You are on page 1of 71

Akuntansi Sektor Publik Rita (10 110 73) Sri Junita (10 111 60) Susiyanti Kelas : AM-2

/ Smt VI

Tugas : Bab 3 & Bab 4

BAB 3 Penganggaran Sektor Publik

Peran Anggaran Sektor Publik


Anggaran merupakan rencana jangka pendek organisasi yang dinyatakan dalam bentuk keuangan. Peran anggaran sektor publik dapat dilihat dari aspek makro dan mikro.

Aspek makro adalah peran anggaran dalam tatanan makro ekonomi, sosial dan politik. Aspek mikro adalah peran anggaran dalam suatu organisasi yang dilihat dari sudut pandang manajerial organisasi.

Peran Anggaran dari Aspek Makro


Anggaran Sektor Publik dapat berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pemerintah yaitu melakukan alokasi, distribusi dan stabilisasi. 1. Anggaran Sebagai Alat Alokasi Anggaran sektor publik berfungsi sebagai alat alokasi yaitu untuk mengalokasikan anggaran ke dalam (a) urusan, (b) fungsi, (c) organisasi, dan (d) program kerja.
A. Alokasi Berdasarkan Urusan Alokasi anggaran berdasarkan urusan menetapkan berapa anggaran yang diperuntukkan untuk belanja pelaksanaan urusan wajib dan berapa jumlah anggaran untuk urusan pilihan.

Anggaran Berdasarkan Urusan


Urusan wajib pemerintah meliputi : 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum 4. Perumahan Rakyat 5. Penataan Ruang 6. Perencanaan Pembangunan 7. Perhubungan 8. Lingkungan Hidup 9. Pertanahan 10. Kependudukan dan Catatan Sipil 11. Pemberdayaan Perempuan 12. Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Sosial Tenaga Kerja Koperasi & Usaha Kecil & Menengah Penanaman Modal Kebudayaan Pemuda & Olahraga Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri Pemerintahan Umum Kepegawaian Pemberdayaan Masyarakat & Desa Statistik Kearsipan Komunikasi & Informatika Urusan pilihan pemerintah meliputi : 1. Pertanian 2. Kehutanan 3. Energi dan Sumber Daya Mineral 4. Pariwisata 5. Kelautan dan Perikanan 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi

B. Alokasi Berdasarkan Fungsi


Alokasi berdasarkan fungsi meliputi : 1. Pelayanan umum 2. Ketertiban dan ketentraman 3. Ekonomi 4. Lingkungan hidup 5. 6. 7. 8. 9. Perumahan dan 10. Agama fasilitas umum 11. Pertahanan Kesehatan Pariwisata dan budaya Pendidikan Perlindungan sosial

C. Alokasi Berdasarkan Organisasi


Anggaran dapat dialokasikan berdasarkan organisasi sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Pada pemerintah pusat APBN dialokasi ke unit organisasi pemerintah yang terdiri atas kementerian dan lembaga negara. Sedangkan pada pemerintah daerah APBD dialokasikan ke unit organisasi pemerintah daerah berupa satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

D. Alokasi Berdasarkan Program Anggaran juga dapat dialokasikan berdasarkan program kerja. Alokasi anggaran untuk program kerja bisa berupa plafon anggaran untuk setiap program kerja dan rincian anggaran biaya program yang terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal untuk pelaksanaan program.

2. Anggaran Sebagai Alat Distribusi Yaitu untuk mendistribusikan pendapatan atau sumber daya publik agar terjadi pemerataan keadilan ekonomi. Mekanisme distribusi ekonomi melalui anggaran sektor publik dilakukan dalam bentuk pemberian subsidi kepada masyarakat, pemberian dana transfer dan melakukan program pro-rakyat.

3. Anggaran Sebagai Alat Stabilisasi


Yaitu untuk menciptakan stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat melakukan stabilisasi ekonomi berupa pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar Rupiah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

Anggaran Sektor Publik

Distribusi

Alokasi

Stabilisasi

Subsidi

Dana Perimbangan

Ekonomi

Sosial

Publik

Urusan

Fungsi

Organisasi
* Kementerian / Lembaga * SKPD

Program

Wajib

Pilihan

Pelayanan Umum : Ketertiban dan ketentraman; ekonomi; lingkungan hidup; perumahan dan fasilitas umum; kesehatan; pariwisata dan budaya; pendidikan; perlindungan sosial; agama; pertahanan.

