You are on page 1of 30

American Dental Association (ADA) and

International Organization for Standard ISO-10993


Oleh:
Fitria Rahmitasari 021314153011
Ernita Sari 021314153015
Cici Idela 021314153001

Mata Kuliah : Biological testing of Biomaterial

Pembimbing : Dr. Elly Munadziroh, drg, MS
Spesifikasinya : pengukuran standar-standar nilai dari bahan dental tertentu
menampilkan syarat-syarat seperti sifat fisik dan kimia sebuah bahan yang akan
menjamin bahwa bahan tersebut akan memuaskan jika digunakan dengan benar oleh
dokter gigi.
American Dental Association (ADA)
ADA (didirikan pada tahun 1966) : sebuah organisasi yang membahas tentang bahan-
bahan dental dan instrumen yang digunakan dalam kedokteran gigi.
Sebuah spesifikasi telah dirumuskan untuk bahan tertentu maka produsen bisa
mensertifikasi ke ADA bahwa produk-produknya memenuhi syarat-syarat spesifikasi
tertentu Jika bahannya memenuhi syarat-syarat spesifikasi tertentu, nama dagang
dan produsennya diterbitkan dalam Journal of the American Dental Association.
Produsen diizinkan menandai label produk bahwa produk ini telah disertifikasi oleh
ADA dengan penggunaan stempel sertifikasi.
Spesifikasi American National Standard (ANSI) /
American Dental Association (ADA)
Dan lain-lain
Uji Kekuatan Gipsum:
Mempelajari initial setitng time dan final setting time gipsum.

Initial setting time :
Jarum Vicat berdiameter 1 mm dan panjang 5 cm dengan berat 300 gr memiliki
initial setting time sekitar 15 menit.
Jarum Gilmore dengan diameter 2.13 mm dan panjang 5 cm dengan berat pond
memiliki initial setting time sekitar 13 menit.

Final setting time:
Jarum Gilmore berdiameter 1.06 mm dan panjang 6 cm dengan berat 1 pond
memiliki final setting time 20 menit.
Spherulities:
Sebuah pengumpulan spherichal kristal-kristal berbentuk jarum yang memancar keluar
dari inti kristalisasi dan mulai menempel, saling berikatan dengan kristal-kristal yang
berdekatan mengindikasikan setting bahan.
Pelepasan panas selama gipsum setting:
Selama pengapuran bahan ini telah mengambil panas untuk mengubah calcium sulfate
dihydrate menjadi calcium sulphate hemihydrate. Jadi, selama perubahan dihydrate ke
hemihydrate dengan adanya air, panas yang diambil tadi dilepaskan.
Pengaruh rasio W:P terhadap working time gipsum:
Jika air yang ditambahkan lebih dari rasio W/P yang dianjurkan sedikit kristal
gipsum yang terbentuk sehingga ada waktu lebih lama bagi kristal untuk tumbuh
dan saling menempel untuk memberikan kekuatan.
Jika air kurang dari rasio W/P yang dianjurkan terjadi peningkatan kristal gipsum
meminimalkan working time
Perubahan rasio W/P sebesar 0.1% bisa mengubah setting time hingga beberapa
menit.
Cara meningkatkan setting expansion gipsum:
Dilakukan dengan menurunkan rasio W/P gipsum menyebabkan lebih banyak
ekspansi ke volume bahan tersebut.
Hal ini juga bisa dilakukan dengan cara meletakkan bahan gipsum dalam air
sebelum initial set sehinga ekspansi higroskopik terjadi.
Pengaruh waktu pengadukan dengan setting time gipsum:
Waktu pengadukan gipsum menggunakan hand mechanical spatulation : 1 menit
Jika menggunakan power-driven mechanical spatulation : 20-40 detik.
Penyebab terjadinya mikroporositas dalam massa gipsum:
Dental plaster memiliki mikroporositas inheren yang lebih tinggi daripada dental stone.
Mikroporositas ini disebabkan oleh residual unreacted water dan setting expansion
kedua faktor ini lebih banyak terdapat dalam dental plaster sehingga massa dental
plaster kurang padat dan lebih lemah daripada massa dental stone.
Dental plaster Dental stone
1. Calcium sulphate beta hemihydrate
2. Kalsinasi kering dalam tempat terbuka
3. Partikel-partikel tidak beraturan, berspon dan
berpori
4. Rasio W/P 100 gm : 500 ml yaitu 0.6
5. Dibentuk lebih cepat daripad dental stone

