You are on page 1of 30

TERMODINAMIKA

BY : PRADHINA DEWI RUMALASARI XIA2 / 29

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Pengertian Termodinamika Termodinamika adalah salah satu ilmu fisika yang membahas tentang suhu, kalor, dan besaran lain yang berkaitan. Cabang-cabang Termodinamika Termodinamika Klasik: Pandangan transfer energi dan kerja dalam sistem makroskopis, tanpa memperhatikan interaksi dan gaya antar individual partikel (mikroskopik). Termodinamika Statistik : Melihat perilaku secara mikroskopik, menjelaskan hubungan energi berdasarkan sifat-sifat statistik dari sejumlah besar atom/molekul dan bergantung pada implikasi Mekanika Kuantum. Termodinamika Kimia : Fokus pada transfer energi dalam reaksi kimia dan kerja pada sistem kimia. Termodinamika Teknik : Pemanfaatan Termodinamika pada beberapa mesin panas dan proses-proses yang menyangkut transfer energi. (Mesin bakar, refrigerator, AC, stasiun tenaga nuklir, sistem pemercepat roket etc.)

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Pengertian Sistem Sistem adalah suatu massa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Atau sistem adalah segala sesuatu yang ingin dipelajari. Sistem Termodinamika ada tiga macam, yaitu : Sistem tertutup Dalam sistem tertutup massa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada massa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem,tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Atau dengan kata lain sistem tertutup berisi materi yang sama, dimana perpindahan massa melalui batas sistem tidak dimungkinkan. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam massa udara didalam balon. Sistem terbuka Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem termodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan massa keluar-masuk sistem tersebut. Sistem terisolasi Tidak ada pertukaran massa dan energi sistem dengan lingkungan. Atau dengan kata lain sistem tidak terpengaruh sama sekali oleh lingkungan Misalnya: Tabung gas yang terisolasi.

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Pengertian Batas Sistem Batas sistem adalah batas antara sistem dengan lingkungannya. Dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak. Pengertian Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem.

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, massa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang didefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing -masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property-nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium). Pengertian Proses Proses adalah perubahan sistem termodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain. Atau dengan kata lain proses dapat terjadi pada sebuah sistem apabila terdapat perubahan sifat sehingga terjadi perubahan keadaan dari sistem tersebut. Pengertian Lintasan Proses Lintasan proses adalah rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir.

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Proses termodinamika biasanya digambarkan dalam sistem koordinat 2 dua property, yaitu P-V diagram, P-v diagram, atau T-S diagram. Proses yang berjalan pada satu jenis property tetap, disebut proses iso - diikuti nama property-nya, misalnya proses isobaris (tekanan konstan), proses isochoris (volume konstan), proses isothermis (temperatur konstan) dan lainlain. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya. Pengertian Proses Reversibel Proses reversibel adalah proses dimana sistem dan lingkungan dapat dengan tepat kembali ke keadaan awalnya setelah proses berlangsung. Pengertian Proses Irreversibel Proses irreversibel adalah proses dimana sistem dan lingkungan tidak dapat dengan tepat kembali ke keadaan awalnya seelah proses berlangsung.

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Tekanan Tekanan merupakan besaran gaya per satuan luas. Dalam hal ini hanya dibicarakan tekanan pada fluida (gas dan cairan). Pada fluida diam, tekanan pada setiap titik adalah sama untuk arah horisontal. Tekanan akan bertambah jika semakin dalam. Hal ini disebabkan adanya berat fluida di atasnya (efek gravitasi). Tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan sbb :
P F A kg m2 ; lb ft2

Satuan tekanan: 1 Pa = 1 N/m2 1 Psi = 1 lbf/in2 1 bar = 105 Pa 1 atm = 14,696 psi 1 atm = 101325 Pa

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Dalam thermodinamika, tekanan p umumnya dinyatakan dalam harga absolut (tekanan absolut/mutlak), maka dalam diktat ini simbol p menyatakan tekanan absolut dari sistem/zat. Tekanan absolut tergantung pada tekanan pengukuran sistem, jadi: 1. Bila tekanan pengukuran (pressure gauge) sistem diatas tekanan atmosfir, maka : Tek absolut = Tek pengukuran + Tek Atmosfir
Pabs = P gauge + P atm

2. Bila tekanan pengukuran (pressure gauge) sistem di bawah tekanan atmosfir maka : Tek absolut = Tek atmosfir Tek pengukuran Pabs = Patm Pgauge

KONSEP DASAR TERMODINAMIKA


Manometer Digunakan untuk mengukur selisih tekanan.