* Prgoram Kerja * Kegiatan

Peran Anggaran dari Aspek Mikro


Peran anggaran dari aspek mikro terkait dengan fungsi anggaran dalam sistem perencanaan dan pengendalian manajemen organisasi. Anggaran merupakan salah satu instrumen sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Peran anggaran dalam organisasi sektor publik antara lain : 1. Sebagai alat perencanaan 2. Sebagai alat pengendalian 3. Sebagai alat koordinasi dan komunikasi 4. Sebagai alat penilaian kinerja 5. Sebagai alat motivasi

Jenis jenis anggaran sektor publik


Jenis-jenis anggaran sektor publik : 1. Line Item Budget 2. Incremental Budget 3. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS) 4. Zero Based Budget (ZBB) 5. Performance Budget Line Item Budget Line item budget merupakan sistem anggaran yang meyajikan belanja berdasarkan input atau sumber daya yang digunakan. Line item budget berfokus pada input dan memberikan informasi tentang berapa banyak dibelanjakan dan bagaimana membelanjakannya tetapi kurang menekankan mengenai apa yang dibelanjakan.

Kelemahan line item budget adalah kurang dapat menginformasikan tentang efisiensi anggaran karena tidak dilakukan pengkaitan antara input dengan output. Kelebihan line item budget di antaranya adalah sederhana dan mudah mengadministrasikannya serta cukup baik untuk pengendalian input, membantu perencanaan serta penetapan prioritas. Manfaat penting line item budget lainnya adalah adanya spesifikasi atas batas anggaran dalam proses alokasi anggaran dan memastikan bahwa unit kerja tidak melakukan pengeluaran melebihi dari batas anggaran

Incremental Budget
Incremental budget merupakan sistem penganggaran yang hanya menambah atau mengurangi jumlah anggaran dengan menggunakan data anggaran tahun lalu sebagai dasar perencanaan tahun sekarang, atau tahun sekarang sebagai dasar perencanaan anggaran tahun depan. Incremental budget digunakan untuk kegiatan yang selalu ada atau rutin dilakukan setiap tahun atau untuk program dan kegiatan yang berlanjut dari tahun sebelumnya. Kelebihan sistem incremental bugdet adalah cocok untuk penganggaran kegiatan yang sifatnya rutin dan selalu dilakukan, misalnya kegiatan administrasi pemeliharaan dan operasional rutin organisasi.

Kelemahan sistem incremental budget ini antara lain karena menggunakan anggaran tahun lalu sebagai dasar penganggaran, maka seringkali terjadi duplikasi penganggaran. Anggaran yang semestinya tidak diperlukan lagi masih tetap terus dianggarkan sehingga menyebabkan pemborosan anggaran. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS) Planning, programming, budgeting system atau disebut programme budgeting merupakan sistem penganggaran yang penyusunan anggarannya berdasarkan program. Program analisis terkait dengan analisis biaya dan manfaat untuk masingmasing program serta alokasi anggarannya. PPBS meliputi tiga level manajemen, yaitu: 1. Manajemen kebijakan : berisi identifikasi kebutuhan, analisis pilihan alternatif program, pemilihan program, dan alokasi anggaran. 2. Manajemn sumber daya : berisi penetapan sistem pendukukng utama berupa perbaikan struktur anggaran dan praktik manajemen keuangan. 3. Manajemen program : berisi implementasi kebijakan program dan kegiatan : akuntansi, pelaporan dan evaluasi.

Zero Based Budgeting (ZBB)


Zero based budgeting merupakan sistem penganggaran yang berbasis nol atau mulai dari nol. ZBB tidak menjadikan anggaran tahun lalu sebagai dasar penyusunan anggaran tahun sekarang sebagaimana dalam line item dan incremental budget. ZBB menjadikan setiap anggaran merupakan merupakan anggaran yang baru sehingga dimulai dari nol.
Kelebihan ZBB antara lain anggaran didasarkan kebutuhan riil bukan sekadar mengulang dan meneruskan program lama sehingga hal ini dapat mengurangi terjadinya duplikasi dan pemborosan anggaran. Kelemahan ZBB cukup rumit penyusunannya dan sulit dalam implementasinya. Program kerja dan kegiatan tidak selalu baru dan harus dimulai dari nol.

Dalam penyusunan anggaran dengan pendekatan ZBB, terdapat tiga langkah besar yaitu : 1. Identifikasi unit keputusan 2. Membuat paket-paket keputusan 3. Mereview dan meranking paket keputusan Perfomance Budget Perfomance budget merupakan sistem penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara anggaran (input) dengan keluaran (output) dan hasil (outcome) yang diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.

Proses Penyusunan Anggaran


1. Perencanaan

4. Pelaporan & pertanggujawab an

2. Persetujuan (Ratifikasi)

3. Pelaksanan

Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran merupakan tahap penting dalam siklus anggaran dapat dilakukan melalui pendekatan top down budget planning, bottom up atau kombinasi antara top down dan bottom up budget. Dalam perencanaan anggaran dengan pendekatan top down, rencana anggaran telah ditetapkan oleh organisasi atasan sedangkan unit organisasi di bawhanya tinggal melaksanakan. Sementara ituu perencanaan anggaran dengan pendekatan bottom up atau disebut juga anggaran partisipasi, unit kerja mengajukan usulan anggaran sedangkan manajemen atasannya mengevaluasi dan menyetujui usulan anggaran unit.

