You are on page 1of 34

DASAR-DASAR

ILMU TANAH
KLAS F
BAHAN ORGANIK TANAH
DAN
ORGANISME TANAH
Takrif Bahan Organik
Tanah


Pentingnya bahan organik tanah sudah disadari
sejak lama, baik keuntungan yang diperoleh dari
bahan organik itu sendiri maupun dari interaksinya
dengan komponen tanah lainnya.
Kosa kata bahan organik tanah sering dipakai
tidak konsisten. Humus kadang digunakan
sebagai padan kata dari bahan organik tanah,
padahal bahan organik tanah mencakup humus
(humic substances) dan non humus (non humic
substances).
Istilah Bahan Organik Tanah (BOT) mencakup
semua konstituen organik tanah termasuk di
dalamnya jaringan tanaman dan hewan yang
belum terombak, terombak sebagian dan
biomasa tanah. Jadi komponen bahan organik
tanah yaitu:

identifiable, high-molecular-weight organic
materials such as polysaccharides and proteins,
simpler substances such as sugars, amino
acids, and other small molecules,
humic substances.
Komponen BOT
Unaltered materials - fresh and non-transformed components of older debris.
Transformed products - (humus) - bearing no morphological resemblance to
the structures from which they were derived.These transformed components are
reffered to as the humification process products.

Humic substances : a series of relativelyhigh-molecular-weight, brown to black
colored substances formed by secondary synthesis reactions. The term is used as
a generic name to describe tocolored material or its fractions obtained on the
basis of solubility characteristics: humic acids (HA), fulvic acids (FA) and humins

Nonhumic substances- compounds belongingto known classes of biochemistry,
such as Carbohydrates, lipids and amino acids

Fungsi Bahan Organik
Berpengaruh atas pertumbuhan tanaman melalui perbaikan
atas sifat fisika, kimia dan biologi tanah, yaitu :
1. Keharaan, yaitu sebagai sumber N, P, S dan unsur
mikro lainnya (Fe, Cu and Zn)

2. Fisika dan fisikokimia, yaitu membentuk struktur tanah
yang baik, memperbaiki keterolahan tanah, aerasi dan
kelengasan tanah, meningkatkan KPK (Kapasitas
Pertukaran Kation) dan daya sangga tanah

3. Biologis, yaitu secara nyata mempengaruhi aktifitas
organisme mikroflora dan mikrofauna

Secara tidak langsung, bahan organik berpengaruh atas
serapan hara mikro oleh tanaman, performance dari
herbisida dan bahan kimia pertanian lainnya
Peranan Pengaruh
Keharaan N lambat tersedia, P dan K siap
tersedia, Si, Ca Mg tersedia, dll
Khelasi Asam Fulvat untuk Fe dan Al, dll
Pengatur Tumbuh Asam amino, vitamin, hormon
tanaman, RNA, senyawa fenol, asam
humat, dll
Kesuburan Porositas, drainasi, water holding
capacity, keterolahan, sumber
nitrogen, peningkatan KPK, dll
Pengaruh Kompos (Egawa, 1964; Honya, 1964)
Pengaruh Keharaan

Bahan organik mempunyai pengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap
ketersediaan hara untuk pertumbuhan
tanaman, yaitu disamping sebagai sumber
hara N (nitrogen), P (fosfor), S (sulfur),
bahan organik juga mempengaruhi pasokan
hara dari sumber lainnya, misalnya : bahan
organik dibutuhkan sebagai sumber energi
bagi N-fixing bacteria).
Pengaruh atas sifat fisik, erosi tanah, daya
sangga tanah dan pertukaran kation tanah
Bahan organik mempunyai pengaruh yang baik
bagi struktur tanah kehancuran struktur tanah
akibat pengolahan tanah yang sangat intensif
biasanya rendah pada tanah-tanah yang dipasok
dengan bahan organik

Jika bahan organik tanah berkurang tanah
menjadi keras, kompak dan padu

20 hingga 70% dari kapasitas pertukaran kation
tanah pada berbagai macam tanah merupakan
sumbangan dari bahan organik tanah

As far as buffer action is concerned, humus exhibits
buffering over a wide pH range.
Perbaikan atas sifat fisika tanah, yaitu
peningkatan agregasi. Sifat fisika tanah lainnya
yang diperbaiki adalah aerasi tanah dan
infiltrasi air terutama untuk tanah lempungan
dan debuan, retensi air untuk tanah pasiran,
menurunkan erodibilitas tanah, mudah diolah,
dan resisten terhadap pemampatan.
Aplikasi 10 ton/ha jerami padi yang sudah
dikomposkan dapat menurunkan berat volume
tanah dan meningkatkan porositas tanah hingga
89,8 % dari tanah lempungan.
50 % kandungan nitrogen di dalam pupuk
organik akan tersedia pada tahun pertama,
25 % tersedia pada tahun kedua dan 12 % pada
tahun ketiga.