6. Tidak sekuat dan sekeras dental stone

7. Biasanya berwarna putih
8. Digunakan untuk diagnostic cast
9. Reproduksi detail hingga 75 um
10. Ekonomi: biaya lebih murah
1. Calcium sulphate alpha hemihydrate
2. Kalsinasi basah dalam tempat tertutup
3. Partikel-partikel beraturan, prismatik padat
dan tidak berpori
4. Rasio W/P 100 gm ke 30 ml, yaitu 0,3
5. Dibentuk lebih lamban daripada dental
plaster
6. Lebih kuat dan lebih keras daripada dental
plaster
7. Bewarna hijau,. Kuning dan biru
8. Digunakan untuk working cast
9. Reprodksi detail hingga 50 um
10. Biaya lebih mahal
Perbedaan antara Dental plaster dan Dental stone
International Organization for Standard (ISO)
ISO adalah badan penetap standar internasional yang didirikan pada 23 Februari
1947, terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara yang
menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia.

Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO.
Saat ini lebih dikenal dengan singkatan ISO

Meskipun ISO adalah organisasi non-pemerintah, kemampuannya untuk
menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar
nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-
pemerintah lainnya.

Dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan
pihak-pihak pemerintah.

List of the International Standards in the 10993 series
ISO 10993-1:2009 Biological evaluation of medical devices Part 1: Evaluation and testing in the risk
management process
ISO 10993-2:2006 Biological evaluation of medical devices Part 2: Animal welfare requirements
ISO 10993-3:2003 Biological evaluation of medical devices Part 3: Tests for genotoxicity, carcinogenicity and
reproductive toxicity
ISO 10993-4:2002/Amd 1:2006 Biological evaluation of medical devices Part 4: Selection of tests for interactions
with blood
ISO 10993-5:2009 Biological evaluation of medical devices Part 5: Tests for in vitro cytotoxicity
ISO 10993-6:2007 Biological evaluation of medical devices Part 6: Tests for local effects after implantation
ISO 10993-7:2008 Biological evaluation of medical devices Part 7: Ethylene oxide sterilization residuals
ISO 10993-8:2001 Biological evaluation of medical devices Part 8: Selection of reference materials
ISO 10993-9:1999 Biological evaluation of medical devices Part 9: Framework for identification and quantification
of potential degradation products
ISO 10993-10:2010 Biological evaluation of medical devices Part 10: Tests for irritation and delayed-type
hypersensitivity
ISO 10993-11:2006 Biological evaluation of medical devices Part 11: Tests for systemic toxicity
List of the International Standards in the 10993 series
ISO 10993-12:2012 Biological evaluation of medical devices Part 12: Sample preparation and reference
materials (available in English only)
ISO 10993-13:1998 Biological evaluation of medical devices Part 13: Identification and quantification of
degradation products from polymeric medical devices
ISO 10993-14:2001 Biological evaluation of medical devices Part 14: Identification and quantification of
degradation products from ceramics
ISO 10993-15:2000 Biological evaluation of medical devices Part 15: Identification and quantification of
degradation products from metals and alloys
ISO 10993-16:1997 Biological evaluation of medical devices Part 16: Toxicokinetic study design for
degradation products and leachables
ISO 10993-17:2002 Biological evaluation of medical devices Part 17: Establishment of allowable limits for
leachable substances
ISO 10993-18:2005 Biological evaluation of medical devices Part 18: Chemical characterization of
materials
ISO/TS 10993-19:2006 Biological evaluation of medical devices Part 19: Physico-chemical, morphological
and topographical characterization of materials
ISO/TS 10993-20:2006 Biological evaluation of medical devices Part 20: Principles and methods for
immunotoxicology testing of medical devices
Pemakaian ISO-10993
"Biological Evaluation of Medical Devices Part 1: Evaluation and Testing"
Draft Guidance for Industry and Food and Drug Administration (FDA) Staff
1. Test selection
2. Pengujian umum, termasuk preparasi sampel
3. Pengujian khusus : sitotoksisitas, sensitisasi
4. Hemokompatibilitas, pirogensitas, implantasi, genotoksisitas,
karsinogenisitas, reproductive and developmental toxicity ,dan biodegradasi
5. Melakukan pengujian ke hewan coba untuk membenarkan uji-uji
biokompatibilitas tertentu
6. Mengetahui kadar bahan kimia yang berpotensi toksik; dan mengetahui
komposisi dari uji biokompatibilitas.
Scope :
1. Test Selection
Menggunakan 7 prinsip :
1. Pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan perangkat dan
evaluasi toksikologi harus memperhitungkan karakterisasi dari semua bahan
pembuatannya
2. Bahan-bahan pembuatan, produk akhir dan kemungkinan bahan kimia leachable
atau produk degradasi harus dipertimbangkan untuk relevansi dan evaluasi
toksikologi
3. Tes yang akan digunakan dalam evaluasi toksikologi harus memperhitungkan
bioavailabilitas bahan (yaitu, sifat, tingkat, frekuensi, durasi dan kondisi paparan dari
perangkat untuk tubuh)
4. Setiap percobaan in vitro atau in vivo harus dilakukan sesuai dengan yang diakui
Good Laboratory Practice (GLP), termasuk penugasan staf terlatih yang kompeten
dalam melakukan pengujian biokompatibilitas
5. Data eksperimen dibuat lengkap sampai kesimpulan, harus diserahkan kepada
otoritas kecuali pengujian dilakukan sesuai dengan standar yang diakui yang tidak
memerlukan pengiriman data


