You are on page 1of 41

Computed Tomography

Scan Kepala
Pendahuluan
Computed tomography (CT) menggunakan
pancaran sinar-X terkolimasi pada pasien
untuk mendapatkan citra potongan
melintang yang tipis dari kepala dan tubuh
pasien.
Indikasi
Cedera kepala
Tidak sadar
Kejang
Sakit kepala kronis
Defisit neurologis
Dan lain-lain


Kegunaan
Setiap bagian tubuh dapat dipindai; otak, leher,
abdomen, pelvis, dan tungkai.
Staging tumor primer seperti pada kolon dan
paru untuk mengetahui adanya penyebaran
sekunder, untuk menentukan kelayakan operasi
atau dasar kemoterapi.
Perencanaan radioterapi
Mendapatkan detail anatomis yang tepat jika
tidak berhasil dengan ultrasonografi
Keuntungan
Memiliki resolusi kontras yang baik.
Memberikan detail anatomis yang tepat.
Suatu teknik yang cepat, sehingga baik
untuk pasien yang sakit.
Berlawanan dengan ultrasonografi, citra
diagnostik dapat diperoleh dari pasien
Obesitas walaupun terdapat lemak yang
memisahkan organ-organ abdomen.
Kerugian
Biaya yang tinggi untuk peralatan dan pemindaian.
Artefak tulang pada pemindai otak, biasanya pada
fosa posterior, menurunkan kualitas citra.
Pemindaian sebagian besar terbatas pada bidang
transversal, walaupun pengulangan dapat
dilakukan pada bidang lain.
Menimbulkan radiasi ionisasi dosis tinggi pada
setiap pemeriksaan.
Densitas
Hiperdens
Isodens
Hipodens
CT Scan Kepala
Beberapa garis penting yang diketahui
adalah:
Orbitomeatal line (OM line)
Anthropological base line (German plane)
Reid base line (Infraorbito meatal line)
Supraorbitomeatal line (SM line)
Potongan lain yang dipergunakan adalah
coronal section yang sejajar dengan
submentovertex line.
CT scanner yang dipakai ada 2 tipe yaitu:
Head CT Scan
Whole body CT Scan
Gambar 2.1: Head CT Scan dan Whole body CT Scan

Pemeriksaan otak khusus dilakukan dengan
menggunakan potongan 5-10 mm dengan
jumlah potongan 14 pada setiap
pemeriksaan.
Potongan setebal 1-2 mm dengan
ketajaman tinggi diambil jika diperlukan
detail, misalnya pada fosa hipofisis, meatus
auditorius interna, atau orbita.
CT terutama bermanfaat pada trauma akut,
stroke, dan kecurigaan perdarahan
subarakhnoid.
Dua indikasi utama CT spinal adalah untuk
memperlihatkan stenosis kanal tulang dan
prolaps discus.
Anatomi Serebri
Perlu diperhatian
1. Extra cranial soft tissue
2. Bentuk tulang
3. Lesi ( +/_ )
4. Letak lesi
5. Densitas lesi
6. Bentuk lesi
7. Ukuran lesi
8. Efek massa n pergeseran garis tengah
9. Edema

1. Extra cranial soft tissue

Lokasi swelling / subgaleal hematome
2. Bentuk tulang
Simetris
Diskontinuitas/ defek tulang ( lebih jelas
pada bone window image

3. Ukuran
Volume dan ukuran lesi dapat diperkirakan
Menentukan strategi Penanganan

4. Efek massa dan pergeseran garis
tengah
Efek yang timbul terhadap struktur lainnya,
terutama terhadap garis tenga
Pergeseran garis tengah 5mm atau lebih,
indikasi operasi

5. Letak
Ekstraaxial atau intraaxial lesi
Supra / infra tentorial
Cerebrum, cerebellum atau batang otak
Frontal, temporal, parietal, occipital atau
bagian otak yang lain
Bagian lain otak


6. Bentuk/jenis
perdarahan intrakranial
A. Ellips ( epidural hamatoma )
B. Bulan sabit/ mengikuti permukaan otak (subdural
hematoma )
C. Bulat/ tidak teratur ( intracerebral hematoma )
D. Sesuai sisterna / sulcus ( subarachnoid hemorhage
E. Sesuai bentuk ventrikel ( intraventrikel hematoma )
F . Pepper n salt ( kontusi otak )
G. Edema cerebri
H. Lesi Campuran
Menilai CT-Scan Kepala
Tulang calvaria normal
Sulci corticalis dan fissura sylvii masih
normal
Ventrikel lateral kiri-kanan, ventrikel 3 dan 4
tidak melebar
Tidak terdapat perubahan densitas daerah
cereberum, cerebellum dan batang otak
Sela tursika, junkta sela dan CVA normal
Tidak tanpak midline shift
Gambar 2.2: Potongan-potongan CT pada otak normal
Normal Head CT Scan

You might also like