Dislokasi adalah pindahnya permukaan sentuh tulang yg menyusun sendi.
Cedera ini dihasilkan oleh gaya yg menyebabkan sendi melampaui batas normal anatomisnya.
DISLOKASI HIP adalah suatu keadaan lepasnya sendi panggul oleh berbagai keadaan seperti trauma dan kongenital.
Manifestasi klinis look: terlihat adanya deformitas pada panggul. Pada dislokasi anterior, di dapatkan posisi sendi panggul terlihat fleksi, paha terabduksi dan mengalami rotasi eksternal. Pada dislokasi posterior, ditemukan deformitas pada sendi panggul yg mengalami adduksi, rotasi interna serta fleksi pada hip dan lutu
feel: di dapatkan adanya nyeri tekan pada panggul move: hambatan dalam menggerakkan femur secara abduksi, rotasi dan hambatan dalam beraktivitas sehari2
Pemeriksaan diagnostik pemeriksaan radiografi dilakukan utk melihat adanya dislokasi hip baik posterior maupun interior. Pemeriksaan CT Scan sangat akurat utk menilai derajat dari dislokasi hip
Penatalaksanaan Dislokasi harus direduksi secepat mungkin dengan anastesi umum. Pada sebagian besar kasus dilakukan reduksi tertutup. Jika sendi tidak stabil, atau fragmen yg besar tetap tak tereduksi, reduksi terbuka dan fiksasi internal diperlukan. Kemudian skeletal traksi dipertahankan selama 6 minggu DISLOKASI LUTUT adalah merupakan suatu kondisi lepasnya sendi lutut yg disebabkan oleh benturan keras. 1. Dislokasi anterior, yg disebabkan oleh trauma hiperekstensi berat pada lutut 2. Dislokasi posterior, sering disebabkan injury dashboard dengan mekanisme fleksi pada lutut. 3. Dislokasi media, lateral atau rotasi, merupakan kondisi trauma yg bersifat varus, valgus atau rotasi
Manifestasi klinis look: terdapat deformitas pada sendi lutut. Adanya perubahan warna kulit berupa ekimosis atau memar luas feel: adanya nyeri tekan pada lutut move: ketidakmampuan lutut dalam melakukan seluruh gerakan Pemeriksaan diagnostik pemeriksaan radiografi dapat memprediksi tingkat dislokasi lutut. Pada dislokasi komplet dengan oerubahan posisi sendi yg jauh akan menyebabkan cedera pada arteri popliteal. Pemeriksaan USG dupleks bisa dilakukan utk mendeteksi adanya injuri vaskular
Penatalaksanaan harus segera dilakukan reduksi. Reduksi dengan menggunakan anastesi; tindakan ini biasanya dilakukan dengan menarik langsung pada garis kaki, tetapi hiperekstensi harus dihindari karena membahayakan pembuluh popliteus. Jika reduksi dapat dicapai, tungkai diistirahatkan pada bebat- belakang dengan posisi lutut berfleksi 15 derajat dan sirkulasi diperiksa berulang2 selama seminggu berikutnya
DISLOKASI PATELA adalah suatu kondisi lepasnya sendi pada patela yg berupa kondisi dislokasi traumatik dan dislokasi berulang
Manifestasi klinis look: di dapatkan adanya deformitas pada sendi lutut. Posisi patela bisa terlihat pada posisi lateral feel: adanya nyeri tekan pada lutut move: terjadi penurunan kemampuan sendi lutut dalam melakukan pergerakan dengan tanda yg khas, yaitu sendi lutut tidak bisa melakukan ekstensi
Penatalaksanaan Penatalaksanaan awal adalah dengan melakukan reposisi patela ke tempatnya. Terapi idealnya adalah bedah perbaikan dengan operasi pada struktur medial yg robek
DISLOKASI BAHU adalah lepasnya hubungan sendi pada bahu yg sering disebabkan oleh suatu cedera akut karena lengan dipaksa berabduksi, berotasi luar dan ekstensi di luar kemampuan dari caput humerus yg dipertahankan pada sendi glenoid yg dangkal oleh labrum glenoid
Etiologi 1. Dislokasi anterior, disebabkan oleh adanya trauma dengan mekanisme abduksi, ekstensi dan rotasi eksternal, seperti pada pemain voli 2. Dislokasi posterior, biasanya disebabkan rotasi interna dan adduksi yg berat, kondisi ini dapat terjadi pada pasien yg mengalami kejang 3. Dislokasi inferior, biasanya terjadi pada trauma kecelakaan bermotor
Manifestasi klinis look: terlihat adanya penonjolan akromion, bahu menjadi rata, penonjolan kepala humerus, lengan abduksi dan rotasi eksterna feel: kepala humerus teraba, periksa adanya gangguan fungsi sensori dan motorik dari muskulotaneus dan saraf radial move: ketidakmampuan menggerakkan bahu secara adduksi dan rotasi interna
Pemeriksaan diagnostik pada pemeriksaan rontgen bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yg tumpang tindih antara caput humerus dan fossa glenoid, caput biasanya terletak dibawah dan medial terhadap mangkuk sendi
Penatalaksanaan 1. Reduksi dilakukan sesegera mungkin. 2. Sinar X pasca reduksi 3. Lengan diistirahatkan dengan kain gendong