6. Setiap perubahan dalam komposisi kimia, proses manufaktur, konfigurasi fisik atau
tujuan penggunaan perangkat harus dievaluasi sehubungan dengan kemungkinan
perubahan dalam efek toksikologi dan kebutuhan untuk pengujian toksisitas
tambahan
7. Evaluasi toksikologi dilakukan sesuai dengan pedoman dalam hubungannya
dengan informasi lain dari tes lain, non-klinis, studi klinis dan pengalaman pasar
untuk penilaian keamanan secara keseluruhan

1. Test Selection
2. Pertimbangan Umum Pengujian
Biokompatibilitas
a. Penggunaan Produk Akhir atau Sampel Perwakilan
Jika produk akhir tidak dapat digunakan sebagai sampel uji, mungkin perlu untuk
membuat sampel uji yang merupakan perwakilan dari produk akhir. Jika ada
perbedaan antara produk akhir dan sampel uji, pengujian tambahan mungkin
diperlukan untuk membenarkan penggunaan sampel uji, bukan produk akhir.
b. In Situ Polimerisasi dan Bioabsorbable Material
Kami merekomendasikan bahwa persiapan sampel uji menjadi wakil dari produk
jadi. Selain itu, kami merekomendasikan bahwa toksisitas dinilai untuk produk
jadi serta pada berbagai titik waktu selama polimerisasi atau degradasi untuk
memastikan bahwa awal, produk degradasi menengah dan akhir yang dinilai.
c. Respon Biologis Akibat Kegagalan Perangkat Mekanikal
Meskipun ruang lingkup ISO 10993-1 khusus mengecualikan bahaya biologis
yang timbul dari kegagalan mekanik, FDA berpendapat potensi resiko ini penting
untuk dipertimbangkan saat merancang studi biokompatibilitas
2. Pertimbangan Umum Uji Biokompatibilitas
d. Submikron atau Komponen Nanoteknologi
Penilaian biokompatibilitas komponen sub-mikron, harus mempertimbangkan hal
berikut:
Hati-hati karakterisasi dari sampel uji.
Pemilihan kondisi ekstrak (misalnya, jenis pelarut)
Jaminan bahwa uji yang digunakan adalah wakil dari apa yang digunakan secara
klinis

e. Preparasi Sampel untuk Pengujian Extract
1. Tentukan jumlah yang tepat dari bahan uji sebagaimana dimaksud dalam ISO
10993-12
2. Gunakan kedua ekstraktan polar dan nonpolar. Sebagai contoh, pelarut polaritas
campuran (misalnya, etanol / air 20:80) mungkin berguna untuk mengoptimalkan
ekstraksi molekul amphiphilic tertentu yang menimbulkan kekhawatiran toksisitas.
3. Gunakan kondisi ekstraksi yang memadai untuk. Metode ekstraksi
biokompatibilitas, seperti di ISO 10993-12 (misalnya, 37 C selama 72 jam, 50 C
selama 72 jam, 70 C selama 24 jam, atau 121 C selama 1 jam)



4. Jelaskan kondisi ekstrak uji (misalnya, warna, kehadiran partikel ada), dan
menjelaskan setiap perubahan dalam ekstrak uji (pra-dan pasca-ekstraksi) dan
sumber dari perubahan ini (misalnya, uji artikel degradasi)
5. Gunakan ekstrak tanpa pengolahan tambahan (misalnya, tidak ada filtrasi,
sentrifugasi atau metode lain untuk menghilangkan partikulat, tidak ada
penyesuaian pH), kecuali dinyatakan dibenarkan
6. Jika sampel ekstraksi tidak digunakan segera, disarankan menggunakan dalam
jangka waktu yang diuraikan dalam ISO 10993-12 atau dengan metode setara.

