You are on page 1of 43

KEBIJAKAN DIKLATPIM POLA

BARU & TANTANGAN


IMPLEMENTASINYA

Lembaga Administrasi Negara
1
SOSIALISASI DIKLATPIM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
19 MARET 2014
Pokok Diskusi & Penjelasan
Kebutuhan perubahan Kebijakan
Diklatpim
Konsep & Komponen Perubahan
Pimpinan Sebagai Mentor
Diklatpim
Tantangan Implementasi


2
3
Kebijakan Diklatpim
Kebutuha Perubahan
Kebijakan
4
MENGAPA DIKLATPIM POLA BARU ?
Ketidakpuasan terhadap
penyelenggaraan Diklat
(desain kurikulum,
penyelenggara,
pengajar)
Kontribusi bagi
penyiapan birokrasi
memasuki era ASEAN
Community 2015
pencapaian Visi 2025
Pemerintah Berkelas
Dunia
5
TANTANGAN DIKLATPIM
Jabatan Jumlah Prosentase
Struktural: 227.745 6,37 %
Eselon I 662 0,02 %
Eselon II 13.194 0,30 %
Eselon III 61.810 1,42 %
Eselon IV 194.782 4,46 %
Eselon V 7.297 0,17 %
Fungsional Tertentu 2.335.975 53,54 %
Fungsional Umum 1.749.085 40.00 %
Badan Kepegawaian Negara, 2012
Konsep & Komponen
Perubahan
7
TEKNIKAL ADAPTIVE
MANAGEMENT LEADERSHIP
BAGAIMANA MEREFORM
FORMAL
AUTHORITY
INFORMAL
AUTHORITY
FINITE DINAMIS
(Sumber: World Bank Institute)
8
Arah Perubahan Diklat kepemimpinan
9
Competencies
Sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan
menunjukkan (indicate) cara-cara bertindak, berfikir,
atau menggeneralisasi situasi secara layak dalam
jangka panjang

10
surface
Core
personality
Dimensi
Kompetensi
Bagian yang dapat dilihat dan
dikembangkan (pengetahuan
dan keterampilan)
Bagian yang tidak dapat
dilihat dan sulit dikembangkan
(sifat, motive, sikap, nilai-nilai)
Diklat Pola Baru
P
E
S
E
R
T
A


AGENDA PEMBELAJARAN
12
3. Inovasi
4. Tim
Efektif
2.
Diagnosa
Perubahan
5. Proyek
Perubahan
1.
Penguasaan
Diri
P
E
M
I
M
P
I
N

P
E
R
U
B
A
H
A
N

AGENDA PEMBELAJARAN
13
P


E


S


E


R


T


A

IMPLEMENTASI
PROYEK
PERUBAHAN
BUKTI
IMPLEMENTASI
PROYEK
PERUBAHAN
DIAGNOSA
KEBUTUHAN
PERUBAHAN
PERSETUJUAN
PROYEK
PERUBAHAN
RANCANGAN
PROYEK
PERUBHAN
Off Campus
On Campus
P
E
S
E
R
T
A

D
E
N
G
A
N

K
O
M
P
E
T
E
N
S
I

TAHAP PENYELENGGARAAN

Tahap I:
Diagnosa
Kebutuhan
Perubahan
Organisasi
Tahap II:
Breakthrough
1: Taking
Ownership
Tahap III
Merancang
Perubahan dan
Membangun
Tim
Tahap IV
Breakthrough II:
Leadership
Laboratory
Tahap V:
Evaluasi
Pemimpin
Perubahan

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
15
Tahap I:
Diagnosa
Kebutuhan
Perubahan
Organisasi
Tahap II:
Breakthrough
1: Taking
Ownership
Tahap III
Merancang
Perubahan dan
Membangun
Tim
Tahap IV
Breakthrough II:
Leadership
Laboratory
Tahap V:
Evaluasi
15 Hari
9 Hari
5 Hari
60
Hari
2 Hari
Pemimpin
Perubahan

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV 16
Tahap I:
Diagnosa
Kebutuhan
Perubahan
Organisasi
Tahap II:
Breakthrough
1: Taking
Ownership
Tahap III
Merancang
Perubahan dan
Membangun
Tim
Tahap IV
Breakthrough II:
Leadership
Laboratory
Tahap V:
Evaluasi
17 Hari
13 Hari
5 Hari
60
Hari
2 Hari
Pemimpin
Perubahan
KETERKAITAN
AGENDA PEMBELAJARAN
Penguasaan
Diri
Proyek
Perubahan
Pemimpin
Perubahan
Peserta
Diklat
Diognosa
Organisasi
Tim Effektif
Inovasi
Mata Diklat Agenda
Penguasaan Diri (Self Mastery)
No Mata Diklat
Jenjang
Pim I Pim II Pim
III
Pim
IV
1.
Integritas dan wawasan
kebangsaan

2.
Wawasan Kebangsaan

3.
Integritas

4.
Pilar-pilar kebangsaan

5.
SANRI

6.
Standar etika publik

18
Mata Diklat Agenda Diagnosa
Perubahan (Diagnostic Reading)
No Mata Diklat
Jenjang
Pim I Pim
II
Pim
III
Pim
IV
1.
Diagnostic Reading

