan keharmonisan pembangunan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
KEBIJAKAN 1 : Terwujudnya Kelestarian Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan KSN TN Gunung Merapi
STRATEGI: 1. Mempertahankan fungsi konservasi kelanjutan hidup ekosistem dan keanekaragaman hayati serta habitatnya; 2. Merehabilitasi bagian dari taman nasional yang mengalami kerusakan baik akibat bencana alam Gunung Merapi maupun penyebab lainnya, melalui kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya; 3. Melarang kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung; 4. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mendukung fungsi lindung, antara lain: penelitian, penangkaran satwa, dan wisata alam.
KEBIJAKAN 2: Peningkatan Fungsi Kawasan Lindung KSN TN Gunung Merapi sebagai Payung Ekologis bagi Kawasan Budidaya di Bawahnya
STRATEGI: 1. Mengintegrasikan antara fungsi kawasan lindung dan fungsi kawasan budidaya di bawahnya 2. Melindungi dan mengembangkan daerah resapan air dan tata air alami; 3. Melindungi dan merehabilitasi sumber daya alam penunjang ekosistem.
KEBIJAKAN 3 : Terwujudnya Kawasan Pariwisata KSN TN Gunung Merapi yang berbasis potensi alam dan lingkungan STRATEGI: 1. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis suaka alam; 2. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis keunikan vulkanik, termasuk artefak unik pasca bencana; 3. Mengembangkan potensi pariwisata berbasis kekhasan sosial budaya, pada KSN TN dengan klasifikasi rawan bencana tingkat rendah (I)
KEBIJAKAN 4 : Terwujudnya Pengembangan KSN TN Gunung Merapi Berbasis Mitigasi Bencana STRATEGI: 1. Mengendalikan permukiman yang telah ada dengan konsep Living in Harmony with Disaster dan Zerro Growth 2. Mengembangkan KSN TN Gunung Merapi sebagai Buffer Kawasan Rawan Bencana dengan meningkatkan penghijauan sebagai pengendali banjir dan penahan longsor 3. Meningkatkan kapasitas daerah aliran sungai yang berpotensi sebagai jalur lahar dingin 4. Menetapkan jalur dan ruang evakuasi bencana
Taman Nasional (TN) adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam, pasal 30 ayat (2) menetapkan pengelolaan taman nasional didasarkan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba dan atau zona lainnya
Peraturan Menteri Kehutanan No.: P. 56 /Menhut-ii/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional
Peraturan Menteri Kehutanan No.: P. 56 /Menhut-ii/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional
Pasal 3 (1) Zona dalam kawasan taman nasional terdiri dari: a. Zona inti; b. Zona rimba; Zona perlindungan bahari untuk wilayah perairan c. Zona pemanfaatan; d. Zona lain, antara lain: 1. Zona tradisional; 2. Zona rehabilitasi; 3. Zona religi, budaya dan sejarah; 4. Zona khusus. (2) Penataan zona taman nasional didasarkan pada potensi dan fungsi kawasan dengan memperhatikan aspek ekologi, sosial, ekonomi dan budaya.
Pasal 4 (1) Dalam kawasan taman nasional sekurang-kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba dan zona pemanfaatan. (2) Penentuan zona lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf d pada setiap kawasan taman nasional dilakukan secara variatif sesuai kondisi setempat. (3) Masing-masing zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dalam setiap kawasan taman nasional dapat lebih dari satu tergantung pada potensi kawasan, kondisi kawasan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar taman nasional.
Zonasi taman nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman nasional menjadi zonazona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analisi data, penyusunan draft rancangan rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan, tata batas, dan penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Zona taman nasional adalah wilayah di dalam kawasan taman nasional yang dibedakan menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Zona rimba, untuk wilayah perairan laut disebut zona perlindungan bahari adalah bagian taman nasional yang karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan. Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan potensi alamnya, yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi/jasa lingkungan lainnya. Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam.
Zona rehabilitasi adalah bagian dari taman nasional yang karena mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan.
Zona religi, budaya dan sejarah adalah bagian dari taman nasionai yang didalamnya terdapat situs religi, peninggalan warisan budaya dan atau sejarah yang dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan, perlindungan nilai-nilai budaya atau sejarah. Zona khusus adalah bagian dari taman nasional karena kondisi yang tidak dapat dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan sarana penunjang kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik. Kelompok masyarakat adalah sekumpulan orang yang karena kondisi kesejarahan, ikatan ekonomi, religi, sosial dan budaya yang hidup dan tinggal secara bersama-sama dalam wilayah tertentu.
Penjelasan Pasal 8 Ayat (4) Kewenangan Pemerintah dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional mencakup aspek yang terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.