Tekanan di setiap titik dalam tangki adalah sama. P1 = P3 A x P1 = A x P2 + W W = m . g = A h . g } P1 = P2 + g h P = P1 - P2 = g h


9

HUBUNGAN ANTARA P, V Dan T


Jika suatu gas ditekan dan temperaturnya dipertahankan konstan, maka volume dari gas tersebut akan berkurang. Jika volume suatu gas diperbesar dan temperaturnya dipertahankan konstan, maka tekanan akan berkurang. Dengan kata lain pada temperatur konstan, maka tekanan berbanding terbalik dengan volumenya (Hukum Boyle). P . V = konstan Jika suatu gas volumenya dipertahankan konstan, maka tekanannya akan sebanding dengan temperatur (Hukum Gay Lussac). P/T = konstan Jika tekanan suatu gas dipertahankan konstan, maka akan volumenya sebanding dengan temperatur. (Hukum Charles) V/T = konstan Jika ketiga persamaan diatas digabungkan,maka akan diperoleh persamaan keadaan sebagai berikut : P.V=C.T Dimana : P = Tekanan V = Volume C = Konstanta yang menunjukkan sifat dan jenis dari gas Sedangkan persamaan untuk gas ideal adalah : P.V=n.R.T Dimana : n = jumlah mol zat R = konstanta gas umum (8,314 J/mol.K) Gas ideal adalah suatu gas yang keadaannya stabil secara kimia

10

HUBUNGAN ANTARA P, V Dan T


Pada gas ideal terdapat empat macam perubahan keadaan istimewa yaitu : 1. Perubahan keadaan dengan proses temperatur konstan (Isothermal/isothermis)
P 2

T=konstan

Gas dimasukan kedalam silinder torak. Keadaan gas akan dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan menekan torak. Suhu gas dijaga agar tetap konstan dengan jalan mendinginkan dan memanaskan silinder
V

V2

V1

PV Diagram Proses Isothermal

11

HUBUNGAN ANTARA P, V Dan T


2. Perubahan keadaan dengan proses volume konstan (isometric ; isochoris)
P

P2

P1

keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan memanaskan silinder, sedang torak ditahan supaya jangan bergerak sehingga volume gas dalam silinder tetap konstan
V

V = konstan

P-V Diagram Proses Isochoris


12

HUBUNGAN ANTARA P, V Dan T


3. Perubahan keadaan dengan proses tekanan konstan (isobaric)
P

1 P1 = P2

V V1 V2

Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan memanaskan silinder, sedang torak dibuat bebas bergerak sehingga tekanan gas dalam silinder tetap konstan

P-V Diagram Proses Isobarik


13

HUKUM TERMODINAMIKA I
Bunyi Hukum Termodinamika I adalah energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dikenal juga dengan konservasi energi atau hukum kekekalan energi. Hukum ini juga menghubungkan tiga jenis energi : kalor, energi kinetik dan energi internal sistem. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana; selama interaksi antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Energi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk yang berbeda : panas dan kerja

14

HUKUM TERMODINAMIKA I
Panas atau Kalor Panas atau kalor merupakan bentuk energi yang dapat berpindah antara dua sistem (atau dari sistem ke lingkungan) dengan sifat perbedaan temperatur. Berdasarkan termodinamika, panas merupakan energi yang dipindahkan akibat dari adanya perbedaan temperatur antara dua benda. Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Kapasitas Kalor Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 C. Q = C T Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih mudah bila didefinisikan kalor jenis.

15

HUKUM TERMODINAMIKA I
Kalor Jenis Kalor jenis (c) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 C Q = m c T Panas ada dua macam yaitu : 1. Panas laten, yaitu panas yang diberikan atau diserap oleh suatu benda yang menyebabkan perubahan fase dan tidak berhubungan dengan perubahan temperatur. QL = m.L dimana : QL = jumlah panas laten (kJ) m = massa benda (kg) L = panas laten (kJ/kg) 2. Panas sensibel, yaitu panas yang diberikan atau diserap oleh suatu benda yang menyebabkan perubahan temperatur. Panas sensibel dapat dirasakan oleh manusia. Qs = m.cp.t dimana : Qs = jumlah panas sensibel (kJ) m = massa benda (kg) cp = panas spesifik (kJ/kg.K) t = selisih suhu awal dan suhu akhir (K)