f. Inklusi dari beberapa komponen atau bahan dalam sampel tunggal
Untuk produk yang termasuk komponen dengan panjang yang berbeda dari kontak
(misalnya, terbatas, lama atau permanen), disarankan melakukan tes ekstraksi pada
komponen secara terpisah. Jika komponen digabungkan menjadi sampel tes
tunggal, ini akan mencairkan jumlah bahan komponen yang diuji dan mungkin tidak
berpotensi beracun. Sebagai contoh, implan dengan sistem pengiriman dan kit
tertentu

2. Pertimbangan Umum Uji Biokompatibilitas
3. Pertimbangan Khusus Uji Biokompatibilitas
Uji Sitotoksisitas
Uji Sensitivitas
Sampel diekstraksi dalam media pertumbuhan pada suhu 37C dalam waktu 24 jam
menggunakan media yang cocok untuk ekstraksi, misalnya: mammalian cell culture
media (MEM) dan 5% serum
Guinea Pig Maximation Test (GPMT)
Semua hewan berjenis kelammin betina yang akan dilakukan pengujian dipastikan tidak
sedang pregnant karena kondisi tersebut dapat menyebabkan respon yang sensitif

Local Lymph Node Assay (LLNA)
Pengujian dengan ELISA: Akurat dan reliable untuk mengidentifikasi substansi yg berpotensi
dalam mempengaruhi sensitifitas kulit menggunakan stimulation index (SI) 1,6
4. Uji hemokompatibilitas, pirogenisitas,
implantasi, genotoksisitas, dll.
Hemokompatibilitas
Pirogenisitas
Darah yang kontak dengan material sebaiknya dilakukan pengujian hemolisis,
imunologi (untuk mengetahui jalur aktivasi komplemen), dan trombogenitas.
Material (ex.obat-obatan) yang kontak secara direct/indirect dengan sistem
kardiovaskular, sistem limfatik, cerebrospinal fluid (CSF) perlu dilakukan
pengujian pirogenisitas untuk melindungi pasien dari resiko panas yang
ditimbulkan dari material yang terekspose.
ISO menganjurkan : suhu 37C cocok untuk kontak dalam tubuh.
4. Uji hemokompatibilitas, pirogenisitas,
implantasi, genotoksisitas, dll.
Implantasi
Genotoksisitas
Bahan material yang diimplan dalam jaringan tubuh diuji respon jaringan selama
degradasi (termasuk ketika ada sedikit/tidak ada degradasi) dengan pemeriksaan
in vitro
1. Bacterial gene mutation assay
2. An in vitro mammalian genotoxicity assay.
3. An in vivo cytogenetics assay

Nb: detail mengenai cara uji bisa dilihat di OECD 471-475 (Guidline for testing of Chemicals)
4. Uji hemokompatibilitas, pirogenisitas,
implantasi, genotoksisitas, dll.
Reproductive and Developmental Toxicity
Uji Karsinogenesis
Pengujian bahan implan baru pada pasien usia reproduktif dan usia pertumbuhan
menggunakan uji toksisitas menurut CDRH (Center for Devices and Radiological
Health)
1. Identifikasi bahan-bahan kimia yang terkandung dalam material
2. Identifikasi ketahanan material sampai rusak
3. Identifikasi toksisitas dari bahan kimia yang terkandung
4. Standard rodent longt erm carcinogenicity bioassay (OECD 451/453) untuk
mengevaluasi potensi efek karsinogenik secara sistemik
5. Melakukan pengujian ke hewan coba untuk
membenarkan uji-uji biokompatibilitas tertentu
Pengujian ke hewan coba berdasarkan metode pengujian ISO10993
yang tepat harus dipertimbangkan


untuk mengevaluasi respon biologis dari bahan implan yang
dimasukkan ke dalam jaringan.
6. Mengetahui kadar bahan kimia yang berpotensi
toksik dan mengetahui komposisi dari uji
biokompatibilitas
Untuk semua material yang mengandung bahan kimia, imembutuhkan beberapa
informasi yang penting:


Identitas kimia dengan nama umum, nama kimiad, an jumlah CAS (Chemical
Abstract Service).

Untuk mengevaluasi bioavailabilitas bahan kimia kepada pasien. Informasi yang
dibutuhkan :


Penilaian exposure untuk setiap bahan kimia.
X = ISO Evaluation Tests for Consideration
O = These additional evaluation tests should be addressed in the submission, either by inclusion of the testing or a
ratio for its omission.
Note: Tissue includes tissue fluids and subcutaneous spaces
X = ISO Evaluation Tests for Consideration
O = These additional evaluation tests should be addressed in the submission, either by inclusion of the testing or a
ratio for its omission.
TERIMAKASIH

You might also like