Meningkatkan fosfor tersedia tanah dan hara
mikro lainnya.

Perlakuan Penetrasi
(kg/cm2)
Berat Volume
g/cm3)
Porositas
Total (%)
Kapasitas
Memegang
Air (Water
Holding
Capacity) (%)
Control 31 1,23 54 38
Azolla 28 1,11 58 46
Control 31 1,25 53 35
Enceng Gondok 26 1,20 55 40
Control 32 1,18 56 39
Jerami Padi 26 1,14 57 42
Pengaruh aplikasi bahan organik selama 3 tahun berturut-
turut atas sifat fisika tanah
Perlakuan Bahan
organik
(%)
Berat Jenis
(g/cm3)
Porositas
Total
(%)
Volume
Udara pada
Kapasitas
Lapangan
(%)
FYM 4 1,34 48,6 9,5
Control 3 1,38 46,9 8,3
Perbaikan sifat fisika tanah atas penambahan FYM selama
6 tahun secaraa terus menerus dengan dosis 75
ton/ha/tahun
Effect on soil biological condition

Sebagai sumber energi bagi macro- and
microfaunal organisms
Numbers of bacteria, actinomycetes and fungi in the soil are related
in a general way to humus content.

Earthworms and other faunal organisms are strongly affected by the
quantity of plant residue material returned to the soil.

Organic substances in soil can have a direct physiological effect on
plant growth. Some compounds, such as certain phenolic acids,
have phytotoxic properties; others, such as the auxins, enhance
plant growth.

Many of the factors influencing the incidense of pathogenic
organisms in soil are directly or indirectly influenced by organic
matter. For example, a plentiful supply of organic matter may favor
the growth of saprophytic organisms relative to parasitic ones and
thereby reduce populations of the latter.

Biologically active compounds in soil, such as antibiotics and
certain phenolic acids, may enhance the ability of certain plants to
resist attack by pathogens.

Komposisi Hara Pupuk Kandang

Bahan
Kotoran
Nisbah C/N % N % P % K
Sapi 19 1,50 1,00 0,94
Domba 29 2,02 1,75 1,94
Kuda 24 1,59 1,65 0,65
Babi 13 2,81 1,61 1,52
Unggas - 4,00 1,98 2,32
Itik - 2,15 1,13 1,15
Manusia - 7,24 1,72 2,41
Komposisi Hara Pupuk Hijau
Tanaman Nisah
C/N
Kering Oven
N (%) P (%) K (%)
Sesbania speciosa 18 2,51 - -
Clotalaria juncea - 1,95 - -
Vigna sinensis (cowpea) - 3,09 - -
Calopogonium mucunoides - 3,02 - -
Water hyacinth (enceng
gondok)
18 2,04 0,37 3,40
Azolla sp - 3,68 0,20 0,15
Algae - 2,47 0,12 0,37
Takara
n
(ton/ha
)
Total
C
(%)
Total
N
(%)
Kejh.
Basa
(%)
KPK
(cmol.k
g
-1
)
Ca
cmol.k
g
-1

Mg
cmol.k
g
-1

K
cmol.k
g
-1

P
2
O
5

mg.k
g
-1

0 7,19 0,58 68,9 36,6 24,0 0,92 0,30 sediki
t
7,5 7,36 0,58 67,2 36,9 23,0 1,34 0,40 0,05
15 7,40 0,64 69,2 39,6 25,6 1,30 0,49 0,21
30 7,74 0,67 75,5 42,4 29,3 1,95 0,74 0,11
60 8,00 0,70 71,9 41,4 26,5 2,17 1,14 0,30
Pengaruh pupuk kandang secara terus menerus selama 10 tahun atas sifat
kimia tanah Andosol di Kyushu, Jepang
Sumber Bahan Organik Tanah
(Aboveground input into soil organic matter
pool)