16

HUKUM TERMODINAMIKA I
Bila proses berjalan dengan volume konstan, maka kapasitas panas tersebut diatas disebut dengan kapasitas panas pada volume konstan disimbolkan dengan Cv. Selanjutnya bila proses berjalan dengan tekanan konstan, maka kapasitas panas tersebut disebut dengan kapasitas panas pada tekanan konstan yang disimbolkan dengan Cp. Kapasitas panas C persatuan massa m disebut panas jenis (specific heat) disimbol dengan c, jadi panas jenis suatu sistem adalah :
c C dQ m m.dT

Bila cp konstan, maka :

Q = m.cp (T2 T1) Untuk proses dengan volume konstan : Q = U2 U1 = m cv (T2 T1) Untuk semua gas dapat ditulis : cp cv = R cv = R / ( 1) dimana : cp/cv = , maka :
17

cp = .R / ( 1)

HUKUM TERMODINAMIKA I
Kerja Kerja (work) seperti halnya panas adalah suatu bentuk interaksi antara sistem dan lingkungan Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh s akibat gaya F yang bekerja pada benda tersebut maka dikatakan gaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F harus sejajar dengan arah jarak tempuh s W = F . s (Joule) Seperti pada pada penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa jika suatu energi dapat melintasi batas sistem adalah bukan panas, maka dapat dipastikan bahwa bentuk energi tersebut adalah kerja. Apabila ada kerja yang dilakukan terhadap sistem, maka akan terjadi perubahan energi pada sistem tersebut. Energi Energi Total (E) = energi kinetik + energi potensial + energi lainnya Perubahan energi dipengaruhi oleh tiga komponen : 1. Energi kinetik 2. Energi potensial 3. Energi dalam sistem (U) Jadi, E = Ek + Ep + U Energi dapat dipindahkan kedalam atau keluar sistem tertutup hanya dengan dua cara yaitu kerja dan perpindahan kalor.

18

HUKUM TERMODINAMIKA I
dimana : Q = transfer panas bersih melintasi sistem ( = Qin - Qout) W = kerja bersih ( = Wout - Win ) E = perubahan energi bersih sistem (E2 - E1) Seperti pada sebelumnya, total energi E dari sistem terdiri dari tiga bagian : energi dalam U, energi kinetik KE dan energi potensial PE. Sehingga perubahan energi total sistem dapat ditulis sebagai berikut : E = EK + EP + U (kJ) Jika disubstitusikan perubahan energi total ke persamaan termodinamika pertama, maka : Q - W = EK + EP + U (kJ) Hampir semua sistem tertutup yang ditemui dalam praktis adalah sistem stationer, yang umumnya tidak melibatkan perubahan kecepatan dan ketinggian selama proses. Untuk sistem tertutup yang stasioner perubahan energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. Sehingga hukum termodinamika pertama dapat direduksi menjadi : W - Q = U (kJ) atau w - q = u (kJ/kg)
19

Q - W = E

(kJ )

HUKUM TERMODINAMIKA I

Q positif Q negatif W positif W negatif

: KALOR DITAMBAHKAN KE SISTEM : KALOR DILEPASKAN OLEH SISTEM : KERJA DILAKUKAN OLEH SISTEM : KERJA DILAKUKAN PADA SISTEM
20

HUKUM TERMODINAMIKA I
U = Q W Perubahan energi dalam sistem = kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi dengan kerja (W) yang dilakukan oleh sistem Jika suatu sistem menerima panas dan dilakukan kerja ke sistem, maka energi dalamnya akan bertambah. Jika suatu sistem melepaskan panas dan melakukan kerja, maka energi dalamnya akan berkurang. Pada termodinamika dikenal ada 4 macam proses, yaitu : Proses Isobarik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan tekanan yang dipertahankan tetap. Proses Isokhorik/isovolum yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan volum yang dipertahankan tetap. Proses Isotermik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan temperatur yang dipertahankan tetap. Proses Adiabatik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dimana tidak ada kalor yang keluar ataupun masuk ke sistem.
21

