Professional Documents
Culture Documents
Keluhan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Sejak 1 bulan yang lalu,pria berusia 36 tahun merasakan nyeri perut kanan.Nyeri dirasakan terutama jika pasien sedang menarik napas atau batuk.Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan di daerah perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa perutnya begah(penuh).Pasien merasakan mual tapi tidak disertai muntah.Pasien mengaku badannya lemah dan pusing sehingga agak susah bergerak dan beraktifitas,ada batuk dan perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan duduk.
Pasien
merasa semakin nyeri apabila batuk,berjalan dan menarik nafas dalam dan berbaring miring kesebelah kanan maupun terlentang.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada pasien.BAK lancar dengan warna sedikit pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat.Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan.
belum pernah mengalami hal yang sama sebelumnya Hipertensi disangkal Penyakit DM disangkal Asma disangkal
RIWAYAT
Tidak
PENYAKIT KELUARGA
ada anggota keluarga yang mengalami penyakit ini sebelumnya. HT (ibu) DM disangkal. Asma disangkal.
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat Malam (-) Petechie (-) Kuku (-) Kuning/Ikterus (-) Sianosis (-) Gatal Kepala (-) Trauma (+) Sakit Kepala (-) Sinkop (-) Nyeri pada Sinus
Mata (-) Nyeri (-) Sekret (+) Kuning/Ikterus Telinga (-) Nyeri (-) Sekret
Hidung (-) Trauma (-) Gejala Penyumbatan (-) Nyeri (-) Gangguan Penciuman (-) Sekret (-) Pilek (-) Epistaksis Mulut (-) Bibir kering (-) Lidah kotor (-) Gangguan pengecapan (-) Gusi berdarah (-) Selaput (-) Stomatitis Tenggorokan (-) Nyeri Tenggorokan (-) Perubahan Suara
Dada ( Jantung / Paru paru ) (-) Nyeri dada (+) Sesak Napas (-) Berdebar (-) Batuk Darah (-) Ortopnoe (+) Batuk Abdomen ( Lambung Usus ) (-) Rasa Kembung (-) Perut Membesar (+) Mual (-) Wasir (-) Muntah (+) Mencret (-) Muntah Darah (-) Tinja Darah (-) Sukar Menelan (-) Tinja Berwarna Dempul (+) Nyeri Perut (-) Tinja Berwarna Ter ( ) Benjolan
Saluran Kemih / Alat Kelamin (-) Disuria (-) Kencing Nanah (-) Stranguri (-) Kolik (-) Poliuria (-) Oliguria (-) Polakisuria (-) Anuria (-) Hematuria (-) Retensi Urin (-) Kencing Batu (-) Kencing Menetes (-) Ngompol (-) Penyakit Prostat Katamenia (-) Leukore (-) Pendarahan ( ) lain lain\
Saraf dan Otot (-) Anestesi (-) Parestesi (-) Otot Lemah (-) Kejang (-) Afasia (-) Amnesia (-) lain lain (Disartri) Ekstremitas (-) Bengkak (-) Nyeri
(-) Sukar Mengingat (-) Ataksia (-) Hipo / Hiper-esthesi (-) Pingsan (-) Kedutan (tick) (-) Pusing (Vertigo) (-) Gangguan bicara
Berat
Riwayat Kelahiran Tempat Lahir : ( ) Rumah Sakit ( ) Rumah Bersalin ( ) R.S Bersalin (v) Rumah Ditolong oleh : ( ) Dokter () Bidan (v) Dukun ( ) lain - lain
Riwayat Imunisasi ( +) Hepatitis (+ ) BCG ( +) Campak ( +) DPT ( +) Polio (+) Tetanus Riwayat Makanan Frekuensi / Hari : 2x/ hari (Siang dan Malam) Jumlah / kali : 1 piring / kali makan Variasi / hari : Nasi,sayur dan ikan. Nafsu makan : menurun
Pendidikan (v) SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan ( ) Akademi ( ) Universitas ( ) Kursus ( ) Tidak sekolah
Tinggi Badan Berat Badan Tekanan Darah Nadi Suhu Pernafasaan Keadaan gizi Keadaan umum Kesadaran Sianosis Udema umum Habitus Mobilitas ( aktif / pasif ) Umur menurut taksiran pemeriksa
: 163 cm : 55 kg : 120/80 mmHg : 72 kali per menit : 38,2 C : 24 kali per menit, : baik (IMT :g/m2) : tampak sakit sedang : compos mentis : tidak ada : tidak ada : atletikus : aktif : sesuai umur OS
Kulit
Warna : sawo matang Effloresensi : negatif Jaringan Parut : tidak ada Pigmentasi : normal Pertumbuhan rambut : distribusi merata Lembab/Kering : kering Suhu Raba : hangat Pembuluh darah : tidak tampak