Atmospheric CO2
Petroleum Reserves
Plant C
Animal C
Industrial Product
Soil Surface
Organic Residues
Biochemical Decomposition product of Soil
Organic Matter
Atmospheric CO2
Soil Surface
Organic Residues
Soil CO2
Humic Substances
Decomposer Biomass
Management of Soils for Optimal Organic
Matter Accumulation
Kandungan BOT dapat dipertahankan melalui :
maksimalisasi input bahan organik, meminimalisasi
decomposisi atau amandemen dengan residu
organik dari luar

1. Cropping Benefits:
The decline of OM in cultivated soils as compared to
undisturbed native ecosystem impact of tillage
and change in organic matter input
Return of crop residues could maintain soil organic
matter levels.
Soil organic C, water retention rate and agregate
stability increase with rate of addition of OM over 13
year in monoculture of maize
2. Tillage Alternatives
Excessive tillage encourages organic matter
decomposition through destruction of natural
physical barrier to organic matter
decomposition, oxygen limitation due to reduce
difusion into soil pores, reduction of soil
moisture levels and water holding capacity
3. Soil Organic Amendments
Commonly practices
Physical benefits
Nutrient benefits

Environmental problem on sludge amandments,
example municipal sewage product : potential of
human viruses, mutagens or carcinogens,
metals repeated application accumulate in
the soils
Nisbah C/N
The C/N ratio of organic matter means the amount
of carbon relative to the amount of nitrogen present.
There is always more carbon than nitrogen in
organic matter. It is usually written as C:N and is a
single number, because it expresses how much
more carbon than nitrogen there is.

The C/N ratio does not tell us what form the carbon
and nitrogen are in, just how much is there. The C/N
ratio is important because of what happens when
organic matter is incorporated into soils.
Excess nutrients to
the requirements of
the microorganisms
are available for other
soil organisms or
plants to use.

As a general rule,
about one-third of the
applied C in fresh
residues will remain in
the soil after the first
few months of
decomposition.
First, the larger organisms like
mites and soil animals break it
into smaller pieces. Then the
fungi and bacteria start to
decompose it (they secrete
enzymes to break up the
chemical compounds it is
made of). When the enzymes
have disrupted the
compounds, the bacteria and
fungi can use some of the
parts released in this process
as nutrients. For example, if
the enzyme is degrading a
protein, the microbe would be
able to use the carbon,
nitrogen and sulphur (if there is
some) for its own cell wall
structure and cellular contents.
The microorganisms can access nitrogen in soil
more easily than plants can, so the plants
sometimes miss out. This means that if there is not
enough nitrogen for all the organisms, the plants will
probably be nitrogen deficient and nitrogen addition
will be needed to meet the requirements of the plant
incorporating organic matter into soils can
change the amount of nitrogen (and other nutrients)
available to plants.

Incorporating organic matter that has a high C/N
ratio will probably cause some nitrogen deficiency in
the crops/plants, at least in the short-term

The decay process is accompanied by
conversion of organic form of N to NH3 and NO3-
and soil microorganisms utilize part of this N for
synthesis of new cells. The gradual
transformation of plant raw material into stable
organic matter (humus) leads to the
establishment of reasonably consistent
relationship between C and N. Other factors
which may be involved in narrowing of the C/N
ratio include chemical fixation of NH3 or amines
by lignin like substances.
The C/N ratio of virigin soils formed under grass
vegetation is normally lower than for soils
formed under forest vegetation, and for the latter,
the C/N ratio of the humus layers is usually
higher than for the mineral soil Also the C/N ratio
of a well-decomposed muck soil is lower than for
a fibrous peat. As a general rule it can be said
that conditions which encourage decomposition
of organic matter result in narrowing of the C/N
ratio. The ratio nearly always narrows sharply
with depth in the profile; for certain subsurface
soils C/N ratios lower than 5 are not uncommon.

Penggunaan pupuk organik, bentuk padat atau cair,
telah dilaporkan mampu meningkatkan hasil panen per
hektar. Hal ini disebabkan di dalam pupuk organik
tersebut terkandung hara yang selama ini menjadi faktor
pembatas dalam lahan tersebut.
Bahan organik sebaiknya dikomposkan lebih dahulu
sebelum diaplikasikan ke dalam lahan pertanian.
Pengomposan merupakan proses perombakan bahan
organik menjadi bahan yang lebih stabil yang dapat
dipakai sebagai pupuk dan soil conditioner.

Bahan-bahan yang dipakai biasanya residu tanaman,
pupuk kandang, dan sampah kota lainnya. Sejumlah
kecil tanah dapat ditambahkan untuk memperkaya
organisme perombak selain dari pupuk kandang.