Aspek Perilaku Dalam Penganggaran Sektor Publik


Aspek perilaku dalam anggaran dapat mempengaruhi kinerja anggaran. Beberapa aspek perilaku dalam penganggaran sektor publik antara lain: 1. Partisipasi anggaran 2. Keterlibatan manajemen senior 3. Senjangan anggaran Partisipasi Anggaran Merupakan pelibatan staf dan manajer dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi dapat meningkatkan motivasi dan tanggungjawab staf dan manajer terhadap pencapaian target anggaran. Anggaran non partisipatif berdampak negatif terhadap motivasi dan komitmen pelaksana anggaran untuk mencapai target anggaran.

Keterlibatan Manajemen Senior Dalam penganggaran sektor publik, keterlibatan manajemen senior tercermin dalam peran aktif Tim Anggaran Pemerintah dalam memberikan arahan, evaluasi, dan koreksi terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh unit kerja. Keterlibaran manajemen senior dalam proses penganggaran penting untuk menghasilkan anggaran yang berkualitas. Senjangan Anggaran Senjangan anggaran (budgetary slack) merupakan selisih antara jumlah yang dianggarkan dengan kemampuan atau kebutuhan riil yang dimiliki pengguna anggaran. Senjangan anggaran bisa positi dan negatif. Motivasi dilakukannya senjangan anggaran positif antara lain untuk mendapatkan penghargaan, bonus, insentif, dan kemudahan dalam mencapai target anggaran. Motivasi dilakukannya senjangan anggaran negatif antara lain agar dianggap pahlawan, suka tantangan, dan karena tekanan politik dari dewan.

Senjangan Anggaran Senjangan Anggaran Pendapatan Positif Negatif Anggaran lebih besar daripada kemampuan riil

Senjangan Anggaran Belanja

Positif Anggaran lebih besar daripada kemampuan riil

Negatif

Anggaran lebih kecil daripada kemampuan riil

Anggaran lebih kecil daripada kemampuan riil

Gambar Senjangan Anggaran

Cara mengurangi senjangan anggaran antara lain dengan menerapkan anggaran partisipasi, meningkatkan peran aktif manajer senior, pengawasan perencanaan anggaran, penetapan analisis standar belanja, studi potensi pendapatan, dan transparansi anggaran publik.

Aspek Politik Dalam Penganggaran Sektor Publik Penganggaran sektor publik merupakan suatu proses politik, dan mereflesikan pilihan tentang apa yang akan dilakukan pemerintah dan apa yang tidak dilakukan. Anggaran harus mendapat persetujuan dewan legislatif yang merupakan lembaga politik. Anggaran harus melalui proses politik di legislatif maupun eksekutif. Dengan demikian, anggaran sektor publik merupakan instrumen politik.
Terdapat beberapa area atau tahapan dalam siklus anggaran yang melibatkan terjadinya proses politik anggaran, antara lain pada saat: 1. Penentuan kebijakan anggaran (budget policy) 2. Penentuan prioritas program dan plafon anggaran 3. Penentuan alokasi anggaran 4. Pembahasan anggaran 5. Perubahan anggaran 6. Pertanggungjawaban anggaran

Penentuan Kebijakan Anggaran Yang dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) merupakan proses politik, sebab kebijakan anggaran merupakan komitmen dan kesepakatan bersama antara eksekutif dengan legislatif. Kebijakan anggaran berisi target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah yang disertai dengan proyeksi pendapatan, alokasi belanja, sumber dan pengunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Rancangan kebijakan anggaran diajukan oleh eksekutif dan dibahas bersama dengan legislatif. Penentuan Prioritas Program dan Plafon Anggaran Terjadinya penentuan prioritas program karena program yang dianggap prioritas atau penting oleh legislatif belum tentu sama dengan yang diajukan oleh eksekutif. Oleh karena itu mengenai prioritas program dan plafon anggaran perlu negosiasi dan kesepemahaman tentang apa yang menjadi prioritas anggaran. Selain penentuan program prioritas, penentuan plafon anggaran juga merupakan suatu permasalahan. Plafon anggaran merupakan batas maksimal anggaran yang boleh dibelanjakan untuk pelaksanaan program, kegiatan, atau fungsi. Penentuan plafon anggaran tidak hanya bersifat politis tetapi juga terdapat pertimbangan teknis.

Penentuan Alokasi Anggaran


Plafon anggaran masih bersifat global. Rincian anggaran terdapat dalam penentuan alokasi anggaran untuk masing-masing urusan, fungsi, unit kerja, program, dan kegiatan. Penentuan alokasi anggaran lebih banyak terjadi di wilayah eksekutif. Politik anggaran dalam penentuan alokasi anggaran terjadi antara pengguna anggaran dengan tim anggaran aksekutif.

