Professional Documents
Culture Documents
Satuan tekanan: 1 Pa = 1 N/m2 1 Psi = 1 lbf/in2 1 bar = 105 Pa 1 atm = 14,696 psi 1 atm = 101325 Pa
2. Bila tekanan pengukuran (pressure gauge) sistem di bawah tekanan atmosfir maka : Tek absolut = Tek atmosfir Tek pengukuran Pabs = Patm Pgauge
10
T=konstan
Gas dimasukan kedalam silinder torak. Keadaan gas akan dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan menekan torak. Suhu gas dijaga agar tetap konstan dengan jalan mendinginkan dan memanaskan silinder
V
V2
V1
11
P2
P1
keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan memanaskan silinder, sedang torak ditahan supaya jangan bergerak sehingga volume gas dalam silinder tetap konstan
V
V = konstan
1 P1 = P2
V V1 V2
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan memanaskan silinder, sedang torak dibuat bebas bergerak sehingga tekanan gas dalam silinder tetap konstan
HUKUM TERMODINAMIKA I
Bunyi Hukum Termodinamika I adalah energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dikenal juga dengan konservasi energi atau hukum kekekalan energi. Hukum ini juga menghubungkan tiga jenis energi : kalor, energi kinetik dan energi internal sistem. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana; selama interaksi antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan. Energi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk yang berbeda : panas dan kerja
14
HUKUM TERMODINAMIKA I
Panas atau Kalor Panas atau kalor merupakan bentuk energi yang dapat berpindah antara dua sistem (atau dari sistem ke lingkungan) dengan sifat perbedaan temperatur. Berdasarkan termodinamika, panas merupakan energi yang dipindahkan akibat dari adanya perbedaan temperatur antara dua benda. Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Kapasitas Kalor Kapasitas kalor (C) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 C. Q = C T Kapasitas panas dari beberapa benda sebanding dengan massanya, maka lebih mudah bila didefinisikan kalor jenis.
15
HUKUM TERMODINAMIKA I
Kalor Jenis Kalor jenis (c) : jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 C Q = m c T Panas ada dua macam yaitu : 1. Panas laten, yaitu panas yang diberikan atau diserap oleh suatu benda yang menyebabkan perubahan fase dan tidak berhubungan dengan perubahan temperatur. QL = m.L dimana : QL = jumlah panas laten (kJ) m = massa benda (kg) L = panas laten (kJ/kg) 2. Panas sensibel, yaitu panas yang diberikan atau diserap oleh suatu benda yang menyebabkan perubahan temperatur. Panas sensibel dapat dirasakan oleh manusia. Qs = m.cp.t dimana : Qs = jumlah panas sensibel (kJ) m = massa benda (kg) cp = panas spesifik (kJ/kg.K) t = selisih suhu awal dan suhu akhir (K)
16
HUKUM TERMODINAMIKA I
Bila proses berjalan dengan volume konstan, maka kapasitas panas tersebut diatas disebut dengan kapasitas panas pada volume konstan disimbolkan dengan Cv. Selanjutnya bila proses berjalan dengan tekanan konstan, maka kapasitas panas tersebut disebut dengan kapasitas panas pada tekanan konstan yang disimbolkan dengan Cp. Kapasitas panas C persatuan massa m disebut panas jenis (specific heat) disimbol dengan c, jadi panas jenis suatu sistem adalah :
c C dQ m m.dT
Q = m.cp (T2 T1) Untuk proses dengan volume konstan : Q = U2 U1 = m cv (T2 T1) Untuk semua gas dapat ditulis : cp cv = R cv = R / ( 1) dimana : cp/cv = , maka :
17
cp = .R / ( 1)
HUKUM TERMODINAMIKA I
Kerja Kerja (work) seperti halnya panas adalah suatu bentuk interaksi antara sistem dan lingkungan Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh s akibat gaya F yang bekerja pada benda tersebut maka dikatakan gaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F harus sejajar dengan arah jarak tempuh s W = F . s (Joule) Seperti pada pada penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa jika suatu energi dapat melintasi batas sistem adalah bukan panas, maka dapat dipastikan bahwa bentuk energi tersebut adalah kerja. Apabila ada kerja yang dilakukan terhadap sistem, maka akan terjadi perubahan energi pada sistem tersebut. Energi Energi Total (E) = energi kinetik + energi potensial + energi lainnya Perubahan energi dipengaruhi oleh tiga komponen : 1. Energi kinetik 2. Energi potensial 3. Energi dalam sistem (U) Jadi, E = Ek + Ep + U Energi dapat dipindahkan kedalam atau keluar sistem tertutup hanya dengan dua cara yaitu kerja dan perpindahan kalor.