Kapur atau abu dapat digunakan untuk menetralisir
kemasaman yang terjadi pada saat dekomposisi.

Hasil yang penting dari proses pergomposan adalah
nisbah C/N yang rendah yaitu mencapai 10-12. Nisbah
C/N 20 merupakan batas maksimum bahan organik
yang dapat diaplikasikan ke dalam tanah. Aplikasi
bahan organik dengan nisbah C/N yang lebih tinggi dari
20 dapat menyebabkan tanaman kelaparan N.
Bahan
Kotoran
Nisbah C/N % N % P % K
Sapi 19 1,50 1,00 0,94
Domba 29 2,02 1,75 1,94
Kuda 24 1,59 1,65 0,65
Babi 13 2,81 1,61 1,52
Unggas - 4,00 1,98 2,32
Itik - 2,15 1,13 1,15
Manusia - 7,24 1,72 2,41
Tiap ton pupuk sapi/kerbau mengandung 20 kg N, 8-10 kg
P, 24-28 kg K, 28 Kg Ca, 6 kg Mg, 4 kg S, 20-40 g B, 200-
400 g Mn, 20-30 g Cu, 125-200 g Zn, 2-3 g CO
2
, 2-2-2,5 g
Mo dan 0,3-5 g Co
Pupuk kuda dan domba membutuhkan waktu yang lebih
cepat dan panas yang dilepaskan lebih tinggi selama
proses perombakan.
Pupuk sapi/kerbau (mengandung lebih banyak air dan
lebih rendah kandungan haranya) dan pupuk babi (lebih
banyak air daripada feses) akan terdekomposisi lebih
lambat dan panas yang dihasilkan lebih rendah.
Pupuk organik memberikan energi dan makanan untuk
mikroorganisme tanah sehingga meningkatkan aktifitas
mikroorganisme di dalam tanah.
Tanaman Nisah
C/N
Kering Oven
N (%) P (%) K (%)
Sesbania speciosa 18 2,51 - -
Clotalaria juncea - 1,95 - -
Vigna sinensis (cowpea) - 3,09 - -
Calopogonium mucunoides - 3,02 - -
Water hyacinth (enceng
gondok)
18 2,04 0,37 3,40
Azolla sp - 3,68 0,20 0,15
Algae - 2,47 0,12 0,37
Residu (Sisa) Tanaman

Pupuk organik yanag tergolong ke dalam residu
tanaman adalah jerami, sekam dan daun.
Residu tanaman dapat di daur ulang dengan 3 cara : (i)
setelah dikomposkan, (ii) dibenamkan ke dalam tanah,
(iii) dijadikan mulsa.
Kandungan hara jerami padi tidak begitu tinggi dengan
kandungan N sebesar 0,4-1,1 %, P 0,02-0,17 %, K 1,1-
3,7 % dan Si 3,5-6,6 %. Disamping itu jerami padi juga
mengandung 40 % C dan mempunyai nisbah C/N 51.

Limbah/sampah organik

Limbah/sampah organik dapat berasal dari limbah
industri gula (tetes, bagas, limbah pabrik alkohol, dsb),
limbah rumah tangga, limbah rumah sakit, sampah kota
(municipal waste), dsb.
Untuk sampah kota perlu dilakukan pemisahan antara
sampah daun, kertas, makanan, dsb dengan kaleng,
plastic, botol, dsb.
Jumlah sampah kota yang besar memerlukan
penanganan dalam hal kualitas haranya dan kandungan
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan (Pb, Cd
dan Hg)

Perbaikan sifat tanah akibat penambahan BO selama10 tahun
Takaran
(ton/ha)
Total
C
(%)
Total
N
(%)
Kejh.
Basa
(%)
KPK
(cmol.kg
-
1
)
Ca
cmol.kg
-
1

Mg
cmol.kg
-
1

K
cmol.kg
-
1

P
2
O
5

g.kg
-1

0 7,19 0,58 68,9 36,6 24,0 0,92 0,30 sedikit
7,5 7,36 0,58 67,2 36,9 23,0 1,34 0,40 5
15 7,40 0,64 69,2 39,6 25,6 1,30 0,49 21
30 7,74 0,67 75,5 42,4 29,3 1,95 0,74 11
60 8,00 0,70 71,9 41,4 26,5 2,17 1,14 30

You might also like