You are on page 1of 29

ANESTESI PEDIATRI

ANESTESI PEDIATRI
Adalah anestesi yang dilakukan pada anak
dengan umur < 12 tahun dengan pembagian
sebagai berikut:

Orok (Neonatus) Usia di bawah 28 hari
Bayi (infant) Usia 1 bulan 1 tahun
Anak (child) Usia 1 tahun 12
tahun

RESPIRASI
Lidah besar
Bentuk Saluran nafas seperti corong
Glotis terletak pada V C2
Epiglotis Besar, Panjang, Melengkung,
dan lemas
Guna laringoskop lebih baik
mengunakan Miller (lurus)
Saluran Pernafasan sempit
Dinding dada lunak resiko
pneumotoraks dan pneumomediastinum
Dominan serabut otot tipe 2 rentan
fatigue
Bayi - CO2 Apnea & Hipoksia
Dewasa CO2 Tachypnea & Hipoksia
Obligate Nose Breather
RESPIRASI
KESULITAN SAAT INTUBASI
CARDIOVASCULAR
Respon Parasimpatik lebih dominan
Upaya mempertahankan CO hanya degan
DN
Cenderung bradikardi apabila terrjadi
hipertoni parasimpatik dan refleks vagal
RENAL
Matur pada usia 2 bulan
Ginjal boros Na pada bulan pertama
resiko hiponatremia
GFR meurun sehingga berpengaruh
terhadap eleminasi obat-obatan
GASTROINTESTINAL
PH lambung neonatus adalah basa
hari kedua kehidupan, lambung neonatus
sudah mencapai PH fisiologis
refleks kordinasi menelan dan fungsi
Lower Esophageal Spincter (LES) belum
sepenuhnya matang sampai umur 6 bulan.
kemampuan hepar untuk konjugasi dan
mengkatabolisme suatu zat berkurang.
Oleh karena itulah, obar-obat anestesi
cenderung memiliki waktu paruh yang
lebih lama di neonatus
PENERAPAN ANESTESIA PADA
PEDIATRI
Masa Pra-Anaestesia

Kunjungan pra-anestesia dilakukan sekurang-kurangnya dalam
waktu 24 jam sebelum tindakan anestesia. Pada kunjungan
tersebut yang perlu dilakukan adalah :
Anamnesis(aloanamnesis) pada orang tua pasien.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium seperlunya disesuaikan dengan
jenis operasi

Puasa

Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia.
Lama puasa yang dianjurkan adalah sebagai berikut :



Usia Makanapadat/Susu
Formula /ASI
Cairan jernih
tanpa partikel
< 6 bulan 4 jam 2 jam
6-36 bulan 6 jam 3 jam
>36 bulan 8 jam 3 jam
Premedikasi

Bayi :
Umur < 12 bulan, berikan atropine 0,01 0,02 mg/kgbb, dosis
minimum 0,1 mg secara intra vena.

Anak Sehat : Umur 1-3 tahun,berikan atropine 0,01
mg/kgbb,dosis minimum 0,1 mg secara intra vena.

Anak tenang :Tidak diperlukan sedasi, akan tetapi kalau
diperlukan dapat diberikan :
Diazepam peroral 4 mg/kgbb, 90 menit prainduksi atau dapat
diberikan perrektal 0,2-0,4 mg /Kgbb, 30 menit prainduksi
Dapat juga diberikan midazolam dengan dosis 0,5-1 mg/Kgbb
perrektal.
Atau khoralhidrat dengan dosis 20-75 mg/Kgbb.

Anak dengan kelainan jantung bawaan, dapat diberikan
kombinasi obat :
Atropin 0,01-0,02 mg/kgbb intra muskuler
Diazepam perrektal 0,02-0,04 mg/kgbb, 30 menit
prainduksi.
Morfin intramuskuler 0,2 mg/Kgbb, 45 menit prainduksi
Kalau perlu analgetik narkotik pada anak besar (diatas 5
tahun), dapat diberikan :
Petidin 1,0-2,0 mg/kgbb IM
Morfin 0,1-0,2 mg/kgbb IM
Hati-hati terhadap efek samping berupa depresi napas,
mual muntah dan disforia.

