Professional Documents
Culture Documents
Pasien
HIDUNG DAN SINUS : paling sering terserang penyakit. Gejala2 : hidung tersumbat, pilek, sakit kepala, epistaksis, bersin2, penciuman hilang dll.
Panduan praktis utk menyelidiki keluhan2 diatas : 1. SEKRET : - dari satu sisi/ ke-dua2nya. - lamanya, terus2an/intermiten - encer/ kental, purulen/ berdarah - berhubungan dgn perubahan lingkungan/ musim
ANOSMIA
: - riwayat trauma, penyakit hidung/ sinus, ISPA - sebagian / hilang sama sekali
kemerah-merahan
Maksilaris Akut b. Kelopak mata atas
mungkin Sinusitis
mungkin Sinusitis
Frontalis Akut
2.
PALPASI
TELINGA
ANAMNESIS : - Gangguan pendengaran - Kebisingan dalam kepala ( tinitus ) - Pusing ( vertigo ) - Ketidak seimbangan - Sekret telinga - Nyeri telinga
KERUSAKAN PENDENGARAN 1. Kejadiannya mendadak/ perlahan ? Lamanya ? 2. Telinga mana yang terkena / kedua-duanya
KEBISINGAN KEPALA 1. Sifat-sifat bising : berdering, bernada tinggi, mendesis, denyut 2. Bising terus menerus/ pada saat sunyi 3. Setelah paparan bising PUSING 1. Kepala rasa ringan, tidak seimbang, berputar 2. Frekuensi dan lamanya serangan 3. Penyakit/ gejala lain, mual, muntah, tinitus, gangguan pendengaran
SEKRET TELINGA : - disertai gatal / nyeri - berdarah / purulen, berbau - sudah berapa lama - didahului ISPA
- Preaurikular Fistel
- Accessory Auricle - Kelainan ukuran / posisi
di DD dengan pseudokista
Perikondritis
Radang lap. Kulit - perikondrium Hiperemi, edema, nyeri, demam, regional adenopati R/ antibiotik + simptomatik Kondritis Radang lap. kulit, perikondrium dan kondrium Bila nekrosis tlg rawan cauliflower ear (telinga lisut)
- Exostosis
B. ACQUIRED STENOSIS sikatriks akibat proses radang kronis pada lapisan kulit
Serangga hidup
otalgia, gaduh --> matikan serangga dengan minyak goreng
Benda mati
kecil --> tidak ada gejala besar --> otalgia, tinitus, tuli konduktif
OTALGIA
OTALGIA (ear pain) : - kausa lokal - kausa regional - kausa distant REFERRED OTALGIA (Nyeri alih telinga) Referred pain = Pain experienced in a part of the body distant from its true source.
OTALGIA
DIAGNOSIS OTALGIA
Anamnesis : onset, sifat, faktor pencetus, waktu, frekuensi,
kranialis
Pemeriksaan : cavum oris, orofaring, nasofaring, laring, kepala, leher, hidung / sinus paranasalis, thorax.
TES PENDENGARAN
TUJUAN : Mengukur derajat /berat ringannya ketulian
INTENSITAS PENDENGARAN
Intensitas pendengaran ? Satuan Desibel
Intensitas pendengaran terhadap bunyi sehari-hari : Suara bisikan : 15 20 dB Bising ruang kantor : 35 40 dB Percakapan dekat : 60 dB Bising jalan raya : 80 dB Klakson mobil : 100 dB Bising pesawat jet : 120 dB Ambang nyeri : 130 dB
- Tuli sedang
- Tuli sedang berat - Tuli berat
= > 40 s/d 55 dB
= > 56 s/d 70 dB = > 70 s/d 90 dB
- Tuli total
= > 90 dB
JENIS KETULIAN ????
AUDIOMETRI DEFINISI :
AUDIMETRI : Pengukuran pendengaran dengan audiometer AUDIOMETER : Alat elektroakustik yang mampu menghasilkan bunyi dengan sifat-sifat yang dikehendaki pemeriksa Bunyi tes disajikan lewat headphone BC disajikan lewat vibrator untuk ditempelkan di mastoid
GANGGUAN PENDENGARAN
BEBERAPA ISTILAH :
: Penurunan intensitas pendengaran : Persepsi abnormal adanya pendengaran kerusakan eksternal (-) : Persepsi abnormal, suara sendiri terdengar lebih keras
6. Disakusis
7. Parakusis
SAKIT TENGGOROKAN : - frekuensi, lama serangan - disertai demam, sekret, sulit menelan/ napas - ada nyeri alih - perokok
DISFAGIA, sulit menelan : - lamanya - ada regurgitasi, berbau - BB menurun - letak sumbatan dll.
Pemeriksaan Faringoskopi
Mukosa tonsil hiperemis dan edematosa eksudat
Tonsilitis akut
Tonsilitis hipertrofi
Abses peritonsiler
PEMERIKSAAN ADENOID
1. Direkta
2. Indirekta
3. Palpasi 4. X-foto : True lateral RAN perbandingan jarak antara batas posterior palatum durum & sisi antero-inferior
LARING DAN HIPOFARING : serak, batuk, disfagia, rasa penuh/ada massa, benda asing, pembengkakan.
2. Intermiten/ terus2an
3. Ada nyeri/ tidak 4. Ada disfagia, odinofagia, sulit bernapas 5. Ada regurgitasi 6. BB menurun 7. Merokok dll.
Observasi / manuver
Bronkoskop kaku Bronkoskop lentur - Trakea bronkus utama - Semua bronki peringkat III dapat dimasuki &
berbagai sudut
Laringitis akut
Laringomalasia
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologik & Laboratorium : mengetahui ggn keseimbangan asam-basa serta tanda infeksi Untuk benda asing : - Yang bersifat radioopak dibuat rontgen foto segera setelah kejadian - Yang bersifat radiolusen dibuat rontgen foto setelah 24 jam kejadian (biasanya setelah 24 jam baru tampak tanda atelektasis atau emfisema) Posisi Rontgen Foto : - Leher posisi tegak - Toraks : PA & Lateral
Video Fluoroskopi - Utk melihat sal. napas secara keseluruhan - Dpt mengevaluasi saat inspirasi & ekspirasi - Mediastinal shift & pelebaran interkostal
dpt terlihat berupa pergeseran mediastinum ke sisi paru yg sehat saat inspirasi
Bronchogram : - Dengan kontras - Dapat menilai adanya bronkiektasi
4. Pemeriksaan Esofagoskopi :
DISFAGIA
Definisi
Keadaan dimana ditemukan kesukaran menelan, baik terhadap makanan cair maupun makanan padat
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis kelainan / penyakit yang menyebabkan disfagia : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan radiologis : - Foto polos atau dgn kontras (Esofagogram) - Fluoroskopi - Cine film (utk gangguan motilitas) - Tomogram & CT-Scan - M.R.I. (dpt membantu melihat kelainan di otak yang menyebabkan disfagia motorik)