Pembahasan Anggaran Politik anggaran juga terjadi pada tahap pembahasan anggaran antara eksekutif dengan legislatif. Pembahasan anggaran di tingkat legislatif dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada tingkat komisi atau badan anggaran legislatif dan pada sidang papipurna dewan. Pembahasan anggaran di tingkat komisi atau badan anggaran legislatif sudah sangat rinci hingga ke obyek belanja per kegiatan yang dituangkan dalam rencana kerja dan anggaran (RKA).

Perubahan Anggaran
Revisi anggaran dilakukan dalam pertengahan tahun anggaran berjalan dan dilakukan jika terdapat hal-hal berikut: 1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum anggaran 2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran (virement) antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja 3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan 4. Keadaan darurat, seperti bencana alam 5. Keadaan luar biasa, yaitu keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam anggaran mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%. Perubahan anggaran harus melalui pembahasan dan persetujuan dewan.

Pertanggungjawaban Anggaran Pada tahap pertanggungjawaban anggaran, legislatif akan meminta pertanggungjawaban eksekutif dan menilai kinerja anggaran. Legislatif dapat menggunakan perannya sebagai pemegang hak anggaran (budget), hak legislasi, dan hak pengawasan untuk menekan eksekutif dalam pertanggungjawaban anggaran dengan memberikan penilaian negatif atau menolak pertaggungjawaban eksekutif tersebut. Oleh karena itu dukungan politik, koalisi, dan komunikasi politik antara eksekutif dengan legislatif sangat penting dalam setiap penganggaran.

RINGKASAN
Anggaran berfungsi sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Anggaran juga sebagai alat perencanaan, pengendalian, koordinasi, motivasi, penilaian kinerja, dan alat politik. Jenis anggaran yang bisa diterapkan yaitu line item budget, zero based budget, program budget, dan perfomance budget. Proses penganggaran terdiri atas persiapan anggaran, ratifikasi, implementasi, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Dalam penganggaran sektor publik terdapat aspek perilaku dan politik yang perlu diperhatikan.

BAB 4 Pengembangan Teori Akuntansi Sektor Publik

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI


Komite ASOBAT mendefinisikan akuntansi sebagai: Accounting as the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgments and decisio by users of the information. Paul Grady (1965) mendefinisikan akuntansi sebagai: Accounting is the body of knowledge concerned with systematic originating, authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting and supplying of dependable and significant information covering transactions and events which are, in part at least, of a financial character, required for the management and operation of an entity and for reports that have t to be submitted thereon to meet fiduciary and other responsibilities.

APB Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai: Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intedend to be useful in making economic decisions.

Mardiasno (2009) menyatakan bahwa suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang di dalamnya terdapat hipotesis-hipotesis yang diuji kebenarannya. Suatu teori memiliki validitas keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu: 1. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi (the ability to explain), 2. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya suatu fenomena (the ability ti predict), 3. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomenon).

Tujuan pengembangan teori akuntansi adalah untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang ada, serta untuk memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.

PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Aspek-aspek pelaporan keuangan untuk pihak eksternal meliputi: 1. Tujuan penyajian laporan keuangan 2. Bentuk laporan keuangan 3. Informasi atau elemen laporan keuangan 4. Regulasi, standar, dan pedoman penyajian pelaporan keuangan 5. Badan penyusun standar atau regulasi akuntansi

Tujuan Penyajian Laporan Keuangan


Secara garis besar tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik adalah: 1. Memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan yang digunakan untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik; 2. Menunjukkan transparansi dan akuntabilitas publik; 3. Memberikan informasi untuk evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.

Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 tahun 2010)
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan; b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; c. Menyediakan informasi mngenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

f.

Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuanga entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode berjalan.

Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut IFAC


Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menurut IFAC PSC adalah untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah atau unit kerja pemerintah terhadap pengelolaan keuangan dan sumber daya yang dipercayakan Kepadanya, serta memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan meliputi: 1. Mengidentifikasikan apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan anggaran.

2.

3.
4.

Mengindikasikan apakah sumber daya diperoleh dan dimanfaatkan sesuai dengan peraturan hukum dan peraturan kontrak, termasuk batasan finansial yang ditetapkan dengan persetujuan dewan legislatif. Memberikan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan sumber daya finansial. Memberikan informasi mengenai bagaimanakah pemerintah atau unit organisasi membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan kasnya.

5. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengeveluasi kemampuan pemerintah atau unit organisasi untuk membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya. 6. Memberikan informasi mengenai kondisi finansial pemerintah atau unit organisasi serta perubahan-perubahan yang terjadi. 7. Memberikan informasi agregat yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal biaya layanan, efisiensi, serta prestasinya.

