Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Robiah Al Adawiyah S. ~ 030.06.343 Endrico Xavierees Tungka ~ 030.06.080 Tegoeh Winandar ~ 030.06.255 Kartika Permatasari ~ 030.05.129 Rahajeng Arianggarini ~ 030.06.205 Oqti Rodia ~ 030.06.190 Satitra Dwima A. ~ 030.06.235 Rainy Anjani ~ 030.06.208 Qorie Fujiatma ~ 030.06.200 Natasha Adjani ~ 030.06.176
Latar Belakang
dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya akibat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Salah satu caranya adalah menciptakan perusahaan yang higienis agar lingkungan kerja menjadi aman, nyaman dan sehat.
Latar Belakang
Menurut Sumakmur (1999), higiene perusahaan adalah
spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan
untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila diperlukan berupa tindakan pencegahan,
agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta diharapkan dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya
setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Dimulai dengan penerapan K3,
Sistem manajemen tersebut diharapkan menjadi siklus yang tidak terputus dan berkesinambungan
evaluasi
penentuan hazard (potensi bahaya) yang terdapat pada perusahaan (faktor fisik, kimia dan biologi)
Tujuan Kunjungan
Pada hari Kamis, 5 Juli 2012 telah dilakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di daerah Jakarta Timur yaitu PT. Bintang Toedjoe.
diupayakan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh pihak terkait
mengurangi potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna memaksimalkan kinerja para karyawan
Alamat :
Jumlah Karyawan : Asuransi : Jenis Usaha :
809 orang
Jamsostek
Manufacturing
DEFINISI
Yang dimaksud dengan hygiene perusahaan adalah merupakan spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang bersifat medis.
Tipe-tipe Kebisingan:
Kebisingan spesifik :
Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali sumber kebisingan dapat diidentifikasikan
Kebisingan residual:
Kebisingan yang tertinggal sesudahpenghapusan seluruh kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu waktu tertentu
Akibat Kebisingan
Tipe Akibat lahiriah Kehilangan pendengaran Uraian Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress
meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering Akibat psikologis Gangguan emosional Gangguan gaya hidup Kejengkelan, kebingungan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dan sebagainya. Gangguan pendengaran Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio, percakapan, telpon dan sebagainya.
Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A)
Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti
penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan,
pemeliharaan,
penanaman pohon,
penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan.
B. Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis.
Jenis Getaran:
~ Getaran karena gerakan udara, ~ Getaran karena getaran mekanis,
Getaran Seluruh Tubuh Getaran Tangan Lengan
C.
Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan produktif bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang indonesia adalah 24C 26C. Bila iklim kerja panas dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan kesehatan.
Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain: a. Mereduksi panas konveksi b. Memperbaiki sistem ventilasi c. Mereduksi panas radiasi d. Mengatur warna yang cerah pada ruangan Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara lain: a. Menyediakan minuman dekat tempat kerja b. Pakaian dengan bahan mudah menyerap keringat dan berwarna cerah c. Seleksi pekerja yang bekerja di lingkungan kerja panas : tidak terlalu gemuk dan tidak mempunyai penyakit kardiovaskuler
D. Pencahayaan Sifat-sifat pencahayaan yang baik : a. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan b. Pencegahan kesilauan c. Arah sinar d. Warna e. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan
Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan : a. Iritasi, mata berair dan mata merah b. Penglihatan rangkap c. Sakit kepala d. Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap kontras warna juga kecepatan pandangan e. Akomodasi dan konvergensi menurun
peralatan/instalasi
memerlukan
pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan terus-menerus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan
Pekerjaan rutin 300
kantor/administrasi,
ruang
kontrol dan pekerjaan mesin dan perakitan atau penyusun Pembuatan gambar atau bekerja dengan
500
mesin kantor pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pemilihan warna, pemrosesan, tekstil,
Pekerjaan halus
1000 pekerjaan mesin halus dan perakitan halus 1500 Mengukir dengan tangan, pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
Pekerjaan amat halus (tidak menimbulkan bayangan) Pekerjaan detail 3000 (tidak menimbulkan bayangan)
Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan : a. Adanya debu atau kotoran pada bola lampu b. Bola lampu yang sudah lama c. Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami d. Perubahan letak barang-barang
2. FAKTOR BIOLOGIS
Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja (point) penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminan khusus. Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Faktor biologis dapat dikategorikan menjadi: a. Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya) b. Arthopoda (crustacea, arachmid, insect) c. Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis, asma) d. Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) dan hewan invertebrata (protozoa, ascaris) a. b. c. d. Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara: Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup) Ingesti/ saluran pencernaan Kontak dengan kulit Kontak dengan mata, hidung, mulut
3. FAKTOR KIMIA
Klasifikasi: Berdasarkan Bentuknya: 1.Partikulat: - yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa suspensi. - Partikel dapat diklasifikasikan: Debu diudara (airbon dust), Kabut (mist), Asap (fume)
2. Non Partikulat Gas, Uap Air (Vavor)
Hal yang berkaitan dengan alat pelindung diri juga tertuang di Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86 dimana dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
SANITASI INDUSTRI
Prinsip Dasar Sanitasi terdiri dari: Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga kebersihan. Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit pada tenaga kerja dan lingkungan sekitar perusahaan. Manfaat yang diperoleh bagi konsumen bila industri pangan adalah,konsumen terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena keracunan makanan. Manfaat yang diperoleh bagi produsen adalah produsen dapat meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari konsumen. mengurangi biaya recall. Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan higiene pekerja yang terlibat.