INFUS
Cairan :
Bayi umur < 12 bulan berikan Dekstrosa 5 % dalam Nacl
0,225% atau Nacl 0,45 %
Umur >12 bulan berikan dekstrosa 5 % dalam Nacl 0,9 %
atau dalam ringer, atau bias juga diberikan ringer, atau bias
juga diberikan ringer laktat/ asetat
Pada kasus tertentudisesuaikan dengan masalah yang
dijumpai.
Jumlah : Tetesandisesuaikan dengan keperluan

Induksi

Pada neonatus
Induksi dilakukan di kamar operasi dengan cara inhalasi
sebagai berikut : Induksi inhalasi dengan kombinasi obat
N2O :O2= 4:2 (liter) dan obat inhalasi volatile, misalnya
halothan dimulai dengan dosis 0,5 Vol%, dinaikkan
secara bertahap 0,5% tiap 3-5 kali nafas sampai pasien
tertidur , kemudian dipasang infuse.
Induksi

Pada umur < 3 tahun
Induksi dilakukan di kamar khusus untuk induksi yang
berada di kamar terima atau kamar persiapan. Pada
saat prosedur induksi dilaksanakan, orang tuanya boleh
menemaninya, sambil iut serta melaksanakan prosedur
induksi secara inhalasi seperti tersebut diatas.
Selanjutnya setelah pasien tertidur, segera pasang
infuse dan dibawa ke kamar operasi untuk tindakan
lebih lanjut

Induksi

Pada anak > 3 tahun
Pada anak yang Kooperatif, pasien boleh ditemani oleh
orangtuanya di kamar terima pasien dan segera pasang
infuse dengan fasilitas anestesi local, selanjutnya induksi
dilakukan secara intravena melalui infuse yang
terpasang dengan obat-obat induksi intarvena seperti
penthotal, ketamin, midazolam atau propofol dengan
dosis yang disesuaikan

Intubasi

Intubasi dalam keadaan anestesi (asleep) dilakukan dengan cara
sebagai berikut
Induksi dengan anesthesia inhalasi
Setelah tidur cukup dalam berika anesthesia topical 1x semprot
Xylocain 10 %
Berikan anesthesia inhalasi beberapa menit lagi sambil menunggu
khasiat analgesia topical
Lakukan laringoskopi dengan larigoskop daun lurus dan kemudian
lakukan intubasi.
Intubasi dalam keadaan sadar ( awake), dilakukan pada pasien
neonates yang berusia dibawah 10 hari, pada pasien dengan
keadaan umum jelek, hernia diafragmatika, fistula trakea-
bronkoessofagus, ileus obstruktif dan pada kasus yang diperkirakan
sulit untuk intubasi.
Pipa endotrakhea

Pipa endotrakhea yang diguanakan untuk anak yang berumur
< 8 tahun, adalah pipa endotrakhea tanpa kaf (balon) dan
yang terbuatdari plastic atau polivinil dan usahakan ukuran
pipa agak sedikit longgar.Ukuran diameter pipa untuk anak
diatas 1 tahun dapat ditentukan dengan rumus =1/n + 4,5 (
n dalam tahun). Pada neonaus, besarnya diameter PET yag
ditentukan sebagai berikut

Berat badan Umur kehamilan Diameter PET
< 1000 gram <28 minggu 2,5 mm
1000-200 gram 28-34 minggu 3,0 mm
2000-3000 gram 34-38 minggu 3,5 mm
>3000 gram >38 minggu 3,5-4,0 mm
Pemeliharaan

Pada umumnya dilakukan anesthesia umum inhalasi melalui pipa
endotrakheal.
Pada operasi kecil dengan keadaan umum baik, lokasi di
permukaan tubuh tetapi bukan didaerah kepala-leher, posisi
terlentang dan durasinya singkat kurang dari 30 menit dilakukan
melalui sungkup muka.
Pada operasi di daerah anorektal, genetalia externa dan inguinal
dapat dilakukan analgesia regional subarachoid atau epidural
kaudal, sebagai bagian dari anestesi balans.
Aliran gas dan uap anestetika
Aliran gas total untuk alat Jackson ress :2-3 kali isi semenit (TV=10
ml/Kgbb)
Aliran gas total untuk alat makill pada anak >20 Kg minimum sama
sdengan isi semenit.
Campuran gas : -neonatus N2O :O2= 50:50
-Bayi N2O : O2= 60 :40
-Anak N2O :O2=70 : 30
Kalau tersedia obat pilihan adalah isofluran atau sevofluran 1-2 vol
% (nafas spontan) atau 0,25-1,00 vol % (nafas dibantu kendali)
Pola nafas