penonjolan pembuluh darah Keringat : Umum + Turgor : baik Setempat Ikterus : tidak ada Lapisan Lemak : normal Oedem : tidak ada Lain-lain :
Kelenjar Getah Bening Submandibula : tidak membesar Leher : tidak membesar Supraklavikula : tidak membesar Ketiak : tidak membesar Lipat paha : tidak membesar Kepala Ekspresi wajah : wajar Simetri muka :simetri Rambut : hitam lurus, distribusi merata Pembuluh darah temporal : teraba pulsasi
Mata
: tidak ada : tidak ada : tidak ptosis, tidak ada bekas luka Lensa : jernih Konjungtiva : anemis Visus : normal Sklera : ikterik Gerakan Mata : tidak terhambat dan tidak nystagmus Lapangan penglihatan : normal ke segala arah Tekanan bola mata : normal Nistagmus : tidak ada
Bibir : Tonsil : Langit-langit : Bau pernapasan Gigi geligi karies Trismus : Faring : Selaput lendir : Lidah :
tidak sianosis, kering T1-T1 tenang tidak ada celah : tidak berbau : utuh, tidak terdapat tidak ada tidak hiperemis kemerahan lidah bersih, papil tidak atrofi
Leher Tekanan Jugularis Vena : Kelenjar Tiroid : tidak membesar Kelenjar Limfe : tidak membesar
Paru Paru Inspeksi Kiri : bentuk dada normal, simetri sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidak membesar, Kanan: bentuk dada normal, simetris sewaktu statis dan dinamis, sela iga tidakmembesar, jenis pernapasan Palpasi Kiri : sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal Kanan: sela iga tidak melebar, gerakan dinding dada simetris, taktil fremitus normal Perkusi Kiri : hipersonor di seluruh lapang paru Kanan : hipersonor di seluruh lapang paru Auskultasi Kiri: vesikuler, ronki(+),wheezing (-) Kanan : vesikuler, ronki (+),wheezing (-)
Pembuluh
Darah Arteri Temporalis Arteri Karotis Arteri Brakhialis Arteri Radialis Arteri Femoralis Arteri Poplitea Arteri Tibialis Posterior Arteri Dorsalis Pedis
: : : : : : : :
pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba pulsasi teraba
Perut Inspeksi : membuncit, tidak ada bekas operasi, tidak terlihat penonjolan massa, tidak terdapat asites, caput medusae Palpasi : Dinding perut : tegang Hati : terdapat nyeri tekan dikuadran kanan abdomen ,teraba sebesar 5 jari dibawah arcus costa. Limpa : tidak teraba, tidak ada nyeri tekan Ginjal : tidak teraba, ballotement negatif, nyeri kostovertebrae negatif. Kandung empedu : tidak terdapat nyeri tekan Nyeri : Pasien merasakan nyeri di epigastrium dan di hipocondrica dextra. Perkusi : timpani pada keempat dinding kuadran abdomen. Auskultasi : bising usus + Refleks Dinding perut : Defent Muskuler
21
22
23
28
31
8,0 g/dL
9,3g/dL
9,0g/dL
8,9g/dL
9,4g/dL
Hematok
rit Eritrosit
31,5 %
25,9 %
30,5%
31,2%
30,3%
30,1 %
4,11juta/ uL
4,09juta/ uL (normal)
Leukosit
12,500/ mm3
(normal)
148 mg/dL
(normal)
(normal)
120mm/j am
17 Hematol ogi Hb Hematok rit Eritrosit 4,11juta/ uL Leukosit 12,500/ mm3 Trombos it (normal) 9,6 g/dL 31,5 %
21
22
23
28
31
9,3g/dL 30,5%
9,0g/dL 31,2%
8,9g/dL 30,3%
9,4g/dL 30,1 %
4,09juta/ uL (normal)
(normal)
Glukosa
Darah Sewaktu
148
mg/dL
(normal)
(normal)
LED
120mm/j am
PCO2
34,1 mm Hg
PO2
176,1 %
SO2
99,6 mmol/L
30/10/2013
Amubiasis IgG
(+)
4,10
Hematologi
03
07
11
12
Hb
11,0g/dL
10,8g/dL
10,5g/dL
Hematokrit
35,3 %
34,5%
33,1%
Eritrosit
(normal)
4,35juta/uL
4,30juta/uL
Leukosit
11,600/mm3
(normal)
(normal)
Trombosit
(normal)
(normal)
(normal)
Glukosa Sewaktu
Darah
LED
115mm/jam
Hematologi
03
07
11
12
Hb
11,0g/dL
10,8g/dL
10,5g/dL
Hematokrit
35,3 %
34,5%
33,1%
Eritrosit
(normal)
4,35juta/uL
4,30juta/uL
Leukosit
11,600/mm3
(normal)
(normal)
Trombosit
(normal)
(normal)
(normal)
Glukosa Sewaktu
Darah
LED
115mm/jam
12
(normal)
(normal)
(normal)
LED
115mm/jam
