You are on page 1of 7

PENANGGULANGAN PRODUK PEMBAKARAN BERUPA GAS

Sulfur dalam batubara bila teroksidasi akan menghasilkan gas SOx yang bersifat sangat reaktif dan korosif. Reaksi pembentukan : S + O2 ----> SO2 SO2 + O2 ------> SO3 Jika gas panas terkena uap air/hujan akan terjadi : SO2 + H2 O --------> H2SO3 SO3 + H2 O --------> H2 SO4

Cara pengendalian Sulfur dioksida : 1. Pengurangan sulfur sebelum batubara dimanfaatkan 2. Dilakukan penanganan pada saat batubara dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Caranya dengan injeksi kapur kedalam ruang bakar. Pada saat batubara dibakar, maka bersamaan dengan dilakukan injeksi batugamping kedalam furnace. Cara ini akan mengurangi kadar sulfur hingga 50 %. Umpan batugamping berukuran 75 mikron. contoh : ditambah CaCO3 CaCO 3 -----> CaO + CO2 SO2 + CaO ------> CaSO4 Endapan CaSO4 akan bersama-sama dengan sisa CaO yang tidak bereaksi, dikeluarkan dari furnace.

3. Penghilangan Sulfur setelah dilakukan pembakaran batubara : Gas buang yang dihasilkan dari pembakaran batubara mengandung senyawa Sox. Alat yang digunakan : Scrubber, dengan media pendukung adalah hidrat lime atau Ca (OH)2 Gas buang dialirkan masuk kedalam scrubber, dan dari arah yang lain dihembuskan hidrate lime . Akan terbentuk endapan CaSO4 . 2 H2O yang mempunyai nilai tambah. Effisiensi penyerapan gas Sox dapat mencapai 80 %. Reaksi yang terjadi : SO2 + CaCO3 + H2 O ------> CaSO4 H2 O + CO2 CaSO4 H2O + O2 + H2O ----> CaSO4 2 H2 O gypsum

Penggunaan alkali ganda, yaitu Na2CO3 dan NaOH Penambahan MgO SO2 + MgO -----> Mg SO4 MgSO4 dikalsinasi menghasilkan SO2, seterusnya diubah menjadi asam sulfat/sulfit di pabrik asam.

UPAYA PENANGGULANGAN NITROGEN

1. Pencegahan terbentuknya emisi NOx


Untuk menghindari terbentuknya emisi NOx maka perlu pengendalian diantaranya : Pengaturan suhu pembakaran, tidak melebihi 1650oC. Banyaknya emisi NOx tergantung pada type alat maupun jenis bahan bakar yang digunakan. Derajat keberhasilan pereduksian NOx tergantung pada metode dan alat yang digunakan.

Metode pengendalian NOx dengan cara memodifikasi peralatan pembakaran, berarti akan mengurangi waktu tunggu udara dalam furnace. Hal ini akan meminimkan reaksi antara Oksigen dengan Nitrogen. Pada Bagian atas furnace di tambah dengan pemasukan bahan bakar light oil, sehingga NOx yang terbentuk dikonversikan menjadi N2 Akibat modifikasi proses pembakaran : a. Kemungkinan terjadi kelebihan atau kekurangan udara Pemberian udara lebih pada proses pembakaran (total udara 110 120 % udara teoritis) akan memberi kesempatan reaksi antara Nitrogen dan oksigen. Bila udara dikurangi maka Nitrogen tidak bereaksi, tetapi timbul CO karena batubara tidak terbakar sempurna. Perlu pengaturan penambahan udara supaya NOx dan CO tidak terbentuk

b. Pembakaran secara bertahap. Pemasukan udara dilakukan secara bertahap misal pertama 90 95 % pada zone pembakaran (banyak bahan bakarnya) pembakaran yg terjadi tidak sempurna, - Pemasukan udara lebih tahap berikutnya pada posisi di tengah furnace sehingga oksidasi berlangsung sempurna, - Cara ini mengurangi terbentuknya NOx sampai 50 %.

C. Sirkulasi kembali flue gas Dengan pemasukan gas buang maka temperatur pembakaran akan turun. Aliran gas buang menyebabkan turbulensi bahan bakar, sehingga bahan bakar mudah terbakar.

2. Pengendalian NOx setelah proses pembakaran. Cara kering : Proses ini memerlukan tambahan katalis Proses reduksi katalis terjadi pada temp 300 400 oC NOx akan berkurang 70 85 %
NO

+ NH3 + 0,25 O2 ------> N2 + 1,5 H2 O

NO2

+ 2 NH3 + 0,5 O2 -- 1,5 N2 + 3 H2 O

You might also like