18
HUKUM TERMODINAMIKA I
dimana : Q = transfer panas bersih melintasi sistem ( = Qin - Qout) W = kerja bersih ( = Wout - Win ) E = perubahan energi bersih sistem (E2 - E1) Seperti pada sebelumnya, total energi E dari sistem terdiri dari tiga bagian : energi dalam U, energi kinetik KE dan energi potensial PE. Sehingga perubahan energi total sistem dapat ditulis sebagai berikut : E = EK + EP + U (kJ) Jika disubstitusikan perubahan energi total ke persamaan termodinamika pertama, maka : Q - W = EK + EP + U (kJ) Hampir semua sistem tertutup yang ditemui dalam praktis adalah sistem stationer, yang umumnya tidak melibatkan perubahan kecepatan dan ketinggian selama proses. Untuk sistem tertutup yang stasioner perubahan energi kinetik dan energi potensial dapat diabaikan. Sehingga hukum termodinamika pertama dapat direduksi menjadi : W - Q = U (kJ) atau w - q = u (kJ/kg)
19
Q - W = E
(kJ )
HUKUM TERMODINAMIKA I
: KALOR DITAMBAHKAN KE SISTEM : KALOR DILEPASKAN OLEH SISTEM : KERJA DILAKUKAN OLEH SISTEM : KERJA DILAKUKAN PADA SISTEM
20
HUKUM TERMODINAMIKA I
U = Q W Perubahan energi dalam sistem = kalor (Q) yang ditambahkan ke sistem dikurangi dengan kerja (W) yang dilakukan oleh sistem Jika suatu sistem menerima panas dan dilakukan kerja ke sistem, maka energi dalamnya akan bertambah. Jika suatu sistem melepaskan panas dan melakukan kerja, maka energi dalamnya akan berkurang. Pada termodinamika dikenal ada 4 macam proses, yaitu : Proses Isobarik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan tekanan yang dipertahankan tetap. Proses Isokhorik/isovolum yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan volum yang dipertahankan tetap. Proses Isotermik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dengan temperatur yang dipertahankan tetap. Proses Adiabatik yaitu proses termodinamik sebuah sistem dimana tidak ada kalor yang keluar ataupun masuk ke sistem.
21
HUKUM TERMODINAMIKA I
Proses Adiabatik Perubahan keadaan disebut adiabatik bila tidak ada panas yang dikeluarkan/diterima sistem dari/terhadap sekelilingnya atau dq = 0. Hal ini dimungkinkan bila sistem diisolasi. Kejadian ini terjadi pada motor-motor bakar jenis diesel, pada akhir kompresi temperatur udara sangat tinggi hingga sanggup membakar bahan bakar tanpa menggunakan bunga api. Pandang suatu silinder berisolasi berisi gas yang dilengkapi dengan piston seperti terlihat pada gambar berikut :
HUKUM TERMODINAMIKA II
Hukum Termodinamika II merupakan penyempurnaan dari Hukum Termodinamika I, karena pada Hukum Termodinamika I tidak dijelaskan arah terjadinya suatu proses. Sebuah proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi Hukum Termodinamika I dan II. Pernyataan Hukum Termodinamika II : Untuk mesin kalor (Kevin-Plank) : Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat/mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih. Atau dengan kata lain pada suatu mesin siklus tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Pada suatu mesin siklus tidak mungkin kalor yang diterima mesin diubah semuanya menjadi kerja. Selalu ada kalor yang dibuang oleh mesin. Atau tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.
23
HUKUM TERMODINAMIKA II
Mesin Kalor Mesin kalor merupakan sistem termodinamika yang beroperasi secara siklus dimana sejumah kalor ditransfer kepadanya dan sejumlah kerja dilakukannya. Sebuah mesin kalor dapat dikarakteristikkan sebagai berikut : 1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, furnace bahan bakar, reaktor nuklir, dll). 2. Mesin kalor mengkonversi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam dalam bentuk poros yang berputar) 3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah. 4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus. Mengacu pada karakteristik di atas, sebenarnya motor bakar dan turbin gas tidak memenuhi kategori sebagai sebuah mesin kalor, karena fluida kerja dari motor bakar dan turbin gas tidak mengalami siklus termodinamika secara lengkap. Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termidinamika yang lengkap.
24
HUKUM TERMODINAMIKA II
Pernyataan Hukum Termodinamika II : Untuk mesin pendingin (Clausius) : Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroperasi dalam sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi. Telah diketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi ke media bertemperatur rendah. Pernyataan Clausius tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari media bertemperatur rendah ke media bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut mungkin terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan/diwakili oleh kompresor yang mendapat energi dari energi listrik misalnya.
25
HUKUM TERMODINAMIKA II
Mesin Pendingin Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut dengan refrigeran. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR. COPR = output yang diinginkan/input yang diperlukan = QH/Wbersih,in Atau COPR = QH/(QH-QL) = 1/((QH/QL) 1)
Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilah -coefficient of performance- lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu.
26
HUKUM TERMODINAMIKA II
Siklus Carnot Siklus Carnot adalah sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan oleh Sadi Carnot pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus carnot terbalik disebut dengan Mesin refrigerasi Carnot .
27
28
ENTROPI
Salah satu akibat dari hukum termodinamika II adalah perkembangan sifat fisik suatu zat yang disebut entropi (S). Perubahan sifat ini digunakan untuk menentukan arah proses yang sedang berlangsung. Entropi juga bisa dinyatakan sebagai ukuran tidak adanya panas yang bekerja pada suatu siklus. Hal ini berhubungan dengan hukum termodinamika II, karena hukum termodinamika II memperkirakan bahwa tidak semua panas yang masuk ke suatu siklus bisa diubah menjadi sejumlah kerja, tetapi pasti akan terjadi pelepasan panas. Perubahan pada entropi dinyatakan sebagai perbandingan antara panas yang dipindahkan selama proses reversibel dengan temperatur absolut sistem. S = Q/Tabs (untuk proses reversibel) Nilai entropi pasti akan naik atau tetap dalam suatu siklus sistem, nilai entropi tidak akan mungkin turun.
Karena entropi merupakan sebuah sifat, maka perubahan entropi sebuah sistem yang berlangsung dari keadaan satu ke keadaan lain, mempunyai nilai yang sama untuk semua proses, baik proses reversibel maupun proses irreversibel.
29
KETERANGAN : S = PERUBAHAN ENTROPI (J/K) S1 = ENTROPI MULA-MULA (J/K) S2 = ENTROPI AKHIR (J/K) c = KALOR JENIS (J/kg K) m = MASSA (kg) T1 = SUHU MULA-MULA (K) T2 = SUHU AKHIR (K)
30