Dipikirkan Abses Hepar Amebik berdasarkan adanya keluhan nyeri abdomen kiri atas,nyeri yang dirasakan seperti tertekan dan tertusuk sejak 1 bulan SMRS.Pasien merasakan nyeri lebih berat ketika bernapas dan batuk. Nyeri tidak menjalar hanya dirasakan di daerah perut kanan,apabila pasien makan walau cuma 2 sendok tetapi pasien merasa perutnya begah(penuh).Perut pasien buncit dan tegang sehingga susah untuk bergerak dan duduk.Pasien merasa lebih nyaman berbaring miring ke sisi tubuh sebelah kiri.Nafsu makan pasien menurun.Ada perubahan berat badan pada pasien.BAK lancar dengan warna sedikit pekat,BAB encer dengan warna sedikit pucat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Nyeri tekan (+) pada kuadran kanan atas, teraba pembesaran hepar 5 jari ( 8 cm) dibawah arcus costa dengan konsistensi keras,permukaan rata dan tumpul.
Rencana Diagnosa :
Rencana Terapi :
Tirah Baring Pemberian cairan intravena RL Pemberian antibiotik : metronidazole 500mg 3 x 1 Paracetamol 500mg 3 x 1 Curcuma 3 x 1 Ranitidine 2 x 1
Tinjauan pustaka
Merupakan penyakit dari organ hati yang masih menjadi masalahan kesehatan beberapa negara Asia, Afrika dan Amerika. Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun jamur yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Abses hati dibagi menjadi 2 abses hati amebik dan abses hati piogenik di mana kasus abses hati amebik lebih sering terjadi dibanding abses hati piogenik. Abses hati amebik biasanya disebabkan oleh infeksi Entamoeba
hystolitica
Abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi Enterobacteriaceae, Streptococci, Klebsiella, Candida, Salmonella, dan golongan lainnya.
Hampir 10% penduduk dunia terutama penduduk dunia berkembang pernah terinfeksi Entamoeba histolytica tetapi 10% saja dari yang terinfeksi menunjukkan gejala. Individu yang mudah terinfeksi penduduk di daerah endemik ataupun wisatawan yang ke daerah endemik laki laki : perempuan 3:1 hingga 22:1
Abses
hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,parasit,jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati
Abses hati amebik disebabkan oleh strain virulen Entamoeba hystolitica yang tinggi. Infeksi biasanya terjadi setelah meminum air atau memakan makanan yang terkontaminasi kotoran yang mengandung tropozoit atau kista tersebut. Dinding kista akan dicerna oleh usus halus tropozoit imatur. Tropozoit dewasa tinggal di usus besar terutama sekum. Abses piogenik disebabkan oleh Enterobactericeae, Microaerophilic
streptococci, Anaerobic streptococci, Klebsiella pneumoniae, Bacteriodes, Fusobacterium, Staphilococcus aereus, Staphilococcus milleri, Candida albicans, Aspergillus, Eikenella corrodens, Yersinis enterolitica, Salmonella thypii, Brucella melitensis dan fungal
Abses hati dapat disebabkan infeksi dapat berasal dari sistem porta dan hematogen melalui arteri hepatika.
Infeksi secara hematogen biasanya disebabkan oleh bakteremia dari endokarditis, sepsis urinarius, dan intravenous drug abuse Abses pada hepar diduga berasal dari invasi sistem vena porta, pembuluh limfe mesenterium, atau penjalaran melalui intraperitoneal. Dalam parenkim hepar terbentuk tempat-tempat mikroskopis terutama terjadi trombosis, sitolisis, dan pencairan, suatu proses yang disebut hepatitis amuba. Bila tempat-tempat tersebut bergabung maka terjadilah abses amuba. Dilaporkan 21-30% dari abses hepar berasal dari penyakit biliaris yaitu obstruksi ekstrahepatik, kolangitis, koledolitiasis, tumor jinak atau ganas biliaris. Trauma tumpul dan nekrosis hati yang berasal dari vascular injury selama laparaskopi cholecystectomy juga merupakan penyebab abses hepar
Penempelan E.hystolitica pada mukosa usus Pengerusakan sawar intestinal Lisis sel epitel intestinal serta penimbunan sel radang.