Manfaat Laporan Keuangan Sektor Publik


1. Manfaat penyajian laporan keuangan adalah: Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi keuangan terkait dengan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitasnya serta kebutuhan sumber keuangan jangka pendek dari suatu unit organisasi pemerintahan; Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit organisasi pemerintahan dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi; Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

2.

3.

4.

Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta untuk memprediksi dampak perolehan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan;

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional, meliputi: a. untuk menentukan biaya program, aktivitas, fungsi, proyek, dan proses sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja organisasi atau unit organisasi lain; b. untuk mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas operasi suatu unit organisasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di pemerintahan; c. untuk mengevaluasi hasil (outcome) suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target; d. untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan (equity & equality) atas penggunaan dana operasi pemerintahan yang digunakan.

Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kebutuhannya


Pengguna laporan keuangan sektor publik antara lain: 1. Masyarakat pembayar pajak (tax payer) 2. Pemberi dana bantuan (donor) 3. Investor dan krditor 4. Masyarakat pengguna jasa pelayanan publik yang disediakan pemerintah 5. Pegawai pemerintah 6. Penyedia barang dan jasa (pelaku bisnis) 7. Dewan legislatif 8. Masyarakat pemilih (voter) 9. Badan pengawas dan advokasi 10. Lembaga perating (rating agencies), analis ekonomi dan keuangan, akademisi, pers 11. Lembaga-lembaga pemerintahan pusat dan daerah 12. Lembaga-lembaga internasional 13. Manajemen

GASB mengidentifikasi pengguna laporan keuangan pemerintah dalam tiga bagian utama, yaitu: 1. Rakyat (masyarakat) 2. Wakil rakyat (dewan legislative dan badan pengawas) 3. Investor dan kreditor

Dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pengguna utama laporan keuangan pemerintah diidentifikasikan sebagai berikut: a. Masyarakat; b. Wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa; c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan d. Pemerintah.

Kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan pemerintah antara lain:


a. b. c. Masyarakat pengguna layanan publik membutuhkan informasi atas kewajaran biaya, harga yang ditetapkan, dan kualitas pelayanan yan diberikan. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaaan dan penggunaan dana yang telah mereka berikan. Peserta pemilu berkepentingan untuk menilai apakah presiden, kepala daerah, DPR, DPRD, dan DPD yang mereka pilih memiliki kinerja keuangan yang baik dan bersih dari korupsi. Kreditor dan investor membutuhkan informasi keuangan untuk menghitung tingkat risiko investasi dan risiko kredit. Dewan legislatif, kelompok politik, lembaga advokasi publik, dan pers memerlukan informasi keuangan untuk melakuka fungsi pengawasan (checks and balances). Badan pemeriksa dan pengawas membutuhkan informasi keuangan untuk memeriksa apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi dan terbebas dari salah saji yang material. Peneliti dan akademisi membutuhkan laporan keuangan pemerintah untuk bahan riset dan pengembangan teori.

d. e.

f.

g.

h. Manajer publik membutuhkan informasi keuangan sebagai komponen sistem pengendalian manajemen. i. Pegawai membutuhkan informasi atas kinerja organisasi dikaitkan dengan kewajaran gaji dan kompensasi yang diterima.

Secara umum, kebutuhan para pengguna laporan keuangan sektor publik adalah untuk: 1. Menilai kinerja keuangan aktual dengan yang ditargetkan 2. Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi pemerintah 3. Menilai kepatuhan pengelolaan fiskal terhadap peraturan perundangan terkait 4. Menilai efisiensi dan efektivitas 5. Menilai transparansi dan akuntabilitas

Bentuk Laporan Keuangan


PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP mengidentifikasikan komponen laporan keuangan pokok yang perlu disajikan pemerintah meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL); c. Neraca; d. Laporan Operasional (LO); e. Laporan Arus Kas (LAK); f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Elemen Laporan Keuangan


Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal: - Aset; - Kewajiban; - Ekuitas; - Pendapatan-LRA; - Belanja; - Transfer; - Pembiayaan; - Saldo Anggaran Lebih; - Pendapan-LO; - Beban; dan - Arus kas.

Regulasi, Prinsip, dan Standar Akuntansi


Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles/GAAP) merupakan rerangka konseptual yang menjadi pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan Keuangan. PABU meliputi standar akuntansi, prinsip akuntansi, pedoman akuntansi dan praktik akuntasi yang sehat. Prinsip akuntansi merupakan ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.

Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik akuntansi yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar. Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (berkekuatan yuridis), teoretis, dan praktis.