Spontan dilakukan pada kasus operasi kecil, keadaan
umum pasien baik, lokasi di permukaan tubuh kecuali di
daerah kepala leher, possisi terlentang dan durasi kurang
dari 30 menit. Hati-hati terhadap obstruksi jalan nafas dan
depresi napas
Nafas bantu dan atau nafas kendali, dilakukan pada
operasi besar dan lama. Nafas kendali yang diberikan
sebaiknya dilakukan dengan tangan (manual). Hati-hati
dengan penderita kista paru (bias terjadi pneumo thoraks)
dan pada fistel trakeo-osofagus

Pelumpuh otot

Otot lurik bersifat myasthenic reponse , sensitive
terhadap pelumpuh otot non depolarisasi tetapi resisten
terhadap depolarisasi.
Obat pelumpuh otot
Suksinilkholin, dosis 1-2 mg/kgbb untuk fasilitas intubasi
Pankoronium dosis 0,04-0,06 mg/kgbb
Atrakurium dosis 0,3-0,6 mg/kgbb
Penawar, setiap mempergunakan obat pelumpuh oot on
depolarisasi harus diberikan penawarnya yaitu
neostigmin, dosis 0,05 mg/kgbb, dikombinasikan dengan
atropine 0,025 mg/kgbb

Terapi cairan selama operasi

Pilihan cairan :untuk pemeliharaan :dekstrosa 5% dalam
0,225 Nacl, sedangkan ringer laktat atau ringer asetat
untuk pengganti kehilangan cairan selama operasi.
Kebutuhan cairan
Pemeliharaan (dalam 24 jam)
Berat , 10 kg =100 ml/kgbb
Berat 10-20 kgbb =1000 ml +50X nl1l/kgbb
Berat 20-30 kgbb =1500 ml +50X n2 ml/kgbb
Catatan :n1 =tambahan berat >10-<20 kg
n2 = tambahan berat >20-<30 kg
Untuk koreksi translokasi cairan selama operasi
diperhitungkan sebagai berikut
Trauma ringan rata-rata 2ml/kgbb/jam
Trauma sedang rata-rata 4ml/kgbb/jam
Trauma berat rata-rata 6ml/kgbb/jam

Pedoman koreksi defisit puasa adalah
Hitung jumlah deficit puasa berdasarkan lama puasa,
selanjutnya koreksi sesuai dengan pedoman berikut
ini :
Jam I 50 % deficit + cairan pemeliharaan/jam
Jam II 25 % deficit + cairan pemeliharaan/jam
Jam III 25 % deficit + cairan pemeliharaan/jam

Transfusi
Secara praktis di lapangan ,pedoman pemberian transfusi
adalah
Perdarahan kurang dari 10% dari perkiraan volume
darah diganti dengan cairan elektrolit
Perdarahan lebih dari 10% dari perkiraan volume
darah,dan perdarahan masih berlangsunung selama
operasi segera berikan tranfusi


Pemulihan anestesi

Segera setelah selesai pembedahan, hentikam aliran gas uap
obat anestesi
Berikan 02 100% selama 5-15 menit
Pada pasien tanpa intubasi, apabila pernapasan adekuat, luka
operasi baik, pindahkan ke ruang pulih
Pada pasien yang diintubasidan menggunakan obat pelumpuh
otot haus dipulihkandengan neostigmin atropine seanjutnya
dipantau sampai pasien bernafas spontan dan
adekuat,pergerakan eksteremitas optimal,timbul batuk dan
lain-lain segera lakukan ekstubasi
Ekstubasi bias dilakukan dalam keadaan pasien sadar
maupun tidak sadar

Pemantauan

Sirkulasi :EKG, Tekanan darah dan stetoskop
monoaural
Respirasi :suara nafas dengan stetoskop monoaural
dan stetoskop prekordial, analisis gas darah sesuai
indikasi dan oksimetar denyut
Suhu tubuh :termometeeer rectal atau esophagus
kontunyu
Cairan :produksi urin (untuk operasi besar)
Hematologi :Hb dan Ht untuk operasi besar

Pasca anesthesia

Perawatan pasca anesthesia di ruang pulih disesuaikan
dengan tata laksana pasca anesthesia.
Pemantauan yang seksama ditujukan pada parameter :
Kesadaran, diawasi sampai sadar baik dan menangis
Pernafasan diupayakan agar segera bernafas spontan dan
adekuat, bebas dari pengaruh efek sisa obat pelumpuh otot.
Denyut nadi dan tekanan darah.
Warna kulit
Aktivitas, diawasi dan dijaga dengan baik agar tidak jatuh,
kalau perlu ikut sertakan orang tua
Suhu tubuh

You might also like