Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Diskontinuitas jaringan tulang belakang
B. Patofisiologi
Fraktur vertebra, khususnya vertebra servikalis dapat disebabkan olah trauma hiperekstensi, ekstensi rotasi, hiperfleksi, fleksi rotasi, atau kompresi cervicalis. Fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah jarang terjadi, kecuali bila trauma berat atau ada osteoporosis. Karena kanalis spinal sempit, maka sering disertai kelainan neurologis.
Mekanisme trauma biasanya bersifat kompresi atau trauma langsung. Pada kompresi terjadi fraktur kompresi vertebra dan pada trauma langsung dapat timbul fraktur pada elemen posterior vertebra, korpus vertebra dan iga di dekatnya.
C. Gambaran Radiologis
VERTEBRA CERVICALIS Pemeriksaan radiologi yang sebaiknya dilakukan adalah: Foto AP, termasuk dengan mulut terbuka untuk melihat C1 dan C2. Foto lateral. Foto oblok kanan dan kiri.
Apabila pasien mengalami trauma berat, pemeriksaan harus dilakukan dengan hati-hati dan semua foto harus dibuat dengan posisi pasien berbaring terlentang. Foto paling penting adalah foto lateral dengan pasien berbaring dan sinar horizontal.
Trauma Hiperekstensi
1. Fraktur dislokasi hiperekstensi Dapat terjadi fraktur pedikel, prosesus artikularis, lamina dan prosesus spinosus. Fraktur avulsi korpus vertebra bagian posteroinferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan pada elemen posterior tulang leher dan ligamen yang bersangkutan.
2. Hangmans fracture Terjadi fraktur arcus bilateral dan dislokasi anterior C2 terhadap C3.
Trauma Hiperfleksi
1. Subluksasi anterior Terjadi robekan pada sebagian ligamen di posterior tulang leher, ligamen longitudinal anterior utuh. Termasuk lesi stabil. Gambaran Radiologis: Tampak angulasi posterior (kifosis) lokal pada tempat kerusakan ligamen, jarak antar prosesus spinosusn melebar, subluksasi sendi apofiseal.
2. Bilateral interfacetal dislocation Terjadi robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen di posterior tulang leher. Lesi tidak stabil. Gambaran Radiologis: Tampak dislokasi anterior korpus vertebra, dislokasi total sendi apofiseal.
3. Flexion tear drop fracture dislocation Tenaga fleksi murni ditambah komponen kompresi menyebabkan robekan pada ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen posterior disertai fraktur avulsi pada bagian anteroinferior korpus vertebra. Lesi tidak stabil. Gambaran Radiologis: Tampak tulang servikal dalam fleksi, fragmen tulang berbentuk segi tiga pada bagian anteroinferior korpus vertebra, pembengkakan jaringan lunak paravertebral.
4. Wedge fracture Vertebra terjepit sehingga berbentuk baji, ligamen longitudinal anterior dan kumpulan ligamen posterior utuh sehingga lesi ini bersifat stabil.
5. Clay Shovelers fracture Fleksi tulang leher dimana terdapat kontraksi ligamen posterior tulang leher mengakibatkan terjadinya fraktur oblik pada prosesus spinosus, biasanya pada C6-C7 atau T1.
Gambar radiologi tersebut terlihat VC II (Vertebra Cervicalis II) yang paling lebar karena VC III patah dan mengalami dislokasi tapi medula spinalisnya masih utuh sehingga terjadi blok antara VC II dan VC III
Vetebre cervikalis
Pemeriksaan menggunakan MRI (sebelah kanan) medula spinalisnya terlihat dengan jelas. Terlihat tulang VC dislokasi/melesek ke sinus vertebralis kemudian mendesak medulla spinalis, jika menekan banget maka akan timbul nyeri. Pada gambar ini aliran darah otaknya masih normal
Vetebre cervikalis
Gambar radiologis ini tulangnya menjadi satu semua biasanya disebabkan karena infeksi TB. Pada infeksi TB akan memicu terjadinya pengapuran lalu tulang-tulangnya menyatu deh yang disebut dengan spondilitis TB. Lama-lama tulang akan hancur terus fraktur dan mengkompresi medulla spinalis dan akhirnya lumpuh.
Vetebre Thorakalis
Vertebra lumbalis dan Sakrum terlalu melengkung melebihi 1200 sehingga terjadi Instabilitas pada lumbal saraf dan menyebabkan LBP (LowBackPain)
Vetebre lumbalis
Terima kasih