Tabel 4.1 Hierarki PABU Menurut SAS No. 69

Kategori Hierarki
a. Ketetapan atau pengumuman resmi oleh badan resmi penyusun standar -

Entitas Nonpemerintahan
FASB : Statement and Interpretations APB : Opinions AICPA : Accounting Research Bullentins FASB : Technical Bulletins AICPA : Industry Audit dan Accounting Guides, and Statements of Positions -

Pemerintah Pusat dan Daerah


GASB : Statement and Interpretations FASB : Applicable pronouncements AICPA : Applicable pronouncements GASB : Technical Bulletins AICPA : Applicable industry Audit and Accounting Guides and Statements of Positions

b. Ketetapan oleh badan ahli atau komite yang telah resmi dipublikasi

c. Ketetapan oleh badan ahli atau komite tetapi belum dipublikasikan secara resmi

FASB Emerging Issues Task Force : Consensus Postions AICPA : Practice Bulletins

GASB Emerging Issues Task Force : Consensus Positions AICPA : Practice Bullentins

Tabel 4.1 Hierarki PABU Menurut SAS No. 69


Kategori Hierarki
d. Praktik atau ketetapan yang dikenal dab berlaku umum karena banyak dianut dalam industri tertentu -

Entitas Nonpemerintahan
FASB staff : Questions and Answer AICPA : Accounting Interpretations Praktik yang dikenal luas dan berlaku umum dalam industri FASB : Concept Statements AICPA : Issue Papers IASC : Statements GASB : Statements, Interpretations, dan Technical Bulletins -

Pemerintah Pusat dan Daerah


GASB staff : Questions and Answer Praktik yang dikenal luas dan berlaku umum dalam entitas pemerintahan pusat dan daerah GASB : Concepts Statements Applicable pronouncement (a) through (d) of nongovermental entities FASB : Concepts Statements GASB : Statements, Interpretations, dan Technical Bulletins

Tabel 4.1 Hierarki PABU Menurut SAS No. 69


Kategori Hierarki
e. Literatur akuntansi lainnya -

Entitas Nonpemerintahan
Pengumuman oleh asosiasi profesional atau badan regulasi AICPA : Tehnical Practise Aids Buku teks, handbook, dan artikel akuntansi -

Pemerintah Pusat dan Daerah


Pengumuman oleh asosiasi profesional atau badan regulasi AICPA : Tehnical Practise Aids Buku teks, handbook, dan artikel akuntansi

PABU Menurut GASB Statement No.55


Pada bulan Maret 2009 Governmental Accounting Standard Board (GASB) mengeluarkan GASB Statement No. 55 tentang hierarki GAAP untuk pemerintah pusat dan daerah yang berlaku di Amerika Serikat. Hierarki GAAP menurut GASB Statement No. 55 adalah: GASB Statement and Interpretations. Pengumuman yang dikeluarkan oleh AICPA dan FASB yang adapat diaplikasiakn pada entitas pemerintah pusat dan daerah. GASB Technical Bulletins. AICPA Industry Audit and Accounting Guides dan AICPA Statement of Position yang dapat diaplikasikan padaentitas pemerintah pusat dan daerah. AICPA Practice Bulletins yang dapat diaplikasikan pada entitas pemerintah pusat dan daerah. Implementation Guide (O&As) yang dipublikasikan pada staf GASB. Serta praktik yang secara luas dikenal dan umum dilakukan di pemerintah pusat dan daerah. Literatur akuntansi lainnya, termasuk GASB Concepts Statement and pengumumann yang di keluarkan oleh AICPA dan FASB yang tidak secara khusus dimaksudkan untuk diterapkan pada entitas pemerintahan pusat maupun daerah.

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


Kerangka konseptual merupakan fundasi rerangka pedoman PABU atau landasan konseptual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Adapun manfaat dan tujuan dimasukkan kerangka konseptual adalah sebagai acuan bagi : Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar, dan Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan membahas :


Tujuan kerangka konseptual Lingkungan akuntansi pemerintahan Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna Entitas akuntansi dan entitas pelaporan Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hukum Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi dan Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan dan pengukurannya.

Standar Akuntansi
Standar akuntansi merupakan bagian dari prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Standar akuntansi memberikan manfaat lain: Bagi manajemen : standar akuntansi menjadi pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Bagi auditor: standar akuntansi menjadi kriteria audit sebagai dasar untuk menilai apakah laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Bagi pengguna laporan keuangan: standar akuntansi dapat digunakan sebagi pedoman dalam memahami laporan keuangan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan interpretasi. Bagi organisasi: standar akuntansi dapat meningkatkan konsistensi, keterbandingan laporan keuangan anatar periode dan dengan organisasi lain yang sejenis,relevansi dan reliabilitas sehingga dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Peraturan Perundangan
Selain mematuhi standar akuntansi, penyajian laporan keuangan sektor publik juga harus mematuhi peraturan perundanagn yang berlaku. Peraturan perundangan terkait pada dasarnya juga merupakan bagian dari prinsip akuntansi berterima umum yang harus dipenuhi.