Sanitasi industri meliputi: 1. Water supply 2. Pembuangan kotoran dan sampah Sampah dibagi menjadi dua yaitu: ~ Domestik ~ Sampah industri 3. Sampah ini memerlukan manajemen khusus dalam pengelolaannya. 4. Sanitasi makanan 5. Pencegahan dan pembasmian vektor dan roden 6. Perlengkapan fasilitas sanitasi
Hal hal yang diperhatikan dalam sanitasi makanan adalah: a. Kebersihan makanan penyediaan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan bahan makanan dan penyajian makanan b. Kebersihan peralatan c. Kebersihan fasilitas d. Kantin dan ruang makan e. Kercunan makanan
Hal hal yang termasuk fasilitas kebersihan yaitu: 1. WC (kakus) 2. Tempat cuci 3. Tempat mandi 4. Tempat baju kerja (locker) 5. Ruang makan dan kantin 6. Ketata rumah tanggaan 7. Ruang lingkup kerumah tanggaan meliputi: 8. Perencanaan yang baiki 9. Pelaksanaan yang teratur dan terus menerus 10.Pengecekan dan evaluasi Pada prinsipnya ketata rumah tanggaan adalah usaha yang terus menerus dan konsisten dalam menjalankan fungsi fungsi sanitasi
HASIL PENGAMATAN
No.
Nama Bagian
Potensi Bahaya
Sumber
Rekomend asi
1.
Gudang/St
orage
Dari proses pengangkatan, pemindahan, penumpukan, knalpot truk saat loading barang
Promosi: penyuluha n mengenai pentingny a pengguna n masker, dan bahaya jika mengguna kan masker Lanjutkan system reward, dan tambahkan punishment jika melanggar.
Bahan kimia
Bahan dasar Menyiapkan produksi masker, point reward untuk memacu kepatuhan pekerja.
Promosi: penyuluhan mengenai pentingnya penggunan masker, dan bahaya jika menggunak an masker Lanjutkan system reward, dan tambahkan punishment jika melanggar.
Menyewa jasa adwart pest control untuk membantu memusnahk an vectorvektor tersebut.
a.
b.
Sanitasi
pada
makana n yang terbuka
lalu diolah
sampai tidak mencemar
Air
cucian piring dan sisa
i
lingkunga n
Tempat pengolahan
Mesin berada di tempat yang jarang dilewati orang Lokasi TPAL sudah jauh dari lingkungan kerja
Faktor kimia
FAKTOR FISIK
Kebisingan
Dalam batas normal tahap penerimaan bahan baku dasar di gudang yang tidak menggunakan peralatan yang mengeluarkan bising. Tidak valid tidak mengamati proses produksi
Penerangan Getaran
Radiasi Suhu
Siang hari : sinar matahari + lampu neon di langit-langit gedung Sumber : PLN mati lampu maka pekerjaan terhenti dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja
Tidak ada karena tidak adanya penggunaan alat alat yang menghasilkan getaran pada gudang yang kami kunjungi
tidak menemukan adanya radiasi berdasarkan lokasi pabrik, penggunaan bahan material dan proses pengerjaan yang dilakukan tenaga kerja.
Bagian luar gudang cukup sejuk, bagian dalam terutama bagian produksi tidak diketahui tidak dikunjungi
FAKTOR KIMIA
tidak adanya pemakaian alat pelindung diri berupa masker untuk menghalangi masuknya debu maupun bahan-bahan kimia di dalam gudang pada para pekerja di lapangan dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja yaitu pneumokoniosis. Penyimpanan bahan baku tidak lebih dari 8 tumpuk per pallet agar tidak terjadi kerusakan maupun kecelakaan. Untuk bahan kemas dalam bentuk roll disimpan dalam sistem 2 lapis pengemasan dengan penanganan khusus agar terjaga sanitasinya.
Faktor Biologis
Pada pengamatan kami, tidak terdapat adanya faktor-faktor biologis yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia mapun hewan. Namun beberapa pekerja pernah mengalami ISPA, sehingga kemungkinan terdapat mikroorganisme dan toksinnya yang menyebabkan penyakit tersebut.
Sanitasi
Penyediaan Air menyediakan sumber air minum bagi para pekerjanya Pembuangan sampah Hasil akhir dari proses pengolahan limbah tersebut dialirkan menuju suatu kolam yang berisi ikan Pengadaan Makanan memiliki 3 catering rolling 2 minggu sekali disediakan di 2 kantin yang berbeda untuk pekerja pabrik dan office. Jadwal makan dibagi 3 shift Pekerja yg lembur dapat makanan tambahan Toilet Jumlah toilet 50 buah Sesuai dgn jumlah pekerja yg berjumlah 809 orang Jadi setiap lantai 10 wc
perusahaan akan memberikan peringatan berupa pengurangan poin reward tiap departemen yang bertujuan untuk memenangkan PT. Bintang Toedjoe Award kepada pekerja yang tidak mematuhi peraturan termasuk penggunaan APD.
KESIMPULAN
1. 2. Penilaian higiene pada faktor kimia ditemukan masalah berupa debu dan bahan bahan kimia. Penggunaan APD sudah cukup diterapkan oleh tenaga kerja. Rata- rata tenaga kerja telah menggunakan APD sehingga diharapakan dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja. Kelengkapan sanitasi untuk para pekerja di perusahaan ini sudah cukup dimana terdapat 50 toilet yang disediakan untuk 809 orang tenaga kerja.
3.
4.
Kami menilai bahwa perusahaan ini sudah cukup baik menerakan prinsip-prinsip hiperkes dan keselamatan kerja bagi tenaga kerjanya.
SARAN
1. Sebaiknya dilakukan pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja bagi para tenaga kerja guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja. 2. Penggunaan APD dalam kegiatan ini hendaknya dilengkapi guna meminimalisir penyakit akibat kerja dan sebaiknya diberikan sanksi kepada tenaga kerja yang lalai dalam penggunaan APD.