2.
Organisasi berkinerja
tinggi

19
Mata Diklat Agenda Inovasi
(Inovation)
No Mata Diklat
Jenjang
Pim I Pim II Pim
III
Pim
IV
1.
Inovasi

2.
Berpikir kreatif dan
inovasi

3.
Pengenalan potensi diri

4.
Budaya kerja dalam
efektivitas
kepemimpinan

5.
Benchmarking ke best
practice

20
Mata Diklat Agenda Tim
Efektif
No Mata Diklat
Jenjang
Pim I Pim II Pim
III
Pim
IV
1.
MembangunTim efektif

2.
Jejaring kerja

3.
Koordinasi dan
kolaborasi

4.
Kecerdasan emosional

21
Mata Diklat Proyek Perubahan
No Mata Diklat
Jenjang
Pim I Pim II Pim III Pim IV
1.
Merancang Policy Brief

2.
Penjelasan Proyek Perubahan

3
Breakthrough I

4
Merancang Proyek
Perubahan

5
Seminar Presentasi Proyek
Perubahan

6
Pembekalan Implementasi
Proyek Perubahan

7
Breakthrough II

8
Seminar Laboratorium

9
Evaluasi Kepemimpinan

22
PIMPINAN SEBAGAI MENTOR 23
Unsur Pendukung Diklat Pola Baru
Instansi
Pengirim
Atasan
Peserta
(Mentor)
Penyelenggara WIdyaiswara
Instansi
Pembina
Peran Utama Mentor Dalam
Diklat Pola Baru
Mengikuti
seminar
Laboratorium
Kepemimpinan
Tahap5 & 6
Mendukung
pelaksanaa
n proyek
perubahan
Menyetujui
area
perubahan
Memberi
orientasi
bawahan
Konsep Mentor
Pada dasarnya, mentoring digambarkan sebagai
aktifitas yang dilakukan seseorang (mentor) untuk
orang lain (mentee) dalam rangka membantu orang
tersebut melakukan pekerjaannya
lebih efektif dan/atau untuk kemajuan dalam karirnya.
Sang Mentor bisa saja
seseorang yang "tadinya" melakukan pekerjaan
tersebut.
Berbagai pendekatan, misalnya coaching, training,
diskusi,
konseling, dan sebagainya.


Mentoring (pelatihan)
didefinisikan sebagai proses
membentuk dan
mempertahankan hubungan
yang berkembang yang
berlangsung secara intensif
antara karyawan senior (si
pelatih) dan karyawan junior.
Konsep Mentor
Mentoring adalah suatu alat yang digunakan
organisasi untuk memelihara dan mengembangkan
karyawannya. Hal ini bisa berupa latihan praktis
dan
program formal.
Mentee mengamati, bertanya, dan mempelajari
(explore)
Mentor mendemonstrasikan, menerangkan, dan
mencontohkan.

TANTANGAN IMPLEMENTASI 35
Tuntutan Perubahan mind-set
instansi pengirim
Instansi pengirim harus memberikan
dukungan penuh sepanjang proses diklat
berlangsung (in class dan off campus)
Atasan langsung peserta bertindak sebagai
mentor yang membimbing dan ikut menguji
rancangan & implementasi proyek
perubahan peserta diklat asal instansinya
Satu pegawai ikut diklat berimplikasi 5-6
orang yang ikut belajar pengembangan
kompetensi

36
Tuntutan Perubahan mind-set
pengajar

Peserta diklat telah memiliki pengetahuan dan tacit
knowledge (bukan dari nol) sehngga materi yang diberikan
harus lebih banyak mengasah kemampuan analisis dan
problem solving sesuai level-nya
Metode pembelajaran harus lebih variatif: kreasi kasus,
exercise, film pendek, simulasi dsb
Aktif melakukan pengkayaan materi : WI tidak hanya fokus
pada kajian tertentu/matadiklat tertentu saja namun juga
berperan sebagai coach
Bertanggungjawab terhadap keberhasilan transfer
knowledge dan skill terhadap peserta
37
Tuntutan Perubahan mind-set dan
kebiasaan penyelenggara diklat

Rekrutmen calon peserta harus mempertimbangkan
kebutuhan riil instansi (trace back pengiriman peserta dan
kemanfaatannya), pemenuhan persyaratan
Penyelenggaraan Diklat tidak boleh fokus pada pemenuhan
target PNBP semata tapi pada upaya peningkatan
kompetensi peserta diklat
Peserta diklat berhak mendapatkan pengajar terbaik : tenaga
pengajar tidak harus widyaiswara
38
Menuntut perubahan pola
penyelenggaraan
Sistem On dan Off Campus harus dipersiapkan dengan
matang
Penjadwalan penyelenggaraan harus cermat, khususnya
apabila terdapat beberapa kelas yang paralel
Sekuensi materi diklat harus diacu (tidak boleh tergantung
narasumber)
Responsif, akurat, dan akuntabel

39
Menuntut perubahan pola
penyelenggaraan
Monitoring harus lebih intensif : saat in class dan off
campus
Penentuan hasil akhir : Certificate of Competence dan
Certificate of Attendance
Pemantauan pasca diklat


40
Menuntut Perubahan sarana
pembelajaran
Pemenuhan kebutuhan dasar sarana diklat :
Setting island untuk kelas,
IT untuk pemantauan saat off campus,
Distribusi materi lebih paperless (via jejaring)


41
STRATEGI
Good training-center governance : rekrutmen,
pengelolaan diklat dan evaluasi pasca diklat
Peningkatan kompetensi WI dan tenaga pengajar
lainnya
Peningkatan kompetensi penyelenggara
Membangun jejaring lebih kuat dengan pembina
kepegawaian instansi
Sinergi antara penyelenggara-pengajar-instansi
pengirim
Sharing pengalaman & koordinasi antar
penyelenggara diklat

42
Thank you
43

You might also like