HUKUM TERMODINAMIKA I
Proses Adiabatik Perubahan keadaan disebut adiabatik bila tidak ada panas yang dikeluarkan/diterima sistem dari/terhadap sekelilingnya atau dq = 0. Hal ini dimungkinkan bila sistem diisolasi. Kejadian ini terjadi pada motor-motor bakar jenis diesel, pada akhir kompresi temperatur udara sangat tinggi hingga sanggup membakar bahan bakar tanpa menggunakan bunga api. Pandang suatu silinder berisolasi berisi gas yang dilengkapi dengan piston seperti terlihat pada gambar berikut :

Hukum thermodinamika pertama


dq = du + dw 0 = du + dw atau U2 U1 = - W U1 U2 = W
22

HUKUM TERMODINAMIKA II
Hukum Termodinamika II merupakan penyempurnaan dari Hukum Termodinamika I, karena pada Hukum Termodinamika I tidak dijelaskan arah terjadinya suatu proses. Sebuah proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi Hukum Termodinamika I dan II. Pernyataan Hukum Termodinamika II : Untuk mesin kalor (Kevin-Plank) : Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih. Atau dengan kata lain pada suatu mesin siklus tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Pada suatu mesin siklus tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Atau tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

23

HUKUM TERMODINAMIKA II
Mesin Kalor Mesin kalor merupakan sistem termodinamika yang beroperasi secara siklus dimana sejumah kalor ditransfer kepadanya dan sejumlah kerja dilakukannya. Sebuah mesin kalor dapat dikarakteristikkan sebagai berikut : 1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, furnace bahan bakar, reaktor nuklir, dll). 2. Mesin kalor mengkonversi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam dalam bentuk poros yang berputar) 3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah. 4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus. Mengacu pada karakteristik di atas, sebenarnya motor bakar dan turbin gas tidak memenuhi kategori sebagai sebuah mesin kalor, karena fluida kerja dari motor bakar dan turbin gas tidak mengalami siklus termodinamika secara lengkap. Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termidinamika yang lengkap.

24

HUKUM TERMODINAMIKA II
Pernyataan Hukum Termodinamika II : Untuk mesin pendingin (Clausius) : Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroperasi dalam sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi. Telah diketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi ke media bertemperatur rendah. Pernyataan Clausius tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut mungkin terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan/diwakili oleh kompresor yang mendapat energi dari energi listrik misalnya.

25

HUKUM TERMODINAMIKA II
Mesin Pendingin Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut dengan refrigeran. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR. COPR = output yang diinginkan/input yang diperlukan = QH/Wbersih,in Atau COPR = QH/(QH-QL) = 1/((QH/QL) 1)

Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilah -coefficient of performance- lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu.

26

HUKUM TERMODINAMIKA II
Siklus Carnot Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan oleh Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik disebut dengan Mesin refrigerasi Carnot .

27

EFISIENSI MESIN CARNOT

28

ENTROPI
Salah satu akibat dari hukum termodinamika II adalah perkembangan sifat fisik suatu zat yang disebut entropi (S). Perubahan sifat ini digunakan untuk menentukan arah proses yang sedang berlangsung. Entropi juga bisa dinyatakan sebagai ukuran tidak adanya panas yang bekerja pada suatu siklus. Hal ini berhubungan dengan hukum termodinamika II, karena hukum termodinamika II memperkirakan bahwa tidak semua panas yang masuk ke suatu siklus bisa diubah menjadi sejumlah kerja, tetapi pasti akan terjadi pelepasan panas. Perubahan pada entropi dinyatakan sebagai perbandingan antara panas yang dipindahkan selama proses reversibel dengan temperatur absolut sistem. S = Q/Tabs (untuk proses reversibel) Nilai entropi pasti akan naik atau tetap dalam suatu siklus sistem, nilai entropi tidak akan mungkin turun.

Karena entropi merupakan sebuah sifat, maka perubahan entropi sebuah sistem yang berlangsung dari keadaan satu ke keadaan lain, mempunyai nilai yang sama untuk semua proses, baik proses reversibel maupun proses irreversibel.

29

ENTROPI PADA TEMPERATUR BERUBAH S = S2 S1 S = m c ln T2 / T1

KETERANGAN : S = PERUBAHAN ENTROPI (J/K) S1 = ENTROPI MULA-MULA (J/K) S2 = ENTROPI AKHIR (J/K) c = KALOR JENIS (J/kg K) m = MASSA (kg) T1 = SUHU MULA-MULA (K) T2 = SUHU AKHIR (K)

30

You might also like