Badan Penyusun Standar dan Regulasi Akuntansi


Agar standar akuntansi yang diterapkan memilki legitimasi secara yuridis, keilmuan maupun praktik maka standar tersebut perlu dibuat oleh badan penyusun standar dan regulasi akintansi yang memiliki otoritas dan independensi untuk mengeluarkan standar. Di Amerika Serikat, badan penyusun standar akuntansi untuk organisasi bisnis dan nonbisnis yang bukan merupakan organisasi pemerintahan menjadi otoritas Financial Accounting Standards Board (FASB), sedangkan standar akuntansi untuk organisasi pemerintah pusat dan daerah disusun oleh Governmental Accounting Standars Board (GASB) dan untuk pemerintah federal oleh General Accounting Office(GAO).

Sementara itu, di Indonesia standar akuntansi untuk organisasi bisnis dan nonbisnis(nirlaba) yang bukan merupakan organisasi pemerintahan disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), sedangkan standar akuntansi untuk organisasi pemerintahan baik pusat maupun daerah disusun oleh KSAP. KSAP adalah suatu komite standar akuntansi pemerintahan yang independen yang ditetapkan dengan keputusan Presiden, yaitu Keppres No.84 Tahun 2004, diubah dengan Keppres No.2 Tahun 2005 dan diubah lagi dengan Keppres No.3 Tahun 2009. Selain menyusun standar akuntansi pemerintahan (SAP), KSAP juga memilki kewenangan menerbitkan publikasi lainnya seperti Interpretasi pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan (IPSAP) dan buletin Teknis.

ASUMSI DASAR
Asumsi dasar (basic assumptions) adalah pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah terdiri atas: Kemandirian entitas; Kesinambungan entitas; Keterukuran dalam satuan uang(monetary measurement).

Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh.

Kesinambungan Entitas (Going Concern)


Asumsi kesinambungan entitas menyatakan bahwa tidak ada tandatanda, gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa entitas akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa entitas pelaporan akan berlanjut keberadaannya samapi wakltu yang tidak terbatas. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measuremant)


Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN


Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah meliputi: Relevan; Andal; Dapat dibandingkan; Dapat dipahami.

Relevan
Informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan memilki karaktersitik: Memberikan manfaat umpan balik(feedback value) Memberikan manfaat prediktif(predictive value) Disajikan tepat waktu (timeliness) Lengkap

Andal
Informasi yang andal memenuhi karakteristik: Penyajian jujur (faithfulness of presentation) Dapat diverifikasi (verifiability) Netralitas

Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


Terdapat delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, yaitu: Basis akuntansi; Prinsip nilai historis; Prinsip realisasi; Prinsip substansi mengungguli bentuk formal; Prinsip periodisitas; Prinsip konsistensi; Prinsip pengungkapan lengkap; dan Prinsip penyajian wajar.

KENDALA INFORMASI YANG RELEVAN DAN ANDAL


Kendala dalam informasi akuntansi dan laporan ekuangan pemerintah antara lain: Materialitas; Pertimbangan biaya dan manfaat; Keseimbangan anat karakteristik kualitatif; Obyektivitas.

Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memnuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.

Pertimbangan Biaya dan Manfaat


Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.

Keseimbangan Antar karaktersitik Kualitatif


Keseimbangan antar karaktersitik kualitatif di perlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karaktersitikdalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuantingkat kepentingan antara dua karakteristik kulitatif tersebut merupakan masalah pertiombangan profesional.

Obyektivitas
Obyektivitas menjadi kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Laporan keuangan seharusnya disusun seobyektif mungkin, netral dan tidak bias.

TEORI PELAPORAN
Bentuk laporan keuangan bisa berbeda-beda antara organisasi sektor publik, sektor bisnis dan sektor sosial. Perbedaan tersebut selain karena adanya perbedaan standar akuntansi yang mengatur juga karena adanya teori unit pelaporan yang dianut. Terdapat beberapa teori unit pelaporan, yaitu: Teori pemilik (proprietary theory) Teori entitas (entity theory) Teori dana (fund theory) Teori pengendalian (commander theory)

Teori Pemilik
Teori pemilik memandang pemegang saham sebagai pemilik (proprietor) organisasi secara eksklusif. Teori pemilik dinyatakan dalam persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aset Liabilitas = Ekuitas Pemegang Saham

Teori pemilik banyak dianut pada perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan yang pemiliknya merangkap sebagai manajemen. Modifikasi dari teori pemilik dikenal dengan residual equity theory. Dalam ekuitas residual, pemilik yang dimaksud hanyalah pemegang saham biasa, sedangkan pemegang saham istimewa diperlakukan sebagai pihak luar. Ekuitas residual merupakan aset dikurangi ekuitas spesifik. Adapun ekuitas spesifik adalah hutang ditambah ekuitas saham istimewa. Persamaan akuntansi dalam sudut pandang teori ekuitas residual adalah sebagai berikut:
Aset Ekuitas Spesifik = Ekuitas Residual

Teori Entitas
Teori entitas berpandangan bahwa suatu organisasi sebagai entitas yang berdiri sendiri berpisah dari kelompok atau individu-individu yang terkait dengan organisasi. Dengan teori entitas, persamaan akuntansinya dirumuskan sebagai berikut:
Aset = Liabilitas

Dengan teori entitas diperlukan laporan pertambahan nilai (value added statement), bukan laporan laba rugi(income statement). Berbeda dengan laporan laba rugi yang berujung pada berapa laba yang diperoleh perusahaan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham, dalam laporan pertambahan nilai yang menjadi fokus laporan adalah berapa tambahan nilai atau manfaat yang diperoleh entitas atas opersi yang dilakukan serta bagaimana tambahan manfaat tersebut dapat didistribusikan kepada berbagai pemberi dana.