Terjadinya supresi respons imun cell-mediated yand disebabkan enzim atau toksin parasit
Penyebaran ameba dari usus ke hati melalui vena porta Terjadi fokus akumulasi neutrofil periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi granulomatosa Lesi membesar, bersatu dan granuloma diganti dengan jaringan nekrotik dan dikelilingi kapsul tipis seperti jaringan fibrosa
Anamnesis
Pemeriksaan
Nyeri
tekan kuadran kanan atas abdomen Hepatomegali 3 jari sampai 6 jari di bawah arcus-costa Ikterus terdapat pada 25 % kasus dan biasanya berhubungan dengan penyebabnya yaitu penyakit traktus biliaris, abses biasanya multipel, massa di hipokondrium atau epigastrium, efusi pleura, atelektasis, fluktuasi pada hepar, dan tanda-tanda peritonitis
Darah rutin kadar Hb darah, jumlah leukosit darah, kecepatan endap darah dan percobaan fungsi hati, termasuk kadar bilirubin total, total protein dan kadar albumin dan glubulin dalam darah. Pemeriksaan yang didapat leukositosis yang tinggi dengan pergeseran ke kiri, anemia, laju endap darah , alkalin fosfatase , enzim transaminase dan serum bilirubin, kadar albumin serum dan waktu protrombin yang memanjang kegagalan fungsi hati yang disebabkan abses hati. Hiperbilirubinemia didapatkan hanya pada 10 % penderita abses hepar.
Sistem
plueropulmonum merupakan sistem tersering terkena. Efusi pleura, empyema abses pulmonum atau pneumonia abses menembus diafragma Fistula bronkopleura, biliopleura dan biliobronkial reptur abses amuba.
Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi abses ke berbagai rongga tubuh dan ke kulit. Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat. Perforasi ke perikard menyebabkan efusi perikard dan tamponade jantung. Perforasi ke depan atau ke sisi terjadi ke arah kulit sehingga menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi sekunder.
Antibiotik
Penisilin, selanjutnya kombinasi antara ampisilin dan aminoglikosida atau sefalosforin generasi III,dan Klindamisin atau metronidazol. Dosis Metronidazole 50 mg/kgBB/hari diberikan tiga kali sehari selama 10 hari menyembuhkan 95% penderita abses amuba hepar. Metronidazol gagal Emetin, dehidroemetin, dan klorokuin Kombinasi klorokuin dan emetin dapat menyembuhkan 90% penderita amubiasis ekstrakolon yang resisten.
Aspirasi
Berguna untuk mengurangi gejala-gejala penekanan dan menyingkirkan adanya infeksi bakteri sekunder. Mengurangi risiko ruptur pada abses yang volumenya lebih dari 250 ml, atau lesi yang disertai rasa nyeri hebat dan elevasi diafragma.
Drainase
perkutan
Laparotomi perdarahan yang jarang terjadi tetapi mengancam jiwa penderita, disertai atau tanpa adanya ruptur abses. Penderita dengan septikemia karena abses amuba yang mengalami infeksi sekunder juga dicalonkan untuk tindakan bedah, khususnya bila usaha dekompresi perkutan tidak berhasil. Dilakukan dengan sayatan subkostal kanan. Abses dibuka, dilakukan penyaliran, dicuci dengan larutan garam fisiologik dan larutan antibiotik serta dengan ultrasonografi intraoperatif.
Indikasi
Terapi antibiotik gagal Aspirasi tidak berhasil Abses tidak dapat dijangkau dengan aspirasi ataupun drainase Adanya komplikasi intraabdominal
Kontraindikasi
Dubia
ad bonam
hipoalbuminemia
Buruk
ikterus
Abses hati merupakan infeksi pada hati yang disebabkan bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang dapat masuk melalui kandung kemih yang terinfeksi dan infeksi dalam perut lainnya. Dibedakan menjadi 2 abses hati amebik dan abses hati piogenik. Gejala-gejala demam tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, hepatomegali, ikterus. Diagnosis pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan laboratorium. Terapi yang diberikan antibiotika spektrum luas, aspirasi cairan abses, drainase, laparatomi. Abses hepar dapat disembuhkan bila ditangani dengan cara yang tepat dalam waktu yang secepatnya Oleh karena itu sangatlah penting untuk dapat mendiagnosanya sedini mungkin.
TERIMA KASIH