Teori Dana
Pada organisasi sektor publik masalah utama yang dihadapi terkait dengan upaya pencarian sumber dana dan alokasi dana secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata. Definisi dana menurut GABS (1998) adalah: Akuntansi dana malihat bahwa unit pelaporan sebagai dana (fund) dan organisasi dilihat sebagai satu dana atau suatu rangkaian dana. Hal ini berarti jika suatu organisasi dilihat sebagai suatu rangkaian dana (series of fund), maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan (agregasi) dari laporan keuangan masing-masing dana yang menjadi bagian organisasi. Dengan akuntansi dana terdapat fleksibilitas dalam penentuan unit pelaporan dan pencatatan akuntansinya.

Konsep akuntansi dana secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :


Organisasi Sektor Publik

Dana 1 A = Liabilitas + Saldo Dana

Dana 2

A = Liabilitas + Saldo Dana

Dana 3
A = Liabilitas + Saldo Dana

Dana n A = Liabilitas + Saldo Dana

Aktiva Tetap

Utang Jk Panjang

Sistem akuntansi yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana memperlakukan suatu dana organisasi,program atau kegiatan sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan entitas anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Sumber keuangan (dana) yang dianggarkan dan digunakan untuk pelaksanaan organisasi,program atau kegiatan dipertanggungjawabkan sendiri secara terpisah dari dana yang lain.
Akuntansi dana pada umumnya dapat digunakan pada sektor publik dan lembaga nonprofit lainnya. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik di alokasikan atau didistribusikan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Sistem akuntansi dana adalah metode akuntansi yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana bukan pelaporan organisasi itu sendiri.

Teori Pengendali
Teori pengendali merupakan varian atau bentuk lain dari teori dana. Bedanya adalah teori dana melihat organisasi sebagai suatu dana atau rangkaian dana, sedangkan teori pengendali melihar organisasi ssebagai suatu pusat pertanggungjawaban atau rangkaian pusat pertanggungjawaban (responsibility center).

Dengan teori pengendali, sudut pandanag akuntansi adalah manajemen puncak sebagai pengendali bukan pemilik (pemegang saham), sehingga neraca dipandang sebagai laporan tentang sumber dan penggunaan dana yang menunjukkan pertanggungjawaban manajemen.

PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Pengembangan teori akuntansi sektor publik dapat dilakukan melalui pendekatan deuktif maupun induktif. Pengembangan teori akuntansi secara deduktif adalah membangun teori yang penalarannya berasal dari teori-teori yang sudah ada, prinsip, konsep, doktrin, norma dan nilai-nilai yang dianggap benar dan baik. Pengembangan teori akuntansi dengan pendekatan deduktif ini disebut juga dengan teori akuntansi normatif. Pengembangan teori akuntansi sektor publik dengan pendekatan induktif atau dikenal dengan teori akuntansi positif membangun teori dari praktik yang ada (empiris). Pendekatan induktif banyak dilakukan pada penelitian akuntansi karena akuntansi sektor publik bermanfaat untuk membangun teori baru.

Rerangka Bangunan Teori Akuntansi Sektor Publik Praktik Akuntansi Standar Akuntansi Pedoman (Manual) Akuntansi Teori Akuntansi Prinsip Akuntansi Asumsi Dasar Akuntansi Postulat Akuntansi Filsafat llmu

Rangkuman
Terdapat berbagai aspek dalam pelaporan keuangan sektor publik meliputi : tujuan pelaporan keuangan, bentuk laporan keuangan, elemen laporan keuangan, regulasi dan standar akuntansi, serta badan penyusun standar. Pengembangan standar akuntansi merupakan hal yang penting untuk memberikan pedoman penyusunan laporan keuangan yang memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang baik, seperti relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Namun demikian, penyajian laporan keuangan yang berkualitas juga menghadapi beberapa kendala, antara lain masalah materialitas, pertimbangan biaya manfaat dan obyektivitas. Terdapat beberapa teori yang melandasi unit pelaporan, antara lain teori pemilik, teori entitas, teori dana dan teori pengendali. Teori pelaporan tersebut berimplikasi pada bentuk laporan keuangan dan persamaan akuntansi

TERIMA KASIH

You might also like